ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
NEONATAL
NEONATAL
I. T I N J A U A N
A. KONSEP ESENSIAL
Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang dilahirkan melalui suatu
tahapan proses kelahiran sampai dengan usia 4 minggu, dibarengi dengan usia
gestasi 38 – 42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uterin kekehidupan ekstra uterin (Wong, D.L. Nursing Care of Infant and
Children, 1991 : 288)
1
B. TUJUAN PERAWATAN BBL
1. Periode Pascapartum Awal
a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan
b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hypothermi
c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang
memerlukan perhatian segera.
2. Perawatan Lanjutan
a. Melanjutkan perlindungan dari cedera atau infeksi dan mengidentifikasi
masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian
b. Memfasilitasi terbinanya Bonding-Attachment
c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan BBL
d. Membantu ortu dalam mengembangkan sikap sehat tentang praktik
merawat / membesarkan bayi
2
II. TRANSISI KE KEHIDUPAN
EKSTRA UTERIN
Periode Neonatal adalah periode sejak lahir sampai dengan usia 4 minggu
sesudah dilahirkan, pada periode ini bayi dalam proses adaptasi dengan dunia luar
(Ekstrauterin)
Kriteria kesehatan adaptasi akan tercapai dengan terlepasnya plasenta,
sedangkan kriteria psikologi adaptasi tercapai bila bayi telah mencapai berat
badan yang kurang setelah lahir dan mulai menampakkan tanda-tanda kemajuan
perkembangan dalam tingkah laku.
A. PERIODE TRANSISI
1. Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6 – 8 jam I kehidupan, yang
akan dilalui oleh seluruh BBL dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat
persalinan & melahirkan.
2. Pada periode I reaktivitas (30 menit segera setelah lahir), pernafasan cepat
80 x/mnt) dan pernafasan cuping hidung sementara, retraksi an suara
seperti mendengkur dapat terjadi. DJ dapat mencapat 180 x/mnt selama
beberapa menit I kehidupan.
3. Setelah respons awal ini, BBL menjadi tenang, relaks dan jatuh tidur, tidur
I ini ( dikenal sebagai fase tidur) terjadi dalm 2 jam seelah kelahiran dan
berlangsung beberapa meneit sampai beberapa jam.
3
4. Periode II reaktivitas, dimulai waktu bayi bangun, ditandai dengan respons
berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda
menjadi agak sianosis dan DJ cepat.
5. Lendir mulut dapat menyebabkan masalah besar, tersedak, tercekik, dan
batuk.
4
REFLEKS PADA NEONATUS
7 Ekstrusi bayi baru lahir akan menjulur lidah keluar bila ujung
lidah disentuh dengan jari atau puting
5
11 Merangkak bayi akan berusaha untuk merngkak kedepan dengan
kedua tangan dan kaki bila diletakkan telungkup
pada permukaan datar
12 Glabellar Blink bayi akan berkedip bila dilakukan 4-5 ketuk pertama
dibatang hidung pada saat mata terbuka
13 Plantar Grasp jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari
diletakkan di dasar jari-jari kakinya
6
PENAMPILAN FISIK BAYI NEONATAL
Perbandingan dari bebagai bagian tubuh BBL sangat berbeda dengan proporsi
pada janin, balita remaja dan dewasa.
Pada BBL ukuran kepala realtif besar, berbentuk bundar, mandibula kecil,
dada lebih bundar dan batas anterior posterior relatif pendek dan titik tengah
badannya kira-kira sejajar dengan symfisis pubis.
FISIOLOGIS NEONATUS
1. SISTEM PERNAFASAN
Perkembangan sistem pulmonal selama dalam uterus, janin mendapatkan O2
dan pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui
paru-paru
7
3. SALURAN PENCERNAAN
Saluran pencernaan pada neonatus relatif berat dan lebih panjang
dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus tinja pertama keluar 8 – 24 jam
setelah lahir disebut Mekoneum, tinja tradisional pada hari ke 3 – 4 setelah
pemberian susu formula. Hepar dan Enzim Hepar belum aktif pada masa
neonatus, misalnya enzim Uritis Disfosfat Glukoronida Transferase (UDPGT)
dan Enzim Glukosa 6 Posfat Dehidrogenase (G6PD) yang berfungsi dalam
sintesa bilirubin sering kurang sehingga neonatus sering memperlihatkan
gejala ikterus.
4. PRODUKSI PANAS
Tidak semua neonatus memiliki suhu tubuh yang sama, karena hal ini sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan, umur kehamilan dan berat badan bayi.
5. KELENJAR ENDOKRIN
Selama dalam uterus janin mendapatkan hormon dari ibunya. Pada neonatus
kadang-kadang hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi dan
pengaruhnya dapat dilihat, misalnya kadang-kadang adanya pengeluaran darah
dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
7. SUSUNAN SYARAF
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada usia kehamilan 16 minggu,
sedangkan gerakan menghisap terjadi pada usia 32 minggu. Pada usia
kehamilan 28 minggu mata janin menjadi sangat sensitif pada cahaya.
8
8. SISTEM IMUNOLOGI
Pada neonatus hanya terdapat IgG yang banyak dibentuk pada bulan ke II
setelah bayi dilahirkan IgG janin berasal melalui plasenta, IgG A setelah janin
lahir khusus pada saluran pernafasan IgM pada usia kehamilan 20 minggu dan
meningkat setelah janin lahir.
9. DARAH
Pada hari I postpartum dibutuhkan : sel darah merah (Eritrocyt), kadar Hb
meningkat untuk memberikan oksigen (O2) yang adekuat pada janin
2 minggu I setelah lahir O2 meningkat dan Erytrocit dalam jumlah besar
tidak dibutuhkan lagi, maka terjadi hemolisis.
3 BULAN I Penghancuran sel darah merah (Erytrocit) dan HB terus
menerus sehingga terjadi anaemia fisiologik.
Dengan tanda ikterik, tingkat bilirubin dalam darah bayi meningkat
mencapai 10-20 mg/100 ml. Ketika Hepar cukup matur, tingkat ini turun
sampai ketingkat normal (satu minggu per 100 ml)
Bilirubin tetap tinggi melebihi 2 minggu I menandakan suatu kondisi
patologis seperti obstruksi, penghancuran darah abnormal/infeksi serius.
Dengan masuknya makanan terjadi pencernaan dan maturasi hepar
Vitamin K dibuat oleh bayi dan waktu pembekuan (cloting time) akan
stabil dalam seminggu s/d 10 hari.
10.SISTEM MUSKULOSKELETAL
Tulang neonatus lunak karena tulang tsb sebagian besar terdiri dari
Kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil Kalsium
Punggung bayi normalnya datar dan tegak.
Ukuran pertumbuhan jaringan otot disebabkan hypertensi kemudian juga
oleh hyperpalsia sel-sel.
9
memproduksi Gammaglobulin sampai dengan permulaan bulan ke II
karena telah mendapat kekebalan dari ibunya.
Dengan menyusu ASI, bayi memperoleh kekebalan sewaktu-waktu dari
penyakit infeksi Influenza
12.FUNGSI SENSORY
Penglihatan :
Saat kelahiran pada mata secara struktural belum lengkap, kelenjar air mata
biasanya belum berfungsi sampai neonatus berumur 2-4 minggu
Adanya reaksi pupil pada cahaya terang, refleks berkedip.
14.PSIKOSOSIAL BBL
Indra Penglihatan
Penglihatan sejak lahir sudah melihat denga jarak 20 cm. Usia 2 bulan
dapat melihat warna. Usia 15 bulan dapat melihat objek yang bergerak
Pendengaran
Pada usia 2 mnit mata dapat bergerak kearah datangnya suara
Perabaan
Sejak lahir elusan, kehangatan bayi tenang
Penciuman (Odor)
Usia 5 hari dapat membedakan bau ibunya dengan orang lain
Pengecapan
3 hari manis, asam
Motorik
Sejak lahir kearah orang tua
10
PENGKAJIAN PRILAKU PADA
NEONATUS
Metoda yang digunakan untuk mengkaji prilaku pada bayi dengan menggunakan
BNBAS (Brazeton Neonatal Behavioral Assesment Serea).
Habtuation : Respon yang menghilang terhadap stimulus seperti
yang berualng marah
Orientasi : Kemampuan untuk menerima rangsangan
visual/auditory.
Range of State : Tindakan untuk membangunkan bayi/kemampuan
bayi untuk bangun/menggerakkan, bagaimana respon
bayi pada saat dibangunkan.
