Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I

PENGKAJIAN BAYI DAN ANAK

DISUSUN OLEH

 ENJELA MAYULIZA 2014201057

DOSEN PEMBIMBING :

Dr.Meri Naherta,S.Kep,M.Biomed

JURUSAN S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,yang semata-mata berkat rahmat,hidayah
danma’unah-Nya,penulisan makalah dapat diselesaikan dengan tanpa menemui hambatan yang
berarti.Penulis yakin atas petunjuknya pula sehingga berbagai pihak berkenan memberikan bantuan,dan
kemudahan bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
semua pihak baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang telah membantu dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis mengetahuii bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu, kritik dan saran dari pembaca pada umumnya sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terimakasih. Akhirnya penulis berharap
mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bayi baru lahir adalah suatu fase kehidupan lanjutan dari janin yang sebelumnya berasal dari intra uteri ke
ekstra uteri, sehingga keberadaannya dianggap unik (Kosim, 2008). Menurut Notoatmodjo (2007), Bayi
merupakan seseorang yang berumur 0-12 bulan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23
Tahun 2002 Pasal 1 Ayat 1 tentang perlindungan anak, anak merupakan seseorang yang belum berusia 18
tahun, termasuk anak yang masih di dalam kandungan.

Jadi bayi juga dapat dikatakananak jika dilihat dari pengertian anak menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Pasal 1 Ayat 1. Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah
bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi
prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat
badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, dkk, 2003).
Prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir sangat
rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai neonatus imatur. Secara historis, bayi
dengan berat badan lahir 2500 gram atau kurang disebut bayi prematur (Behrman, dkk, 2000). Umumnya
kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus
haid terakhir pada siklus 28 hari. Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37
minggu disebut dengan persalinan prematur (Sulistiarini & Berliana, 2016).Istilah prematuritas telah
diganti dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat
badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi keduanya (Maryunani
& Nurhayati, 2009).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan bayi yang berumur 0 sampai
dengan usia 1 bulan sesudah lahir (Muslihatun, 2010).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2007). 1. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Dewi (2010),

ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut :

 Berat badan 2.500-4000 gram

 Panjang badan 45-55 cm

 Lingkar dada 30-33 cm

 Lingkar kepala 32-36,8 cm

 Bunyi jantung 110-160 x/menit

 Pernafasan 30-60 x/menit

 Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa

 Rambut kepala biasanya telah sempurna

 Kuku agak panjang atau melewati jari-jari

 Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan), testis sudah turun (pada
anak laki-laki).

 Reflek hisap dan menelan baik

 Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk

2. Perawatan Bayi Baru Lahir yang Benar

a. Merawat Tali Pusat Perawatan bayi baru lahir yang pertama ialah merawat tali pusat. Selepas bayi
dilahirkan, plasenta akan dipotong dan tali pusat akan diolesi dengan antiseptik agar tidak terjadi infeksi.
Tali pusat kemudian dibiarkan terbuka dan kering secara alami.

b. Kontak Skin to Skin Perawatan bayi baru lahir ialah menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu
lingkungan. Di rahim ibu, bayi berada pada suhu lingkungan yang optimal yaitu 36,5-37,5 derajat
Celcius, sesuai dengan suhu tubuh ibunya. Sesaat setelah dilahirkan, bayi akan berada pada suhu yang
lebih rendah .
c. Merespon Menyusui Dini Asupan makanan bayi yang paling pertama ialah susu, dalam hal ini
perawatan bayi baru lahir harus memperhatikan menyusui sang bayi. Ibu dianjurkan menyentuh bayi dan
menyangga ringan bagian bokong bayi. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah satu jam
kontak kulit ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan bayi ke
putingnya dan bayi diberi waktu untuk melanjutkan kembali proses tadi selama setengah sampai satu
jam.suhu tubuh ibunya, sehingga berisiko untuk terjadi hipotermia (suhu tubuhrendah).

d. Rawat Gabung Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu pada harihari
pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Perawatan bayi baru
lahir selanjutnya ialah dengan rawat gabung, ini bermanfaat untuk mendukung keberhasilan ASI
eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-
tanda lapar pada bayi.

e. Perhatikan Tidur Bayi Perawatan bayi baru lahir harus memperhatikan tidur bayi. Jika seorang dewasa
hanya butuh tidur 8 jam dalam sehari, berbeda dengan bayi. Bayi baru lahir dapat tidur sampai total 20
jam dalam sehari. Namun terpecah dalam periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam.

f. Perhatikan Kotoran Pertama Bayi Kotoran pertama bayi setelah dilahirkan disebut dengan meconium,
yang berbeda dengan feses, namun itu normal. Bayi saat di dalam kandungan banyak menelan banyak
cairan, sehingga kotoran pertamanya mungkin terlihat berbeda. Ini wajib diperhatikan pada perawatan
bayi baru lahir.

g. Memilih Pakaian Bayi Kulit bayi sangatlah sensitif dan tipis. Perawatan bayi baru lahir hendaknya
memakaikan pakaian pada bayi dengan bahan yang lembut. Selain itu, hendaknya mengenakan pakaian
pada bayi dengan kain yang menyerap air dan tidak kaku.

h. Perhatikan Kehangatan Bayi Bayi yang baru lahir butuh kehangatan dan kestabilan suhu tubuh. Oleh
karenanya, ada teknik membedong bayi. Membedong dapat menjaga bayi tetap hangat membantu
mengatur suhu tubuhnya.

i. Mengenali Isyarat Lapar Bayi Perawatan bayi baru lahir selanjutnya ialah dengan memperhatikan
isyarat lapar sang bayi. Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam
mulut, menggenggam tangan, mengeluarkan suara seperti mengecap-ngecap, ah uh ah.

j. Waspadai Bayi Kuning Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Kuning yang
perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir, berlangsung lebih dari 2 minggu,
disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan kaki bayi.

k. Ketahui Kolik Bayi Kolik merupakan kondisi bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan.
ayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore hari. Biasanya tidak membaik dengan
gendongan dan perut dapat terlihat tegang. Jika hal ini terjadi, perawatan bayi baru lahir penderita kolik
ialah dengan menggendong bayi secara lembut dan posisikan dalam posisi tengkurap.

l. Mengatasi Gumoh Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif, dan keluar
dengan sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi, letakkan dalam posisi tegak
pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk ringan punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.
B. Bayi Prematur/BBLR Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di mana bayi memiliki berat
badan kurang dari 2,5 kilogram saat dilahirkan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beragam hal. Bayi yang
berat badan lahirnya rendah rentan mengalami gangguan kesehatan, sehingga memerlukan perawatan
ekstra.

1. Penyebab Bayi Lahir dengan Berat Rendah Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan atau
meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan yang kurang.

Beberapa faktor tersebut meliputi:

 Terlahir dari ibu yang memiliki masalah kesehatan selama hamil, misalnya preeklamsia, tekanan darah
tinggi, atau kekurangan gizi

 Infeksi selama kehamilan

 Adanya kelainan genetik atau cacat bawaan lahir pada bayi

 Terlahir dari ibu dengan berat badan kurang selama kehamilan

 Usia ibu saat hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun Berikut ini adalah beberapa hal yang
perlu dilakukan saat merawat bayi dengan berat badan lahir rendah: 1. Memberikan ASI sesuai jadwal
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi selama enam bulan pertama kehidupannya. Jadi, sangat
disarankan untuk memberikan ASI yang cukup kepada bayi dengan BBLR. Selain itu, jangan
memberikan asupan lain selain ASI atau susu formula kepada bayi di bawah usia 6 bulan. Bayi dengan
berat badan lahir rendah sebaiknya minum ASI setiap tiga jam atau bahkan dua jam sekali. Jika perlu,
bangunkan bayi untuk menyusu bila dia sedang tertidur.

2.Bersentuhan langsung dengan bayi Bayi lahir prematur memiliki jaringan lemak yang tipis, sehingga ia
akan kesulitan mempertahankan suhu tubuhnya tetap hangat. Bersentuhan langsung dan menggendong
bayi dengan metode kangguru bisa membantu menjaga kehangatan tubuh bayi. Selain itu, menggendong
bayi dengan metode kangguru juga memberikan manfaat lain,seperti:

 Meningkatkan berat badan bayi

 Mengatur denyut jantung dan pernapasan bayi

 Membantu bayi tidur lebih nyenyak

 Membuat bayi lebih tenang dan nyaman

3. Menemani bayi tidur Tidur bersama Si Kecil memudahkan Bunda dalam memberikan ASI pada malam
hari. Namun perlu diingat, tidur bersama bayi bukan berarti harus berada di ranjang yang sama. Bunda
bisa mendekatkan tempat tidur Si Kecil di sebelah ranjang Bunda. Selain itu, pastikan untuk selalu
menempatkan bayi tidur dalam posisi terlentang.

4. Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi Gangguan tumbuh kembang adalah salah satu
komplikasi yang cukup banyak terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh karena itu,
pastikan Bunda membawa Si Kecil ke dokter anak secara teratur agar dokter bisa memantau kondisinya
dan mendeteksi kemungkinan adanya masalah tumbuh kembang sejak dini.

5. Melengkapi imunisasi bayi Bayi prematur dengan berat badan lahir rendah memiliki sistem kekebalan
tubuh yang lemah, sehingga rentan terkena penyakit infeksi. Untuk mencegah terjadinya hal ini, pastikan
jadwal imunisasi Si Kecil lengkap dan pemberiannya sesuai waktu yang dianjurkan dokter.

6. Meluangkan waktu lebih banyak bersama bayi Bayi dengan berat badan lahir rendah perlu senantiasa
berada dalam kondisi optimal dan lingkungan yang kondusif agar bisa tumbuh dan berkembang dengan
baik.

7. Jangan merasa segan untuk mencari bantuan Merawat bayi dengan BBLR memerlukan usaha ekstra.
Hal ini tentu tidak mudah, apalagi dengan kondisi tubuh Bunda yang masih membutuhkan pemulihan
setelah melahirkan. Agar tidak kewalahan, Bunda bisa meminta bantuan ibu atau mertua setidaknya
selama 40 hari pertama setelah melahirkan.

C. Pengkajian Fisik

1. Balita Pemeriksaan fisik bayi baru lahir biasanya langsung dilakukan di hari pertama bayi dilahirkan.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital (detak jantung, suhu tubuh, dan
pernapasan), panjang dan berat badan, serta organ tubuh bayi.

a. Pemeriksaan Agar Pemeriksaan Apgar atau Apgar score dapat dilakukan segera setelah bayi baru lahir.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan warna kulit, detak jantung, refleks dan kekuatan otot, serta
pernapasan bayi. Apgar score tergolong baik jika nilainya lebih dari 7.

b. Pemeriksaan usia gestasional, lingkar kepala, dan berat badan Pemeriksaan usia gestasional dilakukan
menggunakan penilaian new Ballard score, dengan tujuan untuk mengetahui apakah bayi terlahir
prematur atau sudah cukup bulan.

c. Pemeriksaan antropometri Pemeriksaan ini termasuk penghitungan berat badan, panjang badan, lingkar
kepala, bentuk kepala, leher, mata, hidung, dan telinga bayi. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk
mendeteksi apakah terdapat kelainan pada bentuk kepala atau anggota tubuh bayi baru lahir.

d. Pemeriksaan mulut Pemeriksaan fisik bayi baru lahir selanjutnya adalah pemeriksaan mulut, yang
meliputi pemeriksaan gusi dan langit-langit mulut. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mendeteksi
kelainan, seperti bibir sumbing.

e. Pemeriksaan jantung dan paru Dalam pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan stetoskop untuk
mengetahui apakah detak dan suara jantung bayi dalam kondisi normal atau sebaliknya. Begitu juga
dengan pemeriksaan paru, dokter akan memeriksa laju pernapasan, pola pernapasan, dan mengevaluasi
fungsi pernapasan bayi.

f. Pemeriksaan perut dan kelamin Pemeriksaan perut bayi meliputi bentuk, lingkar perut, dan pemeriksaan
organorgan di dalam perut seperti hati, lambung, dan usus hingga lubang anus. Pemeriksaan tali pusat
bayi juga termasuk dalam pemeriksaan fisik ini. Sementara pada pemeriksaan organ kelamin, dokter akan
memastikan saluran kencing terbuka dan berada di lokasi yang tepat. Dokter juga akan mengevaluasi
testis dalam kantong zakar, serta bentuk labia dan cairan yang keluar dari vagina bayi.
g. Pemeriksaan tulang belakang Ini juga merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang
penting dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bayi Anda memiliki kelainan, seperti
spina bifida atau cacat tabung saraf.

h. Pemeriksaan tangan dan kaki Dokter akan memeriksa denyut nadi di setiap lengan bayi, serta
memastikan tangan dan kakinya dapat bergerak dengan optimal dan memiliki ukuran berikut jumlah jari-
jari yang normal.

i. Pemeriksaan pendengaran Pemeriksaan pendengaran bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
gangguan pendengaran. Untuk mengetahui hal ini, dokter akan menggunakan alat berupa otoacoustic
emissions (OAE) atau automated auditory brainstem response (AABR).

j. Pemeriksaan hipotiroid congenital Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah bayi mengalami
hipotiroid bawaan. Pemeriksaan ini dilakukan saat bayi berusia 48–72 jam dengan pengambilan sampel
darah untuk memeriksa kadar hormon thyroid stimulating hormone (TSH).

2. Anak/ Remaja Dalam prosedur pemeriksaan head to toe, dokter terlebih dahulu akan melakukan
anamnesis, yaitu tanya jawab seputar keluhan Anda, seperti menanyakan riwayat kesehatan Anda, serta
keluhan yang mungkin Anda rasakan. Gaya hidup Anda juga akan ditanyakan, misalnya kebiasaan Anda
merokok, minum alkohol, kehidupan seksual, diet, olahraga, hingga status vaksinasi. Setelah itu, dokter
akan memeriksa tanda-tanda vital pada tubuh Anda, seperti:  Tekanan darah: level normal tekanan darah
adalah kurang dari 120/80, sedangkan Anda dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah lebih dari
130/80.  Detak jantung: level detak jantung yang normal adalah 60-100.  Rasio pernapasan: orang
dewasa normal bernapas sekitar 12-16 kali per menit. Jika Anda bernapas lebih dari 20 kali per menit,
dokter dapat menduga ada masalah pada jantung atau paru-paru Anda.  Suhu tubuh: suhu normal tubuh
adalah sekitar 36,1-37,2 derajat celcius.

3. Pada dasarnya pemeriksaan fisik akan meliputi:  Inspeksi: melihat adakah kelainan pada organ tubuh
yang hendak diperiksa.  Palpasi: menyentuh dengan teknik tertentu untuk memeriksa adakah benjolan,
tulang yang patah, atau kelainan lainnya.  Perkusi: tubuh akan mengeluarkan suara tertentu walaupun
dalam kondisi normal, misalnya pada paru akan terdengar sonor karena berisi udara, dan pada lambung
akan terdengar timpani karena berisi gas. Tujuan pemeriksaan ini adalah mendeteksi adakah cairan atau
massa pada tubuh seseorang, contohnya jika paru-paru ketika diketuk malah terdengar redup, maka
kemungkinan adanya massa pada organ tersebut.  Auskultasi: pada pemeriksaan ini dibutuhkan
stetoskop untuk mendengarkan adakah kelainan pada organ, seperti pada pemeriksaan jantung, paru-paru,
dan lambung.Pemeriksaan jantung termasuk dalam auskultasiSelain memeriksa tanda-tanda vital pada
tubuh, dokter akan mulai memeriksa kondisi fisik Anda secara keseluruhan.

