Anda di halaman 1dari 19

“ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “B” USIA 1 JAM

DENGAN POLIDAKTIL DAN SINDAKTIL


DI BPS MELATI DESA POJOK KEC. MOJOROTO TAHUN 2020”

Di susun Oleh :

WIBI YULIANTI (18631350)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2018/2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, mulai
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai upaya pencegahan dan
penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu
hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara
kehamilan, dan buruknya higine. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian
terjadi dalam periode neonatal. Oleh karena itu, upaya pembinaan kesehatan bayi
dimulai dari pemenuhan kebutuhan primer sejak dalam kandungan. Kurang baiknya
penanganan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat berakibat fatal bagi
bayi. Misalnya hipotermi pada BBL yang selanjutnya menyebabkan hipotisemia dan
hipoglekemia. Dan yang tak kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi
yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat.
Ditinjau dari pertumbuhan dari perkembangan bayi, periode neonatal adalah
periode yang paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya,
terutama pada bayi yang beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI
atau PASI yang mencukupi untuk membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan
angka kematian bayi. Manajemen yang baik pada waktu masih dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah melahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir secara komprehensif
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian data pada
2. Mengidentifikasi masalah/diagnose
3. Mengantisipasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Intervensi dan rasionalisasi
6. Implementasi
7. Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang dilakukan
1.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Mengadakan tanya jawab pada ibu atau keluarga guna mengetahui keadaan klien,
sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat dan benar setara dengan
masalah yang timbul
2. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada pasien
3. Study pengamatan atau dokumentasi
Membaca dan mempelajari sumber buku, status px, catatan
4. Study Pustaka
Membaca sumber buku sebagai pedoman melaksanakan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang
B. Tujuan : Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
C. Pengumpulan data
D. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian
B. Ciri-ciri Bayi Normal
C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir
D. Pemberian Nutrisi pada bayi
E. Penatalaksanaan pada bayi baru lahir
F. Konsep Asuhan Kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengumpulan Data
B. Identifikasi Masalah/Diagnosa
C. Masalah Potensial
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
E. Intervensi
F. Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi baru lahir dari kehamilan 37-40 minggu
dengan berat lahir 2.500 gram – 4.000 gram. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi (jalan dari uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). (Manuaba, 1998 : 157). Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari uterus melalui vagina ke dunia luar.(Sarwono, 1999 : 80)Persalinan
adalah suatu proses dimana janin cukup bulan dengan presentasi kepala masuk melalui
jalan lahir dengan partograf normal dan lahir spontan (Depkes RI, 2002 : 2 – 1)

2.2 CIRI- CIRI BBL NORMAL

1. Berat badan 2.500 – 4.000 gram.

2. Panjang badan lahir 48 – 52 cm.

3. Lingkar dada 30 – 38 cm.

4. Lingkar kepala 33 – 35 cm.

5. Bunyi jantung menit 180 x/menit : melingkar 120 – 140 x/menit.

6. Pernafasan menit 1 cepat 80 x/menit : menurun setelah tenang ± 40 x/menit.

7. Kulit kemerahan dan ucin karena jaringan lemak sub kutan cukup : diliputi vernie
easeosa.

2.3 PENANGANAN SEGARA BAYI BARU LAHIR

Penanganan segera pada bayi BBL adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran.Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir :

1. Membersihkan jalan lahir


Bayi normal menangis, spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nifas.
2. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan
dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir
tidak menangis maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan
tindakan resusitasi pada bayi.
3. Mempertahankan suhu tubuh
Pada waktu BBL, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
4. Memberi vitamin K
Kejadian pengarahan karena defisiensi vit. K, pada bayi BBL dilaporkan cukup
tinggi berkisar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua
BBL normal dan cukup bulan penuh diberi Vit. K peroral 1 mg/hari selama 3 hari.
Sedangkan bayi resiko tinggal diberi Vit. K parentoral dengan dosis 0,5 – 1 mg 1 m.
5. Memberi obat tetes/salep mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi yang BBC secara hukum diharuskan
untuk mencegah terjadinya oftalmia neonaforum, pipaerah dimana provalensi
gonorhoe tinggi, setiap BBC perlu diberi salep mata sesupah 5 jam bayi lahir.
6. Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari
satu persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap
bayi baru lahir, dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi di pulangkan.
7. Pemantauan BBL
Tujuan pemantauan BBL adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal/tidak.
Dan klasifikasi masalah kesehatan BBL.

