Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
NEONATAL
NEONATAL
I. T I N J A U A N

A. KONSEP ESENSIAL
Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang dilahirkan melalui suatu
tahapan proses kelahiran sampai dengan usia 4 minggu, dibarengi dengan usia
gestasi 38 – 42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uterin kekehidupan ekstra uterin (Wong, D.L. Nursing Care of Infant and
Children, 1991 : 288)

1. Pada periode pascapartum, BBL mengalami perubahan biofisiologis dan


perilaku yang kompleks akibat dari transisi ke kehidupan ekstrauterin
2. Asuhan keperawatan BBL didasarkan pada pengetahuan tentang
perubahan-perubahan biofisiologis ini dan pengaruh bayi bagi unit
keluarga.
3. Beberapa jam pertama setelah lahir, menampilkan suatu periode
penyesuaian kritis bagi BBL. Pada sebagian besar lingkungan, perawat
memberikan perawatan langsung kepada bayi segera setelah lahir.
4. Setelah periode transisi, perawat terus mengevaluasi BBL dengan interval
yang periodik dan menyesuaikan rencana asuhan keperawatan sesuai
dengan hasil temuan terbaru.
5. Perawat harus trampil menyeimbangkan kebutuhan keluarga akan privasi
dengan kebutuhan untuk memantau transisi bayi ke kehidupan ekstrauterin.
6. Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan ekstrauterin
7. Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal (GI), hematologi,
metabolik dan sistem neurologis BBL harus berfungsi secara memadai
untuk maju kearah dan mempertahankan

1
B. TUJUAN PERAWATAN BBL
1. Periode Pascapartum Awal
a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan
b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hypothermi
c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang
memerlukan perhatian segera.

2. Perawatan Lanjutan
a. Melanjutkan perlindungan dari cedera atau infeksi dan mengidentifikasi
masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian
b. Memfasilitasi terbinanya Bonding-Attachment
c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan BBL
d. Membantu ortu dalam mengembangkan sikap sehat tentang praktik
merawat / membesarkan bayi

C. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI ADAPTASI BBL


1. Pengalaman antepartum ibu dan BBL (misalnya keracunan zat toksik, sikap
ortu terhadap kehamilan & pengasuhan anak)
2. Pengalaman intrapartum ibu dan BBL (misalnya, persalinan lama, tipe
anlgesik/anasthesi)
3. Kapasitas fisiologik BBL untuk melakukan transisi ke kehidupan
ekstrauterin
4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespons masalah
dengan tepat pada saat terjadi.

2
II. TRANSISI KE KEHIDUPAN
EKSTRA UTERIN

Periode Neonatal adalah periode sejak lahir sampai dengan usia 4 minggu
sesudah dilahirkan, pada periode ini bayi dalam proses adaptasi dengan dunia luar
(Ekstrauterin)
Kriteria kesehatan adaptasi akan tercapai dengan terlepasnya plasenta,
sedangkan kriteria psikologi adaptasi tercapai bila bayi telah mencapai berat
badan yang kurang setelah lahir dan mulai menampakkan tanda-tanda kemajuan
perkembangan dalam tingkah laku.

Penyesuaian yang harus dilakukan bayi sebelum memperoleh kemajuan


perkembangan yang lain al :
1. Perubahan suhu dalam uterin dengan suhu lingkungan di luar uterin
2. Perubahan pernafasan, sebelum lahir bayi memperoleh O2 melalui plasenta
dan seteleh lahir bernafas melalui paru-paru.
3. Mengisap dan menelan merupakan cara bayi memperoleh makanan, untuk
mengganti cara menerima makanan melalui plasenta.
4. Cara pembuangan melalui organ-organ sekresi , yang sebelumnya terjadi
melalui eksresi-eksresi cairan amnion.
Penyesuaian tersebut di atas tampak dari penurunan BB bayi secara fisiologis,
untuk minggu pertama turun sekitar 5 – 15 % dari BB lahirnya.

A. PERIODE TRANSISI
1. Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6 – 8 jam I kehidupan, yang
akan dilalui oleh seluruh BBL dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat
persalinan & melahirkan.
2. Pada periode I reaktivitas (30 menit segera setelah lahir), pernafasan cepat
 80 x/mnt) dan pernafasan cuping hidung sementara, retraksi an suara
seperti mendengkur dapat terjadi. DJ dapat mencapat 180 x/mnt selama
beberapa menit I kehidupan.
3. Setelah respons awal ini, BBL menjadi tenang, relaks dan jatuh tidur, tidur
I ini ( dikenal sebagai fase tidur) terjadi dalm 2 jam seelah kelahiran dan
berlangsung beberapa meneit sampai beberapa jam.

3
4. Periode II reaktivitas, dimulai waktu bayi bangun, ditandai dengan respons
berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda
menjadi agak sianosis dan DJ cepat.
5. Lendir mulut dapat menyebabkan masalah besar,  tersedak, tercekik, dan
batuk.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAYI


MENANGIS

Fisik  adanya penekanan pada dada sehingga cairan yang ada


dikeluarkan dan oksigen masuk
Sensory  dingin, cahaya dan nyeri
Kimia  terjadi perubahan sirkulasi

4
REFLEKS PADA NEONATUS

No Jenis Refleks Reaksi


1 Tonus leher /Fencing  Esktrimitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan
akan ekstensi dan ekstrimitas yang berlawanan akan
fleksi bila kepala bayi ditolehkan kesatu sisi selagi
istirahat
2 Tonus leher  Gerakan spontan dan normal, bila bayi
ditengkurapkan muka akan secara spontan
memiringkan kepala
3 Moro  reaksi emosional yang timbul diluar
kemauan/kesadaran, bila bayi dikejutkan ia akan
mengangkat kedua ekstermitas akan menghilang pad
waktu 2 bulan
4 Menghirup  daerah sekitar mulut bayi disentuh maka akan
membuka mulutnya dan memiringkan kepala kearah
datangnya benda yang menyentuh
5 Rooting dan Sucking  bayi baru lahir menoleh kepala /mencari kearah
stimulus membuka mulut dan mulai mengisap bila
pipi, bibir atau sudut disentuh dengan jari atau
puting
6 Menelan  bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan
(Swallowing) mengisap bila cairan ditaruh dibelakang lidah

7 Ekstrusi  bayi baru lahir akan menjulur lidah keluar bila ujung
lidah disentuh dengan jari atau puting

8 Menggenggam  jari tangan akan menggenggam bila menyentuh


telapak tangan bayi

9 Menghentak  gerakan seperti mengejang dan diikuti dengan


tangisan rasa takut

10 Stepping  refleks secara spontan, bila bayi tsb diangkat maka


kakinya akan melakukan gerakan melangkah seolah-
olah sudah berjalan

5
11 Merangkak  bayi akan berusaha untuk merngkak kedepan dengan
kedua tangan dan kaki bila diletakkan telungkup
pada permukaan datar

12 Glabellar Blink  bayi akan berkedip bila dilakukan 4-5 ketuk pertama
dibatang hidung pada saat mata terbuka

13 Plantar Grasp  jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari
diletakkan di dasar jari-jari kakinya

14 Palmar Grasp  jari akan melekuk disekeliling benda dan


menggengamnya seketika bila jari diletakkan di
telapak tangan bayi

15 Tanda Babinski  jari-jari kaki bayi akan hiperekstensi dan terpisah


seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari bila satu kaki
digosok dari tumit ke atas melintasi bantalan kaki

Refleks terhadap lingkungan


Menurut Frued tergolong pada fase oral (0 – 1 tahun) bayi mendapatkan
kenikmatan dari mulutnya.
Menurut Erickson tergolong pada fase percaya atau tidak, terjadi interaksi sosial
yang erat antara ibu dan bayi sehingga merasa aman.

6
PENAMPILAN FISIK BAYI NEONATAL

Perbandingan dari bebagai bagian tubuh BBL sangat berbeda dengan proporsi
pada janin, balita remaja dan dewasa.

Pada BBL ukuran kepala realtif besar, berbentuk bundar, mandibula kecil,
dada lebih bundar dan batas anterior posterior relatif pendek dan titik tengah
badannya kira-kira sejajar dengan symfisis pubis.

Bebagai variasi anatomi lokal terdapat pada BBL yaitu telangelektasis


dikelopok mata dan kuduk, milia fimosis (bercak putih) mengkilat pada mukosa
mulut, liang telinga luar pendek, telinga banyak menganduk mukoid yang sering
disalah artikan sebagai eksudat. Hati dan lympha terasa sedikit dan kedua ginjal
dapat teraba. Panjang badan rata-rata 50 cm, ukuran lingkar kepala 35,5 cm dan
lingkar dada 33 cm.

FISIOLOGIS NEONATUS

1. SISTEM PERNAFASAN
Perkembangan sistem pulmonal selama dalam uterus, janin mendapatkan O2
dan pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui
paru-paru

2. JANTUNG & SIRKULASI DARAH


Ketika janin lahir segera menghirup udara segar dan menangis kuat dengan
demikian paru-paru berkembang. Tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru sehingga Ductus Botali tidak berfungsi dan Foramen
Ovale akan menutup. Adanya potongan pada tali pusat, foramen Ovale
menutup dengan proses sbb  Sirkulasi plasenta terhenti  aliran darah ke
atrium kanan menurun  tekanan jantung meningkat & resistensi pada paru-
paru meningkat  meningkatkan ventrikel kiri

7
3. SALURAN PENCERNAAN
Saluran pencernaan pada neonatus relatif berat dan lebih panjang
dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus tinja pertama keluar 8 – 24 jam
setelah lahir disebut Mekoneum, tinja tradisional pada hari ke 3 – 4 setelah
pemberian susu formula. Hepar dan Enzim Hepar belum aktif pada masa
neonatus, misalnya enzim Uritis Disfosfat Glukoronida Transferase (UDPGT)
dan Enzim Glukosa 6 Posfat Dehidrogenase (G6PD) yang berfungsi dalam
sintesa bilirubin sering kurang sehingga neonatus sering memperlihatkan
gejala ikterus.

4. PRODUKSI PANAS
Tidak semua neonatus memiliki suhu tubuh yang sama, karena hal ini sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan, umur kehamilan dan berat badan bayi.

5. KELENJAR ENDOKRIN
Selama dalam uterus janin mendapatkan hormon dari ibunya. Pada neonatus
kadang-kadang hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi dan
pengaruhnya dapat dilihat, misalnya kadang-kadang adanya pengeluaran darah
dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.

6. KESEIMBANGAN CAIRAN & FUNGSI GINJAL


Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin umum 8 minggu. Ginjal bayi
mulai berfungsi pada usia kehamilan 12 minggu. Tubuh neonatus mengandung
relatif lebih banyak air dan kadar Natrium relatif lebih besar dari pada Kalium.
Ginjal belum sempurna hal ini disebabkan karena :
a. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
b. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
proksimal.
c. Aliran darah ke ginjal pada neonatus relatif kurang, tergantung pada tingkat
perkembangan ginjal dan jumlah cairan yang masuk.

7. SUSUNAN SYARAF
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada usia kehamilan 16 minggu,
sedangkan gerakan menghisap terjadi pada usia 32 minggu. Pada usia
kehamilan 28 minggu mata janin menjadi sangat sensitif pada cahaya.

8
8. SISTEM IMUNOLOGI
Pada neonatus hanya terdapat IgG yang banyak dibentuk pada bulan ke II
setelah bayi dilahirkan IgG janin berasal melalui plasenta, IgG A setelah janin
lahir khusus pada saluran pernafasan IgM pada usia kehamilan 20 minggu dan
meningkat setelah janin lahir.

9. DARAH
 Pada hari I postpartum dibutuhkan : sel darah merah (Eritrocyt), kadar Hb
meningkat untuk memberikan oksigen (O2) yang adekuat pada janin
 2 minggu I setelah lahir  O2 meningkat dan Erytrocit dalam jumlah besar
tidak dibutuhkan lagi, maka terjadi hemolisis.
 3 BULAN I  Penghancuran sel darah merah (Erytrocit) dan HB terus
menerus sehingga terjadi anaemia fisiologik.
 Dengan tanda ikterik, tingkat bilirubin dalam darah bayi meningkat
mencapai 10-20 mg/100 ml. Ketika Hepar cukup matur, tingkat ini turun
sampai ketingkat normal (satu minggu per 100 ml)
 Bilirubin tetap tinggi melebihi 2 minggu I menandakan suatu kondisi
patologis seperti obstruksi, penghancuran darah abnormal/infeksi serius.
 Dengan masuknya makanan terjadi pencernaan dan maturasi hepar 
Vitamin K dibuat oleh bayi dan waktu pembekuan (cloting time) akan
stabil dalam seminggu s/d 10 hari.

10.SISTEM MUSKULOSKELETAL
 Tulang neonatus lunak karena tulang tsb sebagian besar terdiri dari
Kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil Kalsium
 Punggung bayi normalnya datar dan tegak.
 Ukuran pertumbuhan jaringan otot disebabkan hypertensi kemudian juga
oleh hyperpalsia sel-sel.

11.PERTAHANAN SERANGAN INFEKSI


 Garis pertahanan I  kulit dan membran mukosa yang melindungi tubuh
dari serbuan organisme
 Garis pertahanan ke II  Netrofilo dan Monosit memfagosit yang
memungkinkan untuk menelan, mencerna dan menghancurkan serangan
benda asing.
 Garis pertahanan ke III  bentuk spesifik antibody terhadap antigen.
Proses pembentukannya memerlukan bermacam-macam perantara
bahan/zat asing untuk terjadinya antibody. Pada masa bayi tidak dapat

9
memproduksi Gammaglobulin sampai dengan permulaan bulan ke II
karena telah mendapat kekebalan dari ibunya.
 Dengan menyusu ASI, bayi memperoleh kekebalan sewaktu-waktu dari
penyakit infeksi  Influenza

12.FUNGSI SENSORY
Penglihatan :
 Saat kelahiran pada mata secara struktural belum lengkap, kelenjar air mata
biasanya belum berfungsi sampai neonatus berumur 2-4 minggu
 Adanya reaksi pupil pada cahaya terang, refleks berkedip.

13.NUTRISI PADA BAYI


Makanan utama pada neonatus adalah hanya ASI, karena ASI mengandung zat
makanan yang dibutuhkan neonatus. Komposisi kandungan ASI meliputi 
Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral.
Keuntungan :
 Ibu  memberikan kepuasan batinm lebih praktis, murah dan ekonomis,
mengembalikan bentuk tubuh ibu, menunda masa kehamilan  KB
Alamiah.
 Bayi  perlindungan terhadap infeksi dan diare, memberikan kekebalan,
meningkatkan kasih sayang, mengurangi kegemukan dan membentuk
rahang gigi yang baik.

14.PSIKOSOSIAL BBL
 Indra Penglihatan
Penglihatan sejak lahir sudah melihat denga jarak 20 cm. Usia 2 bulan
dapat melihat warna. Usia 15 bulan dapat melihat objek yang bergerak
 Pendengaran
Pada usia 2 mnit mata dapat bergerak kearah datangnya suara
 Perabaan
Sejak lahir   elusan, kehangatan bayi tenang
 Penciuman (Odor)
Usia 5 hari dapat membedakan bau ibunya dengan orang lain
 Pengecapan
3 hari manis, asam
 Motorik
Sejak lahir kearah orang tua

10
PENGKAJIAN PRILAKU PADA
NEONATUS

Metoda yang digunakan untuk mengkaji prilaku pada bayi dengan menggunakan
BNBAS (Brazeton Neonatal Behavioral Assesment Serea).
Habtuation : Respon yang menghilang terhadap stimulus seperti
yang berualng  marah
Orientasi : Kemampuan untuk menerima rangsangan
visual/auditory.
Range of State : Tindakan untuk membangunkan bayi/kemampuan
bayi untuk bangun/menggerakkan, bagaimana respon
bayi pada saat dibangunkan.
Autonomy stability : Pengendalian diri dari pada sistem syaraf
Refleks : Mengkaji refleks pada bayi baru lahir (BBL)

Pengkajian setelah kelahiran terjadi dalam 3 tahap :


Segera : Menggunakan scoring APGAR untuk kondisi fisik dan scoring
GRAY untuk interaksi bayi dan orang tua
Transisional : Selama periode reaktivitas
Periodik : dengan pengkajian fisik secara sistematis

a. Segera
Pengkajian dengan menggunakan scoring APGAR pada menit pertama (I) dan
menit kelima (V) serta menggunakan scoring GRAY

11
Sistem APGAR Score

Score
Tanda
0 1 2
A (Apperance) Tubuh kemerahan, Semua kemerahan
Biru pucat
Warna Kulit tungkai biru
P (Pulse)
Tidak ada < 100 > 100
Denyut Jantung
G (Grimge)
Lemah Fleksi pada tungkai Gerakan aktif
Refleks
A (Activity)
Lemah Fleksi pada tungkai Gerakan aktif
Tonus Otot
R (Respiratory)
Tidak ada Meringis Batuk bersin
Pernafasan

Ket :
Skore dimulai pada menit 1 dan ke 5
Jumlah : 0 – 3 artinya :
- Pada menit 1 : Asfiksia berat
- Pada menit 5 : Resiko palsi cerebral
- > 10 menit : Cedera otak dan mungkin meninggal
Jumlah 5 – 6 artinya :
- Pada menit 1 : Asfiksia ringan sampai sedang
Jumlah 7 – 9 artinya :
- Pada menit 1 : Tidak ada asfiksia yang berarti  normal.

Sistem GRAY Score

Bagaimana Tindakan/Reaksi Ibu Terhadap Bayinya


Skore
Memandang Berkata Melakukan sesuatu
1. Sangat (-) Penampilan Membuat suatu kebutuhan bayi & Memfokuskan
umum suaminya perhatian pada dirinya,
menolak untuk melihat
bayinya, menangis
Tidak tepat Depresi, Membuat permusuhan/rasa
ketakutan kecewa terjadap jenis kelaminnya
2. Agak (-) Marah, apatis
Tidak tepat
3. Sangat (+) Sangat Berbicara langsung pada bayinya, Mengluarkan tangan
gembira, menggunakan nama bayinya, ingin memegang,
bahagia memperlihatkan reaksi positif membuat kontak mata

12
b. Transisional
Pengkajian meliputi perbandingan bayi dengan norma sbb :
Periode I : Reaktivitas (30 menit pertama setelah kelahiran)
 Frekuansi nadi apical cepat, irama tak teratur,
 Frekuansi pernafasan 80 x/mnt, irama tak teratur, cuping hidung (+)
 Ekspirasi mendengkur serta adanya retraksi
 Fluktuasi warna dari merah jambu ke sianosis
 Bising usus biasanya (-), tidak berkemih
 BBL mempunyai sedikit mukus
 Bayi menangis kuat
 Mata bayi membuka lebih lama saat yang baik untuk BA
Kebutuhan saat ini :
 Kaji dan pantau frekuensi jantung dan pernafasan, setiap 30 menit pada 4
jam I setelah kelahiran.
 Jaga bayi agar tetap hangat (36.5o C dan 37.5oC) selimut hangat, lampu
 Tempatkan ibu dan bayi bersama  Rooming in / BA
 Tunda pemberian obat tetes mata sebagai profilaktis pada I jam pertama
untuk meningkatkan interaksi BA

Reaksi Tidur
Fase tidur dimulai kira-kira 30 menit setelah periode pertama reaktivitas dan
bisa berakhir dari satu menit sampai 2 - 4 jam
Karakteristik
1. Saat bayi berada pada fase tidur, frekuensi jantung dan pernafasan
menurun. Selama tidur frekuensi pernafasan dan nadi apikal kembali ke
nilai dasar
2. Kestabilan warna kulit ; terdapat beberapa akrosianosis. Bising usus bisa
didengar
Kebutuhan perawatan yang khusus diperlukan selama fase tidur ; bayi tidak
berespon terhadap stimulus eksternal, tetapi bapak dan ibu tetap dapat
menikmati memeluk dan menggendong bayinya.

13
Periode II : Reaktivitas (berlangsung 4 - 6 jam)
Karakteristik
1. Bayi mempunyai tingkat sensitifitas tinggi terhadap stimulus internal dan
lingkungan. Kisaran frekuensi nadai apical daro 120-160 x/mnt dan dapat
bervariasi mulai (< 120x/mnt) hingga takikardi (>160 x/mnt). Pernafasan
berkisar 30 – 60x/mnt, dengan periode pernafasan cepat, tetapi stabil
cuping hidung (-)
2. Fluktuasi warna kulit merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai
bercak-bercak.
3. Bayi kerapkali berkemih, mekoneum (+)
4. Peningkatan sekresi mucus dan bayi bias tersedak saat sekresi
5. Refleks pengisapan sangat kuat bayi sangat aktif.
Kebutuhan saat ini :
1. Pantau secara ketat terhadap kemungkinan tersedak saat mengeluarkan
mucus yang berlebihan.
2. Gunakan pipet untuk mengeluarkan mucus ajari orang tua bagaimana cara
menggunakannya
3. Pantau setiap kejadian apneu dan mulai metode stimulasi segera jika
dibutuhkan (mis ; hentakan punggung bayi, miringkan bayi)
 Kaji keinginan bayi untuk mengisap, menelan dan kemampuan untuk
makan

Pengkajian dan Intervensi Tambahan pada Periode Transisional


Pada beberapa jam pertama kehidupan, perawat akan melakukan hal-hal berikut :
1. Memantau TTV
Nadi : 120 – 160 x/mnt , tidur  100x/mnt, menangis  180x/mnt
Nafas : 30 – 60 x/mn
Periode Apnea singkat  5-10 detik
Suhu : Aksila  36.5oC – 37oC, kulit  36oC – 36.5oC
Glukosa : > 40 mg/dl
Ht : < 65% - 70%
TD : 80-60/45-40 mmHg saat kelahiran, hari ke 10  100/50 mmHg.

