Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN KE 1 & 2

ASUHAN SEGARA
BAYI BARU LAHIR
DOSEN PENGAMPU :
LUSI AFRIYANI, S.S.T.,M.Tr.Keb
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir
2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn
atau neonatus) adalah bayi yang baru dilahirkan sampai dengan
usia empat minggu (Wahyuni, 2012).
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28
hari), dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir
pada semua sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan
merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa
muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat
fatal (Kemenkes RI, 2020).
KRITERIA BAYI NORMAL

1. Lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu sampai 42


minggu,
2. Berat badan lahir 2500–4000 gram,
3. Panjang badan: 48–52 cm
4. Lingkaran dada: 30–38 cm
5. Nilai Apgar 7–10 dan tanpa cacat bawaan (Ribek et al., 2018).
6. Lingkar kepala bayi baru lahir yang normal adalah 34–35 cm,
dimana ukuran lingkar kepala mempunyai hubungan dengan
perkembangan bayi yaitu pertumbuhan lingkar kepala umunya
mengikuti pertumbuhan otak, sehingga bila ada
hambatan/gangguan pada pertumbuhan lingkar kepala,
pertumbuhan otak juga biasanya terhambat
7. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian
menurun sampai 120-140×/menit.
8. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira-kira 40×menit.
9. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa,Kuku panjang.
10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
11. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),
Testis sudah turun (pada laki-laki).
12. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
13. Refleksmoro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan seperti memeluk.
14. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan
suatu benda diatas telapak tangan, bayi akan
menggengam / adanya gerakan refleks.
15. Refleks rooting/mencari puting susu dengan
rangsangan tektil pada pipi dan daerah mulut Sudah
terbentuk dengan baik.
16. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar
dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan (Saleha, 2012)
ASUHAN
SEGEGA
1. Memberikan Asuhan Aman Dan Bersih Segera Setelah Bayi Baru Lahir
2. Jaga Bayi Tetap Hangat
3. Isap Lender Dari Mulut Dan Hidung Bayi (Hanya Jika Perlu)
4. Keringkan
5. Pemantauan Tanda Bahaya
6. Klem Dan Potong Tali Pusat.
7. IMD
8. Beri Suntikan Vit K, 1 Mg Intramuscular
9. Beri Salep Mata Antibiotik Pada Kedu Amata,
10. Pemeriksaan Fisik
11. Imunisasi Hepatitis B 0.5 Ml Intramuscular (Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial, 2010).
PENJEGAHAN
INFEKSI
1. Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
2. Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lender Delee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi
atau steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan
penghisapan lendir dengan alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang
sama untuk lebih dari satu bayi).
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita
pengukur, thermometer, stetoskop, dan benda-benda lain yang akan
bersentuhan dengan bayi.
5. Dokumentasi dan cuci setiap kali setelah digunakan.
MEKANISME
KEHILANGAN
PANAS
Menurut (Junaidi et al., 2018) mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh. Termoregulasi merupakan salah satu cara tubuh untuk
mengatur keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas
yang terjadi di dalam tubuh atau mengatur sistem adaptasi
tubuh terhadap perubahan suhu.
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui
mekanisme berikut (Jamil et al., 2017):
1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapnya cairan
ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak
segera dikeringkan
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi diletakkkan di atas
meja, timbangan atau tempat tidur.
3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin yaitu adanya tiupan kipas
angin, penyejuk ruangan di tempat bersalin.
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi di tempatkan
dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN SUHU
TUBUH PADA BAYI BARU LAHIR

1. Lingkungan

2. Berat badan

3. Umur kehamilan

4. Asuhan petugas kesehatan


Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan
panas dari tubuh bayi adalah:
1. Keringkan bayi secara seksama
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
3. Tutup bagian kepala bayi
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5. Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera memandikan bayi baru
lahir
APGAR SCORE
PADA BBL
Penilaian Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada
bayi baru lahir:
1. Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa
kesulitan ?
2. Apakah bayi bergerak aktif ?
3. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan
ataukah ada sianosis?
PEMOTONGAN
TALI PUSAT
PADA BBL
1. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2. Bilas tangan dengan air DTT.
3. Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
4. Ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi. Gunakan benang atau klem
plastik penjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat kuat dengan simpul mati atau kuncikan
penjepit plastik tali pusat.
5. Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
6. Bungkus tali pusat yang sudah di ikat dengan kasa steril.
PENCEGAHAN
INFEKSI PADA
MATA
Pencegahan infeksi mata dapat diberikan kepada bayi baru
lahir. Pencegahan infeksi tersebut di lakukan dengan
menggunakan salep mata tetrasiklin 1%. Salep antibiotika
tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah
kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran (Indrayani,
2013).
VITAMIN DAN
IMUNISASI
Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1
injeksi 1 mg intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin
untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir
akibatdefesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir.
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya
infeksi disebabkan oleh virus Hepatitis B terhadap bayi.
Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B.
1. Jadwal pertama, imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali
pemberian, yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir
menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan.
2. Jadwal kedua, imunisasi hepatitis B sebanyak 4 kali
pemberian, yaitu pada 0 hari (segera setelah lahir) dan
DPT+ Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi.
PEMBERIAN ASI
1. ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100%
kebutuhan bayi.
2. Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat
memenuhi 60-79% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan
pendamping ASI berupa makanan lumat sampai lunak sesuai dengan usia
bayi.
3. Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan
makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetap dianjurkan
pemberiannya sampai paling kurang 2 tahun untuk manfaat lainnya

Anda mungkin juga menyukai