Pemeriksaan Fisik

Kepala : Apakah tidak simetris, berupa tumor lunak di belakang atas yang menyebabkan
kepala tampak lebih panjang, apakah terdapat caput atau tidak

Muka : muka bayi tampak kemerah-merahan

Mata : Diperhtikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan
menghilang dalam waktu minggu.

Mulut : Sauvasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat sekret yang berlebihan,
kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.

Leher dada dan abdomen : Melihat adanya cidera akibat persalinan, ukur lingkar perut.

Punggung : Adakah benjolan tumor dan tulang punggung dengan lekukan yang kurang
sempurna.

Bahu, tangan, sendi, tungkai : Perlu diperhatikan bentuk gerakannya fraktur.

Kulit dan kuku :Dalam keadaan normal kulit berwarna merah kadang-kadang didapatkan
kulit yang mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebihan harus
diperhatikan kemungkinan adanya kelainan. Waspada timbulnya kulit yang
warnanya tidak rata (cutis marmorata) telapak tangan biru yang sering
terdapat di sekitar bokong (mongolian spot) akan menghilang pada umur 1 –
5 tahun.

Kelancaran menghisap dan pencernaan :Kita harus memperhatikan bagaimana bayi


menyusu, lancar atau tidak, kita juga harus memperhatikan jika bayi gumah,
jika bayi gumah, kita harus segera memiringkan bayi,

Tinja dan kemih :Diharapkan dalam 24 jam pertama waspada bila terjadi perut yang tiba-
tiba membesar tanpa keluarnya tinja disertai muntah dan mungkin dan kulit
kebiruan, harap segera konsultasikan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Refleks
- Refleks rooting, bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi.

- Refleks isap terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir yang disertai refleks
menelan.

- Refleks mora ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-
tiba digerakkan.

- Refleks mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakkan benda didalam mulut yang
sering ditafsirkan bayi menolak makanan atau minuman. Sebaiknya setiap hari
dipantau berat badan, jika penurunan berat badan lebih dari 5% berat badan waktu
lahir menunjukkan kekurangan cairan.

Pemantauan tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak.

2. Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa adanya
retraksi gerak pernafasan 30 – 50 kali per menit.

3. Nadi dapat dipantau di semua titik nadi periter.

4. Tekanan darah dipantau bila ada indikasi.

BBL, dikatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda berikut :

1. Sesak nafas

2. Frekuensi pernafasan 60 kali per menit

3. Gerak retraksi di dada

4. Malas minum

5. Panas atau suhu badan bayi rendah

6. Kurang aktif

7. Berat lahir rendah (1.500 – 2.500 gr) dengan kesulitan minum

2.4 PENGKAJIAN DATA

1. Identitas bayi

2. Riwayat

a. Riwayat antenatal

Riwayat ANC bagi ibu hamil dilakukan minimal 4x.

- Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sendi mungkin ketika haidnya
terlambat 1 bulan.
- Periksa ulang 1x sebulan sampai usia kehamilan 7 bulan.

- Periksa ulang 1x bulan sampai usia kehamilan 9 bulan terakhir.

- Periksa khusus bila ada keluhan.

b. Riwayat natal

Bayi normal akan lahir dengan spontan dimana persalinannya dengan bantuan his
dan kekuatan ibu mengejan, tidak dengan persalinan buatan seperti vacum,
extrasi/forcep lama. Persalinan kala I multi 12 jam sedangkan pada multi 8 jam
keadaan bayi lahir pada menit pertama setelah kelahiran dapat dinilai dengan
apgar diantara 7 – 10.