2. Timbang BB dan ukur panjang badan


BB : 3405  kisaran 2500 – 4000 gram
PB : 50 cm  kisaran 48-52 cm. Pertumbuhan 2 cm per-bulan pada 6
bulan pertama
LK : 32 – 37 cm. kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkar dada.

14
3. Lakukan pengkajian usia gestasi BBL selama 4 jam pertama kehidupan,
sehingga masalah yang berkaitan dengan usia gestasi dapat diketahui. Alat
ukur klinis pengkajian usia gestasi mempunyai dua komponen  karakteristik
fisik eksternal dan keadaan neuromuskuler
Karakteristik fisik dapat dikaji diatas 24 jam pertama

c. Periodik Karakteristik Fisik


Bentuk Tubuh dan Pengukuran :
* Lingkar Kepala : 33 – 35 cm
* Lingkar Dada : 30,5 – 33 cm
* Lingkar Badan : 48 – 53 cm
* Berat Badan : 2700 – 4000 gram
* Tanda-Tanda Vital :
* Suhu : 36,5 – 37oC
* Nadi : 30 – 130x/menit
100x/menit  tidur
180x/menit  menangis
* Pernafasan : 40 – 60 x/menit
* TD : 85/60 mmHg
* Kesadaran : baik
* Bayi menangis : kuat
* Tidur nyenyak : banyak
* Tidur dengan gerakan mata cepat : +
* Aktif & Tenang: sadar

Karakteristik Khusus
* Kepala : Fontanela anterior tertutup pada usia 18 bulan, fomatenal
posterior tertutup pada bulan ke 2
* Kulit : Warna merah tampak bersih, tampak lanugo pada pundak,
punggung, lengan atas, bintik putih pada ujung hidung, dagu
dan dahi  Milia, bercak lebar hitam pada bokong/bagian
bawah pantat bayi, dan akan hilang 1-2 tahun disebut bercak
Mongolia.
* Mata : Kelopak mata edema, mata biasanya tertutup, memfiksasi satu
objek dan melihat dari arah samping (kiri)
* Telinga : Liang telinga luar pendek, membrane tympani lebih tebal dan
suram, kadang mengeluarkan secret
* Hidung : Bunyi atau suara nafas jelas

15
* Mulut & Tenggorokan : Lengkap, lengkungan pada palatum, ovula diposisi
tengah
* Leher : Pendek, biasanya terlipat
* Dada : Retraksi dada pada saat inspirasi
* Paru-Paru : Pernafasan abdomen, bunyi nafas bronckial
* Jantung : DJJ normal
* Abdomen : Bentuk silindris, hepar teraba 2-3 cm dbawah kanan costal,
lymfa teraba sampai dengan akhir minggu I kelahiran, ginjal
teraba 1-2 cm diatas umbilicus.
* Genetalia : Laki-laki  uretra terbuka pada ujung penis, masing-masing
testis teraba di scrotum, urine keluar dalam 24 jam,
Perempuan  labia dan klitoris edema, labia minora lebih
besar dari pada labia mayora, saluran uretra dibawah clitoris.
* Punggung : Rata dan lurus, teraba tulang Vertebrae
* Rektum : Anus terbuka tidak tampak jelas, mekoneum keluar 46 jam.
* Ekstremitas: 10 jari tangan dan kaki, adanya gerakan jari, kuku berwarna
merah muda.
* Ekstremitas fleksi : Telapak kaki biasanya rata, simetris pada kedua
ekstrimitas, nadi brackialis lebih jelas.

Karakteristik Neuromuskuler
* Posisi Istirahat : biasanya dikaji saat bayi berbaring, sehingga bayi tidak
terganggu
* Square Window : (Pergelangan tangan) dapat diketahui dengan cara
memfleksikan tangan bayi ke lengan bawah bagian
ventral. Ukur sudut pergelangan tangan
* Rekoil tangan : Uji perkembangan fleksi. Uji ini paling baik dikaji
setelah satu jam pertama kelahiran, ketika bayi teleh
mempunyai waktu penyesuaian dengan situasi stress
kelahiran. Untuk mengkaji : letakan bayi pada posisi
supine, fleksikan total kedua siku (dengan memegang
tangan bayi dan menempatkan tangan ke atas dan
menempel pada lengan bawah) pegang tangan pada
posisi ini selama 5 detik, kemudian lepaskan  Normal
: siku bayi setelah dilepaskan akan membentuk sudut <
dari 90o dan secara cepat terjadi recoil hingga posisinya
kembali ke posisi fleksi.

16
* Sudut Poplitea : ditentukan dengan cara membaringkan bayi dalam
posisi telentang. Fleksikan paha sampai kearah
abdomen atau daerah dada pada BBL dan letakan
telunjuk anda yang lain di belakang pergelangan kaki
bayi untuk melebarkan tungkai bawah, sehingga
didapati resistansi. Kemudian ukur sudut yang
terbentuk. Hasilnya sangat beragam, bayi matur didapati
sudut 80o.
* Tanda Scarf : diperoleh dengan cara meletakan BBL pada posisi
telentang, lalu tarik lengan kedada menuju bahu bayi
yang berada pada sisi yang berlawanan, hingga
resistansi didapat.
* Lutut ke telinga : dilakukan dengan cara meletakan BBL pada posisi
telentang dan saat memfiksasi paha tetap pada tempat
tidur, secara lembut tarik kaki menuju telinga, tetap
pada sisi yang sama, hingga dapat disesistansi.

4. Pemberian salep antibiotika, pemerian ini merupakan pengobatan


profilaktis mata yang resmi.
5. Pemberian Vitamin K diberikan untuk mencegah perdarahan yang bias
muncul karena kadar protrombin rendah pada beberapa hari pertama
kehidupan bayi.
6. Kaji kadar gula darah, untuk evaluasi laboratorium lebih lanjut.
7. Pertahankan suhu tubuh dengan menggunakan penghangat radian yang
terkontrol

17
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Potensial terjadinya asphyxia sehubungan jalan nafas tidak efektif, bersihan


secret/lendir, posisi yang tidak sesuai.
2. Resiko tinggi terjadinya perubahan suhu tubuh sehubungan dengan immature
control suhu, perubahan suhu lingkungan
3. Resiko terjadinya infeksi/peradangan sehubungan dengan berkurangnya
mekanisme pada tekanan tubuh, factor lingkungan dan penyakit ibu yang
menyertai.
4. Resiko terjadinya cedera sehubungan dengan kelemahan fisik.
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan immature saluran
pencernaan.
6. Perubahan proses keluarga sehubungan dengan krisis maturasi, kelahiran bayi,
perubahan dalam unit keluarga

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Lingkungan terhadap bayi


 Lingkungan terhadap bayi
- Kedinginan yang tiba-tiba menyebabkan bayi bernafas dengan cepat
- Mekanisme pengaturan suhu berfungsi dan memberikan respon
terhadap dingin dengan meningkatkan metabolisme
- Untuk mengurangi kehilangan pans, segera setelah lahir salah satu
tindakan yang dapat dilakukan adalah meletakkan bayi agar mengalami
kontak langsung dengan kulit abdomen ibunya
 Lingkungan termal netral
- Termal yang netral berkisar antara (36,5 – 37 oC)

18
2. Bersihan Jalan Nafas
 Membersihkan hidung dan mulut dari cairan amnion sehingga jalan nafas
terbuka
 Kepala Bayi harus diletakkan lebih rendah dari tubuhnya
 Miringkan bayi kesatu sisi sehingga bila terjadi regurgitasi cairan amnion
tidak memasuki paru-paru.
 Apabila dalam waktu 20 menit, bayi tidak menangis maka diberikan
stimulus dan jika tidak ada reaksi, ujung jari kaki disentil lembut. Jika tidak
ada reaksi, maka tindakan pemberian oksigen (O2) 100 % dengan ambubag
dipompa secara per-lahan-lahan, jika tidak berhasil lakukan ABC resusitasi
sambil melakukan reacting dan tindakan terakhir intubasi trachea.

3. Perawatan Tali Pusat


 Dalam suatu keadaan tertentu penjepitan tali pusat ditunda dan kepala bayi
direndahkan untuk memberikan tambahan darah dari plasenta mengalir ke
tubuh bayi.
 Kompres dan tutup dengan kasa steril
 Catat adanya perdarahan atau tanda infeksi (bahaya Tetanus Neonatorum)

4. Pencatatan dan Pengidentifikasian


Observasi, pengukuran, perawatan yang diberikan pada neonatus dicatat
Penting untuk memberikan label pada setiap tempat tidur

5. Pembersihan dan observasi


 Berrsihkan rambut bayi yang lengket mongering dengan air
 Jika memandikan dengan air dan mengusap verniks kaseosa yang
berlebihan dan membersihkan darah yang kering  perawatan kulit kering
 penurunan kehilangan panas, potensial kerusakan kulit bayi
 Lakukan pengukuran TTV

6. Penimbangan BB dan pengukuran PB


 Penimbangan saat lahir merupakan data dasar
 Kehilangan BB 5% - 10 % x BBL yang disebabkan oleh penggunaan
kalori, keluarnya cairan tubuh dan keluarnya mekoneum
 3 – 5 hari postnatal bayi mulai meningkat lagi BBnya

19
7. Perawatan Tali Pusat
Segera setelh lahir pembuluh tali pusat masih dapat menyebabkan perdarahan
yang fatal bila penjepitan/pengikatan menjadi kendor.

8. Pencatatan
Pencatatan harus mencakup keakuratan dan informasi yang signifikan tentang
bayi, meliputi 
 Waktu, type dan jenis kelahiran
 AS
 Keadaan Umum
 Abnormalitas yang jelas
 Pengobatan yang diberikan
 Pemberian identitas
 Tindakan resusitasi
 Cara pemberian makanan bayi.

9. Pemberian pakaian dan selimut


 Pakaian yang digunakan tidak membatasi gerak bayi

10.Posisi dan lingkungan


 Bayi dibaringkan dalam tempat tidur atau incubator, biasanya lebih sering
dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian tubuh. Untuk membantu
mengalirkan sisa cairan amnion atau lendir dari lambung
 Bila terjadi anoksia digunakan oksigen secukupnya.

20
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

Kamar Bersalin
1. Cek identitas bayi
2. Pengkajian bayi
3. Obsv. Vital sign
4. mandi I dilakukan
5. Tremor dan Twiching ?
6. Obsv. Warna kulit
7. Obsv. Mekoneum, urine dan tali pusat

Ruang Transisi

NICU Rooming In Ruang Obsv. Neonatologi

Bonding sejak dini

Memberi kesempatan pada orang tua untuk


Merawat bayinya.

