Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyebab utama tingginya angka kematian bayi khususnya pada masa perinatal

adalah bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Bayi yang lahir dengan BBLR beresiko

kematian dengan 35 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang berat badannya di atas

2500 gram (Winkjosastro , 2007). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan

7 – 14% yaitu sekitar 459.200 – 900.000 bayi (Dewi, 2010). Masalah bayi dengan bayi berat

lahir rendah(<2500 gram) sampai saat ini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan

mortalitas perinatal.

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran

di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di Negaranegara berkembang

atau sosial-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan

di negara yang berkembang (Wordpress, 2008). Angka kejadian di Indonesia sangat

bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9%-30% hasil

studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBBL dengan rentang 2,1% -17,2%. Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBBL sekitar 7,5% (Wordpress, 2008).

BBLR juga berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak dimasa yang

akan datang. Dampak dari bayi berat lahir rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat,

kecendrungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah dari pada bayi yang berat

lahirnya normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada

1
usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi

(Sistiarini, 2008).

Kehamilan seorang ibu di pengaruhi oleh karakteristik ibu berdasarkan umur sangat

berpengaruh terhadap status berat badan ibu, dimana semakin muda umur ibu hamil karena

ketidak siapan ibu dalam menerima kehamilan, maka akanberesiko gangguan selama

kehamilan karena system reproduksi yang belum matang. Persalinan lebih dari 3 kali

beresiko terjadinya komplikasi perdarahan dan infeksi sehingga ada kecenderungan bayi

lahir dengan kondisi BBLR. Ibu yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu beristirahat

sehingga beresiko terjadinya komplikasi kehamilan, seperti terlepasnya yang secara

langsung berhubungan dengan gizi (Zulaika, 2010).

Menurut Dep. Kes. RI, (2005) berat badanbayi lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai

4000 gram. Menurut M.Soleh Kosim, (2007) berat badan bayi lahir normal adalah berat lahir

antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan

kongenital (cacat bawaan) yang berat.

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan >1500 atau <dari 2500 gram

(Abdul, 2010). Bayi prematur sedang (33-38 minggu) atau BBLR (1500-2500 gram) dapat

mempunyai masalah segera setelah lahir salah satunya yaitu kesukaran dalam bernafas

(Saifuddin,2010).

World Health Organization (WHO) 1979, telah membagi umur kehamilan menjadi

tiga kelompok yaitu : 1) Pre-term yaitu kurang dari 37 minggu (259 hari), 2) Term, yaitu

mulai 37 minggu sampai 42 minggu atau unur antara 259-293 hari, 3) Post-term, yaitu lebih

dari 42 minggu (294 hari) (Manuaba,2007). Begitu juga menurut perkiraan World Health

2
Organization (WHO) pada tahun 1961 telah mengganti istilah Premature baby dengan low

birth weight baby (bayi dengan berat badan lahir rendah = BBLR). Hal ini dilakukan karena

tidak semua bayi berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature. Keadaan ini

dapat di sebabkan oleh : 1) masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai

(masa kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid yang teratur ; 2) bayi small for

gestational age (SGA) : bayi yang kurang dari berat badan yang semestinya menurut masa

kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = KMK); 3) kedua-duanya (pernyataan 1 dan 2)

(Manuaba, 2007).

B. Tujuan

1. Dapat mengetahui faktor yang menyebabkan BBLR

2. Dapat mengetahui asuhan apa saja yang di berikan pada BBLR

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

BBLR telah didefinisikan oleh WHO sebagai bayi lahir dengan berat kurang dari 2500

gram.16

Dalam kebidanan digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu BBLR

dengan masa gestasi < 37 minggu (premature), dan BBLR dengan masa gestasi ≥ 37

minggu (dismatur). BBLR dapat merupakan akibat masa kehamilan kurang dari 37minggu

dengan berat yang sesuai, bayi yang beratnya kurang dari berat yang semestinya menurut

masa kehamilan kecil masa kehamilan (KMK), atau karena kombinasi keduanya.

Klasifikasi

1. Prematuritas murni : usia kehamilan < 37 minggu dgn BB sesuai dengan usia

kehamilan.

2. Dismaturitas/KMK (kecil masa kehamilan) : BB bayi kurang dari BB

semestinya sesuai dgn usia kehamilan.

3. Postmatur : bayi lahir dgn BB < 2.500 gram pada masa kehamilan > 42 minggu. .

C. Etiologi

1. Faktor Ibu

– Gizi saat hamil kurang

– Umur < 20 thn atau > 35 tahun.

– Jarak hamil & bersalin terlalu dekat

– Penyakit menahun ibu : HT, TB, DM, dll.

4
2. Faktor kehamilan

– Hamil dgn hidramanion

– Hamil ganda/gemeli

– Perdarahan antepartum

– Komplikasi hamil: pre-eklampsia/eklampsia , KPD.

3. Faktor Janin

– Cacat bawaan

– Infeksi dlm rahim

4. Faktor lain yg belum diketahui.

D. Komplikasi

1.      Sindrom aspirasi mekonium

2.      Asfiksia Neonatorum

3.      Sindrom Disstres Respirasi

4.      Dismatur Preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.

5.      Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak

6.      Hipotermia, hipoglikemia, anemi, gangguan pembekuan darah

7.      Infeksi, retrolental fibroplasia, NEC ( necrotizing enterocolitis)

8.      Bronchopulmonary dysplasia, malformasi kongenital.

E. Penanganan Awal BBLR

1.      Keringkan secepatnya dengan handuk kering.

2.      Ganti kain basah dengan kain kering.

3.      Bungkus bayi dengan kain dan sebelumnya lakukan perawatan tali pusat.

4.      Untuk menghangatkan beri lampu 60 watt dengan jawak minimal 60 cm dari bayi.

5
5.      Kemudian tutup kepala bayi dengan topi bila perlu berikan oksigen.

6.      Tetesi ASI bila perlu dapat dilakukan sende untuk memasukkan susu / ASI pada

bayi.

7.      Bila bayi dalam keadaan rentang segera berikan infuse dektrose 10 % + bikarbonas

atau natricus 1,5 % - 4 % pada hari I : 60 cc / kg / hari, pada hari ke II : 70 cc / kg / hari.

8.      Berikan antibiotika.

9.      Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat menelan langsung / biru /

tanda-tanda hypotermi berat, terangkan kemungkinan bayinya akan meninggal.

F. Perawatan Bayi Berat Badan Rendah

Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan. Pemberian makanan dan

siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi premature makin pendek masa kehamilan,

makin sulit dan makin banyak persoalan yang dihadapi. Biasanya kematian disebabkan

oleh gangguan pernafasan, infeksi cacat bawaan dan trauma pada otak.

1.      Pengaturan suhu lingkungan

Dapat dilakukan dengan pemanasan lampu atau dengan memasukkan dalam incubator

dengan suhu yang diatur :

* Suhu berat badan di bawah 2 kg 35 0C.

* Bayi berat badan 2 kg sampai 2,5 kg 34 0C.

Suhu incubator diturunkan 1 0C setiap minggu sampai bayi ditempatkan pada suhu

lingkungan sekitar 24 sampai 27 0C.

2.      Makanan bayi berat lahir rendah

6
Umumnya bayi premature belum sempurna reflek menghisapnya, kapasitas lambung

masih kecil dan daya enzim pencernakan terutama lipase masih kurang, maka makanan

diberikan dengan sonde atau pipet sedikit demi sedikit tapi sering.

3.      Pada perawatan bayi berat lahir rendah juga dapat menggunakan Kanggoro Mother

Care (KMC).

KMC adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan

dikombinasikan dengan pemberian ASI. Metode ini bertujuan agar bayi kecil tetap hangat

DURASI :

-          Dijalankan sampai bayi berat badan 2500 gram atau mendekati 40 minggu.

-          Bila ibu perlu istirahat dapat digantikan ayah ataupun saudara.

-          KMC dapat dilakukan setiap saat ketika bayi menginginkan.

4.      Pakaian dan posisi bayi

-          Berikan bayi pakaian, topi, popok dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih

dulu.

-          Letakkan bayi di dada ibu :

         Dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan lihat apakah kepala bayi apakah

sudah berfiksasi.

         Posisikan bayi dalam frog position yaitu fleksi pada siku dan tungkai kepala dan

dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak ektensi.

-          Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang sudah cukup hangat, dalam

methode KM ini tidak memerlukan baju khusus dapat juga menggunakan baju yang lebih

besar dari badan ibu. Kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar

bayi tidak terjatuh.

7
G. Diagnosa Potensial yang Dapat Terjadi Pada BBLR

               Hipotermi dapat disebabkan oleh lingkungan yang dingin karena bayi tidak

dapat menghasilkan panas dari dalam tubuhnya.

               Ikterus biasanya terjadi pada BBLR dan lebih besar terjadi pada premature,

hal ini disebabkan karena adanya dasar patologis atau kadarbilirubin mencapai nilai yang

disebut hipebilirubinemia.

Dianggap bilirubinemia bila :

* Ikterus terjadi 24 jam pertama.

* Peningkatan konsentrasi lebih besar sama dengan 5 mg% / 24 jam.

* Peningkatan bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada NKL3 12,5 mg% pada NCB.

* Disertai keadaan

- BB < 2000 mg

- UK < 36 mg

- Asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan

- Infeksi

- Trauma lahir kepala

- Hipoglikemia

- Hiporosmalalitas darah

Ikterus dapat dicegah dengan cara :

-          Pengawasan antenatal yang baik

-          Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus

-          Pemberian makanan dini

-          Pencegahan infeksi.

8
H. Penatalaksanaan

         Resusitasi yang adekuat

         Pengaturan suhu

         Terapi oksigen

         Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutris yang cukup.

         Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat.

I. Kebutuhan Nutrisi

Makanan bayi prematur refleks hisap, telan dan batuk belum sempurna. Kapasitas

lambung masih sedikit, kebutuhan protein 3 – 5 gram / hari dan tinggi kalori 110 kalori /

kgBB / hari. Pemberian minum dimulai saat bayi berumur 3 jam. Jumlah cairan yang

diberikan pertama kali adalah 1 – 5 ml/ jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit 12

jam. Banyak cairan yang diberikan perhari adalah 60 ml/kgBB/ hari dan setiap hari

dinaikkan sampai dengan 200 ml/kgBB/ hari pada akhir minggu kedua.

Hari Kelahiran Cairan/kgBB/hari Kalori/kgBB/hari

1 60 ml 40 kal

2 70 ml 50 kal

3 80 ml 60 kal

4 90 ml 70 kal

5 100 ml 80 kal

6 110 ml 90 kal

7 120 ml 100 kal

8-10 150 – 200 ml 120 kal

9
Air susu yang paling baik adalah ASI. Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dapat di

pompa dan dimasukkan dalam botol steril. Bila ASI tidak ada, ganti susu dengan susu

buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna oleh bayi ( lemaknya dari middle

chain trigly ceride ) dan mengandung 20 kalori/ 30 ml air atau sekurang – kurangnya bayi

dapat 110 kal/kgBB/ hari.

J. Pencegahan

Hal – hal yang dapat dilakukan :

1.      Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali salama kurun

kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda.ibu hamil yang diduga beresiko,

terutama faktor resio yang mengarah melahirkan bayi dengan BBLR harus cepat

dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2.      Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,

tanda – tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar

mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.

3.      Hendaknya ibu dapat meencanakan persalinan pada kurun umur reproduksi sehat

( 20 – 34 tahun ).

4.      Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan

pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses

terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

10

Anda mungkin juga menyukai