Anda di halaman 1dari 6

Nama: Reforma Setiana

BP: 2040312016
TUGAS MTE
1. Definisi ncb-Smk, kmk, bmk dan nkb-Smk-kmk-bmk
• NCB-SMK
Neonatus Cukup Bulan – Sesuai Masa Kehamilan
Definisi: Bayi lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan memiliki berat badan sesuai
dengan masa kehamilan
• NCB-KMK
Neonatus Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan
Definisi: Bayi lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan memiliki berat badan kecil
dari masa kehamilan (<2500 gr)
• NCB-BMK
Neonatus Cukup Bulan – Besar Masa Kehamilan
Definisi: Bayi lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan memiliki berat badan besar
dari masa kehamilan (>4000 gr)
• NKB-SMK
Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan
Definisi: Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan memiliki berat
badan sesuai dengan masa kehamilan
• NKB-KMK
Neonatus Kurang Bulan – Kecil Masa Kehamilan
Definisi: Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan memiliki berat
badan kecil dari masa kehamilan (<2500 gr)
• NKB-BMK
Neonatus Kurang Bulan – Besar Masa Kehamilan
Definisi: Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan memiliki berat
badan besar dari masa kehamilan (>4000 gr)
2. Perbedaan kaput suksadenum, sefal hematoma, hematom subgaleal

3. Refleks primitif pada bayi baru lahir


Refleks primitif merupakan refleks yang ditemukan pada bayi baru lahir. Refleks
primitive harus menghilang pada umur 6 bulan agar kemampuan gerak dapat
berkembang.
• Sucking Reflex : Gerakan menghisap pada area sirkumoral sebagai respon
terhadap rangsangan sudut bibir
• Moro Reflex : Gerakan seperti terkejut karna suara atau gerakan, punggung
melengkung, kepala lunglai, tangan dan kaki menangkup ke tengah badan
• Grasping Reflex : Gerakan menggenggam tangan jika telapak tangan disentuh
• Rooting Reflex : Jika kita menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut,
maka bayi akan membalikkan kepala kea rah sisi tersebut dan mulai menghisap
• Tonic Neck Reflex : Dalam posisi terlentang, jika kepala ditolehkan ke kanan,
maka gerakan tubuhnya akan bergerak berlawanan arah, dengan kedua tangan
menggenggam
4. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir

• Konsep-konsep esensial adaptasi fisiologi bayi baru lahir

Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi merupakan hal yang
esensial dalam kehidupan ekstra uterin. Setelah lahir, bayi baru lahir harus mampu beradaptasi
dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir
bayi harus memenuhi kebutuhan oksigennya dengan menggunakan sistem pernafasannya
sendiri, begitu juga dengan sistem sirkulasi darahnya. Perubahan ini merupakan hal yang
sangat penting dan terjadi pertama kali setelah bayi lahir, karena transisi yang paling cepat
terjadi adalah pada sistem pernafasan, sirkulasi darah.

Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal, hematologi, metabolik, dan
sistem neurologi bayi baru lahir harus berfungsi secara memadai untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan ektra uteri, dan mempertahankan kehidupan ekstrauterin.
Untuk dapat memahami proses adaptasi pada setiap sistem tubuh bayi baru lahir silakan
Saudara pelajari kegiatan belajar 2 dalam modul ini. Nah....setelah saudara pahami tentang
Konsep-konsep esensial adaptasi fisiologi bayi baru lahir, selanjutnya saudara pelajari tentang
periode transisi berikut ini.

• Periode Transisi

Periode adaptasi sering disebut sebagai periode transisi, yaitu transisi dari kehidupan
dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih.
Periode transisi ini terbagi dalam beberapa fase, yaitu :

a. Periode tidak stabil / fase tidak stabil selama 6 sampai 8 jam pertama kehidupan, yang
akan dialami oleh seluruh bayi, dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan
dan melahirkan. Baik bayi baru lahir prematur maupun aterm akan melewati fase ini.

b. Pada periode pertama reaktifitas (segera setelah lahir), pernafasan cepat dapat
mencapai 80 kali permenit, dan pernafasan cuping hidung sementara, retraksi, dan suara
seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai 180 kali permenit
selama beberapa menit pertama kehidupan.

c. Setelah respon awal ini, bayi baru lahir menjadi tenang, rileks, dan tertidur. Tidur
pertama ini dikenal sebagai fase tidur dalam 2 jam setelah kelahiran dan berlangsung
beberapa menit sampai beberapa jam.

d. Periode kedua reaktifitas, dimulai waktu bayi bangun, ditandai dengan respons
berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi agak
sianosi, dan denyut jantung cepat.

e. Lendir pada mulut dapat menyebabkan masalah besar bagi bayi baru lahir, misal- nya
tersedak, tercekik dan batuk.
Tabel tersebut di atas menjelaskan tentang perubahan –perubahan yang terjadi
setelah bayi baru lahir. Kalau kita lihat tabel di atas salah satu contoh perubahan yang terja-
di adalah berfungsinya paru-paru bayi, hal ini terjadi setelah tali pusat bayi dipotong, maka
secara fisiologis paru-paru bayi akan berfungsi, dimana sebelumnya fungsi paru-paru
dilakukan oleh placenta selama dalam kandungan, Alveoli yang sebelumnya kolaps
setelah lahir menjadi berkembang.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir
a. Riwayat antepartum ibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar zat toksik, sikap ibu
terhadap kehamilannya dan pengalaman pengasuhan bayi. Contoh dari faktor ini
misalnya pada ibu hamil dengan riwayat antepartum atau riwayat saat hamil
dengan status gizi yang kurang dapat melahirkan bayi prematur, bila bayi lahir
prematur tentu organ-organ tubuhnya belum bisa berfungsi secara sempurna, misal
produksi surfactan yang belum terbentuk sempurna dapat mengganngu kerja dari
sistem pernafasan, dimana hal tersebut bisa berpengaruh pada kemampuan bayi
untuk beradaptasi dibandingkan dengan bayi yang lahir aterm. Begitu juga dengan
riwayat ibu yang terpapar zat toxic dapat menyebabkan gangguan pada bayi yang
berlanjut pada gangguan pada proses adaptasi.

b. Riwayat intrapartum ibu dan bayi baru lahir, misalnya lama persalinan, tipe
analgesik atau anestesi intrapartum. contoh dari faktor ini misalnya bayi lahir
dengan lama persalinan dalam kategori lama akan perpengaruh pada fungsi vital
bayi.

c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi dari kehidupan intra-
uterin ke kehidupan ekstrauterin. Kemampuan adaptasi bayi baru lahir juga
dipengaruhi oleh kematangan dari masing-masing organ tubuh bayi baru lahir.
Contoh ini hampir sama dengan contoh riwayat antepartum ibu, misal bayi
prematur dimana fungsi organ vital masih belum sepurna, seperti produksi
surfactan yang belum sempurna, maka hal ini bisa berdampak pada kemampuan
alveoli untuk berkembang dengan sempurna, yang berakibat pada terjadinya
asfiksia bayi baru lahir.

d. Kemampuan petugas kesehatan dalam mengkaji dan merespon masalah dengan


tepat pada saat terjadi. Kemampuan petugas dalam hal ini bidan juga sangat
berkon- tribusi pada keberhasilan neonatus dalam melewati masa transisinya. Bila
bidan kurang memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru
lahir maka bayi akan muda jatuh dalam kondisi yang tidak diinginkan. Misalnya
pada bayi baru lahir akan terjadi proses penyesuaian suhu tubuh, dari kondisi suhu
intra uterin yang hangat ke kondisi ektrauterin yang tergantung suhu lingkungan,
bila bidan tidak memahami hal tersebut maka bayi bisa jatuh dalam kondisi
hipotermi. Misalnya saat menolong bayi baru lahir, bidan tidak segera
membersihkan/mengeringkan tubuh bayi dari air ketuban, maka bayi mudah jatuh
dalam kondisi hipotermia yaitu kondisi suhu tubuh bayi rendah <36,5°C.
5. Perawatan pada Bayi Baru Lahir

• Berikan kehangatan
• Bersihkan jalan napas
• Keringkan
• Nilai warna

Anda mungkin juga menyukai