Tujuan
1. Menentukan & mempertahankan jalan nafas dan usaha nafas
2. Memberi kehangantan & mencegah hypothermi
3. Memberikan keamanan dari injury & infeksi
4. Mengidentifikasi masalah actual maupun potensial yng mengharuskan
segera diberi perhatian

21
Pengkajian
1. Pengkajian terhadap resiko :
Area Pengkajian Resiko  Kondisi
a. Ante Natal
- Informasi Prenatal Prenatal (-), BB (++)
Usia > 40 tahun
- Maternal health DM, Jantung, Hypertensi
b. Intrapartal
- lama kehamilan Serotinus, < 34 mgg.
- Karakter persalinan KPD > 24 jam, CPD
- Kondisi ibu Hypertensi, HAP, Infeksi
- Presentasi fetal Let-Su, Let-Li
- Fetal distress HR > 120 atau < 160x/mnt
- Metode kalhiran SC, VE, FE.

2. Sistem penilaian APGAR  penilaian menit I dan ke V

3. Pengkajian Fisik
a. Pengukuran LK : 33 – 35 cm, < 32  Microcephalus, > 4 cm dari li-dada
 Hydrocephalus, ukur kembali 2 -3 hr karena ada moulding/caput.
b. Pengukuran LD : 30,5 – 33 cm, LB : 48 – 53 cm, BB : 2700-4000 gram
c. TTV :
Suhu Aksila : 36 – 37 oC, menangis dapat meningkatkan suhu
Suhu abnormal  premature, lingkungan dingin, inadequate clothing
Suhu meningkat  infeksi, suhu lingkungan tinggi
Suhu Rektal  untuk melihat adakah atresia ani, selain suhu
 keluar mekoneum dalam 48 jam I
DJJ : 120 – 140 x/mnt
Pernafasan : 30 – 60 x/mnt
d. Refleks-Refleks penting

4. Meningkatkan Hubungan Orang Tua - Bayi (Bonding Attachment)


 ASI  kontak kulit
 Rooming In
 Beri kesempatan bagi orang tua untuk kumpul bersama

22
5. Memelihara Kestabilan Suhu (36oC-37oC)
Kehilangan panas dapat terjadi karena :
 Hilangnya proteksi dari tubuh
 Konduksi   benda dingin menyentuh tubuh bayi
 Evaporasi   kulit yang basah (ngompol)
 Konveksi   udara yang dingin (lingkungan ber-AC)
Kehilangan panas   peningkatan kebutuhan Oksigen (O2)
Pencegahan :
 Berikan lingkungan yang hangat
 Hindari kontak dengan objek yang dingin
 Hindari penempatan bayi didekat sumber angina/dingin  AC
 Bayi harus dalam keadaan kering
- Pengeluaran urin : pada hari 2 – 3 hari I (10 – 15 x/hari)
- Pengeluaran faeces : meconeum pada hari ke I – II  4-6 x/hari

6. Pemberian Makanan yang Optimal


 peningkatan berat badan 30 gram/hari bila jumlah cairan dan kalori cukup
 Kebutuhan kalori/hari (neonatus) 120 kal/kg bb/hari
 Kebutuham cairan 105 cc/kg bb/hari

Jenis Makanan

Formula ASI
60 – 120 cc/3 – 4jam - 15 – 20 menit
- diberikan tanpa jadwal
* Perawatan Mata
Tujuan untuk mencegah infeksi pada mata  obat sesuai program RS

Lain-Lain :
 Penimbangan Berat Badan
- tiap hari pada waktu yang sama (mandi pagi)
- mungkin BB turun 5 – 10 % pada hari I
 Tidur : 18 – 20 jam/hr
 Menangis : ngompol, lapar, sakit atau karena kurang nyaman

23
 Perangsangan terhadap bayi :
Tujuan : meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
PIAGET : tingkat I dari pertumbuhan & perkembangan otak adalah periode
“sensori motor”

Intervensi perangsangan meliputi :


a. Visual stimulation : melihat
b. Speech stimulation : berbicara
c. Sound stimulation : musik  suara
d. Tactile stimulation : mengelus, memukul
e. Vertibuluer stimulation : gerakan, goyangan
f. Olfactory stimulation : kemampuan mencium bau ibunya
g. Gastatory stimulation : rasa (makanan, minuman)

24
KEPERAWATAN BAYI
BERKELANJUTAN

1. Perawatan sehari-hari
 Cuci tangan  prinsip dasar, dan catat observasi keperawatan dalam
catatan bayi
 Lepaskan pakaian bayi  bersihkan dan inspeksi kaki, tungkai, lipatan
paha dan bokongnya
 Mata bayi dibersihkan dengan kapas lembab, usapkan bagian dalam keluar
 Inspeksi lubang hidung  bila terdapat lendir didalamnya bersihkan
dengan menggunakan kapas yang telah digulung
 Telinga dan sekitarnya dibersihkan
 Usap wajah bayi (tidak memakai sabun)
 Kepala bayi diatas tangan kiri perawat, dibersihkan dengan sabun dan
dibersihkan kembali dengan air bersih
 Bersihkan bagian leher, esktremitas, dada, punggung, terakhir genetalia
dengan memakai washlap dan sabun kemudian dibersihkan memakai
washlap.
 Masukan bayi kedalam bak mandi yang telah diisi air hangat, bershkan
tubuh bayi
 Angkat bayi kemudian keringkan bayi dengan handuk
 Lakukan perawatan tali pusat :
- Bersihkan tali pusat dengan alkohol sampai keujungnya
- Selanjutnya bungkus tali pusat dengan kasa steril kering
 Paangkan pakaian bayi
 Letakan bayi didalam box dan ditutupi dengan selimut

2. Pemberian ASI
 Ibu memberikan ASI dianjurkan dmemberikan perawatan payudara
 Bayi diberikan ASI sehubungan dengan kebutuhan atau setiap 2-3 jam
sekali atau tanpa jadwal  ASI Eksklusif  makin banyak ASI diberikan
makin banyak ASI diproduksi.
 Menghisap menyebabkan kel Pituitary melepaskan 2 hormon  Prolaktin

25
3. Skrening Neonatus
 Pemeriksaan skrening untuk mendeteksi kelainan yang menyebabkan
retardasi mental, cacat, kematian bila tidak diketahui.
 Kondisi yang dapat diidentifikasi dan test darah dari tumit pada hari ke 2 /
3 adalah penyakit urine, hemosistinuria

4. Pemulangan
Pada bayi normal  Dokter memeriksa bayi dan memberikan surat
keterangan pulang termasuk tanggal dimana ibu harus membawa bayinya pada
kunjungan klinik.
Memberikan penyuluhan tentang perawatan bayi :
a. Perawatan tali pusat
b. Memandikan bayi
c. Penggantian popok
d. Cara menyusui yang baik dan benar
e. Kontrole untuk penimbangan dan imunisasi

26
PENGGUNAAN PARTOGRAF

PARTOGRAF adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif


persalinan.
Tujuan Utama dari penggunaan Partograf adalah untuk :
 Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam (PD)
 Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikin, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka Prtograf akan


membantu penolong persalinan untuk :
Mencatat kemajuan persalinan
Mencatat kondisi ibu dan janinnya
Mencatat evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan selama
persalinan dan kelahiran
Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit/komplikasi.
Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu.

27
Partograf harus digunakan :
 Untuk semua ibu dalam fase aktif Kala I persalinan sebagai
elemen penting asuhan keperawatan intranatal. Partograf harus
digunakan, baik tanpa ataupun adanya penulit. Partograf akan
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan
membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang
disertai dengan penyulit.
 Selama peralinan dan kelahiran di semua tempat (Rumah,
Puskesmas, klinik Bidan Swasta, RS dll).
 Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memebrikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis
Obgin, Bidan, dokter umum, residen & mahasiswa)

Penggunaan Partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan


bayinya mendapatkan asuhan keperawatan intranatal yang aman dan
tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat
mengancam keselamatan jiwa mereka.

Pencatatan selama Fase Laten Persalinan


Fase Kala I Persalinan dibagi menjadi Fase Laten dan fase Aktif yang
dibawtasi oleh pembukaan serviks :
Fase Laten : pembukaan serviks kurang (<) dari 4 cm
Fase Aktif : pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm

Selama Fase Laten persalinan, semua asuhan keperawatan, monitor dan


pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat direkam secara terpisah
dalam catatan kemajuan persalinan atau pada KMS ibu hamil. Tanggal
dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama Fase
Laten Persalinan termasuk intervensi.

28
Kondisi ibu dan bayi juga harus dimonitor dan dicatat secara seksama
yaitu :
1. DJF setiap ½ jam
2. Frekuensi dan lamanya His setiap ½ jam
3. Nadi setiap ½ jam
4. Pembukaan serviks (PD) setiap 4 jam termasuk presentasi
5. TD dan Suhu setiap 4 jam
6. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 – 4 jam.

Jika ditemukan tanda-tanda penyulit harus lebih sering dilakukan 


lapor dokter. Bila tidak ada tanda-tanda penyulit ibu dapat
dikembalikan ke Ruangan/Rumah dan dipesankan untuk kembali jika
kontraksi menjadi teratur dan sering.

29
PENCATATAN SELAMA FASE AKTIF  PARTOGRAF

Halaman depan Partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada


Fase Aktif Persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat
hasil-hasil pemeriksaan selama fase ini, termasuk :

A. Informasi tentang Ibu :


- Nama & Umur
- Gravida, Para, Abortus, Anak Hidup (G, P, A, AH)
- Nomor catatat Medis (No. RM)
- Tanggal, waktu dirawat
- Waktu pecahnya ketuban

B. Kondisi Janin
- DJJ
- Warna dan adanya ketuban
- Moulase kepala janin

C. Kemajuan Persalinan
- Pembukaan serviks
- Presentasi kepala janin
- Garis waspada dan garis bertindak

D. Jam dan Waktu


- Waktu mulainya Fase Aktif Presalinan
- Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

E. Kontraksi Uterus (HIS)


- Frekuensi dan durasi HIS

F. Obat-obatan & Cairan yang diberikan


- Oksitoksin
- Obat-obatan lainnya dan cairan infus yang diberikan
30
G. Kondisi Ibu
N, TD, Suhu, Urine

H. Asuhan,pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam


kolom yang tersedia disisi Partograf atau dicatatan kemajuan
perslinan)

MENCATAT TEMUAN PADA PARTOGRAF


A. Informasi tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) Partograf secara terliti pada saat
memulai asuhan keperawatan intranatal. Waktu kedatangan ibu
(jam) pada partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam
fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban.

B. Kesehatan dan Kesejahteraan Janin


Kolom lajur dan skala angka pada partigraf adalah untuk pencatatan
DJF, Ketuban dan Presentasi kepala janin
1. DJJ
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagia
pemeriksaan fisik  catat DJJ/30 mnt (> sering jika ada
penyulit atau tanda-tanda gawat janin) setiap kotak menunjukan
waktu 30 menit.
Skala angka disebelah kolom paling kiri menunjukan DJJ, catat
DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan
angka yang menujukkan DJJ, lalu hubungkan (curve).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal
180 dan 100, tetapi bila < 120 atau > 160  bahaya penolong
harus lihat tabel untuk tindakan segera. Catat tindakan yang
dlakukan pada ruang yang tersedia  sisi partograf.
2.

31
C.

32

Anda mungkin juga menyukai