DI RSUD BANGIL
Disusun Oleh:
14201.10.18004
PAJARAKAN – PROBOLINGGO
2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN
DI RUANGAN ALAMANDA
RSUD BANGIL
Bangil, 06-Oktober-2022
Mahasiswa
14201.10.18004
Kepala Ruangan
A. Definisi Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)
Pengertian Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir
kurang dari 2500 gram yang merupakan hasil dari kelahiran prematur (sebelum 37
minggu usia kehamilan). Bayi dengan berat badan lahir rendah sangat erat kaitannya
dengan mortalitas dan morbiditas, sehingga akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan kognitif serta penyakit kronis di kemudian hari (WHO, 2017).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2.500 gram saat lahir. Bayi BBLR sebagian besar dikarenakan
retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Bayi BBLR memiliki risiko empat kali lipat lebih tinggi dari kematian neonatal
dari pada bayi yang berat badan lahir 2.500-3.499 gram (Muthayya, 2019).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang
dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi. Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia kehamilan) atau pada usia cukup bulan
(intrauterine growth retriction) (Wong, 2018).
Beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bayi berat badan lahir
rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram
dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
B. Anatomi Dan Fisiologi
1. Pernapasan
Fenomena yang menstimulasi neonatus untuk mengambil napas pertama kali
hanya dipahami sebagian. Namun, dapat dijelaskan awal mula adanya
pernapasan, yaitu adanya 2 factor yang berperan pada rangsangan napas
pertama bayi, yaitu:
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan isik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernapasan di otak. Adapun rangsangan isik
lingkungan luar rahim yaitu udara dingin, gaya gravitasi, nyeri, cahaya,
dan suara.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru- paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru
secara mekanis. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler,
dan susunan sara pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi, semua sistem-
sistem tersebut harus berfungsi secara normal.
2. Sirkulasi peredaran darah
Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa sistem bertekan rendah.
Karena tali pusat di klem, sistem bertekana rendah yang ada pada unit-unit
plasenta terputus. Sistem sirkulasi bayi baru lahir sekarang merupakan
sistem sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri sendiri. Efek yang
terjadi setelah tali pusat di klem adalah peningkatan tatanan pembuluh darah
sistematik. Peningkatan SVR ini terjadi pada waktu yang bersamaan dengan
tarikan nafas pertama bayi baru lahir. Oksigen dari naas pertama tersebut
menyebabkan sistem pembuluh darah paru relaksasi dan terbuka, sehingga
paru bertekanan rendah.
Kombinasi tekana yang meningkat dalam sirkulasisistemik, tetapi
menurun pada sirkulasi paru menyebabkan perubahan tekanan aliran darah di
sisi kiri jantung menyebabkan penutupan foramen ovale.
Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah
tali pusat di klem. Penutupan anatomi jaringan berlangsung dalam 2-3
bulan.
Dengan demikian sisa ductus arteriosus Botalli menjadi ligamentum
anteriosum, duktus venosus arantii menjadi ligamentum teres hepatis dan
kedua arteri umbilicalis menjadi ligamentum vesico umbilicale laterale kiri
dan kanan.
3. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga
akan mengalami stress karena adanya perubahan-perubahan lingkungan.
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena
perubahan suhu lingkungan. Dimana suhu dalam uterus berluktuasi sedikit,
janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin biasanya lebih tinggi dari 0,6
dari pada suhu ibu.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui 4 mekanisme, yaitu:
a. Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Contoh bayi yang dilahirkan di ruangan yang
dingin, bayi terkena hembusan kipas angin, hembusan udara melalui
ventilasi atau pendingin ruangan.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak lagsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakan di atas benda-
benda tersebut.
c. Radiasi
5) Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR, tetapi terdapat
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai mekanisme
ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan
metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat
diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya.
Kebutuhan bayi untuk tumbuh cepat dan pemeliharaan harian harus
dipenuhi dalam keadaan adanya banyak kekurangan anatomi dan fisiologis.
