Anda di halaman 1dari 46

PPOK EKSASERBASI

AKUT
 Lahvanya Seykaran 1940312020
Indri Permata Rani 1940312154
Preseptor:
dr. Irvan Medison, Sp.P(K), FISR, FAPSR
dr. Russilawati, SpP(K)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang

PPOK -> penyakit paru kronik -> adanya


hambatan aliran udara di saluran napas ->
progresif non reversibel atau reversibel parsial
dan adanya respons inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang berbahaya
◦ Kunjungan pasien PPOK di IGD Amerika
Serikat -> mencapai angka 1,5 juta, 726.000
memerlukan perawatan di rumah sakit dan
119.000 meninggal selama tahun 2000.
◦ Penyebab kematian -> PPOK menduduki
peringkat ke-4 setelah penyakit jantung,
kanker dan penyakit serebrovaskular.
◦ Morbiditas dan mortalitas penderita
PPOK -> eksaserbasi periodik atau
terjadinya perburukan gejala -> Semakin
sering eksaserbasi -> semakin berat pula
kerusakan paru, diikuti dengan
memburuknya fungsi paru.
Tujuan Penulisan
◦ Penulisan case report ini bertujuan untuk memahami dan menambah
pengetahuan tentang Peyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Batasan Masalah
◦ Case report ini akan membahas mengenai kasus Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK).
Metode Penulisan
◦ Metode yang dipakai dalam penulisan studi kasus ini berupa hasil pemeriksaan
pasien, rekam medis pasien, tinjauan kepustakaan yang mengacu pada berbagai
literature, termasuk bukuteks dan artikel ilmiah.
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
◦ Nama : Ny. I
◦ Umur/tanggal lahir : 59 tahun/ 07 Juli 1960
◦ Jenis kelamin : Perempuan
◦ Pekerjaan : Ibu rumah tangga
◦ Alamat : Kampung sungai nipah, Painan Selatan
◦ Status perkawinan :Menikah
◦ Negeri asal : Painan
◦ Agama : Islam
◦ Suku Bangsa : Minangkabau
◦ Tanggal masuk : 26 Juli 2019
Keluhan Utama
Anamnesis
◦ Sesak nafas meningkat sejak 10 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
◦ Sesak nafas meningkat sejak 10 hari yang lalu, menciut, meningkat dengan aktifitas,
bersifat hilang timbul. Sesak tidak dipengaruhi oleh emosi, cuaca, dan makanan. Diluar
serangan pasien tidak bisa beraktivitas normal.
◦ Pasien dirawat di RSUD M. Zein Painan selama 1 minggu, dilakukan pemeriksaan
rontgen thoraks, diberikan obat injeksi dan inhalasi. Karena tidak ada perbaikan ->
pasien dirujuk ke RSUP DR. M. Djamil Padang. Riwayat sesak nafas sejak 1 tahun yang
lalu, pasien biasa kontrol ke Sp.P RSUD M. Zein. Diberikan berotec (fenoterol) dan
symbicort (budesonide dan formoterol fumarate), pasien sudah tidak kontrol dan minum
obat sejak 4 bulan yang lalu.
◦ Batuk (+) berdahak, sejak 2 minggu yang lalu, warna putih agak kekuningan dan
kental, bersifat hilang timbul.
◦ Batuk darah (-), riwayat batuk darah sebelumnya (-).
◦ Nyeri dada (+) sejak 10 hari yang lalu, di dada tengah, hilang timbul, nyeri dirasakan
saat batuk.
◦ Demam (+) sejak 2 minggu yang lalu, tidak tinggi, tidak menggigil, 3 hari terakhir
demam tidak ada.
◦ Keringat malam (-).
◦ Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-).
◦ Penurunan nafsu makan (-), penurunan berat badan (-).
◦ BAB dan BAK normal, tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Riwayat hipertensi (+) sejak 1 tahun yang lalu, minum obat amlodipine tapi tidak
teratur.
◦ Riwayat stroke (+) sejak 3 bulan yang lalu, saat ini lemah anggota gerak kanan, biasa
kontrol ke Sp.S RSUD M. Zein Painan.
◦ Riwayat diabetes mellitus(-)
◦ Riwayat penyakit jantung (-)
◦ Riwayat TB (-)
◦ Riwayat keganasan (-)
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
◦ Pasien tidak pernah memakan OAT
◦ Pasien mengkonsumsi berotec dan symbicort untuk menghilangkan sesak, 4 bulan
terakhir sudah tidak konsumsi lagi
◦ Pasien mengkonsumi amlodipine untuk hipertensi tetapi tidak teratur.

Riwayat Penyakit Keluarga


◦ Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung dan keganasan dalam keluarga (-)
◦ Riwayat TB dalam keluarga (-)
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan
◦ Pasien seorang ibu rumah tangga
◦ Riwayat merokok sejak usia 24 tahun, 16 batang/hari selama ±3 tahun, berhenti pada
tahun 1987, (bekas perokok, IB ringan).
◦ Riwayat memasak dengan kayu bakar, sejak usia 20 tahun. 2-3 jam/hari, ventilasi
cukup. 8 tahun terakhir sudah tidak memasak dengan kayu bakar lagi.
◦ Suami pasien merokok sejak usia 15 tahun, 16 batang/hari, selama ±50 tahun,
(perokok, IB berat)
Pemeriksaan Fisik

Vital Sign

◦ Keadaan umum : tampak sakit sedang


◦ Kesadaran : CMC
◦ Nadi : 60 x/menit
◦ Nafas : 28x/menit
◦ Suhu : 36,3°C
◦ Tekanan darah : 160/90 mmHg
◦ Tinggi badan : 145 cm
◦ Berat badan : 62 kg
Status Generalisata
◦ Kepala : normocephal
◦ Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
◦ Kulit : turgor kulit baik, ikterik tidak ada
◦ Leher : JVP 5+0 cmH20, tidak terdapat deviasi trakea
◦ KGB : tidak ada pembesaran KGB
◦ Thoraks
Paru-paru depan :
Inspeksi : simetris kiri = kanan (statis)
pergerakan dinding dada kiri = kanan (dinamis)
Palpasi : fremitus kanan= kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas ekspirasi memanjang,wheezing (+/+),ronkhi(+/+)
Paru belakang :
◦ Inspeksi : simetris kiri = kanan (statis) pergerakan dinding dada kiri = kanan
(dinamis)
◦ Palpasi : fremitus kanan= kiri
◦ Perkusi : sonor
◦ Auskultasi : suara nafas ekspirasi memanjang,wheezing (+/+),ronkhi(-/-)
Jantung :
◦ Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
◦ Palpasi : iktus kordis teraba 3 jari lateral LMCS RIC VI
◦ Perkusi : Batas atas : linea parasternalis sinistra RIC II, Batas kanan : linea sternalis
dextra RIC IV, Batas kiri : 3 jari lateral LMCS RIC VI
◦ Auskultasi : irama reguler, murmur (-), gallop (-).

Abdomen
◦ Inspeksi : cembung, distensi (-).
◦ Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba.
◦ Perkusi : timpani
◦ Auskultasi : bising usus (+) N
◦ Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
◦ Ekstremitas : ekstremitas atas : akral hangat, edema (-/-), clubbing finger (-/-),
ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-/-), clubbing finger (-/-)
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin :
◦ Hb : 12,3 g/dl
◦ Leukosit : 17.550 /mm3
◦ Trombosit : 308.000 /mm3
◦ Ht : 38 %
◦ GDS : 113 mg/dl
◦ Na/K/Cl : 143/3,0/104 mmol/L
◦ Total protein : 5,8 g/dl
◦ Albumin : 4,1 g/dl
◦ Globulin : 1,7 g/dl
◦ Bil. Total/direk/indirek : 0,5/0,1/0,4 mg/dl
◦ SGOT : 16 u/l
◦ SGPT : 22 u/l
◦ pH darah : 7,557
◦ PaCO2 : 33,2 mmHg
◦ PaO2 : 199,5 mmHg
◦ HCO3- : 29,9 mmol/L
◦ BE : 7,5 mmol/L
◦ SaO2 : 99%

Kesan : Leukositosis, Alkalosis respiratorik


mix metabolik.
Pemeriksaan Rontgen Thoraks
-> Infiltrat di para
cardial kanan dengan
CTR 60%

Kesan: Penumonia
dan kardiomegali

Rontgen di RSUD M. Zein Rontgen thorax di RSUP M


Painan19/07/2019 Jamil Padang 19/07/2019
Diagnosis Kerja
-> PPOK eksaserbasi akut tipe I +
CAP

Diagnosis Banding
-> ADHF on CHF ec HHD +
Hipertensi Stage I
Rencana Pengobatan dan Pemeriksaan

Rencana Pengobatan:
◦ IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
◦ O23L/menit nasal canule
◦ Drip Aminofilin 15 cc + 35 cc NaCl 0,9% via syringe pump kecepatan 4,2
cc/jam
◦ Nebu Combivent 6x1 resp
◦ Nebu Pulmicort 2x1 resp
◦ Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr
◦ Inj Levofloxacin 750 mg
◦ Nebu N-Acetylcystein 2x1 resp
◦ Inj Ranitidin 2x50 mg
◦ Amlodipine 1x5 mg PO

Rencana Pemeriksaan:
◦ Cek kultur dan sensitivitas kuman banal sputum
◦ Spirometri
Tanggal S/ O/ A/ P/
FOLLOW UP
  27/07/2019 Sesak nafas (+) KU: sedang PPOK Eksaserbasi Akut tipe -IVFD NaCl 0,9% 12
berkurang KS: CMC I + CAP + HT stage I jam/kolf
Batuk (+) berkurang TD: 127/80 -Drip Aminofilin 15 cc +
Batuk darah (-) Nd: 70x/menit 35 cc NaCl 0,9% via
Nyeri dada (-) Nf: 23x/menit syringe pump kecepatan
Demam (-) T: 36,3 4,2 cc/jam
Inspeksi: -Nebu Combivent 6x1 resp
statis: simetris kiri = kanan -Nebu Pulmicort 2x1 resp
Dinamis: pergerakan -Inj Ampicilin sulbactam
dadakanan= kiri 3x3 gr (H1)
Palpasi: fremitus kanan = kiri -Inj Levofloxacin 750 mg
Perkusi: sonor (H1)
Auskultasi: SN ekspirasi -Nebu N-Acetylcystein 2x1
memanjang, wheezing (+/+), resp
ronkhi (+/+) -Inj Ranitidin 2x50 mg
-Amlodipine 1x5 mg PO
-O2 3L/menit via nasal
canule
-Cek kultur sputum
(27/07/19)
Tanggal S/ O/ A/ P/
29/07/2019 Sesak nafas (+) KU: sedang PPOK eksaserbasi -IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
berkurang akut tipe I +CAP +
KS: CMC Drip Aminofilin 15 cc + 35 cc
HT stage I
Batuk (+)
TD: 140/80 NaCl 0,9% via syringe pump
sesekali
Nd: 96x/menit kecepatan 4,2 cc/jam
Batuk darah (-)
Nf: 22x/menit -Nebu Combivent 6x1 resp
Nyeri dada (-)
T: 36,3 -Nebu Pulmicort 2x1 resp
Demam (-)
-Inj Ampicilin sulbactam 3x3
Auskultasi: SN
ekspirasi memanjang, gr (H3)
wheezing (+/+), ronkhi -Inj Levofloxacin 750 mg (H3)
(+/+),
-Nebu N-Acetylcystein 2x1
resp
-Inj Ranitidin 2x50 mg
-Amlodipine 1x5 mg PO
- O2 3L/menit via nasal
canuleKultur sputum
- Kirim kultur sputum
Tanggal S/ O/ A/ - P/
30/07/2019 Sesak nafas KU: sedang PPOK eksaserbasi -IVFD NaCl 0,9% 12
(+)   akut tipe I
berkurang jam/kolf
KS: CMC (perbaikan) +CAP
Batuk (+)   (perbaikan) + HT Drip Aminofilin 15 cc + 35
sesekali, TD: 120/80 stage I cc NaCl 0,9% via syringe
berkurang  
pump kecepatan 4,2 cc/jam
Demam (-) Nd: 64x/menit
  -Inj Ampicilin sulbactam
Nf: 18 x/menit 3x3 gr (H4)
 
-Inj Levofloxacin 750 mg
T: 36,3
  (H4)
Auskultasi: SN -Inj Ranitidin 2x50 mg
bronkovesikul -Amlodipine 1x5 mg PO
er, wheezing - Hasil kultur sputum
(-/-), ronkhi
(+/+)
Tanggal S/ O/ A/ P/
31/07/2019 Sesak nafas KU: sedang PPOK eksaserbasi -IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
(+)   akut tipe I
berkurang KS: CMC (perbaikan) +CAP -Drip Aminofilin 15 cc + 35 cc
  (perbaikan) + HT NaCl 0,9% via syringe pump
Batuk (+)
TD: 120/70 stage I
berkurang kecepatan 4,2 cc/jam
 
Demam (-) -Budesonide 2x1 resp (Nebu)
Nd: 80x/menit
  -Salbutamol 3x2 mg (P.O)
Nf: 22x/menit -Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr
 
(H5)
T: 36,3
  -Inj Levofloxacin 750 mg (H5)
Auskultasi: SN -Inj Ranitidin 2x50 mg
bronkovesikule
-Amlodipine 1x5 mg PO
r, wheezing
(-/-), ronkhi -Hasil kultur sputum, tunggu
(+/+) hasil echo
berkurang
Tanggal S/ O/ A/ P/
1/08/2019 Sesak nafas KU: sedang PPOK eksaserbasi -IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
(+)   akut tipe I
berkurang KS: CMC (perbaikan) +CAP -Drip Aminofilin 15 cc + 35 cc
  (perbaikan) + HT NaCl 0,9% via syringe pump
Batuk (+)
TD: 110/70 stage I
berkurang kecepatan 4,2 cc/jam
 
Demam (-) -Budesonide 2x1 resp (Nebu)
Nd: 82x/menit
  -Salbutamol 3x2 mg (P.O)
Nf: 21x/menit -Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr
 
(H6)
T: 36,5
  -Inj Levofloxacin 750 mg (H6)
Auskultasi: SN -Inj Ranitidin 2x50 mg
bronkovesikule
-Amlodipine 1x5 mg PO
r, wheezing
(-/-), ronkhi -Hasil kultur sputum
(+/+)
berkurang
Tanggal S/ O/ A/ P/
2/08/2019 Sesak nafas KU: sedang PPOK eksaserbasi -IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
(+)   akut tipe I
berkurang KS: CMC (perbaikan) +CAP -Budesonide 2x1 resp (Nebu)
  (perbaikan) + HT -Salbutamol 3x2 mg (P.O)
Batuk (+)
TD: 120/70 stage I
berkurang -Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr
 
Demam (-) (H7)
Nd: 73x/menit
  -Inj Levofloxacin 750 mg (H7)
Nf: 20x/menit -Inj Ranitidin 2x50 mg
 
-Amlodipine 1x5 mg PO
T: 36,9
  -Hasil kultur sputum (hari ini)
Auskultasi: SN
bronkovesikule
r, wheezing
(-/-), ronkhi
(+/+)
berkurang
BAB III
DISKUSI
Pemaparan Peradangan dan
signifikan thdp Inflamasi kronik penyempitan
partikel atau gas saluran napas

Hiperinflasi

Sesak napas yang Sesak napas yang Sesak napas yang


disertai batuk bertambah berat meningkat dengan
kronik berdahak seiring waktu aktivitas

Pasien datang
dengan keluhan Penyakit Paru
utama sesak nafas Obstruktif
Kronik
Elastisitas saluran
Peradangan Merusak struktur Ventilasi
udara hilang dan
progresif penunjang paru
alveolus kolaps berkurang

Alveolus kolaps
terutama saat
ekspirasi

Tidak terjadi recoil


Pasien datang (pengempisan) scr
dengan keluhan pasif setelah
inspirasi
utama sesak nafas
Udara
terperangkap pada
paru dan parenkim
Sesak napas
yang kolaps
Terjadi
Hipoksemia dan
Pada PPOK ketidakseimbangan
hiperkapnia
Sesak napas
pertukaran gas

Ekspirasi
memanjang dan
sulit dilakukan
akibat mukus yang
kental
Pasien datang
dengan keluhan
utama sesak nafas Proses ekspirasi
terutama ekspirasi
terhambat
Mediator dan Aktivasi reseptor
protease faktor EGFR

Refleks untuk
Merangsang menjaga jalan
hipersekri mukus Batuk berdahak napas tetap
terbuka
Iritasi kronik
Meningkatkan Pasien merasakan
saluran napas
jumlah sel goblet batuk sejak 2
kronik oleh asap
dan membesarnya
rokok/agen
kelenjar mukosa minggu yang lalu,
berbahaya berdahak warna
putih kekuningan
dan kental
Pasien adalah seorang
bekas perokok dengan
indeks brinkman ringan
Silia pelapis dan suami pasien
merupakan perokok
bronkus dengan indeks brinkman
mengalami berat
kelumpuhan
serta
Asap rokok metaplasia Mengganggu Penumpuk
dan asap sistem eskalator an mukus
mukosiliaris kental
dapur Merangsang
perubahan
Pasien memiliki pada sel
riwayat memasak penghasil
dengan kayu bakar mukus bronkus
sejak usia 20 tahun. 2-
3 jam/hari, ventilasi
cukup.
Menarik sel
inflamasi dari Mendorong
Asap rokok Menghasilkan sirkulasi pertubahan
dan asap mediator struktural
dan fibrosis
dapur inflamasi Menguatkan sal napas
proses inflamasi

ASAP ROKOK DAN ASAP DAPUR MENYEBABKAN PPOK


Untuk
Asap rokok melepaskan Tidak
Menginduksi Neutrophil diimbangi
dan asap makrofag dengan anti
Cehomotactic
dapur Factor protease

Kerusakan
jaringan
ASAP ROKOK DAN ASAP DAPUR
MENYEBABKAN PPOK
PEMERIKSAAN
FISIK

Udara
Auskultasi: SN Karena ada terperangkap Mengurangi
dengan ekspirasi obstruksi jalan dan terjadi kapasitas
memanjang napas perifer hiperinflasi inspirasi
Udara lewat
melalui
Ronkhi + pada kedua
penyempitan sal
napas, inflamasi,
lapang paru PEMERIKSAAN
bronkospasme FISIK

Bunyi menciut yang


Obstruksi jalan Wheezing + pada
terdengar sepanjang
napas kedua lapang paru
ekspirasi
Sesak yang
bertambah
Tipe I eksaserbasi berat : 3 diatas
Tipe II eksaserbasi sedang: 2 dari 3 gejala
di atas,
Perubahan warna Tipe III eksaserbasi ringan: 1 dari 3 gejala
Eksaserbasi PPOK di atas + infeksi saluran napas atas > 5 hari,
sputum
demam tanpa sebab lain, meningkatnya
batuk, meningkatnya mengi dan frekuensi
napas > 20% dari nilai dasar, dan
meningkatnya nadi > 20% dari nilai dasar).
Hipersekresi
sputum
Pasien diklasifikasikan
sebagai PPOK
eksaserbasi akut tipe I
GEJALA
EKSASERBASI
Infiltrat di
paracardial kanan
dengan kesan
penumonia

PENCETUS
EKSASERBASI PPOK
Infeksi pada
Menghirup
Pada ro thoraks: didapatkan infiltrat saluran
zat-zat iritan
di para cardial kanan dan gejala lain pernapasan
seperti, batuk, perubahan warna
dahak, hasil pemeriksaan fisik yang
ditemukan suara nafas tambahan
berupa ronki, dan hasil pemeriksaan
laboratorium ditemukan PENCETUS
leukosistosis (17.550 /mm3)
EKSASERBASI PPOK
Community Acquired Penumoni
◦ Diagnosis pasti dari pneumonia komuniti dapat ditegakan jika pada rongent
toraks terdapat infiltrate ditambah dengan 2 atau lebih gejala lain berupa:
◦ batuk-batuk bertambah,
◦ perubahan karakteristik dahak,
◦ suhu tubuh >38oC,
◦ pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas bronkovesikular,
bahkan bronkila dengan dan ronki, leukosit >10.000/mm3 atau < 4.500/mm3.

Berdasarkan hal tersebut, diagnosis pada pasein


dapat ditambahkan dengan CAP
POIN KUNCI
PENANGANAN
EKSASERBASI • Oksigen 3 L/menit nasal kanul,
• IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf,
• Drip Aminofillin 15cc +35 cc
NaCl 0,9% via syringe pump
kecepatan 4,2 cc/jam,
Bronkodilator Kortikosteroid • Nebu combivent 6x1 resp,
• Nebu Pulmicort 2x1 resp,
• Inj Amphicilin sulbactam 3x3gr,
• Inj Levofloxacin 1x750mg,
• Nebu N-Acetylcystein 2x1 resp
Antibiotik Terapi O2 • Inj Ranitidin 2x50 mg,

GOLD, 2019
45
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai