Anda di halaman 1dari 17

Nama : Shohwahtul Ishlah

NIM : 2040312028
Periode Daring : 2 November-28 November 2020

Pertanyaan:
1. Perbedaan caput succedaneum, cepalhematoma, dan hematoma subgaleal
2. Refleks primitif pada bayi baru lahir
3. Definisi NCB (SMK,KMK,BMK) dan NKB (SMK, KMK, BMK)
4. Perubahan fisiologis dan adaptasi bayi baru lahir
5. Perawatan rutin bayi baru lahir aterm

Jawaban:
1. Perbedaan Caput Succedaneum, Cepalhematoma, dan Hematoma
Subgaleal
• Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah pembengkakan atau oedema pada atau dibawah
kulit kepala janin. Pembengkakan edematosa lunak pada kulit kepala ini sering
terjadi pada bagian terendah janin. Tekanan dari uterus atau jalan lahir dapat
mencetuskan penumpukan serum atau darah di atas periosteum. Ekstraksi vacum
juga dapat menyebabkan caput, caput dapat bervariasi dari area yang kecil hingga
kepala menjadi sangat panjang. Pembengkakan dapat melintasi garis sutura. Tidak
ada pengobatan yang diindikasikan, caput succedaneum biasanya hilang dengan
sendirinya dalam 12 jam atau 1-2 hari setelah lahir.
• Cepalhematoma
Cephalhematoma merupakan pengumpulan darah di subperiosteall akibat
ruptur pembuluh darah yang berada di antara tulang tengkorak
dengan periosteum. Kelainan ini berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan da
n tidak melampaui sutura. Tulang tengkorak yang sering terkena adalah
tulang parietal, tetapi kadang-kadang dapat terjadi pada tulang oksipital.
Cephalhematoma dapat ditemukan pada 0,5 – 2 % dari kelahiran hidup.
Cephalhematoma dapat terjadi pada persalinan normal, tetapi lebih sering
pada partus lama atau partus dengan menggunakan forsep atau vakum. Perdarahan
yang terjadi dapat menyebabkan anemia dan hipotensi. Bila tidak terjadi komplikasi
lanjut (fraktur dan sebagainya), tanpa pengobatan khusus akan sembuh dalam
2 – 12 minggu. Pemeriksaan x-ray tengkorak
dilakukan, bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5 % dari seluruhcephal
hematoma. Kelainan ini agak lama menghilang (1 – 3 bulan). Pada gangguan yang
agak luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan
hemoglobin, hematokrit, dan bilirubin. Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu
dilakukan.

• Hematoma subgaleal
Hematoma subgaleal adalah terakumulasinya darah antara aponeurosis
galeal kulit kepala dan periosteum tengkorak. ruang potensial ini meluas kedepan
orbital, ke oksipital dan lateral temporal. Perdarahan subgaleal adalah suatu kondisi
yang jarang namun berpotensi mematikan yang ditemukan di suatu kelahiran
anak. Prevalensisaat lahir perdarahan subgaleal sedang sampai berat adalah sekitar
1,5 / 10 000 kelahiran.
Galea aponeurotica atau aponeurosis epicranial adalah struktur yang
menggabungkan frontal dan satu oksipital, dari otot occipito-frontalis.
Cedera pembuluh darah kepala menyebabkan perdarahan ke ruang subgaleal dan
dianggap penyebab pembentukan hematoma subgaleal (SH). Pada bayi baru lahir
ruang ini dapat berisi bahkan 260 ml, yang hampir semua darah bayi yang baru lahir
(80-90 ml / kg). Oleh karena itu menjelaskan mengapa perdarahan ke ruang ini
sangat berbahaya dan mengapa hal itu dapat menyebabkan kematian di 25% di
beberapa kasus.
Perbedaan Lesi

Lesi Pembengkakan Setelah Melintasi


eksternal lahir garis sutura Kehilangan
darah akut
Caput Lunak, dengan Tidak Ya Tidak
succedaneum lekukan
Cepalhematoma Padat, tegang Ya Tidak Tidak
Hematoma Padat, berair Ya Ya Ya
subgaleal
2. Refleks Primitif pada Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan refleks primitif penting dilakukan pada neonatus dan infant
untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan neurologis dan gangguan
perkembangan. Refleks primitif adalah respons motorik involunter yang berasal
dari batang otak yang mulai muncul saat usia kehamilan 25 minggu dan sepenuhnya
terbentuk setelah lahir pada bayi aterm. Refleks primitif adalah refleks dasar yang
penting dalam memfasilitasi kelangsungan hidup. Respons motorik involunter ini
akan digantikan dengan refleks motorik volunter saat otak mengalami maturasi di
usia 4–6 bulan. Refleks primitif yang tidak muncul saat usia seharusnya, menetap
atau muncul kembali pada usia yang tidak seharusnya, dan muncul asimetris adalah
penanda klinis penting dari berbagai gangguan neurologi dan perkembangan bayi.
Pemeriksaan refleks primitif pada neonatus dilakukan 1–2 jam setelah bayi
lahir mendapatkan minum. Pemeriksaan refleks primitif terdiri dari beberapa
macam, antara lain refleks primitif oral seperti refleks hisap, snout reflex,
dan rooting reflex; refleks glabellar; asymmetric tonic neck reflex (ATNR); refleks
Moro; swimming reflex; stepping reflex; refleks menggenggam; dan refleks
Babinski.
Refleks primitif merupakan refleks yang ditemukan pada bayi baru lahir.
Refleks primitif harus menghilang pada umur 6 bulan agar kemampuan gerak dapat
berkembang. Salah satu tanda palsi serebral adalah refleks primitif yang menetap.
Refleks primitif yang lazim digunakan dalam mendeteksi palsi serebral adalah
refleks genggam palmar. Telapak tangan yang masih terkepal pada umur 4 bulan
menunjukkan kemungkinan palsi serebral. Asymmetrical tonic neck reflex (ATNR)
diperiksa terhadap bayi dalam posisi supine. Bila kepala ditolehkan ke sisi kanan,
terjadi ekstensi lengan kanan dan fleksi lengan kiri. Refleks ATNR yang menetap
juga menunjukkan kemungkinan palsi serebral dan tidak kompatibel dengan
kemampuan anak memasukkan makanan dan minuman ke dalam mulut.

• Refleks Sucking: bayi mulai gerakan menghisap pada area sirkumoral


sebagai respon terhadap rangsangan pada sudut bibir
• Refleks Moro: Gerakan seperti terkejut karena suara atau gerakan,
punggungnya melengkung, kepala lunglai, tangan dan kaki menangkup ke
tengah badan. Refleks moro muncul pada usia 2-4 bulan. Apabila refleks ini
menetap, bayi akan hipersensitif atau mudah bereaksi terhadap stimulasi.
Hipersensitivitas terhadap stimulasi ini menyebabkan saraf simpatik dan
kelenjar adrenal bereakasi berlebih. Jika kelenjar adrenal ini terus
disekresikan maka bayi akan mudah keelahan dan mudah alergi, asma,
berkurangnya imun dan penyakit kronik.
• Refleks Grasping: jika telapak tangan disentuh, maka tangan akan
menggenggam. Refleks ini akan hilang pada 2-3 bulan. Apabila refleks
masih menetap, yang terjadi adalah kesulitan dalam memegang pensil,
kesulitan menulis, kesulitan merangkai kata-kata dan pergerakan tangan.
• Refleks Rooting: jika kita menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi
mulut maka bayi akan membalikkan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai
menghisap. Refleks rooting akan hilang pada 3-4 bulan. Apabila refleks ini
masih menetap, maka bayi akan sensitif terhadap sesuatu disekitar
wajahnya, berantakan ketika makan dan ketangkasannya berkurang.
• Tonic Neck Refleks: dalam posisi telentang, jika kepala ditolehkan ke
kanan, maka gerakan tubuhnya bergerak berlawanan arah dengan kedua
tangan menggenggam
• Galant reflex: Refleks ini dapat terjadi ketika bayi dalam posisi prone lying
dan ibu menyentuh salah satu sisi spine bayi. Reaksi normal yang muncul
adalah panggul bayi akan fleksi kearah yang distimulasi, tangan dan lutut
menekuk dan kepala terangkat. Stimulasi pada kedua sisi spine pada saat
yang bersamaan akan mengaktivasi sistem urinaria. Refleks galant akan
hilang pada 3-9 bulan

3. Definisi NCB (SMK,KMK,BMK) dan NKB (SMK, KMK, BMK)


Semua bayi baru lahir diklasifikasikan menurut berat lahir dan umur
gestasi.

Diagnosis bayi baru lahir:


• NCB-SMK: (Neonatus cukup bulan – sesuai masa kehamilan)
adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir
normal sesuai masa kehamilan.
• NCB-KMK: (Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan)
adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir
kurang dari normal.
• NCB-BMK: (Neonatus cukup bulan – besar masa kehamilan)
adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir besar
dari normal.
• NKB-SMK: (Neonatus kurang bulan – sesuai masa kehamilan)
adalah bayi prematur dengan berat badan lahir yang sesuai dengan
masa kehamilan.
• NKB-KMK: (Neonatus kurang bulan – kecil masa kehamilan)
adalah bayi prematur dengan berat badan lahir kurang dari normal
menurut usia kehamilan.
• NKB-BMK: (Neonatus kurang bulan – besar masa kehamilan)
adalah bayi yang lahir kurang bulan dengan berat badan lahir besar
dari normal.

Klasifikasi neonatus:
1) Neonatus menurut masa gestasinya :
a) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)
b) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)
c) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
2) Neonatus menurut berat badan lahir :
a) Berat lahir rendah : < 2500 gram
b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram
c) Berat lahir lebih : > 4000 gram
3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

Penyebab bayi dengan berat badan lahir rendah kurang bulan (NKB-
KMK) antara lain disebabkan oleh:
1. Berat badan ibu yang rendah
2. Ibu hamil yang masih remaja
3. Kehamilan kembar
4. Ibu pernah melahirkan bayi prematur/berat badan rendah sebelumnya
5. Ibu dengan inkompeten serviks (mulut rahim yang lemah sehingga
tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim)
6. Ibu hamil yang sedang sakit
7. Tidak diketahui penyebabnya

Sedangkan bayi lahir cukup bulan tetap memiliki berat badan kurang
(NCB-KMK) antara lain disebabkan oleh:
1. Ibu hamil dengan gizi buruk/kekurangan nutrisi
2. Ibu dengan penyakit hipertensi, preeklampsia, anemia
3. Ibu menderita penyakit kronis (penyakit jantung sianosis), infeksi
(infeksi saluran kemih), malaria kronik
4. Ibu hamil yang merokok dan penyalahgunaan obat

4. Perubahan Fisiologis dan Adaptasi Bayi Baru Lahir

1. Perubahan Sistem Respirasi: selama dalam uterus janin mendapat


oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru-paru.
• Perkembangan paru-paru: paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan bayi baru lahir sebelum 24 minggu
karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan
sistem kapiler paru, dan tidak cukup surfaktan.
• Awal adanya napas: terdapat beberapa faktor yang merangsang
nafas pertama bayi diantaranya-> hipoksia pada akhir persalinan
dan rangsangan fisik luar rahim yang merangsang pusat
pernapasan di otak; tekanan terhadap rongga dada karena
kompresi selama persalinan yang merangsang masuknya udara
ke paru-paru secara mekanis serta interaksi antara sistem
pernapasan, kardiovaskuler, dan susunan saraf pusat yang
menimbulkan pernapasan teratur dan berkesinambungan serta
denyut untuk kehidupan; penimbunan CO2, setelah bayi lahir
kadar CO2 meningkat dalam darah dan merangsang pernapasan.
Berkurang O2 akan mengurangi gerakan napas janin namun
peningkatan CO2 menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin.; perubahan suhu dimana keadaan dingin
merangsang pernapasan.
• Surfaktan dan upaya respirasi bernapas: upaya napas pertama
bayi untuk mengeluarkan cairan dalam paru dan
mengembangkan jaringan alveolus paru untuk pertama kali.
Agar alveolus berfungsi harus terdapat surfaktan yang cukup dan
aliran darah ke paru-pauu. Surfaktan diproduksi pada minggu ke
20 kehamilan dan meningkat sampai paru-paru matang (30-34
minggu kehamilan). Surfaktan berfungsi untuk mengurangi
tekanan permukaan paru dan menstabilkan dinding alveolus agar
tidak kolaps saat akhir pernapasan.
• Dari cairan menuju udara: bayi cukup bulan mempunyai cairan
dalam paru, saat persalinan 1/3 cairan keluar dari paru. Bayi
dengan sectio cesarea tidak ada kompresi dada dan bisa
menderita paru-paru basah lebih lama. Beberapa tarikan napas
pertama membuat udara memenuhi trakea dan bronkus, sisa
cairan dikeluarkan dari paru dan diserap pembuluh limfe dan
darah.
• Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan sistem
kardiovaskuler: oksigenasi yang cukup merupakan faktor
pentung pertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika ada
hipoksia, pembuluh darah paru akan vasokonstriksi sehingga
alveoli tidak menerima darah kaya oksigen yang memperburuk
hipoksia
2. Perubahan sistem peredaran darah
Setelah lahir, darah harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi, sehingga perlu ada 2 perubahan: penutupan
foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteriosus
antara paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi akibat perubahan
tekanan pada seluruh sistem pembuluh, oksigen menyebabkan
pembuluh mengubah tekanan dengan mengurangi atau meningkatkan
resistensi sehingga mengubah aliran darah.
2 Hal yang menyebabkan perubahan tekanan sistem pembuluh darah
a. Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini
membantu darah dengan oksigen sedikit mengalir ke paru
untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah
paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan , oksigen
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh
darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
menyebabkan peningkatan volume darah dan tekanan atrium
kanan dan penurunan atrium kiri, foramen ovale secara
fungsional akan menutup. Vena umbilikus, duktus venosus,
dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup fungsional
dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat
diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-
3 bulan.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi


Sirkulasi darah fetus
a. Struktur tambahan sirkulasi fetus
• Vena umbilikalis: bawa darah yang telah deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan hepar.
• Duktus venosus: meninggalkan vena umbilikalis sebelum
mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah
teroksigenasi ke vena cava inferior.
• Foramen ovale: lubang antara atrium dextra dan sinistra.
• Duktus arteriosus: bypass antara ventrikel dextra dan aorta
descenden.
• Arteri hipogastrika: 2 pembuluh darah yang mengembalikan
darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbilicalis
dikenal sebagai arteri umbilikalis.
b. Sistem sirkulasi fetus
• Vena umbilicalis: membawa darah yang kaya oksigen dari
plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica
meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena
cava inferior.
• Duktus venosus: cabang vena umbilikalis dan mengalirkan
ke vena cava inferior.
• Vena cava inferior: mengalirkan darah ke ekstremitas
inferior dan badan fetus, bawa ke atrium dexra.
• Foramen ovale: memungkinkan lewat darah yang
mengalami oksigenasi ke ventrikel dexta ke atrium sinistra,
lanjut ke ventrikel sinistra lalu melalui aorta ke cabang
asceden untuk darah kepala dan ekstremitas superior,
sehingga hepar, jantung dan serebrum menerima darha baru
yang mengalami oksigenase.
• Vena cava superior: mengembalikan darah dari ekstremitas
superior ke atrium dextra, bersama sisa aliran dari vena cava
inferior masuk ke ventrikular dextra.
• Arteri pulmonalis: mengalirkan darah campuran ke paru-
paru nonfungsional yang hanya perlu sedikit nutrien.
• Duktus arteriosus: mengalirkan sebagian besar darah dari
ventrikel dextra ke aorta descenden untuk memasok darah
abdomen, pelvis, dan ekstremitas inferior.
• Arteri hipogastrika: lanjutan arteri iliaka interna, bawa darah
kembali ke plasenta dnegan mengandung lebih banyak
oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah
maternal.

Perubahan pada saat lahir


• Penghentian pasokan darah dari plasenta
• Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
• Penutupan foramen ovale
• Fibrosis: Vena umbilicalis, Ductus venosus, Arteriae
hypogastrica, Ductus arteriosus

3. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam
rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini
menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang
dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan
lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.
Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa
guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.
Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL.
Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan tenaga kesehatan
(perawat dan bidan) berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan
panas pada BBL.

Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir
seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya
sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :


• melalui penggunaan ASI
• melaui penggunaan cadangan glikogen
• melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang


cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini
hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.
Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang
mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia
akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4
jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan
glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan
berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post
matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan
stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang
(digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi;
kejang-kejang halus, sianosis, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan
menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya.
Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.

4. Perubahan sistem gastrointestinal


Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk
baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus
bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan
“gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas
lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi
sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

5. Sistem kekebalan tubuh/ imun


Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami
maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel
darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi
pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut
belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan
kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi
antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat
dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama
masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh

5. Perawatan Rutin Bayi Baru Lahir

Anda mungkin juga menyukai