Tabel Apgar Score

Tampilan Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Apparance Pucat Badan merah Seluruh tubuh
(warna kulit) ekstrimitas kemerahan
kebiruan
Pulse (denyut Tidak ada <> > 100
jantung)
Gramace Tidak ada Perubahan mimik Bersin/batuk
(reflek)
Activity Lumpuh Ekstrimitas Gerak aktif,
sedikit flexi ektimitas (flekxi)
Risprotory Tidak ada Lambat/tidak Menangis lebih
Host teratur kuat, keras

c. Riwayat post natal

Bayi lahir akan menangis dalam 30 detik dan bernapas secara spontan, gerakan
aktif, keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah bayi lahir dengan
menggunakan apgar score, bayi lahir normal yaitu bayi yang lahir dari kehamilan
37 – 42 minggu, berat badan lahir 2.500 – 4.000 gram, denyut jantung pada menit
pertama 1800 x/menit, kemudian menurun menjadi 120 – 140 x/menit.
Pernapasan pada menit pertama 80 x/menit. Kemudian menurun menjadi 10
x/menit.

d. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi/minuman bayi

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan mengalami penurunan kadar gula
menambah energi pada jam pertama kehidupan bayi normal disusui segera
setelah lahir pada hari ketiga bayi sudah harus disusui selama 10 menit dengan
jarak waktu 3 – 4 jam.

b. Eliminasi
BAB : Tinja yang berbentuk mekonium berwarna hijau tua akan mulai keluar
dalam 24 jam pertama. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari 3 – 4.

BAK : Bila kencing belum kosong pada waktu lahir, akan keluar dalam 24 jam
pertama yang harus dicatat adalah frekuensi bentuknya serta warna.

c. Personal hygiene

1. Mata bayi dapat dibersihkan dengan air steril atau garam fisiologis hal ini
perlu dilakukan untuk menghidari infeksi mata divica. Sebaiknya direka
air steril terutama setiap setelah minum susu.

2. Kulit terutama dilipatan (leher, kepala, belakang telinga, ketika) harus


selalu bersih dan kering, bagian tersebut harus bersih dari vernik caeseosa,
karena vernik caeseosa ini media yang paling baik untuk kuman stotilocus.

3. Tali pusat dibersihkan dan dikeringkan setiap selesai mandi yaitu, dengan
membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi dan daerah
sekitar, selanjutnya ditutup dengan kasa steril.

4. Kain pokok harus diganti setiap basah karena air kencing atau tinja, pantat
bayi dibersihkan kemudian dikeringkan, bila pantat bayi selalu basah
dapat lecet dan terjadi infeksi.

d. Istirahat dan tidur

Kebutuhan tidur untuk bayi sangat penting, waktu tidur bayinya umumnya ±
18 – 20 jam sehari.

2.5 PERENCANAAN / INTERVENSI

1. Dx : By “N” usia 1 jam

Tujuan : Bayi dapat melewati masa transisi tanpa ada komplikasi

Kriteria : - Keadaan umum baik, gerak aktif, tangis kuat.

- Warna kemerahan.

- Suhu tubuh dalam batas normal (365 – 37’5°C)

- R : 30 – 40 x/menit.

- Akral tidak dingin hangat.

Intervensi :

a. Bungkus bayi dengan kain/jarik hangat dan kering.

R/ Keadaan yang hangat akan mempertahankan suhu tubuh bayi.

b. Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat.


R/ Untuk mencegah kehilangan panas air hangat.

c. Ganti popok setiap kali basah contoh waktu BAK dan BAB.

R/ Mengganti popok tiap kali basah dan mencegah iritasi pada kulit bayi.

d. Rawat tali pusat dengan kasa alkohol/steril.

R/ Agar dapat membunuh kuman dapat mencegah pertumbuhan dan


perkembangan kuman.

e. Jemur bayi dibawah sinar matahari pagi hari pada pukul 06 – 07 WIB selama 30
menit.

R/ Dapat mencegah penyakit bilirubin/kuning pada bayi.

a. Dx : Pemenuhan nutrisi

Tujuan : - Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.

- Bayi mendapat ASI eklusif.

- Ikatan bonding attachment pada ibu dan anak.

Kriteria : - Bayi mau menyusu ASI.

- Bayi tidak bingung punting.

- Tampak tenang tidak rewel

Intervensi :

a. Beri posisi yang nyaman pada bayi saat menyusu.

R/ Posisi yang nyaman akan memberikan kemudahan bayi untuk mencari puting susu
dan bayi mampu menghisap ASI dengan baik.

b. Susu bayi sesering mungkin.

R/ Dengan menyusu kebutuhan nutrisi untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi


terpenuhi dan engan menyusui ASI dapat mencegah bayi dari nifas atau
memperkuat kekebalan tubuh bayi.

c. Gantikan Pasi dengan ASI secara bertahap.

