BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Menurut Kemenkes (2010; h. 34) Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 –
28 hari.
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
1).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir antara 2500 sampai dengan 4000 gram (Djitowiyono,
2010; h. 60).
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
j. Genitalia : perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, laki – laki testis sudah
l. Refleks morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan.
Menurut JNPK-KR/POGI, APN; (2007; h. 48) Asuhan segera, aman dan bersih
1) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikian pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau lemah maka segera
1) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin contohnya meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah
dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda –
benda tersebut.
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin,
contohnya ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara
4) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda-benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
Sedangkan menurut Saifuddin (2006; h. 133) tujuan utama perawatan bayi segera
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain.
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan
dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong
5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Sebelum memotong tali
pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya
perdarahan, membungkus ujung potongan tali pusat adalah kerja tambahan. Menurut
Kemenkes (2010; h. 34) untuk merawat tali pusat jangan membungkus puntung atau
mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol
atau povidon yodium masih diperkenankan apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup
bulan perlu diberi vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan
gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir.
Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap
bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
unik. Bayi berbeda dari bayi lainnya dalam hal penampilan, tingkat aktivitas, respons
terhadap rasa lapar, sakit, atau bosan dan pola tidur serta makan (Simkin, 2007; h.
351).
Untuk tumbuh dan kembang yang normal, bayi baru lahir memerlukan makanan
dan tidur yang cukup. Bayi baru lahir normalnya kehilangan sekitar 3-5% berat badan
pada 3 hari pertama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya mekonium
dikeluarkan dan ASI dari ibu tersedia sepenuhnya baru sekitar 3 hari setelah
melahirkan. Selain itu, bayi baru lahir mempunyai kebutuhan dan respon sosial, yang
jika tidak terpenuhi juga akan mempengaruhi tumbuh dan kembangnya yang normal.
Bayi baru lahir perlu dicintai, dirawat, dan diajak berkomunikasi yang dapat
tahun) untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu:
a. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
1) Nutrisi harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi
seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu
(ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama
2) Pemenuhan akan kebutuhan tempat tinggal yang aman (tempat tidur yang nyaman).
Tempat tidur bayi harus diletakkan didekat tempat tidur ibu sehingga bisa dipeluk,
ditimang, dan diberi makan saat bayi menginginkannya. Sehingga melihat bayi tidur dan
terjaga akan memberikan kepuasan yang mendalam bagi ibu begitu pula bagi bayi.
Tempat tidur bayi juga harus dilengkapi dengan pengahalang dibagian tepi untuk
mencegah bayi jatuh. Tidak perlu menggunaknan bantal, tetapi matras busa sudah
cukup. Seprei dan juga lembaran plastik atau karet untuk mencegah matras supaya
3) Pemberian pakaian yang sesuai dengan usia. Bayi yang baru lahir harus dibuat hangat,
tetapi jangan terlalu hangat. Pakaian bayi seharusnya tidak membuat berkeringat.
Sehingga ibu harus mengetahui kebutuhan atau pakaian yang sesuai yang harus
dikenakan bayi. Popok yang terbuat dari bahan kasa atau handuk katun juga gumpalan
kapas untuk mengelap pantat bayi yang terkena kotoran. Selain itu juga bayi
membutuhkan baju rompi, kaos tanpa kancing atau resleting, tutup kepala, baju hangat,
5) Merawat kebersihan badan dan lingkungan sekitar bayi. Kebersihan badan mencakup
kebersihan hidung, mata, telinga, kulit dan bahkan tali pusar (sekitar umur 0-2 minggu).
Menjaga kebersihan hidung sangatlah penting, karena bayi akan menangis dan sulit
bernafas jika hidungnya tersumbat. Telinga dan mata harus dibersihkan setiap kali
sehabis mandi. Saat membersihkan mata, usapkan gumpalan kapas atau handuk dari
ujung mata di dekat hidung kearah keluar. Tidak usah menghias mata bayi dengan
pewarna. Tali pusat biasanya akan segera diberi obat anti bakteri atau diperban oleh
dokter di ruang bersalin. Biasanya puntung ini akan lepas dalam waktu seminggu jika
dibiarkan.
6) Memberikan pengobatan ketika bayi sedang sakit. Sejak bayi berusia satu bulan
sebaiknya diperiksakan ke dokter, tidak usah menunggu sampai masalah medis timbul
perut bayi, karena terkadang bayi selama 3 bulan pertama kehidupannya mengalami
sakit perut yang hebat yang kemungkinan disebabkan karena adanya udara dalam
perut bayi. Selain itu dapat juga melakukan pengecekan pada saluran pernapasan,
karena dikhawatirkan dapat terserang infeksi akur seperti infeksi saluran pernapasan
bagian atas, rinitis (peradangan pada hidung) atau otitis (infeksi telinga) sehingga
mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk
menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial. Kebutuhan emosi atau kasih
1) Memberikan rasa aman (emotional security) baik secara kontak fisik maupun psikis.
Ketika seorang bayi dibawa mendekat ke tubuh ibunya dan digendong dengan lembut
serta penuh cinta kasih dalam bahunya, bayi itu tentu saja lebih diam. Karena bayi
merasa lebih aman dalam dekapan ibunya. Selain itu tindakan ini membuat sinyal unik
tertentu semacam bentuk “komunikasi” antara ibu dengan anaknya. Tangan ibunya
rahim ibu dimana dia mendengarkan nyayian pengantar tidur terus menerus oleh suara
detak jantungnya, oleh hembusan nafasnya yang teratur dan lembut gerakan tubuhnya.
2) Memberikan rasa kasih sayang dan perhatian. Rasa cinta kasih yang diterima bayi akan
membuat bayi yang sakit menjadi sembuh dan sebaliknya kurangnya rasa cinta kasih
akan membuat bayi yang sehat menjadi sakit. Cinta kasih dibutuhkan jauh sebelum
seorang bayi tumbuh besar. Kenyataannya adalah pada beberapa menit pertama dan
beberapa jam setelah lahir, intensitas kedekatan antara bayi baru lahir di satu sisi,
dengan ibu dan ayah di sisi lain, secara meyakinkan mempengaruhi pertumbuhan,
3) Memberikan perlindungan sejak usia kehamilan hingga anak dewasa. Saat mengetahui
kehamilan, ibu harus memeriksa kehamilannya dan terus melakukannya sepanjang ibu
hamil.
4) Pengasuhan dengan kasih sayang yang tulus dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi
menimbulkan kepercayaan pada bayi terhadap lingkungannya. Saat bayi berumur 0-3
bulan, dia seperti keluar dari cangkangnya. Dengan pengasuhan yang didalamnya
terkandung kasih sayang yang tulus dia akan menunjukkan rasa senangnya dengan
jelas saat diangkat, ditimang, dipeluk atau diajak bicara. Setiap bayi yang mendapatkan
kasih sayang yang tulusdan adanya orang tua disamping bayi didekatnya maka ia
merasa diterima dan senang dengan keluarga yang ada disekitarnya, sehingga dapat
kemampuannya, dilakukan oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu). Stimulasi
bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain.
Berbagai parameter stimulasi perlu dipertimbangkan termasuk jumlah, tipe, waktu, pola,
kualitas stimulasi serta faktor risiko yang ada. Bebagai macam stimulasi yang
1) Penglihatan
e) Gerakan benda berwarna terang untuk membantu pemfokusan bayi dan mengikutinya.
2) Pendengaran
a) Gunakan suara anda untuk berbagai cara berkomunikasi dengan bayi (bernyanyi,
b) Berusaha agar bayi menggerakkan matanya dan kepalanya kearah suara anda.
3) Perabaan
b) Sentuhan, tepukan, urut/pijat bayi dengan cara menenangkan dan berirama.
c) Manfaatkan refleks bayi untuk interaksi (refleks isap, refleks memegang).
e) Ayunkan bayi ketika diam, dan hibur dengan menggoyang ketika rewel.
B. Ikterus
1. Definisi
Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat pada seklera, selaput lendir, kulit
karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Klinis ikterus tampak bila kadar
Ikterus adalah deskolorasi kuning pada kulit, membrane mukosa, dan sklera akibat
Sebagian besar (70-80%) produksi bilirubin berasal dari eritrosit yang rusak. Heme
albumin dibawa ke hepar. Di dalam hepar, dikonjugasikan oleh asam glukuronat pada
bayi baru lahir yang ususnya bebas dari bakteri, pembentukan sterkobilin tidak terjadi.
kembali melalui sirkulasi enterohepatik ke aliran darah (Mansjoer, dkk, 2005; h. 504).
mempengaruhi hingga 50% bayi aterm yang mengalami peningkatan progresif pada
kadar bilirubin tak-terkonjugasi dan ikterus pada hari ketiga. Ikterus fisiologis tidak
pernah tampak sebelum 24 jam kehidupan, biasanya menghilang pada usia satu
minggu dan kadar bilirubin tidak pernah melebihi 200-215µmol/L (12-13mg/dl) (Fraser,
2009; h. 840).
Ikterus fisiologis adalah suatu kenaikan dan penurunan kadar bilirubin serum(tidak
langsung) dalam kisaran (4 hingga 12 mg/dL), pada keempat setelah kelahiran dan
memuncak pada hari ketiga hingga kelima. Ikterik fisiologis biasa terjadi pada bayi term
dan sebagai hasil dari ketidakmaturan hepatik pada neonatus (Ladewig, 2006; h. 199).
Kadar bilirubin total puncak (terkonjugasi dan tidak) dapat mencapai 12 hingga 15
mg/dl, dibanding dengan kadar normal yang kurang dari 6 mg/dl pada bayi cukup bulan.
Kadar bilirubin yang tidak terkonjugasi lebih dari 15 mg/dl patut diwaspadai (Corwin,
Secara keseluruhan, 6-7% bayi cukup bulan mempunyai kadar bilirubin indirek
lebih besar dari 12,9 mg/dl dan kurang dari 3% mempunyai kadar yang lebih besar dari
pada ibu, ras, prematuritas, obat-obatan(vitamin K3, novobiosin), tempat yang tinggi,
oksitosin, pemberian ASI, kehilangan berat badan (dehidrasi atau kehabisan kalori),
pembentukan tinja lambat, dan ada saudara yang mengalami ikterus fisiologis. Bayi-
bayi tanpa variabel ini jarang mempunyai kadar bilirubin indirek diatas 12mg/dl,
sedangkan bayi yang mempunyai banyak risiko lebih mungkin mempunyai kadar
bilirubin serum diatas 12,9 mg/dL pada bayi aterm dan 15 mg/dL pada bayi preterm
(2006), ikterus yang kemungkinan menjadi patologi atau dapat dianggap sebagai
hiperbilirubinemia ialah :
3) Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada neonatus kurang bulan dan 12,5 mg
4) Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim G6PD
dan sepsis).
5) Ikterus yang disertai berat lahir kurang dari 2000 gram, masa gestasi kurang dari 36
Kern ikterus ialah ensefalopati billirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus
cukup bulan dengan ikterus berat (billirubin indirek lebih dari 20 mg%) dan disertai
penyakit hemolitik berat dan pada autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern
ikterus secara klinis berbentuk kelainan saraf spastis yang terjadi secara kronik
Hal ini dapat disebabkan oleh inkompatibilitas rhesus, golongan darah ABO,
golongan darah lain, kelainan eritrosit congenital, atau defisiensi enzim G-6-PD (Kosim,
2008; h. 845).
hepar. Akibat obstruktifa itu terjadi penumpukan bilirubin tidak langsung. Bila kadar
bilirubin langsung melebihi 1 mg% maka kita harus curiga akan hal-hal yang
obtruksi saluran empedu. Dalam menghadapi kasus seperti ini penting sekali diperiksa
kadar bilirubin serum, tidak langsung dan langsung selanjutnya apakah terdapat
4. Etiologi
Menurut Marmi (2012; h. 278) etiologi pada BBL dapat berdiri sendiri maupun
disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar etiologi itu dapat dibagi sebagai
berikut :
a. Produksi yang berlebihan lebih dari pada kemampuan bayi untuk mengeluarkannya
misalnya hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas darah Rh, ABO, golongan
darah lain, defisiensi enzim G6PD, pyruvate kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.
c. Gangguan dalam transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian
diangkut kehepar, ikatan bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat
Ikterus fisiologis pada neonatus adalah akibat kesenjangan antara pemecahan sel
5. Patofisiologi
hemoglobin oleh kerja heme oksigenase, biliverdin reduktase, dan agen pereduuksi
bilirubin tak terkonjugasi diambil oleh protein intraselular “Y protein” dalam hati.
Pengambilan tergantung pada aliran darah hepatic dan adanya ikatan protein. Bilirubin
yang tak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi oleh enzim asam uridin
menjadi bilirubin mono dan diglucuronida yang polar, larut dalam air (bereaksi direk).
Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieliminasai melalui ginjal.
urobilinogen dalam tinja dan urin. Beberapa bilirubin diabsorbsi kembali melalui sirkulasi
enterohepatik. Warna kuning dalam kulit akibat dari akumulasi pigmen bilirubin yang
kemungkinan karena penurunan protein hepatik sejalan dengan penurunan aliran darah
hepatik. Jaundice yang terkait dengan pemberian ASI merupakan hasil dari hambatan
kerja glukoronil transferase oleh pregnaediol atau asam lemak bebas yang terdapat
dalam ASI. Terjadi 4 sampai 7 hari setelah lahir. Dimana terdapat kenaikan bilirubin tak
terkonjugasi dengan kadar 25 sampai 30 mg/dl selama minggu ke-2 sampai ke-3.
Biasanya dapat mencapai usia 4 minggu dan menurun 10 minggu. Jika pemberian ASI
3 sampai 10 minggu pada kadar yang lebih rendah. Jika pemberian ASI dihentikan,
kadar billirubin serum akan turun dengan cepat, biasanya mencapai normal dalam
beberapa hari. Penghentian ASI selama 1 sampai 2 hari dan penggantian ASI dengan
pemberian ASI dapat dimulai lagi dan hyperbilirubin tidak kembali ke kadar yang tinggi
seperti sebelumnya. Bilirubin yang patologis tampak ada kenaikan bilirubin dalam 24
jam pertama kelahiran. Sedangkan untuk bayi dengan ikterus fisiologis muncul antara 3
1) Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American, Yunani).
4) ASI.
1) Prematuritas.
6) Hipoglikemia.
a. Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan pada bayi baru lahir asal dengan
menggunakan pencahayaan yang memadai. Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat
dengan sinar lampu dan dapat tidak terlihat dengan penerangan yang kurang. Tekan
kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan
subkutan:
b. Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalar kearah kaudal tubuh, dan
ekstremitas.
c. Tentukan tingkat keparahan ikterus secara kasar dengan melihat pewarnaan kuning
Perkiraan
Deraja
kadar
t Daerah Ikterus
billirubin (mg
Ikterus
%)
Daerah kepala dan
I 5
leher
Daerah 1 (+) badan
II 9
bagian atas
Daerah 1, 2 (+) badan
III bagian bawah dan 11
tungkai
Daerah 1, 2, 3 (+)
IV lengan dan kaki 12
dibawah dengkul
Daerah 1, 2, 3, 4 (+)
V 16
tangan dan kaki
d. Pemeriksaan tanda klinis lain seperti gangguan minum, keadaan umum, apnea, suhu
8. Prognosis
timbul akibat efek toksis bilirubin pada system saraf pusat yaitu basal ganglia dan pada
berbagai nuclei batang otak. Keadaan ini tampak pada minggu pertama sesudah bayi
lahir dan dipakai istilah akut bilirubin ensefalopati. Sedangkan istilah kern ikterus adalah
perubahan neuropatologi yang ditandai oleh deposisi pigmen bilirubin pada beberapa
daerah di otak terutama di ganglia basalis, pons dan serebelum. Kern ikterus digunakan
untuk keadaan klinis yang kronik dengan sekuele yang permanen karena toksik
bilirubin.
Manifestasi klinis akut bilirubin ensefalopati : pada fase awal, bayi dengan ikterus
berat akan tampak letargis, hipotonik, dan reflek hisap buruk. Sedangkan pada fase
selanjutnya bayi akan demam, high-pitched cry, kemudian akan menjadi drowsiness
Manifestasi klinis kern ikterus : pada tahap yang kronis bilirubin ensefalopati, bayi
yang bertahan hidup, akan berkembang menjadi bentuk athetoid cerebral palsy yang
2008; h. 148).
9. Penanganan
fisiologis dan memberitahu gejala dini ikterus patologi pada para ibu sebelum
memulangkan bayi. Hal ini mengingat kemungkinan karena 60% bayi baru lahir
a. Pada saat ibu hamil, ibu jangan meminum jamu atau ramuan yang sering diketahui
e. Jemur bayi dipagi hari tanpa baju antara pukul 07.30-09.00 selama 20-30 menit sampai
f. Meskipun sudah banyak menyusu dan sudah dijemur, namun bayi masih tampak
kuning, apalagi bila disertai gejala malas minum atau iritabel, anjurkan bayi segera
g. Bayi yang kuning pada hari pertama, harus dirujuk ke rumah sakit.
h. Terapi sinar biasanya diberikan bila kadar bilirubin diatas 12mg%.
i. Transfusi tukar biasanya dilakukan bila kadar bilirubin indirek diatas 20mg% (Maryunani,
2008; h. 163).
1. Daerah
Ikteus
(rumus
Kramer) 1 1+2 1–4 1-5 1-5
2. Kuning
hari ke: 1-2 >3 >3 >3 >3
3. Kadar
bilirubin ≤ 5 mg% 5-9 11-15 >15-20mg >20mg%
mg% mg% %
PENANGANGAN
Bidan atau Terus 1. Jemur di matahari pagi jam 7-9 5. Rujuk ke
Puskesma diberi selama 10 menit. rumah sakit
s ASI 2. Badan bayi telanjangg, mata 6. Banyak
ditutup. minum.
3. Terus diberi ASI.
4. Banyak minum
Rumah Sama Sama Terapi Terapi
sakit denga dengan sinar sinar
n diatas
diatas
1. Periksa golongan darah ibu dan
bayi.
2. Periksa kadar billirubin.
Nasihat Waspadai Tukar darah
bila bila kadar
semakin billirubin
kuning, naik > 0,5
kembali mg/jam
coomb’s
test
Sumber : Saifuddin (2006; h. 385)
1) Bila berat badan bayi 2000 gram atau lebih, letakkan bayi dalam keadaan telanjang di
2) Tutup mata bayi dengan penutup, pastikan penutup mata tidak menutupi hidung.
b. Letakkan bayi sedekat mungkin dengan lampu sesuai dengan petunjuk atau manual
1) Anjurkan ibu menyusui sesuai keinginan bayi, paling tidak setiap 3 jam:
a) Pindahkan bayi dari alat terapi sinar selama diberi minum dan lepas penutup matanya.
b) Tidak perlu menambah atau mengganti ASI dengan air, dekstrosa atau formula.
2) Bila bayi tidak dapat menyusui, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu
cara alternative pemberian minum. Selama dilakukan terapi sinar, naikkan kebutuhan
3) Bila bayi mendapat cairan IV, naikkan kebutuhan hariannya 10% selama bai dilakukan
terapi sinar.
4) Bila bayi mendapat cairan IV, atau diberi minum melalui pipa lambung. Bayi tidak perlu
d. Selama dilakukan terapi sinar, feses bayi bisa menjadi cair dan berwarna kuning.
2) Bila bayi mendapat terapi olsigen, matikan lampu saat memeriksa bayi untuk
f. Pantau suhu tubuh bayi dan suhu udara ruangan setiap 3 jam.
1) Hentikan terapi sinar bila kadar bilirubin turun dibawah batas untuk dilakukan terapi
2) Bila kadar bilirubin serum mendekati nilai untuk dilakukan transfusi tukar, bila
memungkinkan segera rujuk ke Rumah Sakit Rujukan atau dengan fasilitas pelayanan
spesialis untuk dilakukan transfusi tukar. Lakukan persiapan untuk merujuk dan kirim
1) Bila bayi kecil (berat lahir <2500 gram atau umur kehamilan <37 minggu) atau sepsis,
2) Bilirubin pada kulit dapat menghilang dengan cepat dengan terapi sinar. Warna kulit
tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubin serum
selama bayi dilakukan terapi sinar dan selama 24 jam setelah dihentikan.
i. Pulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan, bayi minum dengan baik, atau
bila sudah tidak ditemukan masalah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
j. Ajari ibu untuk menilai ikterus dan beri nasehat pada ibu untuk keembali bila terjadi
penemuan dan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan logis untuk mengambil suatu
b. Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
sebagai berikut:
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan keadaan pasien. Langkah ini merupakan
langkah awal untuk menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang dihadapi. Data dasar ini meliputi data subyektif, data obyektif dan
pencegahan.
ditangani atau segera dikonsultasikan dengan dokter sesuai dengan keadaan pasien.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin memerlukan konsultasi dan kolaborasi
dengan dokter sehingga bidan harus mampu mengevaluasi setiap keadaan pasien
untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari keadaan pasien atau dari setiap
masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
konseling penyuluhan dan apakah perlu merujuk pasien bila ada masalah yang
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
oleh bidan atau tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri
sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode SOAP ini disarikan dari proses pemikiran
dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
Menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi, dan atau
Tabel 2.3 Hubungan manajemen kebidanan dan metode pendokumentasian dengan SOAP
Langkah Manajemen Langkah dalam
Kebidanan Menurut Varney Pendokumentasian Dengan
SOAP
Langkah 1 Pengumpulan data Subyektif (S)
(Pengkajian Data) Pengumpulan data Obyektif (O)
Langkah 2
(Antisipasi Masalah) Perumusan Assessment (A)
Langkah 3 atau analisis dari data subyektif
(Antisipasi Masalah) dan Obyektif
Langkah 4
(Tindakan Segera)
D. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Ikterus
Manajemen atau asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan asuhan yang
adekuat dan berstandar pada bayi baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi
selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,
adalah terlaksananya asuhan segera atau rutin pada bayi baru lahir termasuk
Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data yang dikumpulkan terdiri
a. Biodata
1) Nama bayi : untuk mengetahui identitas bayi (Sudarti, 2010; h. 93).
2) Umur bayi : untuk mengetahui berapa umur bayi yang nanti akan disesuaikan dengan
tindakan yang akan dilakukan (Sudarti, 2010; h. 93). Dan untuk mengetahui tingkat
keparahan ikterus yaitu jika timbul pada 24 jam sesudah kelahiran termasuk ikterus
patologis sedangkan jika timbul pada hari kedua-ketiga termasuk ikterus fisiologis.
3) Tanggal/jam lahir : untuk mengetahui kapan bayi baru lahir, sesuai atau tidak dengan
perkiraan lahirnya (Sudarti, 2010; h. 93). Dan untuk mengetahui tingkat kenaikan kadar
yang lain.
5) Nama ibu/ayah : untuk mengetahui nama penanggung jawab (Sudarti, 2010; h. 93).
6) Umur ibu/ayah : untuk mengetahui umur penanggung jawab (Sudarti, 2010; h. 93).
7) Suku bangsa : untuk mengetahui bahasa sehinga mempermudah dalam berkomunikasi
8) Agama : dengan diketahui agama pasien, akan mempermudah dalam memberikan
dukungan mental dan dukungan spiritual dalam proses pelaksanaan asuhan kebidanan.
9) Pendidikan orang tua : tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap dan perilaku
kesehatan pasien dan untuk menilai sosial ekonomi pasien (Mochtar, 2000; h. 78).
11) Alamat : mempermudah hubungan dengan anggota keluarga yang lain apabila
Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT), hari perkiraan lahir (HPL),
frekuensi pemeriksaan Ante Natal Care (ANC), yang memeriksa, keluhan, dan
inkompatibilitas ABO dan Rh) (Surasmi, 2003; h. 68). Riwayat penggunaan obat selama
ibu hamil yang menyebabkan ikterus (sulfa, anti malaria, nitro furantoin, aspirin) dan
persalinan, lama persalinan, tanda gawat janin, masalah selama persalinan, pecah
ketuban : spontan atau dipecah oleh petugas kesehatan, jam saat ketuban dipecahkan,
Nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir adalah ASI yang dapat diberikan segera
setelah bayi lahir, pemberiannya on demand atau terjadwal sesuai kebutuhan bayi.
Menurut WHO (2009; h. 45), kebutuhan cairan yang dibutuhkan bayi (mL/kg) dengan
Memberikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali). Apabila bayi telah
mendapat minum 160ml/kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar berikan
Keadaan umum dinilai satu menit pertama setelah lahir dengan menggunakan
nilai APGAR score. Dari penilaian itu dapat diketahui apakah bayi normal (nilai APGAR
7-10) asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6) asfiksia berat (niali APGAR 0-3) bila sampai 2
menit nilai APGAR tidak sampai 7 maka bayi harus diresusitasi lebih lanjut, oleh karena
itu bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit kemungkinan akan terjadi gejala
neurologi lanjutan dikemudian hari yang lebih besar oleh karena itu penilaian APGAR
dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit. (Wiknjosastro, 2007; h.
712).
1) Tanda-tanda vital pada bayi normal menurut Frasser (2009; h. 710) meliputi :
2) Pemeriksaan Antropometri pada bayi normal menurut Djitowiyono (2010; h. 61)
adalah :
hari pertama yang harus kembali normal pada hari ke-10. Bayi dapat ditimbang pada
hari ke-3 atau ke-4 untuk mengkaji jumlah penurunan berat badan, tetapi bila bayi
tumbuh dan minum dengan baik, hal ini tidak diperlukan. Sebaiknya dilakukan
penimbangan pada hari ke-10 untuk memastikan bahwa berat badan lahir telah kembali
2) Muka : memeriksa kesimetrisan muka, kulit muka tipis dan keriput (Maryunani, 2008;
h.87). Bayi ikterus warna kulit terlihat kuning (Suriadi, 2006; h. 133).
3) Mata : memeriksa bagian sklera pucat atau kuning dan konjungtiva apakah merah muda
4) Hidung : memeriksa lubang hidung tampak jelas, biasanya berisi cairan mukosa
5) Mulut : memeriksa reflek hisap, menelan serta batuk masih lemah atau tidak efektif dan
6) Telinga : memeriksa kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala (Sudarti,
2010; h. 87).
8) Dada : memeriksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung dan pernafasan (Sudarti,
2010; h. 87).
9) Abdomen : memeriksa distensi abdomen, defek pada dinding perut atau tali pusat
dimana usus atau organ perut yang lain keluar, untuk melihat bentuk dari abdomen
(Kosim, 2005).
11) Genitalia : memeriksa bagian genitalia jika perempuan labia mayora sudah menutupi
labia minora, sedangkan laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada (Djitowiyono,
2010; h. 61).
(Sudarti, 2010; h. 86). Bayi ikterus terlihat hipotonus (Surasmi, 2003; h. 68).
d. Refleks
1) Refleks moro: timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba
2) Refleks rooting: bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi (Saifuddin, 2006; h.
138).
3) Refleks graphs : refleks genggaman telapak tangan dapat dilihat dengan meletakkan
4) Refleks sucking : terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda
yang ditempatkan di mulut mereka (Frasser, 2009; h.722). refleks menghisap pada bayi
5) Refleks tonicneck : pada posisi telentang, ekstremitas di sisi tubuh dimana kepala
menoleh mengalami ekstensi, sedangkan di sisi tubuh lainnya fleksi (Frasser, 2009; h.
722).
e. Eliminasi
(Maryunani, 2008; h.97). bayi yang normal berkemih (6-8 kali sehari) dan buang air
besar dalam sehari (3-4 kali perhari pada hari ke-3 sampai hari ke-4, 4-6 kali perhari
pada hari ke-4 sampai ke-6, 8-10 kali perhari dari usia 1 minggu hingga 1 bulan
(Schwartz, 2005, h. 68). Bayi ikterus urin dan tinja terlihat pekat, warna seperti teh
serta USG dan rontgen (Manuaba, 2007). Pemeriksaan laboratorium bayi ikterus
adalah Rh darah ibu dan janin berlainan. Kadar bilirubin bayi aterm lebih 12,5 mg/dL,
3. Assesement
Untuk melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa yang
23).
(Varney, 2007)
938/Menkes/SK/VIII/2007).
b. Masalah
Merupakan hal – hal yang berkaitan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
sering dijumpai pada bayi baru lahir dengan ikterik adalah gangguan sistem
pernafasan, reflek hisap, dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur
(Manuaba, 2007).
c. Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum terindentifikasi dalam diagnosa
dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data (Varney, 2007).
Kebutuhan yang harus diberikan pada bayi baru lahir dengan ikterik adalah oksigen
sesuai terapi, pemberian cairan yang cukup, mengobservasi keadaan umum bayi
secara intensif menjaga supaya lingkungan sekitar tetap nyaman dan hangat
(Ngastiyah, 2005)
88).
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau ada hal
yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain
sesuai kondisi bayi, contohnya adalah pemberian minum sedini mungkin dengan jumlah
cairan dan kalori yang mencukupi dan pemantauan perkembangan ikterus (Sudarti,
2010; h. 88).
4. Planning
Langkah V : Perencanaan
sebelumnya (Sudarti, 2010; h. 88). Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan
dalam kasus bayi baru lahir dengan ikterus fisiologis (Ngastiyah, 2005) antara lain :
a. Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital.
c. Menjemur bayi pada sinar matahari pagi, jam 7 – 8 pagi selama 15 sampai 30 menit.
e. Kolaborasi dengan dokter Sp.A mengenai terapi dan tindakan yang diberikan.
f. Memberikan rasa aman (emotional security) baik secara kontak fisik maupun psikis
h. Lakukan pencegahan infeksi seperti cuci tangan, ganti baju bila : mandi, basah terkena
Langkah VI : Pelaksanaan
Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman.
Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau
tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri tetapi dia tetap
efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan pada
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
BAB VII Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, Remaja, Lanjut Usia, dan Penyandang Cacat
Pasal 128
a. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6
b. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus.
c. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan ditempat
Pasal 129
a. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak
b. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
pemerintah.
Pasal 131
a. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
b. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak anak masih dalam kandungan,
c. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi orang tua, keluarga,
Pasal 9
meliputi :
Pasal 11
a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan
pada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
b. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi,
inisiasi menyusui dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa
2) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
3. Kepmenkes Nomor 369 tahun 2007 Tentang Standar Profesi Bidan
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani
hipotermia.
b. Hasil :
1) Bayi baru lahir dengan kelainan atau kecacatan dapat segera menerima perawatan
yang tepat.
2) Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan yang tepat untuk dapat bernafas dengan baik.
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan
kebidanan.
Poskan Komentar
Pengikut
Mengenai Saya Arsip Blog
▼ 2013 (2)
o ▼ September (2)
ASUHAN KEBIDANAN PADA
Wiwied Rahma BAYI BARU LAHIR DENGAN
Pintar belum tentu bijak. IKTER...
Bijak lebih mudah menjadi Suka-suka aja dehhh
pintar. Cobaan terus-
menerus seharusnya ► 2011 (1)
membuat kita menjadi lebih
bijak.
Lihat profil lengkapku