Autonomy stability : Pengendalian diri dari pada sistem syaraf
Refleks : Mengkaji refleks pada bayi baru lahir (BBL)
a. Segera
Pengkajian dengan menggunakan scoring APGAR pada menit pertama (I) dan
menit kelima (V) serta menggunakan scoring GRAY
11
Sistem APGAR Score
Score
Tanda
0 1 2
A (Apperance) Tubuh kemerahan, Semua kemerahan
Biru pucat
Warna Kulit tungkai biru
P (Pulse)
Tidak ada < 100 > 100
Denyut Jantung
G (Grimge)
Lemah Fleksi pada tungkai Gerakan aktif
Refleks
A (Activity)
Lemah Fleksi pada tungkai Gerakan aktif
Tonus Otot
R (Respiratory)
Tidak ada Meringis Batuk bersin
Pernafasan
Ket :
Skore dimulai pada menit 1 dan ke 5
Jumlah : 0 – 3 artinya :
- Pada menit 1 : Asfiksia berat
- Pada menit 5 : Resiko palsi cerebral
- > 10 menit : Cedera otak dan mungkin meninggal
Jumlah 5 – 6 artinya :
- Pada menit 1 : Asfiksia ringan sampai sedang
Jumlah 7 – 9 artinya :
- Pada menit 1 : Tidak ada asfiksia yang berarti normal.
12
b. Transisional
Pengkajian meliputi perbandingan bayi dengan norma sbb :
Periode I : Reaktivitas (30 menit pertama setelah kelahiran)
Frekuansi nadi apical cepat, irama tak teratur,
Frekuansi pernafasan 80 x/mnt, irama tak teratur, cuping hidung (+)
Ekspirasi mendengkur serta adanya retraksi
Fluktuasi warna dari merah jambu ke sianosis
Bising usus biasanya (-), tidak berkemih
BBL mempunyai sedikit mukus
Bayi menangis kuat
Mata bayi membuka lebih lama saat yang baik untuk BA
Kebutuhan saat ini :
Kaji dan pantau frekuensi jantung dan pernafasan, setiap 30 menit pada 4
jam I setelah kelahiran.
Jaga bayi agar tetap hangat (36.5o C dan 37.5oC) selimut hangat, lampu
Tempatkan ibu dan bayi bersama Rooming in / BA
Tunda pemberian obat tetes mata sebagai profilaktis pada I jam pertama
untuk meningkatkan interaksi BA
Reaksi Tidur
Fase tidur dimulai kira-kira 30 menit setelah periode pertama reaktivitas dan
bisa berakhir dari satu menit sampai 2 - 4 jam
Karakteristik
1. Saat bayi berada pada fase tidur, frekuensi jantung dan pernafasan
menurun. Selama tidur frekuensi pernafasan dan nadi apikal kembali ke
nilai dasar
2. Kestabilan warna kulit ; terdapat beberapa akrosianosis. Bising usus bisa
didengar
Kebutuhan perawatan yang khusus diperlukan selama fase tidur ; bayi tidak
berespon terhadap stimulus eksternal, tetapi bapak dan ibu tetap dapat
menikmati memeluk dan menggendong bayinya.
13
Periode II : Reaktivitas (berlangsung 4 - 6 jam)
Karakteristik
1. Bayi mempunyai tingkat sensitifitas tinggi terhadap stimulus internal dan
lingkungan. Kisaran frekuensi nadai apical daro 120-160 x/mnt dan dapat
bervariasi mulai (< 120x/mnt) hingga takikardi (>160 x/mnt). Pernafasan
berkisar 30 – 60x/mnt, dengan periode pernafasan cepat, tetapi stabil
cuping hidung (-)
2. Fluktuasi warna kulit merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai
bercak-bercak.
3. Bayi kerapkali berkemih, mekoneum (+)
4. Peningkatan sekresi mucus dan bayi bias tersedak saat sekresi
5. Refleks pengisapan sangat kuat bayi sangat aktif.
Kebutuhan saat ini :
1. Pantau secara ketat terhadap kemungkinan tersedak saat mengeluarkan
mucus yang berlebihan.
2. Gunakan pipet untuk mengeluarkan mucus ajari orang tua bagaimana cara
menggunakannya
3. Pantau setiap kejadian apneu dan mulai metode stimulasi segera jika
dibutuhkan (mis ; hentakan punggung bayi, miringkan bayi)
Kaji keinginan bayi untuk mengisap, menelan dan kemampuan untuk
makan
14
3. Lakukan pengkajian usia gestasi BBL selama 4 jam pertama kehidupan,
sehingga masalah yang berkaitan dengan usia gestasi dapat diketahui. Alat
ukur klinis pengkajian usia gestasi mempunyai dua komponen karakteristik
fisik eksternal dan keadaan neuromuskuler
Karakteristik fisik dapat dikaji diatas 24 jam pertama
Karakteristik Khusus
* Kepala : Fontanela anterior tertutup pada usia 18 bulan, fomatenal
posterior tertutup pada bulan ke 2
* Kulit : Warna merah tampak bersih, tampak lanugo pada pundak,
punggung, lengan atas, bintik putih pada ujung hidung, dagu
dan dahi Milia, bercak lebar hitam pada bokong/bagian
bawah pantat bayi, dan akan hilang 1-2 tahun disebut bercak
Mongolia.
* Mata : Kelopak mata edema, mata biasanya tertutup, memfiksasi satu
objek dan melihat dari arah samping (kiri)
* Telinga : Liang telinga luar pendek, membrane tympani lebih tebal dan
suram, kadang mengeluarkan secret
* Hidung : Bunyi atau suara nafas jelas
15
* Mulut & Tenggorokan : Lengkap, lengkungan pada palatum, ovula diposisi
tengah
* Leher : Pendek, biasanya terlipat
* Dada : Retraksi dada pada saat inspirasi
* Paru-Paru : Pernafasan abdomen, bunyi nafas bronckial
* Jantung : DJJ normal
* Abdomen : Bentuk silindris, hepar teraba 2-3 cm dbawah kanan costal,
lymfa teraba sampai dengan akhir minggu I kelahiran, ginjal
teraba 1-2 cm diatas umbilicus.
* Genetalia : Laki-laki uretra terbuka pada ujung penis, masing-masing
testis teraba di scrotum, urine keluar dalam 24 jam,
Perempuan labia dan klitoris edema, labia minora lebih
besar dari pada labia mayora, saluran uretra dibawah clitoris.
* Punggung : Rata dan lurus, teraba tulang Vertebrae
* Rektum : Anus terbuka tidak tampak jelas, mekoneum keluar 46 jam.
* Ekstremitas: 10 jari tangan dan kaki, adanya gerakan jari, kuku berwarna
merah muda.
* Ekstremitas fleksi : Telapak kaki biasanya rata, simetris pada kedua
ekstrimitas, nadi brackialis lebih jelas.
Karakteristik Neuromuskuler
* Posisi Istirahat : biasanya dikaji saat bayi berbaring, sehingga bayi tidak
terganggu
* Square Window : (Pergelangan tangan) dapat diketahui dengan cara
memfleksikan tangan bayi ke lengan bawah bagian
ventral. Ukur sudut pergelangan tangan
* Rekoil tangan : Uji perkembangan fleksi. Uji ini paling baik dikaji
setelah satu jam pertama kelahiran, ketika bayi teleh
mempunyai waktu penyesuaian dengan situasi stress
kelahiran. Untuk mengkaji : letakan bayi pada posisi
supine, fleksikan total kedua siku (dengan memegang
tangan bayi dan menempatkan tangan ke atas dan
menempel pada lengan bawah) pegang tangan pada
posisi ini selama 5 detik, kemudian lepaskan Normal
: siku bayi setelah dilepaskan akan membentuk sudut <
dari 90o dan secara cepat terjadi recoil hingga posisinya
kembali ke posisi fleksi.
16
* Sudut Poplitea : ditentukan dengan cara membaringkan bayi dalam
posisi telentang. Fleksikan paha sampai kearah
abdomen atau daerah dada pada BBL dan letakan
telunjuk anda yang lain di belakang pergelangan kaki
bayi untuk melebarkan tungkai bawah, sehingga
didapati resistansi. Kemudian ukur sudut yang
terbentuk. Hasilnya sangat beragam, bayi matur didapati
sudut 80o.
* Tanda Scarf : diperoleh dengan cara meletakan BBL pada posisi
telentang, lalu tarik lengan kedada menuju bahu bayi
yang berada pada sisi yang berlawanan, hingga
resistansi didapat.
* Lutut ke telinga : dilakukan dengan cara meletakan BBL pada posisi
telentang dan saat memfiksasi paha tetap pada tempat
tidur, secara lembut tarik kaki menuju telinga, tetap
pada sisi yang sama, hingga dapat disesistansi.
17
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
18
2. Bersihan Jalan Nafas
Membersihkan hidung dan mulut dari cairan amnion sehingga jalan nafas
terbuka
Kepala Bayi harus diletakkan lebih rendah dari tubuhnya
Miringkan bayi kesatu sisi sehingga bila terjadi regurgitasi cairan amnion
tidak memasuki paru-paru.
Apabila dalam waktu 20 menit, bayi tidak menangis maka diberikan
stimulus dan jika tidak ada reaksi, ujung jari kaki disentil lembut. Jika tidak
ada reaksi, maka tindakan pemberian oksigen (O2) 100 % dengan ambubag
dipompa secara per-lahan-lahan, jika tidak berhasil lakukan ABC resusitasi
sambil melakukan reacting dan tindakan terakhir intubasi trachea.
19
7. Perawatan Tali Pusat
Segera setelh lahir pembuluh tali pusat masih dapat menyebabkan perdarahan
yang fatal bila penjepitan/pengikatan menjadi kendor.
8. Pencatatan
Pencatatan harus mencakup keakuratan dan informasi yang signifikan tentang
bayi, meliputi
Waktu, type dan jenis kelahiran
AS
Keadaan Umum
Abnormalitas yang jelas
Pengobatan yang diberikan
Pemberian identitas
Tindakan resusitasi
Cara pemberian makanan bayi.
20
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI SEGERA SETELAH LAHIR
Kamar Bersalin
1. Cek identitas bayi
2. Pengkajian bayi
3. Obsv. Vital sign
4. mandi I dilakukan
5. Tremor dan Twiching ?
6. Obsv. Warna kulit
7. Obsv. Mekoneum, urine dan tali pusat
Ruang Transisi
Tujuan
1. Menentukan & mempertahankan jalan nafas dan usaha nafas
2. Memberi kehangantan & mencegah hypothermi
3. Memberikan keamanan dari injury & infeksi
4. Mengidentifikasi masalah actual maupun potensial yng mengharuskan
segera diberi perhatian
21
Pengkajian
1. Pengkajian terhadap resiko :
Area Pengkajian Resiko Kondisi
a. Ante Natal
- Informasi Prenatal Prenatal (-), BB (++)
Usia > 40 tahun
- Maternal health DM, Jantung, Hypertensi
b. Intrapartal
- lama kehamilan Serotinus, < 34 mgg.
- Karakter persalinan KPD > 24 jam, CPD
- Kondisi ibu Hypertensi, HAP, Infeksi
- Presentasi fetal Let-Su, Let-Li
- Fetal distress HR > 120 atau < 160x/mnt
- Metode kalhiran SC, VE, FE.
3. Pengkajian Fisik
a. Pengukuran LK : 33 – 35 cm, < 32 Microcephalus, > 4 cm dari li-dada
Hydrocephalus, ukur kembali 2 -3 hr karena ada moulding/caput.
b. Pengukuran LD : 30,5 – 33 cm, LB : 48 – 53 cm, BB : 2700-4000 gram
c. TTV :
Suhu Aksila : 36 – 37 oC, menangis dapat meningkatkan suhu
Suhu abnormal premature, lingkungan dingin, inadequate clothing
Suhu meningkat infeksi, suhu lingkungan tinggi
Suhu Rektal untuk melihat adakah atresia ani, selain suhu
keluar mekoneum dalam 48 jam I
DJJ : 120 – 140 x/mnt
Pernafasan : 30 – 60 x/mnt
d. Refleks-Refleks penting
22
5. Memelihara Kestabilan Suhu (36oC-37oC)
Kehilangan panas dapat terjadi karena :
Hilangnya proteksi dari tubuh
Konduksi benda dingin menyentuh tubuh bayi
Evaporasi kulit yang basah (ngompol)
Konveksi udara yang dingin (lingkungan ber-AC)
Kehilangan panas peningkatan kebutuhan Oksigen (O2)
Pencegahan :
Berikan lingkungan yang hangat
Hindari kontak dengan objek yang dingin
Hindari penempatan bayi didekat sumber angina/dingin AC
Bayi harus dalam keadaan kering
- Pengeluaran urin : pada hari 2 – 3 hari I (10 – 15 x/hari)
- Pengeluaran faeces : meconeum pada hari ke I – II 4-6 x/hari
Jenis Makanan
Formula ASI
60 – 120 cc/3 – 4jam - 15 – 20 menit
- diberikan tanpa jadwal
* Perawatan Mata
Tujuan untuk mencegah infeksi pada mata obat sesuai program RS
Lain-Lain :
Penimbangan Berat Badan
- tiap hari pada waktu yang sama (mandi pagi)
- mungkin BB turun 5 – 10 % pada hari I
Tidur : 18 – 20 jam/hr
Menangis : ngompol, lapar, sakit atau karena kurang nyaman
23
Perangsangan terhadap bayi :
Tujuan : meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
PIAGET : tingkat I dari pertumbuhan & perkembangan otak adalah periode
“sensori motor”
24
KEPERAWATAN BAYI
BERKELANJUTAN
1. Perawatan sehari-hari
Cuci tangan prinsip dasar, dan catat observasi keperawatan dalam
catatan bayi
Lepaskan pakaian bayi bersihkan dan inspeksi kaki, tungkai, lipatan
paha dan bokongnya
Mata bayi dibersihkan dengan kapas lembab, usapkan bagian dalam keluar
Inspeksi lubang hidung bila terdapat lendir didalamnya bersihkan
dengan menggunakan kapas yang telah digulung
Telinga dan sekitarnya dibersihkan
Usap wajah bayi (tidak memakai sabun)
Kepala bayi diatas tangan kiri perawat, dibersihkan dengan sabun dan
dibersihkan kembali dengan air bersih
Bersihkan bagian leher, esktremitas, dada, punggung, terakhir genetalia
dengan memakai washlap dan sabun kemudian dibersihkan memakai
washlap.
Masukan bayi kedalam bak mandi yang telah diisi air hangat, bershkan
tubuh bayi
Angkat bayi kemudian keringkan bayi dengan handuk
Lakukan perawatan tali pusat :
- Bersihkan tali pusat dengan alkohol sampai keujungnya
- Selanjutnya bungkus tali pusat dengan kasa steril kering
Paangkan pakaian bayi
Letakan bayi didalam box dan ditutupi dengan selimut
2. Pemberian ASI
Ibu memberikan ASI dianjurkan dmemberikan perawatan payudara
Bayi diberikan ASI sehubungan dengan kebutuhan atau setiap 2-3 jam
sekali atau tanpa jadwal ASI Eksklusif makin banyak ASI diberikan
makin banyak ASI diproduksi.
Menghisap menyebabkan kel Pituitary melepaskan 2 hormon Prolaktin
25
3. Skrening Neonatus
Pemeriksaan skrening untuk mendeteksi kelainan yang menyebabkan
retardasi mental, cacat, kematian bila tidak diketahui.
Kondisi yang dapat diidentifikasi dan test darah dari tumit pada hari ke 2 /
3 adalah penyakit urine, hemosistinuria
4. Pemulangan
Pada bayi normal Dokter memeriksa bayi dan memberikan surat
keterangan pulang termasuk tanggal dimana ibu harus membawa bayinya pada
kunjungan klinik.
Memberikan penyuluhan tentang perawatan bayi :
a. Perawatan tali pusat
b. Memandikan bayi
c. Penggantian popok
d. Cara menyusui yang baik dan benar
e. Kontrole untuk penimbangan dan imunisasi
26
PENGGUNAAN PARTOGRAF
27
Partograf harus digunakan :
Untuk semua ibu dalam fase aktif Kala I persalinan sebagai
elemen penting asuhan keperawatan intranatal. Partograf harus
digunakan, baik tanpa ataupun adanya penulit. Partograf akan
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan
membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang
disertai dengan penyulit.
Selama peralinan dan kelahiran di semua tempat (Rumah,
Puskesmas, klinik Bidan Swasta, RS dll).
Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memebrikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis
Obgin, Bidan, dokter umum, residen & mahasiswa)
28
Kondisi ibu dan bayi juga harus dimonitor dan dicatat secara seksama
yaitu :
1. DJF setiap ½ jam
2. Frekuensi dan lamanya His setiap ½ jam
3. Nadi setiap ½ jam
4. Pembukaan serviks (PD) setiap 4 jam termasuk presentasi
5. TD dan Suhu setiap 4 jam
6. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 – 4 jam.
29
PENCATATAN SELAMA FASE AKTIF PARTOGRAF
B. Kondisi Janin
- DJJ
- Warna dan adanya ketuban
- Moulase kepala janin
C. Kemajuan Persalinan
- Pembukaan serviks
- Presentasi kepala janin
- Garis waspada dan garis bertindak
31
C.
32