Anda di halaman 1dari 84

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASA POSTPARTUM

Anggota Kelompok

Agnes Febriyanti Arie Puji Lestari Ayu Puspita Sari Helena Winata Novita Widyaputri Puspa Astriana

Kasus V (1)
Seorang bayi lahir 2 jam yang lalu. Jenis kelamin

perempuan, berat badan 2500 gram, panjang badan 46


cm, nilai APGAR 7/9. Dari hasil observasi terlihat sedang tidur, warna kulit bayi pink di bagian badan, dan biru di ekstremitas, tali pusat bayi terbungkus kassa steril, sesekali bayi terlihat menggigil. Pada tubuh bayi terlihat

rambut-rambut halus di sekitar pundak dan lengan atas,


juga lemak-lemak berwarna putih kekuningan di lipatan lengan dan paha, terlihat juga sedikit darah di

kemaluannya.

Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal, lama kelamaan a/ hilang sesuai tahap perkembangan Anak

Reflek Ketuk Glabella

u/ menentukan mati batang otak. Jika kepala diputar-putar (ditolehkan ke samping kanan dan kiri) maka bola mata akan bergerak
Reflek Rooting

diperiksa dengan mengetuk secara berulang pada dahi, kedipan mata muncul sebagai reaksi tetapi hny 1x

Reflek Mata Boneka

BBL a/ menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yg menyentuh pipi /mulutnya, & mencari obyek tersebut dgn menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek tsb

Reflek Sucking

Saat sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut Reflek Plantar

Reflek ini berhubungan dengan reflek rooting dan menyusui, dan menyebabkan bayi untuk secara langsung mengisap apapun yang disentuhkan di mulutnya

Reflek Palmar Grasping

diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat

Reflek Babinsky

Pada saat bagian samping telapak kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki ekstensi

Saat kulit di sepanjang sisi punggung bayi diigosok, maka bayi akan berayun menuju sisi yang digosok
Reflek Swimming

Reflek Galant

Saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang

Jika kepala bayi tibaReflek Moro tiba terangkat, atau pada saat bayi dikagetkan oleh suara yang keras, kedua lengan akan terangkat dan tangan seperti ingin mencengkeram atau memeluk tubuh dan Saat tumit kakinya disentuhkan pada suatu bayi menangis sangat Reflek keras Walking / permukaan yang rata, Stepping bayi akan terdorong untuk berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain

Sucking Reflex

Rooting Reflex

PEMERIKSAAN MATURITAS BAYI


APGAR SCORE BALLARD SCORE

APGAR SCORE
Alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek).

Apgar score dilakukan pada :


o 1 menit kelahiran,yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan o Menit ke-5 o Menit ke-10

SCORE Tanda - Tanda

0
Tidak ada Tidak ada

1
Lambat (< 100)

2
Lebih dari 100

Denyut jantung Frekuensi pernapasan Tonus otot

Lambat, tangisannya Tangisannya baik lemah (kencang)

Lembut, lemah

Fleksi di ekstremitas Fleksinya baik

Refleks iritabilitas Warna

Tidak ada respon Biru, pucat

Meringis Tubuh pink,

Menangis Seluruhnya pink

ekstremitas biru

Penilaian Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2 Nilai tertinggi adalah 10

Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm


keadaan baik

Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami


depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi Nilai 0 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi

Ballard SCORE
Untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur,

square window, arm recoil, sudut popliteal,


scarf sign dan heel to ear maneuver Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia.

Pemeriksaan Neuromuskular

Postur
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat & adanya tahanan saat otot

diregangkan.
Ketika pematangan berlangsung, berangsurangsur janin mengalami peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah sentripetal, dimana ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari ekstremitas atas. Pada bayi prematur tonus pasif ekstensor tidak mendapat perlawanan

Pada bayi yang mendekati matur menunjukkan

Square Window
Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor

memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan


tangan.

Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut

mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan


ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang.

Popliteal Angle

Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi

Scraf Sign

Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu.

Heel to Ear

Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul

Pemeriksaan fisik

Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dgn hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa.

Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi


keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin.

Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan berbeda-beda


pada masing-masing janin tergantung pada pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin.

Pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat


mengeluarkan mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit,

menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti

Lanugo
Lanugo: rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi.

Permukaan Plantar
Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki.

Payudara
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin

Mata & Telinga


Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya menuju matur. Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika dilepaskan. Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara akan menempel erat satu sama lain Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan

sisi lainnya tetap pada posisinya.

Pemeriksaan Daun Telinga

Palpebra Neonatus Prematur

Genitalia (Pria)
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae. Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum

PRIA

Wanita

Genitalia (Wanita)
Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi

tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih


menonjol. Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung tertutupi oleh labia

majora yang membesar.


Labia majora tersusun atas lemak dan ketebalannya bergantung pada nutrisi intrauterin. Nutrisi yang

berlebihan dapat menyebabkan labia majora menjadi


besar pada awal gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia majora cenderung kecil meskipun pada usia kehamilan matur atau posmatur dan labia

PENILAIAN
Untuk mendapat hasil penilaian usia kehamilan bisa kita lakukan dengan menjumlahkan seluruh skor tiap kolom lalu

cocokkan ke dalam tabel skor maka akan


didapatkan usia kehamilan. Apabila hanya

dilakukan penilaian maturitas fisik maka hasil


skor dikalikan dua lalu dicocokkan ke dalam tabel sokr untuk mendapat kan usia

Pengkajian awal yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir (Murray & McKinney, 2006):
No. Jenis pengkajian 1. 2. Suhu tubuh Denyut jantung Temuan normal
Suhu aksila 36,5-37,5oC atau suhu pada rektal 36,5-37,6oC Normalnya 120-160 denyut/menit. Ritme regular. Point of maximum impulse (PMI) pada ICS 3-4, sedikit ke arah kiri dari garis midklavikula, mungkin terlihat. Terdapat denyut brachial, femoral, yang keduanya sama besarnya.

3.

Respirasi

30-40 kali/menit atau 30-60 kali/menit. Pola napas irregular, dangkal, tidak mengalami kesulitan. Pergerakan dinding dada simetris.

No.

Jenis pengkajian

Temuan normal
Rata-rata normalnya: 70 mmHG sistol dan 45 mmHg
diastole, bergantung pada usia gestasi dan aktivitas.

4.
5. 6. 7. 8. 9.

Tekanan darah
Berat badan Panjang badan Lingkar kepala Lingkar dada Bentuk tubuh

Bayi cukup umur normalnya 2500 gram-4000 gram. 45-55 cm. 33-35,5 cm. Ukuran kepala biasanya seperempat dari panjang badan bayi. 30,5-33 cm. Umumnya 2-3 cm kurang dari lingkar kepala. Ekstrimitas saat difleksikan lentur, namun saat di ekstensikan ada tahanan, kembali lagi ke posisi fleksi. Tangan biasanya mengepal. Pergerakan simetris. Sedikit tremor saat menangis. Molding saat caregiver menggendongnya.

No. 10. 11.

Jenis pengkajian Menangis Kulit

Temuan normal Keras dan kuat


Berwarna merah muda atau coklat (bergantung pada ras) dengan akrosianosis. Akrosianosis adalah sianosis pada tangan dan kaki

(Chapman & Durham, 2010). akrosianosis normal terjadi


selama hari pertama hingga kedua sebagai akibat dari sirkulasi perifer yang buruk. Vernix caseosa meningkat. Vernix caseosa adalah substansi yang disekresikan oleh kelenjar sebasea yang melindungi janin selama kehamilan (Chapman & Durham, 2010).

Sedikit adanya lanugo pada atas pundak, bagian wajah


atau kening, punggung belakang

No. 12.

Jenis pengkajian Kepala

Temuan normal
Sutura dapat dipalpasi dengan jarak yang sedikit diantara. Fontanel anterior berbentuk diamond, 45 cm diameternya, & akan menonjol sedikit saat bayi menangis. Fontanel posterior berbentuk triangular, 0,5-1 cm.

13.

Telinga

Bentuk telinga sempurna. Terkejut saat mendengar suara yang keras. Sadar akan suara

dengan nada tinggi. Daerah atas telinga yang


menempel pada kepala akan sama dengan garis khayal yang ditarik dari dalam keluar canthus of

eye. Bila telinga ditahan, maka setelah dilepas


akan kembali cepat ke posisi semula.

No. 14.

Jenis pengkajian
Wajah

Temuan normal Simetris pada tampilan serta pergerakannya. Bagian yang ada pada wajah ditempatkan secara proporsional dan tepat.

15.

Mata

Terlihat simetris. Pandangan jelas. Kedua


jarak antar mata masing-masing sepertiga jarak dari bagian luarkantus ke bagian dalam kantus lainnya. Refleks mengedip. Mengikuti pergerakan objek hingga 180o. adanya respon pada warna

No. 16.

Jenis pengkajian Mulut

Temuan normal Adanya lidah yang berwarna merah muda, normal ukuran dan pergerakannya. Reflek menghisap, menelan, mengunyah baik.

17.

Leher

Leher bayi yang pendek akan lebih


mudah dimiringkan ke samping. Leher agak terangkat saat bayi posisinya prone. Tulang clavicle utuh.

No. 18.

Jenis pengkajian Dada

Temuan normal Bentuknya silinder. Prosesus xiphoideus menonjol/terlihat. Simetris pergerakan

dadanya. Terdapat nipple dan


penempatannya tepat.

19.

Abdomen

Bulat, lembut. Suara bowel muncul saat lahir. Pengeluaran urin dalam 24 jam. Hati dipalpasi 1-3 cm di bawah batas

garis costal. Tali pusat kering.

No. 20.

Jenis pengkajian Genital pada perempuan

Temuan normal
Labia mayor berwarna gelap yang menutupi labia minora. Terdapat vernix caseosa di antara labia. Biasanya edema pada labia normal, karena hormon kehamilan. Terdapat vagina dan meatus urinarius. Terdapat vaginal bleeding (pseudomenstruation) yang disebabkan oleh hormon kehamilan, normal adanya.

Genital pada laki-

Testis pada kantung skrotum, rugae pada kantung skrotum, prepusium menutupi glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang. Testis teraba. Meatus di ujung penis.

laki

No.

Jenis pengkajian

Temuan normal

21.

Ekstremitas

Sama dalam pergerakan dan


penempatan. Tepat jumlah jari yang ada. Terdapat kuku. Tonus otot baik.

22.

Tulang Belakang

Tulang belakang lurus dan mudah fleksi.


Tidak ada bukaan pada punggung saat di palpasi ataupun diinspeksi.

No. 23.

Jenis pengkajian Anus

Temuan normal Anus paten. Pengeluaran mekonium dalam waktu 24-48 jam setelah bayi lahir. Refleks berkedut sfingter ani baik.

24.

Tinja

Mekonium diikuti tinja sementara

berwarna kuning dan lunak

Asuhan Keperawatan

Pengkajian (1)

Data Objektif :

Bayi terlihat menggigil

Data Subjektif: Data yang Perlu Dikaji:


Suhu tubuh Denyut jantung Frekuensi pernapasan Status kesadaran Status nutrisi
Resiko tidak efektifnya termoregulasi

Masalah Keperawatan:

Pengkajian (2)

Data Objektif :

Tubuh bayi berwarna pink, ekstremitas berwarna biru

Data Subjektif: Data yang Perlu Dikaji:

Suhu tubuh Denyut jantung Frekuensi pernapasan Tekanan darah Pengisian kapiler Integritas kulit Fungsi sensorik dan motorik Resiko tidak efektifnya perfusi jaringan

Masalah Keperawatan:

Pengkajian (3)

Data Objektif :

Tali pusat bayi terbungkus kasa steril Bayi terlihat menggigil

Data Subjektif: Data yang Perlu Dikaji:

Suhu tubuh Berat badan Status nutrisi Denyut jantung Frekuensi pernapasan Integritas kulit
Resiko infeksi

Masalah Keperawatan:

Diagnosa (1): Resiko tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan transisi bayi pada lingkungan di luar uterus

Data Mayor:

Penurunan suhu tubuh di bawah 35.5 C Kulit dingin Muka pucat (sedang) Agak menggigil Kebingungan mental/mengantuk/gelisah Nadi dan frekuensi napas menurun Kakeksia/malnutrisi Bayi akan memiliki suhu tubuh normal (36.4 C 37 C) Orang tua menjelaskan teknik untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuhnya di rumah Menyebutkan situasi yang dapat meningkatkan kehilangan panas Mendemonstrasikan cara menghemat panas selama mandi Mendemonstrasikan cara mengukur suhu tubuh bayi

Data Minor:

Tujuan:

Kriteria Evaluasi:

Intervensi
1.

Mengurangi atau menghilangkan sumber penghilang panas


Evaporasi Di dalam ruangan, keringkan badan dan rambut secepatnya dengan handuk hangat dan tempatkan bayi di tempat yang hangat Saat mandi, sediakan lingkungan yang hangat Bersihkan dan keringkan bayi untuk mengurangi efek evaporasi Batasi waktu kontak bayi dengan popok atau selimut yang lembab

Lanjutan ...
Konveksi

Kurangi aliran di ruangan bayi Jauhi aliran udara di atas bayi (AC, kipas angin, jendela terbuka) Konduksi Hangatkan semua alat perawatan (stetoskop, timbangan, tangan perawat, baju, linen tempat tidur, tempat tidur bayi) Tempatkan bayi di dekat ibu untuk menjaga hangatnya bayi

Lanjutan ...
Radiasi

Tempatkan bayi di sebelah ibunya saat di ruangan


Kurangi alat yang bisa menyerap panas seperti bahan logam Tempatkan tempat tidur bayi jauh dari dinding luar atau jendela

Panaskan terlebih dahulu inkubator

Lanjutan ...
Rasional:

Bayi baru lahir bisa kehilangan panas melalui:


Evaporasi (saat air di kulit menguap) Konveksi (saat aliran udara mengenai kulit)

Konduksi (saat permukaan kulit kontak langsung dengan alat yang


dingin) (Wong, 2003)

Lanjutan ...
2.

Monitor suhu tubuh bayi melalui aksila setiap 30 menit hingga stabil, kemudian setiap 4 8 jam (Pilliteri, 2003)
Jika

suhu kurang dari 36.3 C Selimuti bayi dengan 2 selimut Kaji sumber lingkungan penghilang panas Jika terjadi lebih dari 1 jam, beri tahu dokter Kaji komplikasi distress dingin: hipoksia, asidosis respiratorik, hipoglikemia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, BB menurun

Lanjutan ...
Jika

suhu lebih dari 37 C Longgarkan selimut Kaji lingkungan yang meningkatkan panas Jika terjadi lebih dari 1 jam, beri tahu dokter

Diagnosa (2): Resiko tidak efektifnya perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipotermia

Data Mayor :

Berkurang atau tidak ada nadi arteri Perubahan warna kulit: pallor (arteri), sianosis (vena), dan reaktif hyperemia (arteri) Perubahan suhu tubuh: dingin (arteri) dan panas (vena) Tekanan darah menurun Pengisian kapiler lebih dari 3 detik

Data Minor

Edema Perubahan fungsi sensori Perubahan fungsi motorik

Tujuan : Bayi akan menunjukkan peningkatan sirkulasi perifer Kriteria hasil:


Tekanan darah normal Pengisian kembali kapiler <2 detik Akral hangat dan tidak sianosis Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam

Intervensi
1.

2.
3. 4. 5. 6.

Ukur tekanan darah Observasi warna dan suhu kulit Observasi pengisian kembali kapiler Observasi adanya edema perifer Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan

Diagnosa (3): Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan pemaparan bayi terhadap infeksi yang disebabkan oleh luka terbuka (umbilikus, sirkumsisi)

Data Mayor :

Nyeri atau bengkak (general/lokal) Gejala sistemik, seperti demam, kedinginan, berkeringat malam hari, cepat lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun Riwayat terpapar penyakit infeksi Suhu tubuh tidak normal Adanya luka bedah, luka bakar, luka invasif (trakeostomi, IV) Status nutrisi tidak baik Batuk produktif yang lama Nyeri dada Hemoptisis

Data Minor :

Tujuan : Bayi tidak akan menunjukkan gejala-gejala infeksi Kriteria Evaluasi:

Tidak ada tanda-tanda infeksi pada mata, kulit dan tali pusat. Bayi bebas dari proses infeksi nosokomial

Intervensi
1.

2.

3.

4.

5.

Hindari bayi dari orang-orang yang terinfeksi kalau perlu rawat dalam inkubator Terapkan teknik mencuci tangan yang baik oleh caregiver dan orang tua sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik bila melakukan prosedur invasif Lakukan perawatan tali pusat, tempatkan diaper di bawah tali pusat, observasi tali pusat dan identifikasi peradangan Observasi mata setiap hari, bersihkan dengan air steril / garam fisiologis dan menyediakan eye prophylaxis

Lanjutan ...
6.

7.

8.
9. 10.

Pertahankan kulit terutama lipatan-lipatan selalu bersih dan kering, jaga personal hygiene bayi Observasi tanda-tanda vital Kolaborasi pemeriksaan darah rutin Kolaborasi pemberian antibiotika Ajarkan keluarga mengenal penyebab, resiko, tanda dan cara pencegahan infeksi

Kasus V (2)
Pada hari ketiga, perawat melakukan kunjungan ke rumah klien. Terlihat bayi sedang dimandikan oleh neneknya. Ibu bayi mengaku masih takut memandikan bayinya karena tali pusat bayi belum lepas. Setelah mandi, seluruh tubuh bayi diberi bedak, kemudian dipakaikan diapers. Menurut ibu, sepanjang hari bayi memang dipakaikan diapers agar buang air kecilnya tidak mengotori tempat tidurnya. Saat perawat sedang di rumah klien, para tetangga tak henti-henti berdatangan untuk melihat, menggendong, dan mencium bayi. Saat bayi menangis, ibu memberikan susu formula dengan botol susu, karena menurut ibu sejak melahirkan ASI-nya tidak cukup banyak.

Pengkajian (1)
Biodata: Ny. X

Riwayat Kesehatan: Post partum hari ketiga


Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan: Persepsi klien terhadap kesehatan cukup baik, namun klien kurang mengerti tentang perawatan setelah melahirkan. Pola Aktivitas dan Latihan: Setelah melahirkan semua aktivitas dibantu keluarga kerena klien kurang mengerti tentang perawatan setelah melahirkan. Pola Hubungan dengan Orang Lain: Hubungan dengan orang lain berjalan

dengan baik, klien mempunyai banyak teman dan tetangga ditandai dengan
para tetangga tak henti-henti berdatangan untuk menjenguk klien dan bayinya. Pemeriksaan Fisik: Dada : Payudara simetris dan membesar, puting menonjol.

Pengkajian (2)
Data Subjektif:

Klien mengaku masih takut memandikan bayinya karena tali


pusat bayi belum lepas Sepanjang hari bayi dipakaikan diapers agar buang air kecilnya tidak mengotori tempat tidurnya. Klien mengatakan sejak melahirkan ASI-nya tidak cukup banyak. Data Objektif: Bayi dimandikan oleh neneknya

Sepanjang hari bayi dipakaikan diapers


Payudara simetris dan membesar, puting menonjol. Klien memberikan susu formula dengan botol susu sebagai pengganti ASI

Analisa Data (1)


DATA PROBLEM ETIOLOGI

DS:
1. Klien mengaku masih takut memandikan bayinya karena tali

Kurang
pengetahua n tentang

Kurang
informasi

pusat bayi belum lepas


2. Sepanjang hari bayi dipakaikan diapers agar buang air

perawatan
(memandika n, merawat

kecilnya tidak mengotori tempat tidurnya.


DO: 1. Bayi dimandikan oleh neneknya 2. Sepanjang hari bayi dipakaikan diapers

tali pusat)
bayi

Analisa Data (2)


DATA PROBLEM ETIOLOGI

DS:
1. Klien mengatakan sejak melahirkan ASInya tidak cukup banyak

Proses
menyusui tidak efektif

Kurang
informasi dan

DO:
1. Klien memberikan susu formula dengan botol s

pengetahu
an

usu sebagai pengganti ASI


2. Payudara simetris dan membesar, puting menonjol

Diagnosa (1):Kurang pengetahuan tentang perawatan (memandikan, merawat tali pusat) bayi berhubungan dengan kurang informasi.

Data Mayor:

Ibu menyatakan kurang terampil dan takut memandikan bayinya karena tali pusat bayi belum lepas mengekspresikan persepsi yang tidak adekuat terhadap kondisi/kemampuannya.
Kurang pengetahuan tentang rencana perawatan bayi kedalam aktivitas sehari-hari.

Data Minor:

Tujuan: Ibu memahami tentang cara perawatan bayi (memandikan dan merawat tali pusat)

Intervensi

Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar Bantu klien dan/atau pasangan dalam mengaji kebutuhan Berikan rencana penyuluhan lisan tentang cara merawat bayi Berikan informasi yang berhubungan dengan cara merawat bayi Tinjau ulang kebutuhan klien dalam merawat bayi

Lanjutan ...

Diskusikan program latihan merawat bayi yang tepat Demonstrasikan teknik-teknik perawatan bayi Berikan kesempatan pada ibu untuk melatih keterampilan merawat bayi yang telah perawat demonstrasikan Libatkan pasangan (ayah)/keluarga dalam merawat bayi sesuai dengan teori.

Diagnosa (2): Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kecemasan ibu dan kurangnya pengetahuan terkait proses menyusui.

Data Mayor: Kurangnya pengetahuan, sikap dan kesalahpahaman dari ibu terkait proses menyusui Data Minor: Sejarah menyusui Dukungan dari pasangan, teman, saudara, orang tua Asupan harian : kalori, kalsium, cairan, kelompok makanan dasar, suplemen vitamin, obat-obatan Sejarah operasi payudara Tujuan: Sang ibu akan melaporkan keyakinan yang membangun agar menyusui efektif. Sang ibu akan menunjukkan menyusui yang efektif secara mandiri.

Intervensi

Menilai seberapa jauh pengetahuan ibu terkait proses menyusui dengan menggunakan dialog terbuka. Contoh pertanyaannya seperti : Apakah ia pernah membaca sesuatu berkaitan hal ini? Apakah ia memiliki teman yang sedang menyusui bayi juga? Apakah ibunya menyusui?

Lanjutan ...

Menjelaskan mitos dan kesalahpahaman. Mintalah ibu untuk menulis daftar antisipasi dan kesulitan. Mitos umum contohnya sebagai berikut :

Payudara saya terlalu kecil Payudara saya terlalu besar Ibu tidak bisa menyusui Bagaimana saya tahu susu saya baik? Bagaimana saya tahu bayi mendapat cukup ASI? Menyusui akan menyebabkan payudara saya melorot

Suami saya tidak akan menyukai payudara saya lagi

Rasional : Mendengarkan ibu dan kekhawatiran pasangan dapat membantu memprioritaskan masalah

Lanjutan ...

Membangun pengetahuan ibu dengan cara: memperjelas kesalahpahaman jelaskan proses menyusui tawarkan buku lihat video diskusikan keuntungan dan kerugian bawa ibu menyusui bersama-sama untuk berbicara tentang menyusui dan keprihatinan mereka diskusikan kontraindikasi untuk menyusui

Lanjutan ...

Ajarkan ibu untuk relaksasi :


Posisi nyaman, menggunakan bantal Gunakan buku tumpuan atau telepon untuk membawa lutut terangkat sambil duduk Gunakan teknik relaksasi pernapasan

Rasional : Let-down refleks yang tidak memadai dapat dikarenakan dari seorang ibu yang tegang atau gugup, sakit, susu cukup, pembengkakan, atau posisi yang tidak memadai atau gerakan mengisap bayi.

Lanjutan ...

Menunjukkan posisi yang berbeda dan refleks rooting : duduk terus, football hold, lying down, cradle hold, crosscradle hold .

Lanjutan ...

Tampilkan ibu bagaimana ia dapat menggunakan posisi tersebut untuk membantu menstabilkan posisi bayi. Tunjukkan bagaimana memberikan payudara ke bayi dengan jari di bawah payudara dan ibu jari di atas; cara ini dia bisa arahkan puting langsung di mulut bayi.

Lanjutan ...

Pastikan bayi menggenggam sebagian payudara yang baik dari areola, bukan hanya puting.

Lanjutan ...

Amati tindakan rahang yang meluncur, yang menunjukkan tepat latch-on dan mengisap.

Lanjutan ...

Bayi tidak boleh mengunyah atau hanya mengisap dengan bibir. Amati memar setelah makan.

Rasional : Menyusui yang efektif juga tergantung pada kemampuan bayi untuk menghisap.

Lanjutan ...

Anjurkan ibu untuk meningkatkan waktu makan bayi secara bertahap. Mulai dari 10 menit per sisi payudara Pertahankan selama 3 sampai 5 hari ke depan Anjurkan ibu untuk menawarkan kedua payudara saat memberi makan, alternatif sisi awal setiap kali. Upayakan untuk 10 sampai 12 pemberian makanan dalam 24 jam menurut ukuran bayi dan kebutuhan. Rasional : pemberian makan yang sering membantu mencegah atau

Lanjutan ...

Anjurkan minum banyak Berikan penkes dan demonstrasi mengenai perawatan payudara Diskusikan mengenai bersendawa

Beritahu ibu bahwa bersendawa mungkin tidak diperlukan oleh bayi yang disusui. Jika bayi mengendus dan payudara tampak penuh, ibu harus berusaha untuk membuat bayi bersendawa, kemudian terus makan.

Rasional : ASI yang sukses tergantung pada dukungan baik fisik dan emosional. Dukungan fisik meliputi promosi kenyamanan dan teknik yang tepat (Pillitteri, 2009)

POSTER PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Referensi

Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Maternity Nursing. 4th ed. California: CV Mosby. Carpenito, L. J. (2008). Nursing Diagnosis: Application to Clinical Practice. 12th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins. Chapman, L & Durham, R.F. (2010). Maternal-newborn nursing: The critical components of nursing care. Philadelphia: F.A Davis Company. Green, C. J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. 2nd ed. USA: Jones & Bartlett Learning. Murray, S.S. & McKinney, E.S. (2006). Foundations of maternal-newborn nursing. Philadelphia: Elsevier Saunders. Pilliteri, A. (2003). Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing and Childbearing Family. 4th ed. Philadelphia: Lippincott. Wong, D. L. & Hockenberry, M. J. (2003). Wongs Essentials for Pediatric Nursing. 6th ed.USA: Mosby Elsevier. White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2011). Foundations of maternal & pediatric nursing. 3rd Ed. USA: Delmar. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/207307032/bab4.pdf. Diunduh 27 Februari 2012. Pukul 15.55 WIB. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nuraenigoa-5458-3-babiii.pdf. Diunduh 27 Februari 2012. Pukul 16.14 WIB.

Anda mungkin juga menyukai