Anda di halaman 1dari 47

Case Report Session

PPOK EKSASERBASI AKUT


RIZKIA DWINA RAHMAYANI
FITRA DHEA MUHARMI N

Preseptor:
Dr. dr. Masrul Basyar, Sp.P (K) FISR
BAB 1
PENDAHULUAN

2
Latar Belakang

▰ Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat


dicegah dan diobati,
▰ ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang persisten progresif yang
disebabkan oleh inhalasi gas berbahaya.

3
Latar Belakang
Sebagai penyebab kematian,
PPOK menduduki peringkat
ke-4 setelah penyakit jantung,
PPOK di instalasi gawat kanker dan penyakit
darurat di Amerika serebrovaskular..
Serikat mencapai angka WorldHealthOrganization (WHO)
1,5 juta, 726.000 memperkirakan bahwa
memerlukan perawatan menjelang tahun 2020
di rumah sakit dan prevalensi PPOK akan
119.000 meninggal meningkat
selama tahun 2000.
4
Latar Belakang

tingginya
Pertambahan pajanan faktor
pendudu resiko

industralisasi merokok

Polusi udara

5
Latar Belakang

▰ Eksaserbasi PPOK  kondisi perburukan yang bersifat


akut dari kondisi yang sebelumnya stabil

▰ Semakin sering terjadinya eksaserbasi, semakin berat pula


kerusakan paru yang terjadi diikuti dengan memburuknya
fungsi paru.

6
Tujuan Penulisan

Manfaat Penulisan

Metode Penulisan

7
BAB 2
LAPORAN KASUS

8
IDENTITAS PASIEN

◦ Nama : Tn. Z
◦ Umur/tanggal lahir : 71 tahun/ 30 Juni 1947
◦ Jenis kelamin : Laki-laki
◦ Pekerjaan : Pedagang sate
◦ Alamat : Aia Pacah, Padang
◦ Status perkawinan :Menikah
◦ Negeri asal :Indonesia
◦ Agama : Islam
◦ Suku Bangsa : Minangkabau
◦ Tanggal masuk : 23 April 2019

9
Keluhan Utama

◦Sesak nafas sejak 4 hari yang lalu.

10
Riwayat Penyakit Sekarang

◦ Sesak meningkat sejak 4 hari yang lalu, menciut, meningkat dengan aktifitas.
Riwayat sesak nafas ± 2 tahun, karena sesaknya pasien dirawat di RSI Siti
Rahmah ± 4 hari, kemudian pasien pulang karena sesak sudah membaik,
kemudian berselang 1 hari pasien dirawat kembali di RSUP DR M Djamil.
Karena sesak nafas pasien sudah mendapatkan pengobatan Bromide dan Spiriva
± 2 tahun dari poli paru RSUP DR M Djamil. Selain itu pasien dikenal dengan ca
bronkogenik jenis sel small cell dan sudah di kemoterapi sampai siklus ke 6.

11
Riwayat Penyakit Sekarang

Batuk (+) berdahak meningkat sejak ± 4 hari yang lalu, warna


kuning.
Batuk darah (-), riwayat batuk darah sebelumnya (-).
Nyeri dada (+) saat batuk.

12
Riwayat Penyakit Sekarang

◦ Keringat malam (-)


◦ Demam (-)
◦ Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-)
◦ Penurunan nafsu makan (+), penurunan berat badan (+) 7 kg dalam 1 tahun
◦ BAB dan BAK normal, tidak ada keluhan.

13
Riwayat Penyakit Dahulu

◦ Riwayat hipertensi (-)


◦ Riwayat Diabetes mellitus(-)
◦ Riwayat penyakit jantung (-)
◦ Riwayat TB (-)
◦ Riwayat keganasan di organ lain (-)
◦ Riwayat operasi hernia tahun 2016. Pasien dikenal BPH sejak tahun 2016, kontrol
terapi ke bagian urologi.

14
Riwayat pengobatan sebelumnya

◦Pasien tidak pernah memakan OAT

15
Riwayat Penyakit Keluarga

◦ Riwayat hipertensi dalam keluarga (-)


◦ Riwayat Diabetes mellitusdalam keluarga (-)
◦ Riwayat penyakit jantung dalam keluarga (-)
◦ Riwayat TBdalam keluarga (-)
◦ Riwayat keganasandalam keluarga (-)

16
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan

◦ Pasien seorang wiraswasta (pedagang sate)


◦ Riwayat merokok sejak umur 20 tahun, 24 batang/hari selama ±50
tahun, berhenti pada tahun 2013, merokok kembali 1 batang/2 hari sejak
5 hari yang lalu (perokok, IB berat )
◦ Pasien tidak memiliki tato
◦ Pasien tidak memiliki riwayat sex bebas
◦ Pasien tidak konsumsi alkohol dan NAPZA

17
PEMERIKSAAN FISIK

◦Vital sign, umum, lokalis


◦    

18
Vital Sign

◦Keadaan umum : sedang


◦Kesadaran : CMC
◦Nadi : 96 x/menit
◦Nafas : 24 x/menit
◦Suhu : 36,3°C
◦Tekanan darah : 110/70 mmHg
◦Tinggi badan : 160 cm
◦Berat badan : 50kg
19
Status Generalisata

◦Kepala : normocephal
◦Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
◦Kulit : turgor kulit baik, ikterik tidak ada
◦Leher : JVP 5+0 cmH20,
◦KGB : tidak ada pembesaran KGB

20
Thoraks
Paru-paru depan
Inspeksi : simetris kiri = kanan (statis)
pergerakan dinding dada kanan tertinggal dari kiri
(dinamis)
Palpasi : fremitus kanan lemah dari kiri
Perkusi : kiri = sonor
Kanan = redup
Auskultasi : suara nafas ekspirasi memanjang, ronkhi (+/+), wheezing
(+/+)
21
Paru belakang
Inspeksi : simetris kiri = kanan (statis)
Pergerakan punggung kanan tertinggal dari kiri ( dinamis)
Palpasi : fremitus kanan lemah dari kiri
Perkusi : kiri = redup
Kanan = sonor
Auskultasi : suara nafas ekspirasi memanjang, ronkhi (+/+), wheezing
(+/+)

22
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas atas : linea parasternalis kiri RIC III
Batas kanan : linea parasternalis kanan RIC IV
Batas kiri : 2 jari medial LMCS RIC V
Auskultasi : irama reguler, murmur (-), gallop (-).

23
Abdomen
Inspeksi : distensi (-).
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) N

24
Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : ekstremitas atas : akral hangat, edema (-/-),
clubbing finger (-/-)
ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-/-), clubbing
finger (-/-)

25
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
◦ Darah Rutin :
◦ Hb : 11,2 g/dl
◦ Leukosit : 13.620 /mm3
◦ Trombosit : 552.000 /mm3
◦ Ht : 35 %
◦ Na/K/Cl : 125/2,7/91 mmol/L
◦ PT : 11,3
◦ APTT : 37,2
◦ INR : 1,06

26
◦ Total protein : 6,5 g/dl
◦ Albumin : 3,8 g/dl
◦ Globulin : 2,7 g/dl
◦ Bil. Total/direk/indirek : 0,25/0,15/0,1 mg/dl
◦ SGOT : 22 u/l
◦ SGPT : 16 u/l
◦ Kesan : Natrium, klorida, total protein, anemia, leukositosis,
trombositosis, APTT melebihi nilai rujukan.

27
Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen

▰ Jenis : Foto Thoraks

▰ Kesan : Tumor paru kanan


+ pneumonia

28
Diagnosis Kerja

Susp PPOK eksaserbasi akut tipe I + CAP + susp


ca bronkogenik jenis sel small cell carsinoma
T3NxM1a (efusi pleura) stg IV residif PS 70-80.

29
Diagnosis Banding

▰ Pneumonitis + carsinoma T3NxM1a (efusi pleura) stg


IV residif PS 70-80

30
Tindakan Pengobatan

▰ IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf


▰ Drip Aminofilin 20 cc + 30 cc D5 % + 4,2 cc/jam
▰ Inj Metylprednisolone 1x125 mg
▰ Nebu Combivent 6x1 resp
▰ Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr

31
Tindakan Pengobatan

▰ Cek kultur sputum dan sensitivitas kuman banal


▰ Spirometri bila stabil

32
FOLLOW UP


33
23/04/2019
Tanggal S/ O/ A/ P/
23/04/2019 Sesak nafas (+) KU: sedang Susp PPOK eksaserbasi - IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf
menciut KS: CMC akut tipe I +CAP + susp ca - Drip Aminofilin 20 cc + 30 cc D5 % + 4,2
Batuk (+) berdahak TD: 120/80 bronkogenik jenis small cell cc/jam
warna kuning Nd: 100x/menit carsinoma TxNxM1b - Inj Metylprednisolone 1x125 mg
kental Nf: 24 x/menit (hepar) stage IV PS 70-80 - Nebu Combivent 6x1 resp
Batuk darah (-) T: 36,6 DD : pneumonitis - Nebu Flumucyl 2x1 amp
Nyeri dada (-) Inspeksi: - Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr
Demam (-) statis: simetris kiri = kanan - Inj Levofloxacin 1x750 mg
Dinamis: pergerakan dada kanan - Terapi oksigen
tertinggal dari kiri - Cek BTA
Palpasi: fremitus kanan = kiri - Kultur sputum
Perkusi:kiri = sonor, kanan = redup - Sitologi cairan pleura (26/4/2019)
Auskultasi: SN ekspirasi memanjang,
wheezing (+/+), ronkhi (+/+),

34
24/04/2019
Tanggal S/ O/ A/ P/
24/04/2019 Sesak nafas (+) KU: sedang Susp PPOK - IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf
menciut KS: CMC eksaserbasi akut tipe I - Drip Aminofilin 20 cc + 30 cc D5 % + 4,2
Batuk (+) TD: 120/80 +CAP + susp ca cc/jam
berdahak warna Nd: 90x/menit bronkogenik jenis - Inj Metylprednisolone 1x125 mg
kuning kental Nf: 24 x/menit small cell carsinoma - Nebu Combivent 6x1 resp
Batuk darah (-) T: 36,7 TxNxM1b (hepar) - Nebu Flumucyl 2x1 amp
Nyeri dada (-) Auskultasi: SN ekspirasi memanjang, stage IV PS 70-80 - Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr (H1)
Demam (-) wheezing (+/+), ronkhi (+/+), DD : pneumonitis - Inj Levofloxacin 1x750 mg (H1)
- Terapi oksigen
- Cek BTA
- Kultur sputum
- Sitologi cairan pleura (26/4/2019)

35
25/04/2019

Tanggal S/ O/ A/ P/
25/04/2019 Sesak nafas KU: sedang Susp PPOK - IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf
(+) KS: CMC eksaserbasi akut tipe - Drip Aminofilin 20 cc + 30 cc D5 % + 4,2
Batuk (+) TD: 130/60 I perbaikan+CAP + cc/jam
berdahak Nd: 111x/menit susp ca bronkogenik - Inj Metylprednisolone 1x125 mg
warna kuning Nf: 28 x/menit jenis small cell - Nebu Combivent 6x1 resp
kental T: 36,5 carsinoma - Nebu Flumucyl 2x1 amp
Batuk darah (-) Inspeksi: TxNxM1b (hepar) - Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr (H2)
Nyeri dada (-) Auskultasi:ekspirasi memanjang, wheezing stage IV PS 70-80 - Inj Levofloxacin 1x750 mg (H2)
Demam (-) (-/-), ronkhi (+/+), DD : pneumonitis - Terapi oksigen
- Cek BTA
- Kultur sputum
- Sitologi cairan pleura (26/4/2019)
- USG thorax
- Cek spirometri
26/04/2019
Tanggal S/ O/ A/ P/
26/04/2019 Sesak nafas (+) KU: sedang Susp PPOK - IVFD NaCl 0,9% 8 jam/kolf
berkurang KS: CMC eksaserbasi akut tipe - Drip Aminofilin 20 cc + 30 cc D5 % + 4,2
Batuk (+) TD: 100/80 I perbaikan + CAP cc/jam
berdahak warna Nd: 96x/menit + susp ca - Inj Metylprednisolone 1x125 mg
kuning kental Nf: 22 x/menit bronkogenik jenis - Nebu Combivent 6x1 resp
Batuk darah (-) T: 37 small cell carsinoma - Nebu Flumucyl 2x1 amp
Nyeri dada (-) Inspeksi: TxNxM1b (hepar) - Inj Ampicilin sulbactam 3x3 gr (H2)
Demam (-) Auskultasi:ekspirasi memanjang, wheezing stage IV PS 70-80 - Inj Levofloxacin 1x750 mg (H2)
(-/-), ronkhi (-/-) DD : pneumonitis - Terapi oksigen
- Cek BTA
- Kultur sputum
- Sitologi cairan pleura (26/4/2019)
- USG thorax
- Cek spirometri
37
BAB 3
DISKUSI

38
▰ Seorang laki-laki 71tahun datang ke RSUP
M.Djamil Padang dengan keluhan utama sesak
sejak ± 4 hari sebelum masuk rumah sakit.

39
Gangguan pada saluran
napas berupa hambatan Hal ini menimbulkan
Inflamasi kronik gejala sesak napas
Sesak nafas aliran udara karena
sejak ± 4 hari adanya inflamasi kronik menyebabkan peradangan yang bertambah
sebelum disebabkan oleh dan penyempitan saluran berat seiring
napas udara dan berjalannya waktu
masuk rumah pemaparan yang (progresif) dan
sakit signifikan terhadap mengakibatkan
hiperinflasi. meningkat dengan
partikel atau gas aktivitas
berbahaya.

40
41
-Batuk merupakan mekanisme refleks untuk
menjaga jalan napas tetap terbuka dengan cara
menyingkirkan hasil sekresi lendir yang
menumpuk pada jalan napas.
-Pada PPOK, batuk kronik berdahak berkaitan
Batuk berdahak dengan keadaan hipersekresi pada mukus
(aktivasi reseptor faktor EGFR).
-respon terhadap iritasi kronik saluran napas
oleh asap rokok/agen berbahaya lain yaitu
meningkatnya jumlah sel goblet dan
membesarnya kelenjar submukosa sehingga
terjadi hipersekresi.
42
Pasien bekerja sebagai pedagang sate dan memiliki
kebiasaan merokok 24 batang/hari selama 50 tahun
(Indeks Brinkman berat)

Memperkuat dugaan PPOK karena rokok faktor


risiko PPOK

Komponen-komponen asap rokok merangsang


perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus.
Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami
kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia

Asap rokok menginduksi makrofag untuk melepaskan


Neutrophil Chemotactic Factors dan elastase, yang tidak
diimbangi dengan antiprotease, sehingga terjadi
kerusakan jaringan.

43
Dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik
ditemukan tanda-tanda
eksaserbasi akut PPOK
pada pasien
PPOK
eksaserbasi
akut tipe I
(eksaserbasi
Perburukan
dibandingkan kondisi berat).
sebeumnya yaitu sesak
yang bertambah,
bertambahnya batuk dan
adanya sputum berwarna
kuning
44
Prinsip penatalaksanaan PPOK pada eksaserbasi akut adalah
mengatasi segera eksaserbasi dan mencegah gagal napas,
IGD : oksigen 3-4 L /menit nasal kanul, combivent nebu 4 x 1,
dan injeksi metilprednisolon 2 x 125 mg (iv).
Rawat inap : O2 nasal kanul 3L/menit , IVFD NaCL 0,9% 8 jam/
kolf, dextrose 5% 30cc kec 4,2 cc/jam, drip aminofilin 20 cc, Inj.
Flumucyl 2x1amp, nebu combivent 6x1, inj. Metilprednisolon
1x125mg, inj. Levofloxacin 1x750mg.

45
Rencana pemeriksaan meliputi spirometri post bronkodilator
saat pasien sudah dalam keadaan stabil, kultur sputum, cek BTA
I, II

46
TERIMAKASIH
47

Anda mungkin juga menyukai