Anda di halaman 1dari 18

Tugas MTE

Oleh :
Aulia Latifah (1940312104)

Pemateri :
dr. Anggia Perdana Harmen, Sp. A, M. Biomed

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M DJAMIL PADANG
2020
1. Apa perbedaan lesi Caput Succedaneum, Cepalhematoma dan
Hematomasubgaleal?
a. Caput succedaneum adalah kondisi dimana terdapat penumpukan
cairan/edema di bawah kulit kepala. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini
tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
 Paling sering ditemui
 Tekanan serviks pada kulit kepala
 Akumulasi darah/serum subkutan, ekstraperiosteal
 TIDAK diperlukan terapi, menghilang dalam beberapa hari.

b. Cephal hematoma adalah penumpukan darah di selaput pembungkus


tulang tengkorak. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini juga tidak
berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya dalam beberapa
minggu hingga beberapa bulan (bisa sampai 3 bulan).
 Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara
tengkorak dan periosteum
 Benturan kepala janin dengan pelvis
 Paling umum terlihat di parietal tetapi kadang-kadang terjadi pada
tulang oksipital
 Ukurannya bertambah sejalan dengan bertambahnya waktu
 5-18% berhubungan dengan fraktur tengkorak → foto kepala
 Umumnya menghilang dalam waktu 2 – 8 minggu
 Komplikasi: ikterus, anemia
 Kalsifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun.

c. Subgaleal hematoma adalah penumpukan darah pada ruang antara


selaput pembungkus tulang dan lapisan di bawah kulit kepala. Kondisi ini
adalah kondisi yang cukup berbahaya dan membutuhkan observasi ketat
dan penanganan segera bila perdarahan yang terjadi cukup banyak.
 Darah di bawah galea aponeurosis
 Pembengkakan kulit kepala, ekimoses
 Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
 Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%).

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 1


Diagnosis banding lesi ekstrakranial

2. Apa saja refleks primitif pada bayi baru lahir?

Refleks primitif yang harus dimiliki bayi, antara lain:


a. Asymmetric Tonic Neck Reflex (ATNR) merupakan refleks yang berguna
dalam membantu bayi keluar dari jalan lahir. Refleks ATNR distimulasi
dengan memutar kepala bayi kemudian lengan bayi akan menekuk di sisi
sebaliknya, sedangkan tangan dan kaki yang dilihat akan ekstensi. Gerak
refleks ini biasanya paling bertahan hingga bayi berusia 2 s/d 3 bulan,
selanjutnya akan menghilang.

b. Tonic Labyrinthine Reflex (TLR) merupakan reflex yang membentuk


posisi bayi dapat tilting pada kepala ke arah belakang dengan kaku dan
kaki menjadi lurus, kaku dan mendorong secara bersamaan, kaki bayi
menuju ke satu titik, elbow dan wrist fleksi dan menyebabkan tangan
menjadi kaku dan jari fleksi. Refleks ini berguna untuk menyiapkan bayi
dalam pergerakan berguling, merangkak, berdiri dan berjalan. Refleks ini
akan hilang pada usia 3-6 bulan.

c. Symetric Tonic Neck Reflex (STNR) disebut juga crawling refleks.


Normal respon yang ditunjukkan bayi adalah seperti gerakan merangkak,
dengan posisi tangan ekstensi, knee fleksi ketika leher ekstensi. Refleks ini
akan menghilang pada 9-11 bulan. Apabila masih menetap akan
menyulitkan bayi dalam merangkak dengan tangan dan kakinya karena

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2


bayi akan merangkak dengan perut, postur yang buruk, duduk dengan
posisi W, koordinasi mata tangan yang buruk dan kesulitan dalam
berenang.

d. Galant reflex. Refleks ini dapat terjadi ketika bayi dalam posisi prone
lying dan ibu menyentuh salah satu sisi spine bayi. Reaksi normal yang
muncul adalah panggul bayi akan fleksi kearah yang distimulasi, tangan
dan lutut menekuk dan kepala terangkat. Stimulasi pada kedua sisi spine
pada saat yang bersamaan akan mengaktivasi sistem urinaria. Refleks
galant akan hilang pada 3-9 bulan. Apabila refleks galant belum hilang
akan menyulitkan bayi untuk duduk, kemungkinan skoliosis, postur yang
buruk, hip rotasi salah satu ssi ketika berjalan, penyakit digestif kronik dan
mengompol pada usia 5 tahun.

e. Moro reflex atau startle reflex. Fase awal respon pada moro refleks
meliputi abduksi shoulder, ekstensi forearm, ekstensi trunk dan retraksi
kepala. Forearm supinasi dan finger ekstensi. Terkadang muncul tremor
atau klonus di ekstremitas. Refleks moro muncul pada usia 2-4 bulan.
Tahapan gerak refleks moro paling bermanfaat untuk mendiagnosis
kematangan neurologis bayi. Gerak refleks ini sering kali muncul pada
saat lahir dan berakhir pada saat bayi berumur 4 s/d 6 bulan. Salah satu
rangsangan untuk membangkitkan refleks moro adalah dengan jalan
menelentangkan bayi di atas kasur. Rangangan ini akan membuat lengan,
jari-jari, dan kaki meregang.

f. Rooting reflex. Refleks ini muncul saat jari ibu menyentuh pipi bayi,
maka bayi akan mencari kearah jari terseut. Refleks ini berguna ketika
bayi belajar menyusui. Refleks rooting akan hilang pada 3-4 bulan.
Apabila refleks ini masih menetap, maka bayi akan sensitif terhadap
sesuatu disekitar wajahnya, berantakan ketika makan dan ketangkasannya
berkurang.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3


g. Grasping reflex atau palmar reflex merupakan refleks yang terjadi ketika
jari ibu diletakkan pada tangannya, maka bayi akan menggenggam jari
tersebut. Gerak refleks ini merupakan respons yang ditampilkan terhadap
rangsangan yang halus pada telapak tangannya. Apabila jari tersebut akan
dibawa menjauh, bayi akan menggengamnya semakin erat. Refleks ini
akan hilang pada 2-3 bulan.

h. Sucking reflex. Tahapan gerak refleks menghisap dilakukan oleh bibir


yang mendapat rangsangan, misalnya sentuhan susu ibu. Rangsangan ini
sebenarnya menimbulkan dua respons yang berkaitan dengan menghisap.
(1) terbentuk tekanan negatif di dalam oral sehingga timbul aksi
menghisap, dan (2) lidah akan menimbulkan tekanan positif, lidah akan
menekan ke arah atas dan sedikit ke arah depan dengan setiap aksi
menghisap. Setelah diberi rangsangan yang sesuai akan terjadi serangkaian
gerakan menghisap, masing-masing gerakan ini terdiri dari penerapan
tekanan positif dan negatif secara serentak.

i. Search reflex. Tahapan gerak refleks pada pencarian ini membantu bayi
mendapatkan sumber makanan dan kemudian refleks menghisap membuat
bayi dapat mencerna makanan. Refleks ini pada umumnya dapat
ditimbulkan dengan sentuhan lembut pada daerah sekitar mulut. Jadi, pada
tahapan ini anak sudah memiliki kemampuan melakukan pencarian
sesuatu dengan geraknya.

j. Plantar grasp reflex. Tahapan gerak refleks ini normalnya dapat dilihat
pada anak mulai dari sejak lahir hingga sepanjang tahun pertama usia bayi
tersebut. Refleks ini dapat ditimbulkan dengan jalan menerapkan sedikit
tekanan, biasanya dengan ujung jari, pada tumit kaki, yang membuat
seluruh jari kaki menutup. Gerakan menutup ini sebagai upayanya untuk
menangkap rangsangan. Refleks ini harus lebih dahulu dilampaui sebelum
anak dapat berdiri dengan tegak, berdiri sendiri, dan berjalan.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4


k. Palmar mandibular reflex. Tahapan gerak refleks ini dapat muncul
dengan jalan menerapkan tekanan secara serentak terhadap telapak dari
masing-masing tangan, sehingga akan menimbulkan semua atau salah satu
dari respons berikut: mulut terbuka, mata tertutup, dan leher menekuk.
Gerak refleks ini juga timbul jika tangan bayi itu dirangsang. Refleks ini
biasanya hilang setelah bayi berumur 3 bulan.

l. Stepping reflex. Tahapan gerak refleks ini merupakan gerakan yang sangat
penting yang dilakukan secara sadar, yaitu berjalan kaki. Gerak ini dapat
ditimbulkan dengan mengangkat bayi pada posisi tegak dengan kaki
menyentuh lantai. Tekanan pada telapak kaki akan membuat kaki
mengangkat dan selanjutnya diturunkan. Aksi kaki ini sering muncul
secara bergantian, dan oleh karena mirip dengan gerakan berjalan yang
masih pemula. Refleks ini sering disebut juga dengan refleks berjalan,
namun tidak disertai oleh stabilitas atau gerakan lengan yang terjadi jika
berjalan secara sadar.

m. Gerak Refleks Berenang (swimming reflex). Tahapan Gerak refleks ini


sangat luar biasa, karena gerakannya seperti orang berenang gaya dada.
Gerakan ini umumnya dilakukan dengan tidak sadar. Untuk menimbulkan
respons ini, bayi harus dipegang dalam posisi telungkup (horizontal)
seperti di atas sebuah permukaan meja atau lantai, di atas air, atau di
dalam air. Respons terhadap rangsangan ini adalah gerakan tangan dan
kaki seperti berenang yang terkoordinasi dengan sangat baik. Gerakan-
gerakan ini dapat diamati mulai dari minggu ke 2 setelah lahir dan akan
tetap bertahan hingga bayi berumur 5 bulan.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5


3. Apa definisi Sesuai Masa Kehamilan (SMK), Kecil Masa Kehamilan
(KMK) dan Besar Masa Kehamilan (BMK)?

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut Marmi
(2015) , yaitu :
a. Neonatus menurut masa gestasinya :
 Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
 Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
 Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
b. Neonatus menurut berat badan lahir :
 Berat lahir rendah : < 2500 gram
 Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
 Berat lahir lebih : > 4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
 Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
 Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6


Kecil Masa Kehamilan (KMK)
Bayi yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intrauterin dengan
berat badan terletak di bawah persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan
intrauterin (kurva lubchenco), dalam bahasa Inggris disebut small for gestational
age (SGA).

Sesuai Masa Kehamilan (SMK)


Bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan, yaitu berat badan terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam
grafik pertumbuhan intrauterin (kurva lubchenco), dalam bahasa Inggris disebut
appropriate for gestational age (AGA).

Besar Masa Kehamilan (BMK)


Bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar untuk usia kehamilan,
yaitu berat badan terletak di atas persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan.

4. Bagaimana perubahan fisiologis dan adaptasi bayi baru lahir?


a. Sistem Pernapasan
Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan
cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif
untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka
alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli, pernapasan
selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif lemah.
Untungnya pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat, biasanya
mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura.
Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan dan kemampuan
diafragma untuk bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap
inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha
bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon
dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekuensi napas pada bayi baru lahir
yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit
(pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekuensi secara konsisten lebih
dari 60 kali permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 7


retraksi dinding dada, jelas merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah
kelahiran.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :
 Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
 Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang
terletak di sinus karotikus (stimulasi mekanik).
 Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus
(stimulasi sensorik).
 Refleks deflasi Hering Breur.
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit
pertama sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain karena adanya surfaktan juga karena adanya tarikan nafas dan
pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa gtertahan di dalam. Cara
neonates bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan abdominal, sedangkan
untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan
berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi
atelektasis. Dalan kondisi seperti ini (anoksia), neonatus masih mempertahankan
hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik.

b. Sistem Sirkulasi
Penyesuaian sirkulasi sangat memungkinkan aliran darah yang adekuat
melalui paru adalah satu faktor penting selain mulainya pernapasan ketika lahir.
Oleh karena itu paru tidak berfungsi terutama selama kehidupan fetal, maka
jantung fetus tidak perlu memompa banyak darah melalui paru, sebaliknya
jantung fetus harus memompa darah dalam jumlah besar melalui plasenta.
Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak
(saat umbilical cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi
rendah,tahanan pembuluh darah sistemik(SVR) naik dan pada saat yang sama
paru mengembang,tahanan vascular paru menyebabkan penutupan foramen ovale
menutup setelah beberapa minggu,aliran darah di duktus arteriosus bottali
berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan
duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam yang di

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 8


sebabkan kontraksi otot polos pada akhir atreri pulmonalis dan secara anatomis
pada usia 2-3 minggu.

Perubahan yang terjadi pada saat lahir:


 Penghentian pasokan darah dari plasenta
 Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
 Penutupan foramen ovale
 Fibrosis pada Vena umbilicalis, Ductus venosus, Arteriae hypogastrica,
Ductus arteriosus sirkulasi pulmonari (vena umbilikus, duktus
venosus,foramen ovale,dan duktus anteriosus)

c. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal


Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan
menelan. Pada saat lahir, reflek muntah dan batuk yang matur telah lenyap.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna sumber
makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian besar keterbatasan tersebut
membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat di saluran
cerna ( mulai dari mulut sampai dengan usus ).
Kemampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir kurang efisien,
sedangkan absorpsi monosakarida ( glukosa ) telah efisien. Regurgitasi pada bayi
baru lahir disebabkan oleh sfingter jantung, sambungan esophagus bawah, dan
lambung yang tidak sempurna. Kapasitas lambung pada bayi baru lahir cukup
bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. Hal ini di sebabkan karena usus bayi baru
lahir relatif tidak matur dan sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis
dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa sehingga gelombang
peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili dinding usus belum
berkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak
berganti dengan cepat sehingga meningkatkan absorpsi yang paling efektif. Awal
pemberian makan oral menstimulasi lapisan usus agar matur dengan
meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produksi enzim mikrovilus. Epitel sel
yang tidak matur mempengaruhi usus untuk melindungi dirinya dari zat-zat yang
sangat berbahaya.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 9


Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses penutupan usus
(permukaan epitel usus menjadi tidak permeable terhadap antigen). Sebelum
penutupan usus bayi akan rentan terhadap infeksi virus / bakteri dan juga terhadap
stimulasi allergen melalui penyerapan molekul-molekul besar oleh usus. Kolon
bayi baru lahir kurang efisien dalam menyimpan cairan daripada kolon orang
dewasa sehingga bayi cenderung mengalami kompilasi kehilangan cairan,
misalnya gangguan diare.

d. Perubahan imunitas
Sel-sel limfoid membentuk molekul immunoglobulin gamma G
yang merupakan gabungan immunoglobulin gamma A dan gamma M. Gamma G
dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G globulin janin
di dapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi maka janin mengadakan
reaksi dengan plasmasitosis, penambahan penambahan folikel limfoid dan sintesis
gamma M immunoglobulin. Gamma A immunoglobulin telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan banyak ditemukan segera setelah lahir, khususnya sekret
dari traktus digestifus,respiratorus,kelenjar ludah,pancreas dan traktus urogenital.
Gamma M immunoglobulin meningkat segera setelah bayi dilahirkan
setara dengan keadaan flora normal dalam saluran pencernaan. Akan tetapi bayi
hanya dilindungi oleh Gamma G immunoglobulin dari ibu dan terbatas kadarnya
juga kurangnya Gamma A immunoglobulin yang menyebabkan neonatus
berkemungkinan besar rentan infeksi dan sepsis.

e. Perubahan Sistem Ginjal


Pada bayi baru lahir, kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc dan
produksi air kemih rata-rata 0,05 – 0,10 cc permenit. Ginjal bayi baru lahir
menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi
glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air.
Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium
dalam jumlah yang besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir
tidak mampu mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat
urine ( 1,004 ) dan osmolitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini
lebih buruk pada bayi kurang bulan.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 10


Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi saat lahir
tetapi bayi baru lahir memungkinkan tidak mengeluarkan urine selama 12-24 jam.
Berkemih sering terjadi selama periode ini. Berkemih 6-10x dengan warna urine
pucat menunjukan masukan cairan yang cukup. Umumnya, bayi cukup bulan
mengeluarkan urine 15 sampai 60 ml per kilogram /hari.

f. Perubahan Sistem Termogulasi


Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi
meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk
ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah
bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka
mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat,
seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan
mengubah lemak menjadi panas.
Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan
cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,
hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas
merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh
turun dibawah 36 °C. Suhu normal pada neonatus adalah 36,5–37,0 °C.
Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antar lain
mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain
bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusukan bayinya.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 11


g. Sistem Metabolisme
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi
harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi
baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
melalui penggunaan ASI, cadangan glikogen, dan pembuatan glukosa dari sumber
lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup,
akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika
bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan
terakhir dalam rahim.
Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan
hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam
pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami
hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).

5. Bagaimana perawatan rutin bayi baru lahir aterm?

Aspek penting asuhan bayi baru lahir Aspek penting dari asuhan segera bayi baru
lahir antara lain:
 Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi - kulit ibu.
 Usahakan adanya kontak kulit antara ibu dan bayi sesegera mungkin setelah
lahir.
 Menjaga pernafasan.
 Perawatan mata.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 12


a. Kontak skin-to-skin dan Inisiasi menyusui dini (IMD)
Untuk menghindari terjadinya hipotermia, letakkan bayi pada dada ibu
sehingga terjadi kontak antara kulit ibu dan kulit bayi (perawatan metode
kanguru). Metode ini sangat baik untuk menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu
kulit ibu akan menghangatkan bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil.
Setelah bayi dikeringkan dan ditengkurapkan di atas dada atau perut ibu,
ibu dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Bayi
diberi topi dan diselimuti. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 13


satu jam kontak kulit ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu
untuk mendekatkan bayi ke putingnya dan bayi diberi waktu untuk melanjutkan
kembali proses tadi selama setengah sampai satu jam.
Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi
dan membantu menyukseskan pemberian ASI eksklusif. IMD juga meningkatkan
daya tahan tubuh bayi karena bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi
dan lebih lanjut lagi bayi akan mendapatkan ASI pertama (kolostrum) yang sangat
banyak mengandung zat-zat kekebalan tubuh.

b. Rawat gabung
Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang sama dengan ibu
pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan setelah ibu dan bayi
pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk mendukung keberhasilan ASI
eksklusif karena bayi dapat menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan
mudah mengenali tanda-tanda lapar pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya
payudara bengkak, mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan
yang berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada
ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk merawat bayi.

c. Tali pusat
Setelah dipotong, tali pusat mungkin akan diolesi cairan antiseptik
klorheksidin atau antiseptik lain. Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan
kering dan tidak perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan
antiseptik. Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu, jangan
oleskan apapun pada tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan jangan ditutup
dengan popok maupun gurita. Usahakan agar tali pusat tidak basah, tidak terkena
air seni maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang
bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Biarkan tali pusat terlepas
sendiri. Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat
ataupun kulit disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke
tenaga kesehatan terdekat.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 14


d. Memandikan bayi
Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air hangat saja. Sebelum tali pusat
lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon. Setelah tali pusat lepas
bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati kepala
terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan sampo khusus
bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu sore. Saat
melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan seminimal mungkin
zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih sangat sensitif.

e. Memilih pakaian bayi


Pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku.
Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut dan topi jika bayi
kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena membatasi gerak bayi.
Selain itu, tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan maupun
kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada
bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak menggunakan
otot-otot perut.

f. Pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil bayi (BAK)
Bayi normal akan BAK dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam
48 jam pertama. Jika ini tidak terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut.
Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari. Warna
BAK yang baik adalah jernih tidak berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan
berubah dari warna hitam pekat, menjadi hijau dan akhirnya berwarna kekuningan
pada sekitar usia 5 hari. Jika tidak terjadi perubahan warna BAB, harus dilakukan
evaluasi kecukupan asupan ASI.

g. Membersihkan popok dan kemaluan bayi


Bersihkan kemaluan dari bagian depan ke belakang dengan menggunakan
kapas yang sudah dibasahi air bersih ataupun handuk basah. Jangan
membersihkan popok dari bagian bawah anus ke kemaluan.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 15


h. Mengenali isyarat lapar bayi
Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke
dalam mulut, menggemgam tangan, mengeluarkan suara seperti mengecap-
ngecap, ah uh ah. Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI
sesuai kemauan bayi, jangan dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30
menit, jika diluar itu, evaluasi proses menyusui. Jika ibu terpisah dengan bayi,
lakukan pemerahan ASI dan berikan ASI menggunakan sendok atau cangkir agar
ketika ibu sudah bersama bayi lagi, bayi tetap dapat menetek dengan ibu.

i. Membersihkan mata, telinga dan hidung bayi


Mata dapat dibersihkan dengan kapas bersih yang dibasahi dengan air
hangat, mulai dari arah hidung ke luar. Kotoran telinga tidak perlu dibersihkan
secara rutin dengan mengorek liang telinga karena akan keluar sendiri ketika
sudah cukup besar dan lunak saat bayi menangis. Lubang hidung bayi juga tidak
perlu dibersihkan secara khusus, cukup mengelapnya saat mandi.

j. Penglihatan bayi
Kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm. Penglihatan
bayi sensitif terhadap cahaya terang. Sampai usia beberapa bulan kadang kedua
bola mata bayi tidak sejajar, tampak seperti juling. Hal ini normal, karena otot-
otot penggerak bola mata masih dalam tahap perkembangan.

k. Pendengaran bayi
Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam bulan pertama. Bayi
akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di sekitar. Bayi
sering terkejut bila ada suara keras yang tiba-tiba terdengar

l. Bayi kuning
Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Kuning
yang perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir,
berlangsung lebih dari 2 minggu, disertai demam, sangat kuning sampai telapak
tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik bilirubin mencapai batas untuk sinar
maupun tranfusi tukar.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 16


m. Kolik pada bayi
Jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan mungkin saja
mengalami kolik. Bayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore
hari. Biasanya tidak membaik dengan gendongan dan perut dapat terlihat tegang.
Jika hal ini terjadi, gendong bayi dengan lembut dan posisikan dalam posisi
tengkurap. Apabila bayi memang mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan
sendirinya.

n. Gumoh
Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif, dan
keluar dengan sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi,
letakkan dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk
ringan punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.

o. Tanda bahaya
Tanda bahaya pada bayi adalah demam atau suhu <36,5 derajat Celcius,
muntah disertai kembung atau tidak ada BAB, kejang, sesak napas, terdapat nanah
di mata, malas menyusu dan lebih banyak tertidur, kuning sampai berusia 2
minggu, tali pusat berbau, kemerahan, atau berdarah, dan BAB mencret.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 17

Anda mungkin juga menyukai