Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Berat badan lahir adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran , ditimbang
dalam waktu satu jam sesudah lahir . bayi berat lahir cukup adalah bayi dengan
berat lahir lebih dari 2.500 gram . bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
dfengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat badan lahir 1000-1500 gram .
bayi berat lahir amat sangat rendah adalah bayi lahir hidup dengan berat badan
lahir kurang dari 1000 gram . (asuhan neonatus bayi dan balita , 2010 )
Pada umumnya kelahiran bayi baru lahir normal cukup bulan, oleh bidan
yang bertanggung jawab terhadap kematian ibu dan nayi pada persalinan normal.
Oleh karena itu, kelaina pada ibu dan bayi dapat terjadi pada beberapa saat
sesudah terselesaikannya persalinan yang dianggap normal, maka seorang bidan
harus segera timbunya perubahan – perubahan pada bayi dan ibu. (Prawirohardjo,
2009)
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan
yang sering di alami pada sebagian masyarakat yang di tandai berat lahir kurang
dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kuramgnya
pemenuhan nitrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan
banyak factor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga
pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang. Namun, kejadian BBLR
juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian
BBLR dapat saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup.
Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan
pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk factor utama dalam
peningkatan mortalitas, morbiditas, dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan.
(manuaba, 2010)
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya
masalah pada semua system organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan
(aspirasi mekoneum, asfiksia neonatorum), gangguan pada system pencernaan
(lambung kecil), gangguan system perkemihan (ginjal belum sempurna),
gangguan system persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu BBLR dapat
mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius
pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (DepKes RI,
2009).
Bayi yang lahir dengan BBLR memerlukan perawatan yang tepat agar tidak
terjadi hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan di atas.
Bidan dan perawat adalah bagian dari pemberi pelayanan yang ikut berperan
penting dalam memberikan perawatan pada bayi dengan BBLR. Perkembangan
bayi dengan BBLR yang dirawat didesa ini sangat tergantung pada ketepatan
tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu penulis tertarik
membahas tentang kasus BBLR pada bayi “S” yang akan penulis bahas pada
BAB berikutnya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran umum dan memberikan asuhan kebidanan
pada bayi dengan BBLR.

1.2.2 Tujuan khusus


Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny.”S” umur 9 hari
dengan BBLR maka mahasiswa mampu melaksanakan :
1. Melakukan pengkajian
2. Mengidentifikasi diagnosa kebidanan
3. Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial
4. Mengidentifikasi tindakan segera
5. Menentukan intervensi
6. Melaksanakan tindakan sesuai intervensi
7. Mengevaluasi pelaksanan asuhan kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
 NOB adalah neonatus yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu – 42 minggu
dan BB 2500 gr – 4000 gr. (Prawirohardjo, 2009)
 Asuhan segera BBL adalah asuahan yang di berikan pada bayi tersebut selama
dan pertama setelah kelahiran (Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2010)
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat
lahir kurang dari 2500 gram ( sampai dengan 2499 gram ). ( Sarwono
Prawirohardjo, Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. 2009)
 Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang di
timbang dalam 1 jam setelah lahir). (manuaba , 2010)
2.2 Ciri – ciri Neonatal Aterm
 BB 2500 – 3500 gram
 PB 45 – 50 cm
 LIDA 30 – 33 cm
 LIKA 33 – 35 cm
 Denyut jantung dalam menit – menit pertama 140x / menit
 Kulit kemerahan dan licin karena jarinagn subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks caseosa.
 Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala telah sempurna.
 Kuku agak panjang dan lemes
2.3 Periode BBL
1. Periode I : Reaktifitas I (30menit pertama setelah 1 hari)
Bayi terjaga dengan mata terbuka, memberikan respon terhadap stimulus dan
mempunyai kemampuan menghisap yang sangat tinggi.
2. Periode II : Reaktifitas II (2 – 5 jam setelah kelahiran)
Bayi bangun dari tidur nyenyak, denyut jantung dari pernafasan meningkat,
pengeluaran mekonium, urine, dan menghisap.
3. Periode III : Stabilitas (12 - 24)
Kuit kemerahan dan hangat.
2.4 Penanganan BBL
1 Membersihkan jalan lahir
Setelah melahirkan bayi sambil secara tepat dan cepat menilai pernafasannya,
letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu dengan kain bersih dan kering
atau kasa, lap darah / lendir sampai wajah bayi untuk mencegah jalannya
udara agar tidak terhalang.
2 Mempertahankan suhu tubuh
 Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan
kulit ibu
 Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan
jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindungi denagn baik
untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
 Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam (36,50C atau lebih)
 Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi
Kehilangan panas terjadi karena menguapnay cairan ketuban pada
permukaan bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
Misalnya : air ketuban pada tubuh bayi baru lahir, langsung di
keringkan.
b. Konduksi
Kehilangan panas langsung dari bayi kepermukaan / alas tempat tidur.
Misalnya : popok bayi basah tidak langsung diganti
c. Konveksi
Kehilangan panas dari bayi ke udara.
Misalnya : bayi diletakkan didekat jendela.
d. Radiasi
3 Rangsangan Taktil
Cara ini untuk mengaktifkan berbagai reflek pada tubuh bayi baru lahir, di
keringkan tubuh. Bayi juga merupakan tindakan stimulasi untuk bayi sehat
biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan.
4 Macam – macam reflek
a. Tonic Neck Reflek
Bayi melkukan perubahan posisi bila kepala di putar kesatu sisi
b. Berkedip
Menyorotkan cahaya ke mata bayi, normalnya bayi akan berkedip, jika
tidak menunjukan kebutaan.
c. Babinski Reflek
Gores telapak kaki sepanjang tepi luar, dimulai dari tumit, normalnya jari
kaki mengembang dan ibu jari dorsoflesi dijumpai sampai umur 2 tahun.
d. Merangakak
Letakan bayi tengkurep diatas permukaan yang rata, normalnya bayi
membuat merangkak dengan lengan dan kaki bila di letakkan di abdomen.
e. Dance on step reflek
Pegang bayi sehingga kakinya menyentuh permukaan yang keras,
normalnya kaki akan bergerak ke atas dan kebawah bila sedikit
disentuhkan kepermukaan yang kesar, dijumpai 4 – 8 minggu pertama.
f. Ekstruksi Reflek
Sentuh lidah dengan ujung spatel lidah, normalnay lidah ekstensi kearah
luar bila di sentuh, dijumpai pada umur 4 tahun.
g. Galan’t reflek
Gores punggu bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai
bokong, normalnya punggung bergerak ke arah samping bila di stimulasi,
dijumpai 4 – 8 minggu pertama.
h. Moro Reflek
Ubah posisi tiba – tiba atau pukul meja, normalnya lengan ekstensi atau
jari – jari mengembang, kepala terlempar kebelakang, tungkai sedikit
ekstensi, lengan kembali ketengan dengan tangan menggengam tulang
belakang dan ekstermitas bawahekstensi lebih kuat selama 2 bulan
menghilang, pada umur 3 – 4 bulan.
i. Rooting Reflek
Gores mulut bayi garis tengah bibir, normalnya bayi memutar ke arah pipi
yang di gores, reflek ini hilang pada umur 3 – 4 bulan tetapi bisa bisa
menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur.
j. Palmar Grap
Jari bayi akan melengkung , disekitar jari yang di letakkan di sekitar
telapak tangan bayi dari sisi ulnas, reflek ini menghilang 3 – 4 bulan.
k. Sucking Reflek
Berikan bayi botol / dot, normalnaya bayi menghisap dengan kuat dalam
berspon terhadap stimulus, reflek ini menetap selamam masa bayi dan
mungkin terjadi saat tidur tanpa ada stimulus.
l. Swollowing Reflek
Bayi baru lahir menelan, berkoordinasi dengan menghisap bila cairan
dibelakang idah.
m. Neck Righ ting
Letakkan bayi pada pisisi terlentang , coba menarik perhatian bayi dari
satu sis , normalnya bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian pelvis
berotasi kearah kemana bayi itu diputar dan dujumpai selama 10 bulan
pertama.
n. Startle Reflek
Bertepuk tangan dengan keras, normalnya bayi mengekstensi dan
memflesikan lengan dalam berspon terhadap suara yang keras dengan
tetap rapat , reflek ini akan menghilang setelah 4 bulan.
5 Yang perlu di pantau pada BBL
 Pernafasan
 Perawatan mata
 Pertahankan suhu tubuh bayi (TTV)
 Kontak dini dengan ibu
 Perawatan tali pusat
 Pemeriksaan fisik bayi
( ida ayu chandranita manuaba,2010)
TINJAUAN TEORI BBLR
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
A.Konsep dasar
1. pengertian
BBLR adalah bayi batru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2.500 gram atau sampai dengan 2.499 gram .(prawiroharjo, 2009 )
Bayi berat lahir rendah (BBLR) maupun bayi kurang bulan (BKB)
merupakan masalah utama di Negara berkembang termasuk diindonesia . hal ini
makin tingginya kejadian BBLR serta tinngginya mortalitas dan mordibitas
perinatal / neonatal . istilah prematuritas diganti dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) karena terdapat 2 bentuk penyebab kelahiran bayi dengan beart badan
kurang dari 37 minggu dan umur kehamilan cukup tapi berat badan lebih rendah dari
semestinya atau kombinasi dari keduanya . ( ida ayu chandranita manuaba,2010)
Pembagian kehamilan menurut WHO adalah sebagai :
 Preterm : usia kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
 Aterm : usia kehamilan antara 37 dan 42 minggu (259-293 hari)
 Post-term : usia kehamilan lebih dari 42 minggu (294 hari )
Ciri-ciri aktivitas bayi dengan berat badan lahir rendah berbeda-beda sehingga perlu
diperhatikan gambaran umum kehamilan sebagai berikut :
 Ingat hari pertama menstruasi
 Denyut jantung terdengar pada minggu 18-22 minggu
 Fetal quickening minggu 16 – 18 minggu
 Pemeriksaan tinggu fundus uteri ,ultrasonografi (konsultasi )
 Penilaian secara klinis :berat badan lahir ,panjang badan , lingkaran dada ,
dan lingkaran kepala . ( ida ayu chandranita manuaba,2010)
Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab persalinan preterm dapat
dipertimbangkan langkah untuk menghindari persalinan preterm dengan jalan
melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur , melakukan konsultasi
terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan preterm .
memberikan nasehat tentang gizi saat kehamilan ,meningkatkan pengertian KB-
interval , memperhatikan tentang berbagai kelainan yang timbul dan segera
melakukan konsultasi , menganjurkan untuk pemeriksaan tambahan sehingga secara
dini penyakit ibu dapat diketahui dan diawasi /diobati , meningkatkan keadaan social
ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan . ( ida ayu chandranita manuaba,2010)

2. BBLR dapat disebabkan karena :


1. Persalian kurang bulan atau premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus dalam
menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya placenta lebih cepat
daripada waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi
uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan
alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup di luar rahim.
Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh senakin kurang sempurna
dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena
masa gestasi yang kurang (premature). (manuaba , 2010)
2. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan
saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intra
uterine berhubungan dengan keadaan yang menganggu sirkulasi dan efisiensi
plecenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan
umum dan gizi ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan
nutrisi secara kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Kematangan fungsi organ tergantung pada usia
kehamilan walaupun berat lahirnya kecil. (manuaba , 2010)

3 Faktor Penyebab persalinan preterm (prematur) atau berat badan lahir


rendah .
a) Faktor Ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang
b. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
d. Penyakit menahun ibu : hipertensi ,jantung ,gangguan pembuluh darah
(perokok)
b) Faktor kehamilan
a.hamil dengan hidramnion
b . hamil ganda
c. perdarahan antepartum
d. komplikasi hamil : preeklamsi /eklamsi ,ketuban pecah dini
c ) faktor janin
a.cacat bawaan
b. infeksi dalam rahim
( ida ayu chandranita manuaba,2010)
4. gambaran bayi prematur
Gambaran bayi berat lahir rendah bergantung pada usia kehamilan sehingga
dapat dikatakan bahwa makin kecil bayi ,makin muda kehamilan sebagai gambaran
umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat badan lahir rendah mempunyai
karakteristik :
 Berat badan kurang dari 2500 gram
 Panjang kurang dari 45 cm
 Lingkaran dada kurang dari 30 cm
 Lingkaran kepala kurang dari 31 cm
 Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
 Kepala relative lebih besar
 Kulit tipis transparan ,rambut lanugo banyak , lemak kulit kurang
 Otot hipotonik lemah
 Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas)
 Ekstrimitas : paha abduksi , sendi lutut /kaki fleksi lurus
 Kepala tidak mampu tegak
 Pernafasan berkisar 45 samapai 50 denyut permenit
 Frekuensi nadi 100 samapai 140 denyut per menit
Dengan memperhatikan gambaran klinis dan berbagai kemungkinan yang dapat
terjadi pada bayi prematurnitas ,maka perawatan dan pengawasan bayi prematurnitas
di tunjukkan pada pengaturan panas tubuh ,pemberian makanan bayi , dan
mengindari infeksi . ( ida ayu chandranita manuaba,2010)
5. pengaturan suhu tubuh bayi prematurnitas
bayi premature akan cepat kehilangan panas tubuh menjadi
hipotermia ,karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik ,
metabolismenya rendah , dsan permukaan tubuh relative luas .oleh karena itu bayi
premature harus dirawat di incubator sehingga panas tubuhnya mendekati dalam
rahim .
bila belum memiliki incubator , bayi premature dapay dibungkus dengan kain
dan disampingnya di taruh botol yang berisi air panas , sehingga panas tubuhnya
dapat dipertahankan . ( ida ayu chandranita manuaba,2010)
6. makanan bayi premature
organ pencernaan bayi premature masih belum sempurna , lambung
kecil ,enzim pencernaan belum matang , sedangkan kebutuhan protein 3-5 g/kg BB
dan kalori 110 kal/kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat didahului dengan
menghisap cairan lambung . reflek menghisap masih lemah sehingga pemberian
minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi dengan frekuensi yang lebih sering .
ASI merupakan makanan yang paling utama , sehingga ASI-lah yang paling dahulu
di berikan . bila faktor menghisap kurang maka asi dapat diperas dan di minumkan
dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung .
permulaan cairan yang diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan
sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari . ( ida ayu chandranita manuaba,2010)
7. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas.
a) Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membrane hialin)
b) Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna
c) Perdarahan spontan dalam vantrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat
kaitannya dengan gangguan pernafasan)
d) Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
e) Hipotermia
8. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas
a) Sindrom aspirasi mekoneum
b) Hipoglikemi, karena cadangan glukosa rendah
c) Hperbilirubinemia
d) Hipotermia
(oxorn ,2010)
9. Diagnostik.
a. Anamnesis
o Umur ibu
o Penyakit persalinan sebelumnya
o Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
o Kenaikan berat badan selama hamil
o Aktivitas
o Penyakit yang diderita selama hamil
o Obat-obatan yang di minum selama hamil

b. Pemeriksaan fisik
 Berat lahir kurang 2500 gram
 Untuk BBLR kurang bulan
 Tanda prematuritas:
o Tulang rawan telinga belum terbentuk
o Masih terdapat lanugo
o Refleks-refleks masih lemah
o Alat kelamin luar : pada perempuan labia mayor belum menutup
labia minor, pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit
testis rata ( rugae testis belum terbentuk)
 Untuk BBLR kecil masa kehamilan
 Tanda janin tumbuh lambat:
o Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut di atas
o Kulit keriput
o Kuku lebih panjang

c. Komplikasi BBLR
 Hipotermi
 Hipoglikemia
 Ikterus / hiperbilirubinemia
 Masalah pemberian minum
 Infeksi / curiga sepsis
 Sindroma aspirasi mekoneum.

2.8 penyulit bayi dengan BBLR


Penyulit bayi dengan berat badan lahir rendah bergantung pada beberapa faktor
sebagai berikut :
 Usia kehamilan saat persalinan . makin muda kehamilan , makin sulit
beradaptasi dengan keadaan luar rahim sehingga terjadi komplikasi yang
makin besar.
 Asfiksia /iskemia otak . dapt terjadi nekrosis dan perdarahan
 Gangguan metabolisme . menimbulkan asidosis , hipoglikemia,
hiperbilirubinemia
 Mudah terjadi infeksi . mudah menjadi sepsis dan meningitis
 Bila bayi berat badan lahir rendah dapat mengatasi masih perlu
dipertimbangkan kelanjutan penyulit , yaitu gangguan pancaindra ,gangguan
system motorik saraf pusat , dapat terjadi hidrosepalus , paralisis serebral .

Upaya mencegah terjadinya persalinan prematurnitas atau bayi berat badan lahir
rendah lebih penting dari pada menghadapi kelahiran dengan berat badan rendah ,
yaitu :
 Upayakan agar melakukan asuhan antenatal yang baik ,segera melakukan
konsultasi –merujuk penderita bila ada kelainan
 Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadi persalinan
dengan BBLR
 Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana
 Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau tirah
baring bila terjadi keadaan menyimpang dari normal kehamilan
 Tingkatkan kerja sama dengan dukun beranak yang ,masih mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat .
( ida ayu chandranita manuaba,2010)

2.9 penatalaksanaan kelainan /penyakit pada neonatus

Pengawasan antenatal
1. Mengenal penyakit yang menyertai hamil
2. Mengenal komplikasi hamil
3. Menetapkan hamil dengan resiko
4. Vaksinasi tetanus
5. Persiapan mental dan fisik untuk persalinan dan
laktasi

Menyingkirkan faktor predeposisi


1. Meningkatkan KIE
2. Meningkatkan gizi
3. Mengatasi penyakit ibu saat hamil
4. Menerima NKKBS
5. Meningkatkan kerjasama dengan dukun

Tujuan Kelainan penyakit BBLR


1. Well health
mother
2. Welt born baby
Pelaksanaan
Asfiksia perlukaan Penyakit neonatus
1. Lahir spontan
Kelainan congenital 1. Sepsis neonatorum
2. Fosep PAP
BBLR 2. Meningitis
3. Vakum PAP
Preventif 3. Aspirasi pneumonia
4. Seksio seksaria
1. Persalinan legeratis 4. Diare neonatorum
2. Perawatan asfiksia 5. Tetanus neonatorum
3. Evaluasi intrauterine 6. Ikterus /kernikterus
(lab , USG , abortus Preventif / kuratif
medisinalis ) 1. Persalinan legerartis
4. Pengobatan 2. Pengobatan
penunjang 3. Pemberian asi

Pengawasan post partum :


1. Rawat gabung
2. Evaluasi bayi / rujukan medis
( ida ayu chandranita manuaba,2010)
2.10 Penanganan .
1. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus di pertahankan dengan ketat. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas di bandingkan dengan berat
badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit, dan kekurangan lemak
coklat (brown fat).

2. Mencegah infeksi dengan ketat


BBLR sangat rentan dengan infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang, relative belum sanggup membentuk
antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.
Oleh karena itu, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk
memcuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi/ ASI
Pada BBLR reflek isap, telan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat, kapasitas lambung masih sedikit, daya
enzim pencernaan terutama lipase kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-
5 gram/hari dan tinggi kalori (110 kkal/kg/hari), agar berat badan bertambah
sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup
bulan. Pemberian minum mulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi
tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubine.
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
2.10 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan teori adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan oleh
bidan kepada ibu yang mempunyai permasalahn atau kebutuhan dalam bidang
KIA/KB (DepKes RI.2010). Dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien,
bidan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dengan di fokuskan
pada suatu proses yang sitematis dan analisis.
Dalam memberikan asuhan kebidanan kita menggunakan 7 langkah
manajemen kebidanan menurut varney, yaitu:
I. Pengkajian
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data tentang keadaan bayi
melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data-data
tersebut di klisifikaiskan sebagai data subyektif dan obyektif.

A. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang di dapatkan dari hasil wawancara langsung
dengan klien atau keluarga.
1. Biodata
Berisi tentang data/identitas klien dan bayi serta orang tuanya yang
meliputi nama, umur, jenis kelamin, tanggal lahir. Dari data tersebut di
harapkan dapat memberikan gambaran tentang factor resiko, keadaan
social ekonomi.
2. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keadaan bayinya
3. Riwaayat Obstetri
Ditanyakan untuk mengetahui persalinan, di tolong siapa, ada penyakit
atau tidak, jenis persalinan, placenta lahir spontan atau tidak,, ketuban
keruh atau jernih. Semua ini di gunakan untuk memperkirakan ibu dan
bayinya ada kelainan atau tidak.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Untuk mengidentifikasi gangguan genetic dan kondisi-kondisi yang
dapat mempengaruhi status kesehatan bayi dan ibunya.
5. Keadaan Bayi Baru Lahir
Untuk mengetahui jumlah APGAR SCORE
6. Pola Kebiasaan
a. Pola nutrisi
Yang perlu ditanyakan apakah bayi sudah mau menyusu atau belum
b. Pola aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas bayi apakah menyusu atau tidur
c. Pola eliminasi
Yang perlu ditanyakan berapa kali ganti popok, perawatan tali pusat
dan berapa kali memandikan bayi. Itu semua dilakukan untuk
mencegah infeksi pada bayi.

B. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang
terdiri dari inspeksi, palapasi, auskultasi dan perkusi serta pemeriksaan
yang terdiri dari:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum bayi, pemeriksaan antropometri meliputi BB,PB,
Lingkar Kepla, Lingkar Dada, SOB, FOB, MOB, dan imunisasi
2. Tanda-tanda Vital
Berapa suhu, nadi, dan pernafasan
3. Pemeriksan Fisik
Inspeksi adalah proses observasi atau periksa pandang dengan
menggunakan mata atau mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik.
Palpasi adalah periksa raba atau sentuhan untuk mendeterminasi cirri-
ciri jaringan atau organ.
Auskultasi adalah metode pengkajian dengan cara mendengar
Perkusi adalah metode pengkajian dengan cara mengetuk dengan jari-
jari atau dengan menggunakan suatu alat.
Kulit : warna, terdapat lanugo atau tidak
Kepala : bentuk kepala, ada benjolan atau tidak
Mata : simetris, konjungtiva normal atau tidak, sclera putih atau
tidak
Hidung : tidak ada secret , tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan
Mulut : bibir sumbung tau tidak, bersih atau tidak
Leher : ada lecet atau tidak, ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak
Abdomen : kembung atau tidak, keadaan tali pusat infeksi atau tidak
Genetalia : bersih atau kotor, ada kelainan atau tidak
Ekstremitas : simetris atau tidak, pergerakan aktif atau tidak, jumlah jari
normal atau tidak.
4. Pemeriksaan Reflek
Moro reflek, rooting reflek, startle reflek, babinsky reflek, reflek
berkedip.

II. Diagnosa
Langkah kedua merupakan pengembangan mengenai masalah dari interpretasi
data dasar ke dalam identifiksai yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa.
Beberapa masalah tidak dapat di identifiksai sebagai diagnosa akan tetapi
membutuhkan suatu rencana yang komprehensif untuk klien dari diagnosa yang
telah di tetapkan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien
secara individu.

III. Diagnosa Masalah Potensial


Mengidentifikasi masalah dan diagnosa tersebut hanya merupakan antisipasi
pencegahan bila mungkin menanti sambil waspada dan siap-siap bila benar
terjadi. Masalah potensial dalah masalah yang mungkin terjadi dan bila tidak
segera di atasi akan mengganggu keselamatan hidup klien oleh karena itu
masalah potensial harus segera di antisipasi, di cegah, diawasi dan segera di
persiapkan tindakan untuk mengatasi.
IV. Kebutuhan Segera
Merupakan langkah yang menggambarkan sifat kesinambungan dari proses
penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga pada saat bidan berada bersama klien dat-dat baru
senatiasa di kumpulkan dan di evaluasi, beberapa data diidentifikasi adanya
situais gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk keselamatan jiwa bayi.
Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi, kolaborasi atau yang bersifat rujukan kepada dokter atau tim
kesehatan lain.
V. Intervensi
Pengembangan rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya lanjutan dari masalah atau diagnosa yang
diidentifikasi atau telah di antisipasi dan juga mencakup langkah untuk
mendapatkan informasi lanjutan. Suatu rencana yang meliputi apa yang dapat
diidentifikasi dari kondisi pasien. Setiap masalah yang berkaitan, gambaran
besar tentang apa ynag terjadi berikutnya, seperti penyuluhan, konseling, dan
rujukan untuk masalah social ekonomi cultural atau masalah psikologis,
rencana asuhan kebidanan disetujui bersama antara bidan dank lien. Keputusan
dalam pengembangan rencana asuhan menyeluruh, harus berdasarkan rasional
yang tepat sesuai dengan diagnosis.
VI. Implementasi
Merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana ynag telah di susun pada
tahap-tahap perencanaan. Pelaksanaan dapat berealisasi dengan baik apabila
diterapkan berdasarkan hakekat masalah. Beberapa prinsip dalam pelaksanaan
tindakan meliputi :
1. tindakan kebidanan apa yang dikerjakan sendiri, dibantu atau dilimpahkan
pada staf lainnya, kepada klien atau keluarga.
2. penguasaan pengetahuan dan ketrampilan, bidan tentang tindakan yang
dilakukan
3. mengamati hasil tindakan yang diberikan petugas kesehatan
4. mencatat dan mengadakan konsultasi atau jika perlu dilakukan rujukan.

VII. Evaluasi
Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan sert di dasarkan atas tujuan dan criteria hasil. Guna evaluasi untuk
menilai kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan, menilai efektivitas,
serta sebagi umpan balik untuk memperbaiki, menyusun langkah baru dalam
asuhan kebidanan. Menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat. Dalam
evaluai menggunakan format SOAP yaitu:
S :menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnese
O :menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dalam suatu identifikasi
A :pendokumentasian hasil pemeriksaan, analisa dan interpretasi subyektif
dan obyektif
P :menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan kebidanan pada By.Ny.”S” umur 9 hari dengan BBLR
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal/Jam : 10-9-2013 / 09.30 wib
Tempat : BPM TUTIK RAHAYU

A. Data Subyektif
3.1.1 Identitas
Nama bayi : By. Ny “S”
Umur : 9 hari
Jenis kelamin : laki-laki
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ny. “S” Nama Suami :Tn.”S”
Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama ; Islam
Suku/Bangsa ; Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat :Dsn kwaringen, Ds santren
Gadjah ngoro

3.1.2 Alasan kunjungan dan Keluhan yang di utarakan oleh ibu


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kedua bayinya
3.1.3 Riwayat kehamilan ibu
Ibu mengatakan selama hamil periksa ke bidan sebanyak 8 kali
Pada trimester I ibu tidak ada keluhan apapun sehingga periksa
ke bidan 1 kali dan mendapatkan vitamin.
Pada trimester II ibu mengatakan tidak ada keluhan dan periksa
ke bidan 3x kali kemudian mendapat penyuluhan tentang nutrisi
dan mendapat tablet tambah darah.
Pada trimester III ibu periksa ke bidan sebanyak 4 kali karena
ibu khawatir dengan kesehatan bayi kembarnya dan mendapat
penyuluhan tentang nutrisi dan kebersihan diri.
3.1.4 Riwayat kelahiran
Ibu mengatakan melahirkan anaknya pada usia kehamilan 33
minggu , ditolong oleh bidan secara spontan di Kamar Bersalin
RSUD Kabupaten jombang tanggal 2 nopember 2013 jenis
kelamin laki-laki, BB 1600 gram dan 1800 gram , PB 45 cm dan
45 cm .
3.1.5 Riwayat kesehatan sekarang (neo / bayi )
Ibu mengatakan sekarang bayinya dalam keadaan sehat .
3.1.8 Riwayat kesehatan orang tua (ibu dan ayah )
Ibu mengatakan baik ibu dan ayah tidak mempunyai penyakit
seperti menurun (diabetes, asma ) menahun (jantung ,asma )
menular (gonore,herpes dan penyakit PMS yang lainnya )
3.1.9 Pola tumbuh kembang bayi / neo
-
3.1.10 Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi
Bayi minum asi perasan diberi sesering mungkin minimal 30-60
menit
b. Pola Eliminasi
Bayi sudah BAB 2-3 x/hari konsistensi lunak dan BAK ± 7-8 x /
hari
c. Pola Istirahat
Bayi lebih banyak tidur ,menangis ketika merasa lapar dan bila
BAK dan BAB
b. Data Obyektif
1. Pemerikasaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV: S : 36,70 C
RR : 45x/menit
BBL : 1600 gram dan 1800 gram
PB : 45 cm
PB : 45 cm
LIDA : 28 cm
LIKA : 30 cm
SOB : 30 cm
FO : 31 cm
MOB : 32 cm

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi dan palpasi
Kepala :warna rambut hitam,tidak terdapat caput succedaneum
dan cephal hematome.
Muka :simetris, tidak pucat, tidak odem , tidak tampak ikterus
Mata :simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, reflek
berkedip (+)
Hidung :simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Mulut :mukosa bibir lembab, tidak ada bibir sumbing, tidak
ada stomatitis , lidah bersih .
Telinga :simetris,bersih, tidak ada serumen
Leher :tidak ada flaktur , gerak aktif , bersih
Dada :bentuk simetris, tidak ada tarikan intercoste , bentuk
dada normal
Abdomen :tali pusat sudah lepas , tidak ada tanda-tanda
infeksi,tidak ada benjolan abnormal , tidak ada
pembesaran hepar
Genetalia :bersih , jenis kelamin laki-laki ,testis sudah turun ke
skrotum , penis berlubang
Anus :bersih , terdapat lubang anus,tidak ada infeksi
Ekstremitas Atas :simetris , tidak odem ,jumlah jari lengkap
Ekstremitas Bawah :simetris,tidak odem , jari-jari lengkap,
pergerakan aktif.

b. Auskultasi
Dada : paru-paru :tidak ada suara wheezing dan ronchi

c. Perkusi
d. Abdomen : tidak ada hipertimpani
e. Refleks
1. Moro reflek : (+),ketika bayi di kagetkan,
lengan dan tangan terbuka serta di angkat ke
atas tetapi masih lemah .
2. Rooting reflek : (+),ketika pipi bayi
disentuh, bayi menolehkan kepalanya mencari
sumber sentuhan
3. Graph reflek : (+),ketika tangan bayi disentuh,
tangan bayi langsung menggenggam.
4. Toneck reflek: (+),ketika bayi di beri
rangsangan dari kanan atau kiri, bayi tidak
menoleh kearah rangsangan tapi masih lemah
5. Sucking reflek : (-), bayi belum dapat menghisap
6. Reflek ketuk glabella : reflek mengetuk berulang pada
dahi (+)
7. Reflek batang otak :(+) reflek untuk
menentukan mati batang otak atau tidak
dengan cara kepala diputar-putar atau di
tolehkan kesamping kanan dan kiri maka
bola mata akan bergerak atau tidak .
8. Reflek plantar : (+) reflek melekuk saat
telapak kaki di gosokkan
9. Reflek babinsky : (+) reflek ini di tunuukan pada saat bagian
samping telapak kaki di gosok dan menyebabkan jari-jari kaki
menyebar dan jempol kaki ekstensi .
10. Reflek gallant :(-) reflek pada saat kulit di sepanjang sisi
punggung bayi di gosokan maka bayi akan berayun menuju
sisi yang di gosokan
11. Reflek swimming : (-) refelk ini di tunjukan pada saat bayi di
letakkan di kolam yang berisi air ia akan mulai mengayuh dan
menendang seperti gerakan berenang .
12. Reflek walking: (+) reflek ini muncul sejak lahir walaupun
bayi tidak dapat menahan berat tubuhnya . namun saat tumit
kakinya di sentuhkan pada suatu permukaan yang rata bayi
akan terdorong untuk berjalan dengan menepatkan satu kaki di
depan kaki yang lain .
13. Reflek bebiski : (=)ketika telapak kaki mereka di usap maka
jari kaki akan melebar dan memutar kakinya

3. Pemeriksaan Penunjang
-----

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA


Diagnosa : By. Ny.”S” umur 9 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah
Data Subyektif : Ibu mengatakan melahirkan anaknya pada usia kehamilan 8
bulan, ditolong oleh bidan secara spontan di Kamar Bersalin
RSUD Kabupaten jombang tanggal 2 nopember 2013 jenis
kelamin laki-laki, BB 1600 gram dan 1800 gram , PB 45 cm
dan 45 cm
Data Obyektif : Keadaan Umum ; baik
BBL :1600 gram dan 1800 gram
TTV:S : 36,70C
PB : 45 cm dan 45 cm
Jenis Kelami : Laki-laki
R. Moro : (+)
R. Rooting : (+)
R. Graph : (+)
R. Tonic Neck : (+)
R. Sucking : (-)
3.3 DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
 Potensial terjadi hipotermi
 Potensial terjadi infeksi
 Potensial terjadi kekurangan nutrisi dari kebutuhan
3.4 KEBUTUHAN SEGERA
 Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap dalam batas normal
 Melatih bayi untuk minum asi dari payudara ibu
 Mencegah terjadinya infeksi
3.5 INTERVENSI
Tanggal/Jam : 10-9-2013 jam : 09.30 wib
Diagnosa : By.Ny.”S” umur 9 hari dengan BBLR
Tujuan :setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 x 24 jam
diharapkan tidak terjadi masalah
Kriteria hasil :
 Keadaan umum : baik
 TTV: S : 36,70 C C
 BAK : (+)
 BAB : (+)
 Tidak ada tanda-tanda infeksi
 Tidak terjadi hipotermi
 Nutrisi tercukupi
Intervensi
1. Lakukan teknik aseptis selama melakukan tindakan
R/ : Mencegah terjadinya penularan infeksi
2. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
R/ : agar tidak terjadi hipotermi
3. Anjurkan personal hygiene pada ibu bayi
R/ ; Agar tidak terjadi iritasi pada bayi
4. Melihat keadaan tempat tidur bayi
R/ : Untuk mengetahui dan mencegah terjadinya hipotermi (agar suhu bayi
tetap dalam batas normal)
5. Anjurkan ibu untuk memberikan asi eksklusif saja .
R/ : agar bayi tidak bingung putting susu ibunya
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 10-9-2013 /jam : 10.00 wib
Diagnosa : bayi Ny.”S” umur 9 hari dengan BBLR
Implementasi
1. Melakukan teknik aseptis dengan:
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Batasi kontak tangan /fisik dengan bayi
2. menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya agar tidak terjadi
hipotermi pada bayi
3. mengajarkan personal hygiene bayi pada ibu
a. mengganti popok setelah BAK dab BAB
b. menyeka bayi pagi dan sore untuk menjaga kebersihan tubuh bayi
dengan air hangat
c. mengganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah, pertahankan
kepala bayi tetap tertutup untuk mencegah kehilangan cairan
melalui evaporasi
4. Melihat keadaan tempat tidur bayi
5. menganjurkan ibu untuk memberikan asi eksklusif saja.
3.7 EVALUASI
Tanggal/Jam :10-9-2013 / 10.00 wib
S : ----
O: Keadaan Umum : baik
TTV: Suhu : 36,7 0 C
BB :1800 gram dan 1700 gram
PB :47 cm dan 48 cm
BAB (+), BAK (+)
Tidak ada tanda-tanda infeksi
A: Bayi Ny.”S” umur 9 hari dengan BBLR
P : Beritahu keluarga bahwa keadaan bayinya mulai membaik
Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL SOAP
1. 12 september S :-----
2013 O : KU : baik
Suhu : 36,6 0c
BB : 1.620 gram
BB : 1.810 gram
PB : 45 cm dn 45 cm
A : Bayi Ny.” S” umur 11 hari dengan BBLR
P : tetap menjaga kehangatan kedua bayi agar tidak terjadi
hipotermi dan menganjurkan ibu untuk tetap memberikan
asi eksklusif

2 18 september S :-----
2013 O : KU : baik
Jam 09.30 wib Suhu : 36,6 0c
BB : 1.670 gram
BB : 1.870 gram
PB : 45 cm dn 45 cm
A : Bayi Ny.” S” umur 17 hari dengan BBLR
P : tetap menjaga kehangatan kedua bayi agar tidak terjadi
hipotermi dan menganjurkan ibu untuk tetap memberikan
asi eksklusif dan menjaga kebersihan bayinya .
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah di lakukan asuhan kebidana pada Bayi NY ‘’S’’ hari ke 9 dengan berat di
harapkan dengan asuhan yang di berikan posisi janinbadan lahir rendah (BBLR)
dapat merubah berat badan bayi menjadi norma . Dari hasil pengkajian dan
pemerisaan bahwa berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi
yang di timbang dalam 1 jam setelah lahir). Ciri – ciri BBLR adalah berat badan
kurang dari 2500 gram Panjang kurang dari 45 cm ,Lingkaran dada kurang dari 30
cm ,Lingkaran kepala kurang dari 31 cm , Usia kehamilan kurang dari 37
minggu .dan saat di lakukan pemeriksaan berat badan bayi 1800 garam dan 1600
gram dan mempunyai panjang 45 cm .Maka tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.Sehingga antara teori dan praktek saling melengkapi.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang
sering di alami pada sebagian masyarakat yang di tandai berat lahir kurang dari
2500 gram. BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
timbulnya masalah pada semua system organ tubuh meliputi gangguan pada
pernafasan (aspirasi mekoneum, asfiksia neonatorum), gangguan pada system
pencernaan (lambung kecil), gangguan system perkemihan (ginjal belum
sempurna), gangguan system persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu
BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.

5.2 SARAN
 Diharapkan setelah di rawat bayi dapat ;
o Berat badan naik mencapai normal
o Daya hisap kuat
o Tidak terjadi infeksi dan hipotermia
 Diharapkan bidan dan perawat dapt :
o Meningkatkan proses keperawatan pada BBLR dengan mempertahankan
teknik aseptic dalam setiap melakukan tindakan
 Di harapkan mahasiswa dapat:
o Menganalisa dan menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas
masalah yang ada
o Menetapkan intervensi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada
BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
 Winkjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu kebidanan, Edisi Keempat Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka
 Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : EGC.
 Manuaba,C.A dkk.2010.ilmu kebidanan ,penyakit kandungan , dan kb untuk
pendidikan bidan edisi 2. Jakarta :ECG
 Oxorn,harry dkk. 2010.ilmu kebidanan:patologi dan
persalinan.yogyakarta:penerbit cv andi affset
 Muslihatun,nur wafi.2010.asuhan neonatus bayi dan
balita.yogyakarta:penerbit fitramaya

Anda mungkin juga menyukai