Meskipun beberapa aktivitas menghisap dan menelan sudah ada sejak sebelum
lahir, namun koordinasi mekanisme ini belum terjadi sampai kurang lebih 32
sampai 34 minggu usia gestasi, dan belum sepenuhnya sinkron dalam 36 sampai
37 minggu.
Pemberian makan bayi awal ( dengan syarat bayi stabil secara medis) dapat
menurunkan insidens faktor komplikasi seperti hipoglikemia, dehidrasi, derajat
hiperbilirubinemia bayi BBLR dan preterm yang terganggu memerlukan metode
alternatif, air steril dapat diberikan terlebih dahulu. Jumlah yang diberikan
terutama ditentukan oleh pertambahan berat badan bayi BBLR dan toleransi
terhadap pemberian makan sebelum dan ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai
asupan kalori yang memuaskan dapat tercapai.
Bayi BBLR dan preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran
dalam memberikan makan dibandingkan pada bayi cukup bulan, dan mekanisme
oral-faring dapat terganggu oleh usaha pemberian makan yang terlalu cepat.
Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas mereka
dalam menerima makanan.
c. Perawatan Metode Kanguru (Kangaroo Mother Care)
I. Definisi dan manfaat perawatan metode kanguru
Perawatan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu alternatif cara perawatan
yang murah, mudah, dan aman untuk merawat bayi BBLR. Dengan PMK, ibu
dapat menghangatkan bayinya agar tidak kedinginan yang membuat bayi BBLR
mengalami bahaya dan dapat mengancam hidupnya, hal ini dikarenakan pada bayi
BBLR belum dapat mengatur suhu tubuhnya karena sedikitnya lapisan lemak
dibawah kulitnya. PMK dapat memberikan kehangatan agar suhu tubuh pada bayi
BBLR tetap normal, hal ini dapat mencegah terjadinya hipotermi karena tubuh ibu
dapat memberikan kehangatan secara langsung kepada bayinya melalui kontak
antara kulit ibu dengan kulit bayi, ini juga dapat berfungsi sebagai pengganti dari
inkubator. PMK dapat melindungi bayi dari infeksi, pemberian makanan yang
sesuai untuk bayi (ASI), berat badan cepat naik, memiliki pengaruh positif
terhadap peningkatan perkembangan kognitif bayi, dan mempererat ikatan antara
ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi (Perinansia, 2018).
II. Teknik menerapkan PMK pada bayi BBLR
Beberapa teknik yang dapat dilakukan pada bayi BBLR (Perinansia, 2008).
1. Bayi diletakkan tegak lurus di dada ibu sehingga kulit bayi menempel pada
kulit ibu.
2. Sebelumnya cuci tangan dahulu sebelum memegang bayi.
3. Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan dibelakang leher sampai punggung
bayi.
4. Sebaiknya tidak memakai kutang atau beha (perempuan) atau kaos dalam (laki-
laki) selama PMK.
Gambar 2.1 posisi bayi dalam gendongan PMK
5. Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya, agar
kepala bayi tidak tertekuk dan tidak menutupi saluran napas ketika bayi berada
pada posisi tegak.
6. Tempatkan bayi dibawah bokong, kemudian lekatkan antara kulit dada ibu dan
bayi seluas-luasnya.
7. Pertahankan posisi bayi dengan kain gendongan, sebaiknya ibu memakai baju
yang longgar dan berkancing depan.
8. Kepala bayi sedikit tengadah supaya bayi dapat bernapas dengan baik.
9. Sebaiknya bayi tidak memakai baju, bayi memakai topi hangat, memakai
popok dan memakai kaus kaki.
10.Selama perpisahan antara ibu dan bayi, anggota keluarga (ayah nenek, dll),
dapat juga menolong melakukan kontak kulit langsung ibu dengan bayi dalam
posisi kanguru.
Gambar 2.3 mengeluarkan bayi dari baju kanguru