Seperti namanya, pemeriksaan fisik head to toe akan mengecek kesehatan Anda secara detail sebagai
berikut:

1. Pemeriksaan kepala dan leher Anda akan diminta membuka mulut lebar-lebar karena dokter ingin
memeriksa kondisi tenggorokan dan amandel. Kualitas gigi dan gusi juga akan diperiksa, begitu pula
kesehatan kuping, hidung (termasuk sinus), mata, dan kelenjar getah bening.
2. Pemeriksaan dada Pada prosedur pemeriksaan ini dokter akan melakukan inspeksi, yaitu melihat
adakah kelainan pada dinding dada, penyakit kulit di area dada, serta adanya tarikan napas yang tampak
abnormal atau tidak. Dokter kemudian akan melakukan palpasi dan perkusi, atau pemeriksaan dengan
melakukan ketukan pada dada untuk mengetahui adanya cairan atau massa pada rongga paru dan
pembesaran jantung. Selanjutnya, dokter akan melakukan auskultasi atau mendengarkan bunyi napas dan
detak jantung dengan stetoskop.

3. Pemeriksaan perut Dalam pemeriksaan fisik head to toe yang satu ini, dokter akan menggunakan
beberapa teknik pemeriksaan, misalnya menepuk-nepuk perut untuk mendeteksi ada atau tidaknya
pembengkakan hati dan cairan di lambung, mendengar suara perut dengan stetoskop, serta menekan-
nekan perut untuk mengecek munculnya rasa nyeri atau tidak.

4. Pemeriksaan neurologis Sistem saraf, kekuatan otot, refleks, keseimbangan, dan kondisi kejiwaan
adalah tes yang termasuk dalam pemeriksaan neurologis.

5. Pemeriksaan dermatologis Dalam pemeriksaan dermatologis, kondisi kulit dan kuku Anda juga akan
diperiksa untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada kedua bagian tubuh tersebut.

6. Pemeriksaan ekstremitas Pemeriksaan fisik head to toe ini bertujuan mendeteksi ada atau tidaknya
perubahan dalam kemampuan fisik maupun sensorik Anda. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan di bagian
sendi pada lengan maupun kaki.  Apa tujuan melakukan pemeriksaan fisik head to toe? Para ahli
kesehatan merekomendasikan Anda melakukan pemeriksaan fisik head to toe setidaknya satu kali
setahun, terutama jika Anda sudah berusia di atas 50 tahun.

Dengan pemeriksaan ini, Anda bisa memperoleh manfaatnya, seperti:

 Mengetahui adanya penyakit tertentu sehingga bisa ditangani lebih awal

 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin dapat berkembang menjadi penyakit kronis di masa
mendatang

 Memperbarui status imunisasi Anda

 Memastikan Anda menjalani pola hidup sehat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan bayi yang berumur 0 sampai dengan usia 1 bulan
sesudah lahir (Muslihatun, 2010).Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2007). Berat
badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di mana bayi memiliki berat badan kurang dari 2,5 kilogram
saat dilahirkan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beragam hal. Bayi yang berat badan lahirnya rendah
rentan mengalami gangguan kesehatan, sehingga memerlukan perawatan ekstra. Pemeriksaan fisik bayi
baru lahir biasanya langsung dilakukan di hari pertama bayi dilahirkan. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan tanda vital (detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan), panjang dan berat badan,
serta organ tubuh bayi. Dalam prosedur pemeriksaan head to toe, dokter terlebih dahulu akan melakukan
anamnesis, yaitu tanya jawab seputar keluhan Anda, seperti menanyakan riwayat kesehatan Anda, serta
keluhan yang mungkin Anda rasakan. Gaya hidup Anda juga akan ditanyakan, misalnya kebiasaan Anda
merokok, minum alkohol, kehidupan seksual, diet, olahraga, hingga status vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai