Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Setelah membahas materi ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan
perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada Bayi Berat Lahir
Rendah dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada kasus Bayi Berat Lahir Rendah.
b. Dapat merumuskan diagnosa.
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada Bayi Berat Lahir
Rendah.
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada Bayi Berat Lahir Rendah.
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya.
1.3 Metode Pengumpulan data
Manajemen Kebidanan Komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti,
metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat digunakan
instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang telah di
teliti.
c. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien
secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk
mendapatkan data yang objektif.
d. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-buku serta
makalah.
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1.3 Metode Pengumpulan data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian BBLR
2.1.2 Etiologi BBLR
2.1.3 Gambaran klinis BBLR
2.1.4 Klasifiksi BBLR
2.1.5 Patofisiologi BBLR
2.1.6 Penatalaksanaan BBLR
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
2.2.2 Pendokumentasian secara SOAP
2.2.3 Bagan alur berfikir varney dan pendokumentasian secara SOAP
(Dewi, 2013)
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin.
(Dewi, 2013)
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia kehamilan.
(Marmi & Kukuh, 2012)
1. Manajemen Terapi
Setelah bayi lahir:
Umum
a. Membersihkan jalan nafas
b. Megusahakan nafas pertama dan seterusnya
c. Perawatan tali pusat dan perawatan mata
Khusus
a) Suhu tubuh dijaga pada suhu aksila 36,5-37,50C
b) Beri O2 sesuai dengan masalah pernafasan, pantau dengan oksimetri
c) Sirkulasi dipantau dengan ketat
d) Awasi keseimbangan cairan
e) Pemberian cairan dan nutrisi
f) Pencegahan infeksi
g) Mencegah perdarahan: vitamin K mg/pemberian
2) Inkubator
Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju.
Sebelum memasukan bayi kedalam inkubator.
3) Pencegahan infeksi
a. Cara kerja aseptic, cuci tangan setiap akan memegang bayi
b. Mencegah terlalu banyak bayi dan petugas dalam satu ruangan
c. Melarang petugas yang menderita infeksi msuk ke tempat bayi dirawat
d. Antibiotik disesuaikan dengan pola kuman
e. Membatasi tindakan seminimal mungkin
(Sudarti, 2013:5-6)
2.2.1 Pengertian Kriptorkismus
Kriptorkismus merupakan kelainan kongenital satu atau kedua testis
tidak berada pada posisi yang seharusnya di skrotum pada saat lahir dan tidak
dapat dipindahkan secara manual ke posisi seharusnya. Pada anak lelaki baru
lahir merupakan salah satu gangguan kelenjar endokrin dan gangguan genital
yang sering ditemukan. Bayi prematur insiden kriptorkismus ditemukan 30%,
insiden ini menurun menjadi 3-5% pada bayi yang lahir cukup bulan,
kemudian pada usia 3 bulan insidennya menjadi 1-3%, dan pada usia 1 tahun
insiden tinggal 0,8%. Setelah usia 3 bulan insiden kriptorkismus dapat
meningkat lagi karena adanya ascending testis yang jumlahnya hampir
seimbang dengan jumlah kriptorkismus testis kongenital (Suryawan et al.,
2017).
Bayi dengan riwayat kecil masa kehamilan yang disertai
kriptorkimus, penurunan spontan testis setelah lahir rendah dibandingkan
dengan bayi berat lahir normal dengan kriptorkismus. Bayi lahir dengan berat
badan kurang dari 900 gram angka kejadian kriptorkimus adalah 100%, angka
kejadian ini menurun sesuai kenaikan berat badan lahirnya, pada bayi dengan
berat badan lahir 2700-3600 gram angka kejadiannya 3% (Suryawan et al.,
2017).
Testis akan turun secara spontan pada usia 6 bulan kehidupan. Jika
testis tetap tidak turun dalam 6 bulan (sesuai koreksi usia kehamilan) maka
testis tidak akan turun secara spontan. Saat untuk koreksi orkhidopeksi adalah
usia 6 bulan (sesuai koreksi usia kehamilan), selain karena setelah usia 6 bulan
kemungkinan testis tidak akan turun spontan juga kemungkinan testis akan
rusak jika berada diluar skrotum (Suryawan et al., 2017).
2.2.2 Penyebab
Berbagai faktor bisa meningkatkan risiko testis tidak berada di skrotum saat
lahir. Faktor tersebut di antaranya adalah:
a. Kelahiran prematur, yaitu sebelum kehamilan mencapai 37 minggu.
b. Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kriptorkismus.
c. Kelahiran dengan berat badan rendah.
d. Gangguan pada janin yang dapat menghambat pertumbuhan janin dalam
kandungan, seperti sindrom Down.
e. Konsumsi alkohol dan merokok saat hamil.
f. Terpapar pestisida.
A. Data Subjektif
a. Identitas
Bila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin
lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus
diberikan kepada setiap bayi baru lahir. Identifikasi yang harus
tercantum: nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis
kelamin, unit, nama lengkap ibu.
b. Pemeriksaan ANC
Dalam antenatal care harus diussahakan agar : wanita hamil, sampai
akhir kehamilan sekurang – kurangnya harus sama sehatnya atau lebih
sehat, adanya kelainan fisik atau psikologis harus ditemukan dini dan
diobati, wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan
sehat pula fisik dan mental.
(Prawiroharjo, 2014)
S : Data Subjektif :
- Identitas
Apabila bayi yang lahir disuatu tempat bersalin lebih dari 1 harus diberi
identitas. Dengan menggunakan alat yang kebal terhadap air. Identitas
yang harus diberikan adalah nama (Bayi Nyonya), tanggal lahir, nomor
bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu, nama ayah, agama ( sesuai
agama ibu ), alamat ( sesuai alamat ibu ).
- Riwayat Kehamilan
Kehamilan yang dikatakan fisiologis dan harus tetap waspada karena
kehamilan berisiko jatuh pada keadaan yang membahayakan pada ibu
dan janin.
- Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan, misalnya bayi berat lahir rendah dengan
berat badan dibawah 2500 gram.
- Riwayat penyakit sekarang :
Misal Ibu PEB, lahir spontan, tetapi tidak menangis.
- Penilaian segera setelah lahir :
Sesuai dengan tindakan persalinan, misalnya spontan, sectio cessarea,
dll.
- Natal :
Tulis jenis persalinan, misalnya spontan, spontan bracth, dll.
- Post natal :
Tulis keadaan ibu setelah melahirkan, melaksanakan inisiasi menyusu
dini, mendapatkan vit K, mendapat salep mata.
- Imunisasi :
Imunisasi yang diberikan segera setelah lahir.
- Riwayat persalinan sekarang
Cairan amnion : diukur volumenya. Hidramnion (>2000ml) dihubungkan
dengan obstruksi traktus interstialis bagian atas, anensefalus, bayi dari
ibu diabetes atau eklamsi. Oligohidramnion (<500ml) dihubungkan
dengan agnesia ginjal ginjal bilateral atau sindrom potter. (IDAI, 2008:
74) .
O Data Objektif :
4. Pemberian Oksigen
Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan
head box.
5. Pencegahan infeksi
Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
Mencuci tangan sampai kesiku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit.
Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah
memegang bayi
6. Pemberian makanan.
Dewi, Vivian Nanny Lia, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Sudarti, dan Afroh Fauziah. 2013. Asuhan Neonatus Risiko Tinggi dan Kegawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Yeyeh, Ai, Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: TIM
Winkjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.
https://www.alodokter.com/kriptorkismus