Anggota Kelompok
Agnes Febriyanti Arie Puji Lestari Ayu Puspita Sari Helena Winata Novita Widyaputri Puspa Astriana
Kasus V (1)
Seorang bayi lahir 2 jam yang lalu. Jenis kelamin
kemaluannya.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal, lama kelamaan a/ hilang sesuai tahap perkembangan Anak
u/ menentukan mati batang otak. Jika kepala diputar-putar (ditolehkan ke samping kanan dan kiri) maka bola mata akan bergerak
Reflek Rooting
diperiksa dengan mengetuk secara berulang pada dahi, kedipan mata muncul sebagai reaksi tetapi hny 1x
BBL a/ menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yg menyentuh pipi /mulutnya, & mencari obyek tersebut dgn menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek tsb
Reflek Sucking
Saat sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut Reflek Plantar
Reflek ini berhubungan dengan reflek rooting dan menyusui, dan menyebabkan bayi untuk secara langsung mengisap apapun yang disentuhkan di mulutnya
diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat
Reflek Babinsky
Pada saat bagian samping telapak kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki ekstensi
Saat kulit di sepanjang sisi punggung bayi diigosok, maka bayi akan berayun menuju sisi yang digosok
Reflek Swimming
Reflek Galant
Saat bayi diletakkan di kolam yang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang
Jika kepala bayi tibaReflek Moro tiba terangkat, atau pada saat bayi dikagetkan oleh suara yang keras, kedua lengan akan terangkat dan tangan seperti ingin mencengkeram atau memeluk tubuh dan Saat tumit kakinya disentuhkan pada suatu bayi menangis sangat Reflek keras Walking / permukaan yang rata, Stepping bayi akan terdorong untuk berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain
Sucking Reflex
Rooting Reflex
APGAR SCORE
Alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek).
0
Tidak ada Tidak ada
1
Lambat (< 100)
2
Lebih dari 100
Lembut, lemah
ekstremitas biru
Ballard SCORE
Untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur,
Pemeriksaan Neuromuskular
Postur
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat & adanya tahanan saat otot
diregangkan.
Ketika pematangan berlangsung, berangsurangsur janin mengalami peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah sentripetal, dimana ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari ekstremitas atas. Pada bayi prematur tonus pasif ekstensor tidak mendapat perlawanan
Square Window
Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor
Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut
Popliteal Angle
Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi
Scraf Sign
Heel to Ear
Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul
Pemeriksaan fisik
Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dgn hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa.
Lanugo
Lanugo: rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi.
Permukaan Plantar
Bayi very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki.
Payudara
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin
Genitalia (Pria)
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae. Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum
PRIA
Wanita
Genitalia (Wanita)
Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi
PENILAIAN
Untuk mendapat hasil penilaian usia kehamilan bisa kita lakukan dengan menjumlahkan seluruh skor tiap kolom lalu
Pengkajian awal yang dapat dilakukan pada bayi baru lahir (Murray & McKinney, 2006):
No. Jenis pengkajian 1. 2. Suhu tubuh Denyut jantung Temuan normal
Suhu aksila 36,5-37,5oC atau suhu pada rektal 36,5-37,6oC Normalnya 120-160 denyut/menit. Ritme regular. Point of maximum impulse (PMI) pada ICS 3-4, sedikit ke arah kiri dari garis midklavikula, mungkin terlihat. Terdapat denyut brachial, femoral, yang keduanya sama besarnya.
3.
Respirasi
30-40 kali/menit atau 30-60 kali/menit. Pola napas irregular, dangkal, tidak mengalami kesulitan. Pergerakan dinding dada simetris.
No.
Jenis pengkajian
Temuan normal
Rata-rata normalnya: 70 mmHG sistol dan 45 mmHg
diastole, bergantung pada usia gestasi dan aktivitas.
4.
5. 6. 7. 8. 9.
Tekanan darah
Berat badan Panjang badan Lingkar kepala Lingkar dada Bentuk tubuh
Bayi cukup umur normalnya 2500 gram-4000 gram. 45-55 cm. 33-35,5 cm. Ukuran kepala biasanya seperempat dari panjang badan bayi. 30,5-33 cm. Umumnya 2-3 cm kurang dari lingkar kepala. Ekstrimitas saat difleksikan lentur, namun saat di ekstensikan ada tahanan, kembali lagi ke posisi fleksi. Tangan biasanya mengepal. Pergerakan simetris. Sedikit tremor saat menangis. Molding saat caregiver menggendongnya.
No. 12.
Temuan normal
Sutura dapat dipalpasi dengan jarak yang sedikit diantara. Fontanel anterior berbentuk diamond, 45 cm diameternya, & akan menonjol sedikit saat bayi menangis. Fontanel posterior berbentuk triangular, 0,5-1 cm.
13.
Telinga
Bentuk telinga sempurna. Terkejut saat mendengar suara yang keras. Sadar akan suara
No. 14.
Jenis pengkajian
Wajah
Temuan normal Simetris pada tampilan serta pergerakannya. Bagian yang ada pada wajah ditempatkan secara proporsional dan tepat.
15.
Mata
No. 16.
Temuan normal Adanya lidah yang berwarna merah muda, normal ukuran dan pergerakannya. Reflek menghisap, menelan, mengunyah baik.
17.
Leher
No. 18.
19.
Abdomen
Bulat, lembut. Suara bowel muncul saat lahir. Pengeluaran urin dalam 24 jam. Hati dipalpasi 1-3 cm di bawah batas
No. 20.
Temuan normal
Labia mayor berwarna gelap yang menutupi labia minora. Terdapat vernix caseosa di antara labia. Biasanya edema pada labia normal, karena hormon kehamilan. Terdapat vagina dan meatus urinarius. Terdapat vaginal bleeding (pseudomenstruation) yang disebabkan oleh hormon kehamilan, normal adanya.
Testis pada kantung skrotum, rugae pada kantung skrotum, prepusium menutupi glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang. Testis teraba. Meatus di ujung penis.
laki
No.
Jenis pengkajian
Temuan normal
21.
Ekstremitas
22.
Tulang Belakang
No. 23.
Temuan normal Anus paten. Pengeluaran mekonium dalam waktu 24-48 jam setelah bayi lahir. Refleks berkedut sfingter ani baik.
24.
Tinja
Asuhan Keperawatan
Pengkajian (1)
Data Objektif :
Suhu tubuh Denyut jantung Frekuensi pernapasan Status kesadaran Status nutrisi
Resiko tidak efektifnya termoregulasi
Masalah Keperawatan:
Pengkajian (2)
Data Objektif :
Suhu tubuh Denyut jantung Frekuensi pernapasan Tekanan darah Pengisian kapiler Integritas kulit Fungsi sensorik dan motorik Resiko tidak efektifnya perfusi jaringan
Masalah Keperawatan:
Pengkajian (3)
Data Objektif :
Suhu tubuh Berat badan Status nutrisi Denyut jantung Frekuensi pernapasan Integritas kulit
Resiko infeksi
Masalah Keperawatan:
Diagnosa (1): Resiko tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan transisi bayi pada lingkungan di luar uterus
Data Mayor:
Penurunan suhu tubuh di bawah 35.5 C Kulit dingin Muka pucat (sedang) Agak menggigil Kebingungan mental/mengantuk/gelisah Nadi dan frekuensi napas menurun Kakeksia/malnutrisi Bayi akan memiliki suhu tubuh normal (36.4 C 37 C) Orang tua menjelaskan teknik untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuhnya di rumah Menyebutkan situasi yang dapat meningkatkan kehilangan panas Mendemonstrasikan cara menghemat panas selama mandi Mendemonstrasikan cara mengukur suhu tubuh bayi
Data Minor:
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
Intervensi
1.
Evaporasi Di dalam ruangan, keringkan badan dan rambut secepatnya dengan handuk hangat dan tempatkan bayi di tempat yang hangat Saat mandi, sediakan lingkungan yang hangat Bersihkan dan keringkan bayi untuk mengurangi efek evaporasi Batasi waktu kontak bayi dengan popok atau selimut yang lembab
Lanjutan ...
Konveksi
Kurangi aliran di ruangan bayi Jauhi aliran udara di atas bayi (AC, kipas angin, jendela terbuka) Konduksi Hangatkan semua alat perawatan (stetoskop, timbangan, tangan perawat, baju, linen tempat tidur, tempat tidur bayi) Tempatkan bayi di dekat ibu untuk menjaga hangatnya bayi
Lanjutan ...
Radiasi
Lanjutan ...
Rasional:
Lanjutan ...
2.
Monitor suhu tubuh bayi melalui aksila setiap 30 menit hingga stabil, kemudian setiap 4 8 jam (Pilliteri, 2003)
Jika
suhu kurang dari 36.3 C Selimuti bayi dengan 2 selimut Kaji sumber lingkungan penghilang panas Jika terjadi lebih dari 1 jam, beri tahu dokter Kaji komplikasi distress dingin: hipoksia, asidosis respiratorik, hipoglikemia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, BB menurun
Lanjutan ...
Jika
suhu lebih dari 37 C Longgarkan selimut Kaji lingkungan yang meningkatkan panas Jika terjadi lebih dari 1 jam, beri tahu dokter
Diagnosa (2): Resiko tidak efektifnya perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipotermia
Data Mayor :
Berkurang atau tidak ada nadi arteri Perubahan warna kulit: pallor (arteri), sianosis (vena), dan reaktif hyperemia (arteri) Perubahan suhu tubuh: dingin (arteri) dan panas (vena) Tekanan darah menurun Pengisian kapiler lebih dari 3 detik
Data Minor
Tekanan darah normal Pengisian kembali kapiler <2 detik Akral hangat dan tidak sianosis Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Intervensi
1.
2.
3. 4. 5. 6.
Ukur tekanan darah Observasi warna dan suhu kulit Observasi pengisian kembali kapiler Observasi adanya edema perifer Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan
Diagnosa (3): Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan pemaparan bayi terhadap infeksi yang disebabkan oleh luka terbuka (umbilikus, sirkumsisi)
Data Mayor :
Nyeri atau bengkak (general/lokal) Gejala sistemik, seperti demam, kedinginan, berkeringat malam hari, cepat lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun Riwayat terpapar penyakit infeksi Suhu tubuh tidak normal Adanya luka bedah, luka bakar, luka invasif (trakeostomi, IV) Status nutrisi tidak baik Batuk produktif yang lama Nyeri dada Hemoptisis
Data Minor :
Tidak ada tanda-tanda infeksi pada mata, kulit dan tali pusat. Bayi bebas dari proses infeksi nosokomial
Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.
Hindari bayi dari orang-orang yang terinfeksi kalau perlu rawat dalam inkubator Terapkan teknik mencuci tangan yang baik oleh caregiver dan orang tua sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik bila melakukan prosedur invasif Lakukan perawatan tali pusat, tempatkan diaper di bawah tali pusat, observasi tali pusat dan identifikasi peradangan Observasi mata setiap hari, bersihkan dengan air steril / garam fisiologis dan menyediakan eye prophylaxis
Lanjutan ...
6.
7.
8.
9. 10.
Pertahankan kulit terutama lipatan-lipatan selalu bersih dan kering, jaga personal hygiene bayi Observasi tanda-tanda vital Kolaborasi pemeriksaan darah rutin Kolaborasi pemberian antibiotika Ajarkan keluarga mengenal penyebab, resiko, tanda dan cara pencegahan infeksi
Kasus V (2)
Pada hari ketiga, perawat melakukan kunjungan ke rumah klien. Terlihat bayi sedang dimandikan oleh neneknya. Ibu bayi mengaku masih takut memandikan bayinya karena tali pusat bayi belum lepas. Setelah mandi, seluruh tubuh bayi diberi bedak, kemudian dipakaikan diapers. Menurut ibu, sepanjang hari bayi memang dipakaikan diapers agar buang air kecilnya tidak mengotori tempat tidurnya. Saat perawat sedang di rumah klien, para tetangga tak henti-henti berdatangan untuk melihat, menggendong, dan mencium bayi. Saat bayi menangis, ibu memberikan susu formula dengan botol susu, karena menurut ibu sejak melahirkan ASI-nya tidak cukup banyak.
Pengkajian (1)
Biodata: Ny. X
dengan baik, klien mempunyai banyak teman dan tetangga ditandai dengan
para tetangga tak henti-henti berdatangan untuk menjenguk klien dan bayinya. Pemeriksaan Fisik: Dada : Payudara simetris dan membesar, puting menonjol.
Pengkajian (2)
Data Subjektif:
DS:
1. Klien mengaku masih takut memandikan bayinya karena tali
Kurang
pengetahua n tentang
Kurang
informasi
perawatan
(memandika n, merawat
tali pusat)
bayi
DS:
1. Klien mengatakan sejak melahirkan ASInya tidak cukup banyak
Proses
menyusui tidak efektif
Kurang
informasi dan
DO:
1. Klien memberikan susu formula dengan botol s
pengetahu
an
Diagnosa (1):Kurang pengetahuan tentang perawatan (memandikan, merawat tali pusat) bayi berhubungan dengan kurang informasi.
Data Mayor:
Ibu menyatakan kurang terampil dan takut memandikan bayinya karena tali pusat bayi belum lepas mengekspresikan persepsi yang tidak adekuat terhadap kondisi/kemampuannya.
Kurang pengetahuan tentang rencana perawatan bayi kedalam aktivitas sehari-hari.
Data Minor:
Tujuan: Ibu memahami tentang cara perawatan bayi (memandikan dan merawat tali pusat)
Intervensi
Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar Bantu klien dan/atau pasangan dalam mengaji kebutuhan Berikan rencana penyuluhan lisan tentang cara merawat bayi Berikan informasi yang berhubungan dengan cara merawat bayi Tinjau ulang kebutuhan klien dalam merawat bayi
Lanjutan ...
Diskusikan program latihan merawat bayi yang tepat Demonstrasikan teknik-teknik perawatan bayi Berikan kesempatan pada ibu untuk melatih keterampilan merawat bayi yang telah perawat demonstrasikan Libatkan pasangan (ayah)/keluarga dalam merawat bayi sesuai dengan teori.
Diagnosa (2): Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kecemasan ibu dan kurangnya pengetahuan terkait proses menyusui.
Data Mayor: Kurangnya pengetahuan, sikap dan kesalahpahaman dari ibu terkait proses menyusui Data Minor: Sejarah menyusui Dukungan dari pasangan, teman, saudara, orang tua Asupan harian : kalori, kalsium, cairan, kelompok makanan dasar, suplemen vitamin, obat-obatan Sejarah operasi payudara Tujuan: Sang ibu akan melaporkan keyakinan yang membangun agar menyusui efektif. Sang ibu akan menunjukkan menyusui yang efektif secara mandiri.
Intervensi
Menilai seberapa jauh pengetahuan ibu terkait proses menyusui dengan menggunakan dialog terbuka. Contoh pertanyaannya seperti : Apakah ia pernah membaca sesuatu berkaitan hal ini? Apakah ia memiliki teman yang sedang menyusui bayi juga? Apakah ibunya menyusui?
Lanjutan ...
Menjelaskan mitos dan kesalahpahaman. Mintalah ibu untuk menulis daftar antisipasi dan kesulitan. Mitos umum contohnya sebagai berikut :
Payudara saya terlalu kecil Payudara saya terlalu besar Ibu tidak bisa menyusui Bagaimana saya tahu susu saya baik? Bagaimana saya tahu bayi mendapat cukup ASI? Menyusui akan menyebabkan payudara saya melorot
Rasional : Mendengarkan ibu dan kekhawatiran pasangan dapat membantu memprioritaskan masalah
Lanjutan ...
Membangun pengetahuan ibu dengan cara: memperjelas kesalahpahaman jelaskan proses menyusui tawarkan buku lihat video diskusikan keuntungan dan kerugian bawa ibu menyusui bersama-sama untuk berbicara tentang menyusui dan keprihatinan mereka diskusikan kontraindikasi untuk menyusui
Lanjutan ...
Posisi nyaman, menggunakan bantal Gunakan buku tumpuan atau telepon untuk membawa lutut terangkat sambil duduk Gunakan teknik relaksasi pernapasan
Rasional : Let-down refleks yang tidak memadai dapat dikarenakan dari seorang ibu yang tegang atau gugup, sakit, susu cukup, pembengkakan, atau posisi yang tidak memadai atau gerakan mengisap bayi.
Lanjutan ...
Menunjukkan posisi yang berbeda dan refleks rooting : duduk terus, football hold, lying down, cradle hold, crosscradle hold .
Lanjutan ...
Tampilkan ibu bagaimana ia dapat menggunakan posisi tersebut untuk membantu menstabilkan posisi bayi. Tunjukkan bagaimana memberikan payudara ke bayi dengan jari di bawah payudara dan ibu jari di atas; cara ini dia bisa arahkan puting langsung di mulut bayi.
Lanjutan ...
Pastikan bayi menggenggam sebagian payudara yang baik dari areola, bukan hanya puting.
Lanjutan ...
Amati tindakan rahang yang meluncur, yang menunjukkan tepat latch-on dan mengisap.
Lanjutan ...
Bayi tidak boleh mengunyah atau hanya mengisap dengan bibir. Amati memar setelah makan.
Rasional : Menyusui yang efektif juga tergantung pada kemampuan bayi untuk menghisap.
Lanjutan ...
Anjurkan ibu untuk meningkatkan waktu makan bayi secara bertahap. Mulai dari 10 menit per sisi payudara Pertahankan selama 3 sampai 5 hari ke depan Anjurkan ibu untuk menawarkan kedua payudara saat memberi makan, alternatif sisi awal setiap kali. Upayakan untuk 10 sampai 12 pemberian makanan dalam 24 jam menurut ukuran bayi dan kebutuhan. Rasional : pemberian makan yang sering membantu mencegah atau
Lanjutan ...
Anjurkan minum banyak Berikan penkes dan demonstrasi mengenai perawatan payudara Diskusikan mengenai bersendawa
Beritahu ibu bahwa bersendawa mungkin tidak diperlukan oleh bayi yang disusui. Jika bayi mengendus dan payudara tampak penuh, ibu harus berusaha untuk membuat bayi bersendawa, kemudian terus makan.
Rasional : ASI yang sukses tergantung pada dukungan baik fisik dan emosional. Dukungan fisik meliputi promosi kenyamanan dan teknik yang tepat (Pillitteri, 2009)
Referensi
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Maternity Nursing. 4th ed. California: CV Mosby. Carpenito, L. J. (2008). Nursing Diagnosis: Application to Clinical Practice. 12th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins. Chapman, L & Durham, R.F. (2010). Maternal-newborn nursing: The critical components of nursing care. Philadelphia: F.A Davis Company. Green, C. J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. 2nd ed. USA: Jones & Bartlett Learning. Murray, S.S. & McKinney, E.S. (2006). Foundations of maternal-newborn nursing. Philadelphia: Elsevier Saunders. Pilliteri, A. (2003). Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing and Childbearing Family. 4th ed. Philadelphia: Lippincott. Wong, D. L. & Hockenberry, M. J. (2003). Wongs Essentials for Pediatric Nursing. 6th ed.USA: Mosby Elsevier. White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2011). Foundations of maternal & pediatric nursing. 3rd Ed. USA: Delmar. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/207307032/bab4.pdf. Diunduh 27 Februari 2012. Pukul 15.55 WIB. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nuraenigoa-5458-3-babiii.pdf. Diunduh 27 Februari 2012. Pukul 16.14 WIB.