Anda di halaman 1dari 11

zahraRAN

Tuesday, June 10, 2014

Makalah Program Keluarga Berencana (KB)


MAKALAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)
PEREKONOMIAN INDONESIA

 Kelas               :          1EB22


 Mata kuliah     :           Perekonomian Indonesia
 Nama kelompok:
1.     Annisa Zahra                     (21213168)
2.     Dewi Nur Hayati                (22213295)
3.     Firdina Fildzza                    (23213502)
4.     Vinny Juwanti                    (29213159)

UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang program keluarga berencana (KB) sebagai
suatu program yang dijadikan alternatif dalam mengurangi tingkat kemiskinan dan dapat meningkatkan
perekonomian di Indonesia.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 10 Juni 2014


                                                                                                                               Kelompok

BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara
kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit
terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang
berorientasi padapertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur
sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang
bermakna.  Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1.    Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan
setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
2.    Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik
dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3.    Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit dan sering digunakan
pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4.    AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim. Efek sampingnya
sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera
kembali setelah AKDR diangkat.
5.    Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik
(vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual.
Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.
6.    Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang cincin pada saluran tuba fallopi
untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila
kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
B.   Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga  dengan
cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
  Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa
  Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
  Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1.    Keluarga dengan anak ideal
2.    Keluarga sehat
3.    Keluarga berpendidikan
4.    Keluarga sejahtera
5.    Keluarga berketahanan
6.    Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7.    Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C.   Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)


Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1.    Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2.    Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3.    Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4.    Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5.    Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6.    Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7.    Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8.    Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9.    Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

D.   Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)


Ruang lingkup KB antara lain:
  Keluarga berencana
  Kesehatan reproduksi remaja
  Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
  Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
  Keserasian kebijakankependudukan
  Pengelolaan SDM aparatur
  Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
  Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

E.    Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)


Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1.     Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan
dikembangkan secara berkelanjutan.
2.     Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga
dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.

3.     Pendekatan integrative (integrative approach)


Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi yang
dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4.     Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien)
sesuai dengan situasi dan kondisi.
5.     Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera
mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6.     Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional. Strategi ini diterapkan atas dasar
survei terhadap kecenderungan respon pasangan usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb.
Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok
1)      15% pus langsung merespon ya untuk berkb.
2)      15% - 55% pus merespon raguragu untuk berkb.
3)      30% pus merespon tidak untuk berkb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk scepatnya menurunkaj TFR dan
membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN .
Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1.    Strategi dasar
2.    Strategi operasional

    Strategi Dasar
1.    Meneguhkan kembali program di daerah
2.    Menjamin kesinambungan program
    Strategi operasional
1.     Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
2.     Peningkatan kualitas dan prioritas program
3.     Penggalangan dan pemantapan komitmen
4.     Dukungan regulasi dan kebijakan
5.     Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F.     Dampak Program Keluarga Berencana (KB)


Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:
1.     Penurunan angka kematian ibu dan anak
2.     Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3.     Peningkatan kesejahteraan keluarga
4.     Peningkatan derajat kesehatan
5.     Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
6.     Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
7.     Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan
lancar.

G.   Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kelahiran
melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan
menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan
penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan – ketegangan
sosial dengan segala akibat yang luas.
1.    Pengaruh positif Program KB
Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk menghindari terjadinya
peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang
ber-KB dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8
juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah
kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan
program KB di daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian
kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta
generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.
2.    Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh yang kurang menguntungkan,
ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa
penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan
pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat mempercepat penuaan pada
akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya
yang juga harus dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

H.   Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).


Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB), yaitu:
1.    Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan.
2.    Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
3.    Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan.Proggram keluarga
berencana nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk
merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk
keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat
melanjutkan pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasankependudukan dapat
memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
a.     Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan peningkatan kualitas penduduk.
b.      Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan mengarahkan pembangunan
pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan
kontrasepsi.
c.      Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal kesehatan reproduksi pasangan
usia subur untuk merencanakan kehidupan berkeluarga.
d.      Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan hak dan kewajiban perempuan
serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.

Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat
utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:

1.    Manfaat Untuk Ibu:


  Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
  Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
  Menjaga kesehatan ibu
  Merencanakan kehamilan lebih terprogram
  Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu
pendek.
  Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang  cukup untuk mengasuh anak,
beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.

2.    Manfaat Untuk Anak:


  Mengurangi risiko kematian bayi
  Meningkatkan kesehatan bayi
  Mencegah bayi kekurangan gizi
  Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
  Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
  Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

3.    Manfaat Untuk Keluarga:


  Meningkatkan kesejahteraan keluarga
  Harmonisasi keluarga lebih terjaga

I.      Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).

1.    Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).


Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi,
penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak dan elektronik. Dengan
penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan
perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).
2.    Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan
anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB
yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan
sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada
Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga  dengan
lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang
makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui
program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi
komplikasi dan kegagalan.
3.    Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN,
Depag, RS, Puskesmas).
4.    Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter  berupa pelatihan konseling dan
keterampilan.
J.    Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).
Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat rendah. Hal ini terutama tampak pada
partisipasi pria/suami.  Hal ini salah satunya disebabkan minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi,
pelayanan KB, dan kesehatan reproduksi.
Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac Tri Oktaviatie, S.Ant, MSc,
kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB pria dikarenakan kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada
pencapaian target peserta KB perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran utama sosialisasi program KB
dengan harapan istri yang akan mengkomunikasikan dan menegosiasikan pemakaian alat kontrasepsi (alkon)
kepada suaminya.
Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor penyebab rendahnya kesadaran pria
untuk berperan menyukseskan program KB. Dari hasil penelitian yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul,
diketahui bahwa masyarakat masih mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan. Selain itu,
pemakaian alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan
dibanding jenis-jenis alat kontrasepsi perempuan yang ada. Sementara metode vasektomi masih dipersepsikan
sebagai bentuk pengkebirian dan akan mengurangi kekuatan pria. Pandangan yang keliru tentang vasektomi ini telah
melahirkan stigma terhadap akseptor yang dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai pria takut isteri. Kekhawatiran
juga muncul dari perempuan yang beranggapan dengan vasektomi justuru akan meningkatkan peluang suami untuk
tidak setia pada pasangan karena tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan keputusan KB, pengetahuan pria
tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa  partisipasi pria tidak
hanya dalam hal pemakaian alat kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB oleh istri
ataupun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang KB digunakan untuk membantu mensosialisasikan
program-program KB.  Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan
penggunaan alat kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan tujuan
terciptanya Keluarga Berkualitas 2015,  Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana adalah tanggung jawab pria
dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan atau keluarganya. 
Dalam hal ini dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara langsung atau tidak
langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria merupakan satu bentuk partisipasi pria secara langsung, sedangkan
keterlibatan pria secara tidak langsung misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif dan membuat keputusan yag
lebih baik berdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang dimilikinya.
K.   Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB).
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada kemiskinan dan pengangguran.
Karenanya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait lainnya secara
bersama-sama menanggulangi ledakan penduduk sekaligus memberikan mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya perencanaan keluarga agar kualitas hidupnya lebih baik. Di sinilah kehadiran KB menjadi kebutuhan
yang sangat mendesak ketika ancaman ledakan penduduk menimpa bangsa ini.
Soerjono Soekanto dalam bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010) mengatakan, bahwa masalah angka
kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak maupun meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan
mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.
Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi jumlah anak dalam suatu
keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang
tinggi. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan
dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan
penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi.
Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa diminimalisir sehingga angka
kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan seminimal mungkin. Jika angka kemiskinan dan pengangguran
berkurang otomatis kesempatan dan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan benar-benar dinikmati
oleh seluruh rakyat Indonesia dan pada gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini akan
terwujud.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa di mana pada
saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah
kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas
sumber daya manusia yang relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi: Pendekatan
Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach), Pendekatan
integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas (quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant
approach), Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah
dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran, semisalkan dampak pada ibu, dampak
pada anak, maupun dampak pada suami. Secara umum Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu
penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan
kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

Daftar Pustaka
  http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/

  http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-keluarga.html

  http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html

  http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-masyarakat.html

  http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-indonesia.html
Posted by annisa zahra at 8:38 AM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
No comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)

World Clock

Gunadarma University

Gunadarma University Website

 BAAK Online Gunadarma


 Library Gunadarma
 SAP Gunadarma
 Seminar Gunadarma
 Studentsite Gunadarma
 Universitas Gunadarma

Blog Archive

 ►  2017 (2)
 ►  2016 (5)
 ►  2015 (7)
 ▼  2014 (5)
o ►  December (1)
o ►  September (1)
o ▼  June (1)
 Makalah Program Keluarga Berencana (KB)
o ►  April (2)
 ►  2013 (13)

Annisa Zahra

annisa zahra 
View my complete profile
Ethereal theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai