Anda di halaman 1dari 28

LARYNGOPHARYNGEAL REFLUX

(LPR)
FITRA DHEA MUHARMI N
I K H VA N J U Z E F

P R E S E P TO R : I
D R . E F F Y H U R I YAT, S P. T H T- K L ( K ) , F I C S
LATAR BELAKANG

Refluks Laring Faring/ Laryngopharyngeal Reflux (LPR) adalah Refluks Ekstra Esofagus (REE) yang
menimbulkan manifestasi penyakit-penyakit oral, faring, laring, dan paru.
Pasien dengan keluhan REE akibat Penyakit Refluks Gastro Esofagus (PRGE) sering datang ke ahli
THT dengan keluhan tenggorok terasa nyeri dan kering, rasa panas di pipi, sensasi ada yang
menyumbat (globus sensation), kelainan laring dengan suara serak, batuk kronik, asma.
Pasien sering diobati sebagai rinitis non alergi dengan sekret belakang hidung (post nasal drip),
rinofaringitis non spesifik, sinusitis rekuren
Keadaan ini dilaporkan sebanyak 10% dari pasien yang datang ke tempat praktek ahli THT, dan
lebih dari 50% pasien dengan suara serak didapatkan penyakit yang berhubungan dengan refluks.
Merupakan hal yang berbahaya apabila tidak mengetahui adanya LPR, keterlambatan dalam
menegakkan diagnosis LPR dapat menyebabkan biaya pengobatan yang tidak perlu, dan kesalahan
diagnosis, yang pada akhirnya berakibat keterlambatan pada penyembuhan pasien.
Pada tahun 2017 di RSUP Dr. M. Djamil dilaporkan 89 orang kasus atau 20% kasus yang berobat
pada sub bagian Laringofaring dengan keluhan sensasi mengganjal di tenggorok/globus pharingeus
sebanyak 78,31%.
ANATOMI FARING
NASOFARING
OROPHARYNX
ANATOMI LARING
ANATOMI LARING
FISIOLOGI LARINGOFARINGEAL

Mekanisme perlindungan terdiri atas 4 hambatan fisiologis utama terhadap refluks:


1. Sfingter esofagus bagian bawah / Lower esophageal sphincter (LES)
2. Pembersihan asam, melalui fungsi motorik esofagus dan gravitasi
3. Resistensi jaringan mukosa esofagus
4. Sfingter esofagus bagian atas / Upper esophageal sphincter (UES)
LARYNGOPHARYNGEAL REFLUX
(LPR)
DEFINISI

• Pergerakan asam lambung secara retrograd menuju faring dan laring serta saluran pencernaan
atas.
• LPR dapat menyebabkan iritasi dan perubahan pada laring.
• LPR harus dibedakan dari GERD.
• Pasien dengan LPR biasanya mempunyai keluhan di daerah kepala dan leher sedangkan pada
GERD biasanya didapatkan keluhan klasik seperti esofagitis dan rasa panas di dada (heartburn).
EPIDEMIOLOGI

• Kejadian refluks sering ditemukan di Negara-negara barat dengan angka kejadian 10-15% dan
umumnya mengenai usia diatas 40 tahun (35%).
• berhubungan dengan pola konsumsi masyarakat barat, olahraga, genetik dan kebiasaan berobat.
• Di Amerika Serikat GERD adalah kelainan yang umum dijumpai.
• Sebesar 50% orang dewasa menderita GERD dan diperkirakan 4-10% kelainan laring kronis
non spesifik di klinik THT berhubungan dengan penyakit refluks.
ETIOLOGI

• Refluks secara retrograd dari asam lambung atau isinya seperti pepsin kesaluran esofagus atas
dan menimbulkan cedera mukosa karena trauma langsung.
• Terjadi kerusakan silia yang menimbulkan tertumpuknya mukus, aktivitas mendehem dan batuk
kronis akibatnya akan sebabkan iritasi dan inflamasi
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI

• Cedera laring dan jaringan sekitar akibat trauma langsung oleh cairan refluks yang mengandung
asam dan pepsin
• Asam lambung pada bagian distal esofagus akan merangsang reflex vagal sehingga akan
mengakibatkan bronkokontriksi, gerakan mendehem (throat clearing) dan batuk kronis.
• Lama kelamaan akan menyebabkan lesi pada mukosa.
DIAGNOSIS

• Anamnesis : gejala klinis (Reflux Symptoms Index/RSI)


• Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan Laring (Reflux Finding Score/ RFS)
• Pemeriksaan penunjang : Laringoskopi fleksibel, monitor pH 24 jam, pemeriksaan endoskopi,
videostroboskopi, Histopatologi, dll.
ANAMNESIS

Rasa tersangkut di
Perubahan suara tenggorok , rasa
Mendehem
(suara serak) panas di
tenggorok

Batuk, sulit Nyeri tenggorok Disfagia, halitosis


bernapas
REFLUX SYMPTOMS INDEX/RSI

skor ≥ 13 curiga LPR.


LARINGOSKOPI

• Eritema, edema, hipertrofi komissura posterior,


• globus faringeus,
• Granuloma, nodul pita suara,
• laringospasme,
• stenosis subglotik
• karsinoma laring.
REFLUX FINDING SCORE
No Kondisi dan skor Gambar
1 Edema Subglotik

Skor
0 : tidak ada
2 : ada

2 Obliterasi Ventrikel

Skor
2 : parsial
4 : komplit

3 Eritema / hiperemis

Skor
2 : aritenoid saja
4 : difusa
Kondisi Gambar
4 Edema Plika vokalis

Skor
1 : ringan
2 : sedang
3 : berat
4 : sangat berat
5 Edema laringeal difus

Skor
1: ringan
2 : sedang
3 : berat
4 : sangat berat

6 Hipertrofi komisura posterior

Skor
1: ringan
2 : sedang
3 : berat
4 : sangat berat
Kondisi Gambar
7 Granuloma

Skor
0 : tidak ada
2 : ada

8 Mukus endolaring yang tebal

Skor
0 : tidak ada
2 : ada

Skor dimulai dari nol (tidak ada kelainan) dengan nilai maksimal 26 dan jika nilai RFS
≥7 dengan tingkat keyakinan 95% dapat di diagnosis sebagai LPR
TATALAKSANA

• Modifikasi diet dan gaya hidup


• Medikamentosa : PPI (lansoprazol atau omeprazol) dan mukoprotektor (sucralfat)
• Terapi pembedahan : Funduplikasi laparoskopi
KOMPLIKASI

• Faktor pencetus untuk terjadinya faringitis, sinusitis, asma, pneumonia, batuk di malam hari,
penyakit gigi
• Stenosis laring
• Keganasan laring
PROGNOSIS

• Angka keberhasilan terapi cukup tinggi bahkan sampai 90%,


• Dengan syarat terapi harus diikuti dengan modifikasi diet yang ketat dan gaya hidup
TERIMA K ASIH

Anda mungkin juga menyukai