R/ Asi merupakan nutrisi terbaik bagi bayi.

d. Bangunkan bayinya jika waktu menyusu.

R/ Memenuhi kebutuhan cairan sesuai kebutuhan bayi.

2.6 KELAINAN PADA BBL


A. POLIDAKTIL

Polidaktili adalah kelainan fisik bawaan pada manusia yang ditandai dengan memiliki jari
tangan atau jari kaki tambahan sehingga tampilannya lebih banyak dari lima. Polydactyly
berasal dari bahasa Yunani “polys”, yang berarti ‘banyak’, dan “daktylos, yang berarti
‘jari’. 

Polidaktili ini biasanya hanya ada pada satu sisi tangan. Jari tambahan biasanya terletak
di sisi ibu jari (radial), kelingking (ulnar), atau di tengah (central). Jari kelingking tambahan
(post-axial polydactyly) paling umum ditemukan pada populasi orang kulit hitam.
Sedangkan di Asia, jari tambahan yang paling banyak ditemukan ada di ibu jari (pra-aksial
polydactyly). Kelebihan jari ini ada yang bentuknya sempurna mirip layaknya jari biasa, tapi
ada juga berkembang tidak normal; berukuran lebih kecil dan “hidup” berdempetan dengan
jari lainnya.

Selama perkembangan embrio dalam kandungan, tangan yang awalnya berbentuk dayung
mirip kaki bebek akan terbelah menjadi lima jari yang terpisah satu sama lain. Polidaktili
terjadi bila ada kesalahan dalam proses ini, sehingga terbentuklah jari tambahan dari satu jari
yang terbelah lagi menjadi dua.

Banyak kasus polidaktili terjadi tanpa sebab yang jelas, sementara beberapa kasus lainnya
terjadi karena cacat genetik. Polidaktili juga dapat terjadi karena keturunan. Polidaktili
adalah kelainan sejak lahir yang paling umum terjadi dan dialami sekitar 1 dari setiap 1.000
kelahiran. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab polidaktili pada bayi yang
diketahui:

 Kelainan kromosom. Hal ini dimungkinkan terkait dengan sindrom down dan sindrom
Ellis van Creveld.
 Faktor genetik. Dimana orang tua yang mengidap polidaktili maka kemungkinan
kondisi tersebut diturunkan pada anaknya.
 Selain itu, polidaktili juga dapat dipicu faktor lain. Misalnya paparan radiasi (seperti
sinar rontgen, paparan logam berat atau toksin lainnya)
 Pengonsumsian obat-obatan tertentu pada ibu hamil
 Infeksi bakteri dan parasit (misalnya rubella, herpes, sipilis, torch dan sejenisnya)
 Kebiasaan ibu mengonsumsi alcohol
 Pengonsumsian makanan beraditif selama kehamilan secara berlebihan, seperti mie
instan, snack, makanan kaleng berpengawet dan sejenisnya
 Polidaktili juga dikaitkan dengan diabetes. Dalam sebuah studi ditemukan bahwa 11
dari 18 ibu yang melahirkan bayi polidaktili adalah penderita diabetes mellitus
Kasus polidaktili memang sangat jarang terjadi. Kemungkinannya hanya 1 dari
setiap 1000 kelahiran. Lebih banyak ditemukan pada komunitas orang berkulit hitam
dibandingkan kulit putih. Selain itu, bayi wanita juga lebih rentan mengalami polidaktili
dibandingkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Polidaktili pada bayi hanya dapat
disembuhkan dengan jalan operasi pembedahan. Operasi polidaktili di dokter spesialis
Orthopedi. Tekniknya melalui pembedahan, yakni pembuangan jari abnormal yang
tumbuh pada tangan atau kaki pasien. Operasi ini dapat dilakukan pada bayi minimal
berusia 6 – 12 bulan. Namun jika ingin lebih lama, misalnya menunggu remaja atau
dewasa pun juga boleh. Sebab kondisi polidaktili tidak membahayakan kesehatan tubuh.
Jadi operasi dapat dilakukan kapanpun sesuai dengan kesiapan pasien. Jika memang
keluarga memutuskan agar pasien dioperasi saat masih bayi. Maka syaratnya, bobot
bayi harus normal. Sebelum melakukan tindak operasi, dokter akan melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu. Mulai dari kondisi fisik pasien, pengecekan darah, dan
foto rontgen (sinar-X) pada bagian jari yang bermasalah. Dari hasil foto rontgen
tersebut nantinya dapat dilihat kelainan tulang pada jarinya secara mendetail. Dengan
demikian, dokter bisa memperkirakan jenis operasi yang akan dilakukan.

Metode pembedahan pada operasi polidaktili tentunya berbeda-beda bergantung pada


jenis kelainannya. Apabila jari hanya tumbuh berupa gumpalan daging maka dokter akan
langsung melakukan pembedahan. Namun apabila jari tersebut memiliki tulang, proses
pembedahan sedikit lebih lama. Dokter harus memotong tulangnya terlebih dahulu, lalu
membuang kelebihan daging. Untuk otot-ototnya akan disatukan dengan jari sebelahnya.
Proses pembedahan ini harus dilakukan secara berhati-hati sebab melibatkan tulang, otot,
ligamen, tendon, dan jaringan lain. Terkadang dokter juga perlu melakukan rekontruksi
sendi bila diperlukan. Setelah pembedahan selesai, maka dokter akan melakukan
penyambungan pada beberapa struktur jaringan. Kemudian barulah menjahit kulit agar
jari-jari dapat berfungsi baik seperti sedia kala. Umumnya sebelum proses operasi
dilakukan, pasien diberikan bius untuk menekan syarafnya agar tidak merasakan sakit.
Setelah dilakukan proses operasi, pasien diharuskan mengenakan perban sampai benar-
benar sembuh. Nantinya dokter juga akan meminta pasien melakukan medical check up
untuk mengontrol kondisinya. Selain itu, jika si pasien merasakan nyeri (misalnya anak
terus-menerus menangis) maka dokter akan memberikan obat analgesik untuk meredakan
rasa nyeri tersebut.

Risiko Operasi Operasi polidaktili sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Namun tetap saja
berkemungkinan menimbulkan beberapa risiko. Diantaranya:

 Infeksi, dimungkinkan karena penggunaan alat-alat yang kurang steril


 Pendarahan
 Pembengkakan di sekitar jari
 Pembentukan jaringan parut
 Jari-jari terasa kaku
 Kerusakan pada kulit bekas pembedahan
 Kerusakan syaraf jari
 Hallux valgus atau bunion, yakni kondisi dimana jari mengalami pembengkokan akibat
pembesaran pada tulang sendi.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 08 – 04 – 2020 Jam : 09.00


Ruang :

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama klien : Bayi ny “B”
Umur : 1 jam
Jenis Kelamin : perempuan
No register :

Nama Ayah : Tn “T” Nama Ibu : Ny “B”


Umur : 27 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swata
Penghasilan : tidak dikaji Penghasilan : tidak dikaji
Alamat : pojok kediri Alamat : pojok Kediri

2. Alasan datang
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya tdak ada keluhan
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan bayi tidak pernah menderita penyakit menular, menurun,
menahun seperti jantung,tbc,hiv
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan bayinya tidak sedang menderita penyakit menular,menurun,
menahun seperti jantung,tbc,hiv
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular,menurun,
menahun seperti jantung,tbc,hiv

d. Riwayat Pranatal. Natal dan post natal


1) Pranatal : tidak ada komplikasi
2) Natal : tidak ada penyulit
3) Post natal : tidak ada komplikasi
5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
BBL lahir dengan BB 3100 gram dan PB 49 cm
b. Perkembangan
Motorik : tidak dikaji
Adaptif : tidak dikaji
Bahasa : tidak dikaji
Social personal : tidak dikaji
6. Riwayat Psikososial
Ibu dan keluarga senang dengan kelahiran bayi
7. Riwayat Imunisasi vit K1
Imunisasi HB 0 Tgl: 08 – 04 – 2020 Vik K1 : 08 – 04 – 2020
Reaksi setelah pemberian imunisasi : bayi menangis
Reaksi setelah pemberian Vit K1: 08 – 04 – 2020
9. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : ASI
Eliminasi : belum BAK
Istirahat : 1 jam
Aktivitas : tidur dan menangis

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
HR : 130 x/menit
RR : 34 x/menit
Suhu : 36oc
Antropometri
BB : 3,1 kg
PB : 49 cm
Lila : 8 cm
Lika : FO = 32 cm
MO = 37 cm
SOB = 33 cm
Lida : 33 cm

2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : tidak ada caput succedenum , chpalhematom, anensepalos
Rambut : persebaran merata
Wajah : kulit kemerahan tidak ada tanda down syndrome
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada secret
Telinga : simetris tidak ada serumen
Mulut : bibir lembab tidak sumbing
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : tidak ada tarikan dinding dada
Abdomen : tidak ada benjolan abnormal
Genitalia : labia mayora menutupi labia minora
Ekstremitas : simetris, terdapat polidaktil dan sindaktil

a. Refleks primitive
Rooting : baik
Sucking : baik
Swallowing : baik
Morro : baik
Grasphing : baik
Babinski : baik

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : NCBSMK 1 JAM
DS : ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
DO: TTV:HR : 130 x/menit
RR : 34 x/menit
Suhu : 36oc
Antropometri BB : 3,1 kg
PB : 49 cm
Lila : 8 cm
Lika : FO = 32 cm
MO = 37 cm
SOB = 33 cm
Lida : 33 cm

A. Masalah : NCBSMK 1 jam dengan polidaktil dan sindaktil


DS :
DO : pada pemeriksaan fisik bbl terdapat polidaktil pada ektremitas atas dan sindaktil
pada ekstremitas bawah

III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI
Diagnosa : NCBSMK 1 jam dengan polidaktil
Tujuan : setelah melakukan asuhan kebidanan bayi dapat beradaptasi dengan baik tanpa
komplikasi
Kriteria Hasil : TTV : N : 100 – 120 x/m
RR : 30 -60 x/m
S : 36 C
Antropometri : BB : 2500g – 4000 g, PB : 48 – 52 cm
Lila : > 9,5 cm
Lika : FO : 34 cm, MO : 35 cm, SOB : 32 cm
Lida : 30-38 cm

Intervensi :
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
R: agar ibu mengetahui kondisi bayinya
2. Beritahu ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat
R : mencegah terjadinya hipotermi
3. Jelaskan pada ibu proses adaptasi bbl
R: untuk menambah pengetahuan ibu
4. Anjurkan ibu untuk menyusui setiap 2 jam sekali
R: bbl mudah kenyang dan mudah lapar, menghindari bayi kuning
5. Beritahu ibu bayinya akan dimandikan setelah lebih dari 6 jam
R: segera setelah lahir bayi hipotermi bila dimandikan
6. Beritahu ibu untuk imunisasi BCG setelah 1 bulan bayinya
R: untuk mendapatkan imunisasi dasr lengkap

Masalah : NCBSMK usia 1 jam dengan polidaktil dan sindaktil


Tujuan : setelah dilakukan pembedahan diharapkan bayi memiliki ektremitas yang normal
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1. Jelaskan kepada keluarga kelainan yang dialami bayi
R: agar keluarga mengetahui kelainan pada bayi
2. Jelaskan rencana penanganan pada bayi
R: menambah pengetahuan keluarga tentang penanganan kelainan yang diderita bayi

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Memberitahu ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat
3. Menjelaskan pada ibu proses adaptasi bbl
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui setiap 2 jam sekali
5. Memberitahu ibu bayinya akan dimandikan setelah lebih dari 6 jam
6. Memberitahu ibu untuk imunisasi BCG setelah 1 bulan bayinya
7. EVALUASI
Diagnosa : NCBSMK 1 jam dengan polidaktil ektremitas atas
S : ibu mengatakan bayinya tidak kedinginan dan terdapat jari berlebih pada ekstremitas
atas
O : bayi tidak menangis, tidak rewel, menyusu dengan kuat, tidak kedinginan
A : NCBSMK 1 jam dengan polidaktil pada ekstremitas atas
P : Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang

Masalah
S : ibu mengatakan terdapat jari berlebih pada tangan bayinya dan terdapat selaput pada
sela-sela jari kaki bayinya
O : terdapat polidaktil pada ekstremitas atas dan terdapat sindaktil pada ekstremitas bawah
A :NCBSMK usia 1 jam dengan polidaktil dan sindaktil
P : Melakukan perencanaan pembedahan setelah bayi sudah memenuhi syarat dan
ketentuan tindakan pembedahan
BAB IV

PEMBAHASAN

KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN KASUS

Asuhan kebidanan pada bayi Ny. “B” anakan yang dilakukan oleh mahasiswa,dengan
melakukan pengkajian meliputi data subyektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut di temukan
masalh – masalah yang muncul pada bayi baru lahir serta dapat ditentukan diagnosa kebidanan.
Data subyektif yang mendasari diagnosa bayi Ny. “B”

Kesimpulan :

I. Pengkajian

Data anamnesa yang dikaji pada baru lahir tersebut diambil langsung dari ibu tersebut
dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan
bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.

II. Identifikasi masalah diagnosa

Identifikasi masalah pada bayi baru lahir tersebut diambil langsung dari hasil
pemeriksaan ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi
dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.

III. Antisipasi masalah potensial

Antisipasi masalah potensial pada bayi baru lahir tersebut diambil langsung dari ibu
tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat
disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.

IV. Identifikasi kebutuhan segera

Identifikasi Kebutuhan segera pada bayi baru lahir tersebut diambil langsung dari
hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.

V. Intervensi

Intervensi adalah perencanaan tindakan pada Bayi baru lahir tersebut diambil
langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan
kasus.

VI. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan tindakan pada bayi baru lahir tersebut diambil
langsung dari hasil pemeriksaan pada ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan
kasus.

VII. Evaluasi

Evaluasi pada bayi baru lahir tersebut diambil langsung dari hasil pemeriksaan pada
ibu tersebut dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus jadi dapat
disimpulkan bahwa ada kesamaan antara teori dan kasus.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan Bayi ny. “B”: umur 1 hari dapat disimpulkan :

1. Pengkajian pada Bayi ny. “B”: umur 1 hari diketahui data objektifnya adalah keadaan
ibu baik, kesadaran composmentis.

2. Identifikasi Diagnosa Masalah pada bayi ny. “B” terdapat polidaktil pada ekstremitas
atas dan sindaktil pada ekstremitas bawah

3. Berdasarkan pengkajian adalah Identifikasi Masalah Potensial pada bayi ny. “B” usia 1
jam tidak ada indikasi.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera dengan pemberian konseling perawatan bayi baru lahir
untuk mempertahankan kehidupan pertama bayi dari intra uteri ke ekstra uteri seperti
kebutuhan : Nutrisi, Perawatan Tali Pusat,Rawat Gabung.

5. Perencanaan / intervensi pada Bayi ny. “B”: usia 1 jam ;

a. Pantau tanda-tanda vital dan reflek.

b. Rawat tali pusat dengan tehnik yang benar.

c. Lakukan rawat gabung antara ibu dan bayi.

d. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat.

e. Anjurkan ibu untuk menyusi bayinya sedini mungkin.

f. Ajarkan kepada ibu tehnik menyusui dengan benar.

g. Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin.

h. Ajarkan pada ibu cara perawatan BBL yang benar.

6. Implementasi pada pada Bayi ny. “B”: usia 1 jam

Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi ny. “B”: usia 1 jam, maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah : terdapat polidaktil pada bayi ny “B”

Tahap pengumpulan data dasar dilakukan dengan metode yang ada dalam
penelitian ini dilakukan metode observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik.Data yang
didapat berupa data subyektif dan data obyektif yang diperoleh dari pasien dan keluarga.

5.2 Saran

1. Untuk Petugas Kesehatan


Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga masalah- masalah pada bayi
baru lahir tidak terjadi.

2. Untuk Masyarakat

Agar masyarakat kususnya ibu yang baru melahirkan mengetahui bagaimana cara yang
benar perawatan bayi baru lahir agar bayi merasa nyaman.

3. Untuk Mahasiswa atau Praktikan

Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan


mahasiswa tentang masalah – masalah dan cara perawatan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1993. Manajemen Kebidanan. Depkes RI: Jakarta.

Doenges. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Pedoman untuk Perencanaan dan


Dokumentasi Perawatan Klien. EGC: Jakarta.

Ida Bagus Gde Manuaba, “Ilmu Kebidanan, Kandungan dan Keluarga Berencana”,
Jakarta: EGC.

Sarwono Prawirohardjo, 2002“Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal”, Jakarta: POGI..

Anda mungkin juga menyukai