Anda di halaman 1dari 4

1.

Ginjal
2. Imun
3. Integument
4. Neurologi
-penglihatan
5. New born reflek
-menghisap
-menggenggam

Kebiasaan bayi

1. Konduksi
Perpindahan panas yang terjadi sebagai akibat perbedaan suhu antara kedua objek, Dimana
kehilangan panas terjadi akibat kontak langsung antara kulit bayi dan permukaan yang lebih
dingin sehingga menyebabkan suhu tubuh bayi menurun.
Contoh: menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin yang
memegang bayi baru lahir, penggunaan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir,
meja atau popok celana basah yang tidak diganti (Lusiari, 2019)

2. Konveksi
Hilangnya panas tubuh bayi karena terpapar aliran udara dingin disekeliling bayi.
Contoh menempatkan bayi baru lahir didekat jendela/pintu terbuka, bayi berada dalam
ruangan dengan kipas angin yang menyala (Ai & Rukmawan, 2014).

3. Evaporasi
Kehilangan panas tubuh terjadi melalui proses pengupasan pada permukaan kulit bayi.
Contoh air ketuban yang menempel pada bayi dan tidak segera dikeringkan, bayi segera
dimandikan akan tetapi tubuhnya tidak segera di keringkan (Marmi & Rahardjo, 2018)

4. Radiasi
Perpindahan suhu dari objek yang suhu lebih tinggi ke objek yang lebih rendah,yaitu bayi di
tempatkan didekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu bayi walaupun
tidak bersentuhan langsung.
Contoh bayi dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi ditempatkan dalam ruangan dengan AC
tanpa diberian pemanas(Mami & Rahardio, 2018
Adapun yang termasuk refleks anak sementara adalah :35
a. Refleks Moro :
dalam gerak refleks ini akan mengembangkan tangan kesamping lebar-lebar,
melebarkan jari-jari atau mengembalikan tangannya dengan tarikan cepat seakan
ingin memeluk seseorang (dari itu direfleks ini juga disebut refleks peluk). Refleks ini
bisa ditimbulkan dengan memukul bantal dikedua samping kepala anak atau dengan
menepuknepuk tangan, artinya refleks ini timbul karena anak terkejut. Biasanya akan
mulai menghilang sekitar 4 bulan dan sesudah 6 bulan hanya dapat ditimbulkan
dengan susah payah.
b. Refleks mencium-cium atau “rooting-refleks”:
Refleks ini ditimbulkan oleh stimulasi taktil pada pipi atau daerah mulut. Anak
mereaksi dengan memutar-mutar kepalanya seakan-akan mencari putting susu.
Refleks ini ada dalam hubungan langsung dengan refleks selanjutnya.
c. Refleks Hisap :
Refleks mencium-cium dan refleks hisap biasanya timbul bersama-sama dengan
merangsang pipi. refleks-refleks ini mempunyai fungsi eksploratif yang
menenangkan. Merupakan hal yang terkenal bahwa bayi pada bulan-bulan pertama
ingin menyelidiki keliling melalui daerah mulut.dari itu kedua refleks ini disebut
refleks oral. Kedua reflex ini akan menghilang sekitar 6 bulan
d. Refleks Genggam atau Refleks Darwin :
bila kita membuat rangsang dengan menggoreskan jari melalui bagian dalam lengan
anak kearah tangan, tangan akan membuka bila rangasang hamper sampai pada
telapak tangan. Bila jari diletakkan pada telapak tangan anak akan menutup telapak
tangannya tadi.
e. Refleks Babinski :
adalah semacam refleks genggam kaki. Bila ada rangsang pada telapak kaki, ibu jari
kaki akan bergerak ke atas dan jarijari lain membuka. Kedua refleks ini akan
menghilang pada sekitar 6 bulan.
f. refleks yaitu Refleks leher (Tonic Neck Reflex/TNR) Yaitu:
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika
bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
1) Fase pertama reaktivitas
Fase reaktivitas terjadi saat bayi lahir sekitar 30-60 menit setelah lahir, saat fase ini
denyut jantung bayi meningkat dengan cepat 160-180 x/menit, kemudian menurun
secara perlahan hingga mencapai rata-rata 100-120 x/menit. Laju pernafasan masih
irregular antara 60- 80 x/menit, ronchi halus kadang terdengar seperti orang
mengorok,
retraksi dinding dada dan nafas cuping hidung. Periode ini bayi sadar, terbuka
matanya, menangis, kepala bergerak dari satu sisi ke sisi lain. Pada periode ini adalah
waktu yang tepat untuk memulai memberikan ASI (air susu ibu) (Bobak, 2005).
2) Fase tertidur
Fase tertidur terjadi setelah fase reaktivitas pertama selesai. Pada periode ini bayi
mengalami penurunan aktivitas motoriknya, bayi sering tertidur, berlangsung 60
menit sampai dengan 100 menit.
3) Fase kedua reaktivitas
Fase kedua reaktivitas bayi terjadi pada 4-8 jam setelah lahir. Fase ini hanya
berlangsung dari 10 menit sampai beberapa jam. Periode singkat takikardia dan
takipnea dapat terjadi, mekonium juga dikeluarkan saat periode ini. Pada bayi baru
lahir yang sehat akan mengalami fase seperti ini, berbeda dengan bayi prematur
terkadang
tidak mengalami fase transisi ini dikarenakan fisiologisnya belum matang.

States of sleep and activity


1. deep sleep (quiet)
closed eyes, regular breathing, now movement except for occasional sudden bodily twitch
2. light sleep (active)
closed eyes, irregular breathing, slight muscular twitching of body, REM under closed
eyelids, may smile
3. drowsy
eye may be open, irregular breathing, active movement variable, with occasional mild startles
4. quiet alert
eyes wide open and bright, responds to environment by active body movement and staring at
close-range object, minimal body activity, regular breathing, focuses attention on stimuli
5. active alert
may begin with whimpering and slight body movement, eyes open, irregular breathing
6. crying
progresses to strong, angry crying and uncoordinated thrashing of extremities, eyes open or
tighly closed, grimaces, irregular breathing
https://www.nursetogether.com/newborn-nursing-diagnosis-care-plan/
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2-2-2-PB.pdf
http://repository.unimus.ac.id/2058/3/BAB%20II.pdf
https://eprints.umm.ac.id/76480/2/BAB%20II.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-
Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai