Anda di halaman 1dari 84

PEMERIKSAAN FISIK

PADA BAYI & ANAK

DIBERIKAN PADA MATA KULIAH ANAK I PROGRAM S1


KEPERAWATAN STIKEP PPNI JAWA BARAT
OLEH : DEWI SRINATANIA
Pengkajian

• Pengkajian awal/segera
 Apgar
 Interaksi bayi –ortu (Skoring gray)
 Pengkajian fisik secara singkat
• Pengkajian transisional
 Usia gestasi (Ballard Score)
 Perilaku Bayi
• Pengkajian lanjutan
 Pengkajian fisik sistematis
Apgar Score

 Tujuan :
 Perlu tidaknya resusitasi di lakukan
 Memantau kondisi bayi
 Waktu pelaksanaan
 Menit pertama & kelima
 Nilai Normal 7 – 10
Apgar Score

• Penilaian:
 A ppearance (warna kulit)
 P ulse (denyut jantung)
 G rimace (reaksi rangsangan)
 A ctivity (tonus otot)
 R espiratory (pernafasan)
Appearance

• Observasi warna kulit terutama ekstermitas


• Bayi yang berkulit gelap, inspeksi membran mukosa
oral dan konjungtiva, bibir, telapak tangan dan
telapak kaki
0 : Pucat dan sianosis keseluruhan
1 : Akrosianosis
2 : Seluruh tubuh merah muda
Pulse

• Apex beat (Stetoscope) 30 dtk


• Palpasi area tali pusat 6 dtk

0 : tidak ada denyut jantung


1 : < 100 bpm
2 : > 100 bpm
Grimace

• Observasi respon bayi terhadap pengisapan hidung


atau sentilan telapak kaki

0 : Tidak ada respon


1 : menyeringai/menangis lemah
2 : Menangis kuat
Activity

• Observasi fleksi pada ekstremitas dan resistensi


untuk eksistensi
• Ekstensi lengan/tungkai dan observasi rekoil
0 : tidak ada
1 : Beberapa fleksi dan yang lain ekstensi
2 : Gerakan aktif
Respiratory

• Perhatikan frekuensi, kualitas dan regularitas (30 –


50 x/mnt)
0 : Tidak bernafas
1 : napas lambat, tidak teratur, lemah atau
sesak napas
2 : napas regular, menangis kuat
Evaluasi APGAR
APGAR

Baik Jelek

Penanganan sesuai nilai APGAR

Baik

Berikan Peneng
Bounding Attachment
Mandikan bila suhu sudah stabil
Merawat tali pusat
Pertimbangan Khusus
• Jika bayi tidak bernapas/denyut jantung > 100 bpm
setelah kelahiran Resusitasi
• Jangan menunggu sampai 1 mnt untuk menilai
Apgar score
• Jika pasien dan orang terdekat tidak mengetahui
ttg Apgar score diskusikan bersama mereka
selama awal kelahiran
• Pastikan tim menyediakan alat resusitasi yang
dibutuhkan
• Observasi bayi yang ibunya mendapatkan sedasi
sebelum kelahiran
Klasifkasi ASFIKSIA
• Asfiksia Berat :0–3
• Asfiksia sedang :4–6
• Asfiksia ringan : 7 - 10
Ballard score
• Menilai usia gestasi (20-44 minggu)
• Ideal : segera setelah lahir (2 – 8 jam)
 < 20 minggu : kurang dari 12 jam
 < 26 minggu : sampai 96 jam
• Terdiri dari:
 Kematangan neoromuskular
 maturitas fisik
Kematangan neuromuskular

• Posture
• Square window
• Arm recoil
• Popliteal angel
• Scraf sign
• Heel to ear
POSTURE
• Otot tubuh total tercermin
dalam sikap yang disukai
bayi saat istirahat dan
ketahanan untuk
meregangkan kelompok
otot. Saat pematangan
berlangsung, gerak otot
meningkat secara bertahap
mulai dari fleksor pasif yang
berlangsung dalam arah
sentripetal, dengan
ekstremitas bawah sedikit di
depan ekstremitas atas
Square window
(Jendela Pergelangan Tangan)
• Fleksibilitas pergelangan dan / atau
resistensi terhadap
peregangan ekstensor bertanggung
jawab untuk sudut yang dihasilkan
dari fleksi pada pergelangan tangan.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi
dan berikan tekanan lembut pada
dorsum tangan, dekat jari-jari.
Sudut yang dihasilkan antara
telapak tangan dan lengan bawah
bayi diperkirakan; > 90 °, 90 °, 60 °,
45 °, 30 °, dan 0 °.
Arm recoil
(Gerakan Lengan Membalik)
• Manuver ini berfokus pada gerakan
fleksor pasif otot bisep dimana
akan diukur sudut dari ekstremitas
atas.
• Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa menempatkan satu
tangan di bawah siku bayi.
Kemudian, ambil tangan bayi dan
pemeriksa membuat lengan bayi
dalm posisi fleksi, sesaat kemudian
lepaskan. Sudut mundur lengan
saat kembali dicatat, dan dipilih
pada lembar skor. Bayi yang sangat
prematur tidak akan menunjukkan
pengembalian lengan.
Popliteal angel
(Sudut Popliteal)
• Manuver ini menilai pematangan
gerakan fleksor pasif sendi lutut dengan
pengujian untuk ketahanan terhadap
perpanjangan ekstremitas bawah.
• Dengan posisi bayi berbaring telentang,
kemudian paha ditempatkan lembut
pada perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi telah rileks dalam
posisi ini, pemeriksa menggenggam kaki
dengan satu tangan sementara
mendukung sisi paha dengan tangan
lainnya. Jangan berikan tekanan pada
paha belakang
Scraf sign
(Tanda Selendang)
• Manuver ini dilakukan dengan mengukur
gerakan pasif fleksor bahu. Bayi dalam posisi
berbaring terlentang, pemeriksa menyesuaikan
kepala bayi untuk garis tengah dan meletakan
tangan bayi di dada bagian atas dengan satu
tangan. Ibu jari tangan lain pemeriksa
ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa kemudian mendorong siku ke arah
dada. Titik pada dada saat siku bergerak dengan
mudah sebelum resistensi yang signifikan,
dicatat. Batasnya adalah: leher (-1); aksila
kontralateral (0); papila mamae kontralateral
(1); prosesus xyphoid (2); papila mamae
ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral (4).
Heel to ear
(Tumit ke Telinga)
• Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi pasif
atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi
ditempatkan terlentang dan tekuk ekstremitas bawahnya.
Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu
telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi dan tarik ke
arah telinga ipsilateral.
Pemeriksa mencatat ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul
posterior dan lokasi dari tumit saat resistensi yang signifikan. Batasnya
adalah: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); papila mamae (2); daerah pusar
(3), dan lipatan femoral (4).
Maturitas fisik

• Skin
• Lanugo
• Plantar surface
• Breast
• Eye/ear
• Genitals
Skin
• Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur
intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung
secara bertahap. Oleh karena itu, kulit akan mengering dan
menjadi kusut dan mungkin akan timbul ruam.Pada jangka
panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam
cairan ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk
mempercepat proses pengeringan, menyebabkan kulit
mengelupas, menjadi retak seperti dehidrasi, kemudian
menjadi kasar
Lanugo
• Lanugo adalah rambut
halus menutupi tubuh
janin. Pada orang dewasa,
kulit tidak memiliki
lanugo. Hal ini mulai
muncul di sekitar minggu
24 sampai 25 dan
biasanya muncul terutama
di bahu dan punggung
atas, pada minggu 28
kehamilan
Plantar surface
(Garis Telapak Kaki)
• Bayi sangat prematur dan sangat
tidak dewasa tidak memiliki lipatan
kaki. Untuk lebih membantu
menentukan usia kehamilan,
mengukur panjang kaki atau jarak
jari dan tumit. Hal ini dilakukan
dengan menempatkan kaki bayi
pada pita pengukur metrik dan
mencatat jarak dari belakang tumit
ke ujung jari kaki yang besar. Untuk
jarak kurang dari 40 mm, skor (-2) ;
antara 40 dan 50 mm, skor (-1).
Breast
(Payudara)
• Pemeriksa catatan ukuran
areola dan ada atau tidak
adanya stippling
(perkembangan papila dari
Montgomery). Palpasi
jaringan payudara di bawah
kulit dengan memegangnya
dengan ibu jari dan telunjuk,
memperkirakan diameter
dalam milimeter, dan
memilih yang sesuai pada
lembar skor.
Eye/ear

• Perubahan pinna dari telinga janin • Pada bayi yang sangat prematur,
dapat dijadikan penilaian konfigurasi pinnae mungkin tetap terlipat ketika
dan peningkatan konten tulang dilepas. Pada bayi tersebut,
rawan sebagai kemajuan pemeriksa mencatat keadaan
pematangan. Penilaian meliputi pembukaan kelopak mata sebagai
palpasi untuk ketebalan tulang indikator tambahan pematangan
rawan, kemudian melipat pinna maju janin. Pemeriksa meletakan ibu jari
ke arah wajah dan melepaskannya. dan telunjuk pada kelopak atas dan
Pemeriksa mencatat kecepatan pinna bawah, dengan lembut
dilipat dan kembali menjauh dari memisahkannya. Bayi yang sangat
wajah ketika dilepas, kemudian belum dewasa akan memiliki kelopak
memilih yang paling dekat mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa
menggambarkan tingkat tidak akan dapat memisahkan fisura
perkembangan cartilago. palpebra walaupun dengan traksi
lembu
Genital Laki-laki

Testis janin mulai turun dari


rongga peritoneum ke dalam
kantong skrotum pada sekitar
minggu 30 kehamilan. Testis kiri
mendahului testis kanan yang
biasanya baru memasuki skrotum
pada minggu ke-32. Pada saat
testis turun, kulit skrotum
mengental dan membentuk
rugae lebih banyak. Testis
ditemukan di dalam zona rugated
dianggap turun
Genitalia Perempuan
• Untuk memeriksa bayi perempuan,
pinggul harus dinaikan sedikit,
sekitar 45 ° dari horizontal dengan
bayi berbaring telentang. hal ini
menyebabkan klitoris dan labia
minora menonjol. Dalam
prematuritas ekstrim, labia dan
klitoris yang datar sangat menonjol
dan mungkin menyerupai kelamin
laki-laki. Pematangan berlangsung
jika ditemukan klitoris kurang
menonjol dan labia minora menjadi
lebih menonjol
Pendekatan pada
Anak

• Perlihatkan
sikap yang bersahabat, berbicara dengan
suara tidak terlalu keras & perlahan
• Cuci tangan dan pastikan telapak tangan
pemeriksa cukup hangat saat pelakukan
pemeriksaan
• Intinya : perlakukan anak sebagai
individu yang memiliki perasaan dan
sensibilitas
Observasi
• Walaupun anak tidak/belum
dapat berkomunikasi, informasi
tetap dapat diperoleh dengan cara
melakukan observasi
• Lakukan observasi sejak anak
tersebut masuk ke dalam ruang
periksa & catat semua hasil
observasi di dalam rekam medik
• Intinya :pada anak, informasi lebih
banyak diperoleh melalui
observasi
Posisi
• Pemeriksaan dapat dilakukan pada saat anak di
pangku/di gendong
• Perhatikan untuk beberapa pemeriksaan yang
harus dilakukan dengan posisi tidur
• Guna mengurangi rasa takut, pemeriksaan dapat
dilakukan dari belakang tubuh si anak
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY
DUMPTY UNTUK PEDIATRIK
Buka Baju
• Baju di buka secara bertahap untuk
mencegah kedinginan atau perasaan
malu pada anak yang lebih besar
• Minta orang tua yang membukakan
baju dan memasukkan termometer
ke ketiak anaknya
• Tetap hargai anak yang tidak mau
membuka bajunya
Pemeriksaan
• Mulai pemeriksaan dari bagian tubuh
yang paling kecil kemungkinannya
untuk merasa sakit/ tidak nyaman
• Pemeriksaan telinga dan tenggorokan
dilakukan paling akhir
• Upayakan bahwa pemeriksaan sudah
mempunyai alur pemeriksaan yang
baku yang dapat diterapkan pada
setiap anak yang diperiksa
Pemeriksaan yang Menyakitkan
• Sampaikan pada anak
- apa yang akan dilakukan dan
bagamana anak ini dapat
membantu
- Bahwa pemeriksaan ini perlu
untuk dilakukan
- Bahwa pemeriksaan akan
dilakukan secepat mungkin
dan diupayakan tidak sakit
• Jangan Berbohong
1. Kesan keadaan Sakit
• Lebih banyak bersikap subjektif
• Perhatikan ekspresi wajah (fasies)
• Perhatikan posisi dan aktivitas anak
2. Kesadaran
• Dinilai saat anak bangun
• Tentukan tingkat kesadaran
anak : komposmentis,
apatik, Somnolen, sopor,
koma atau delirium
• Pada tahap ini perhatikan
juga status mental, perilaku
anak, kelainan yang segera
tampak, tangisan
3. Nadi
• Lakukan dalam keadaan tidur (bila tidak
memungkinkan, catat keadaan anak waktu
diperiksa)
• Penghitungan laju nadi dilakukan bersamaan
dengan laju jantung (Pulpus defisit)
• Nilai normal tergantung umur
3. Nadi
( sumber : Heart disease in infan, children and adolecent. 3nd. 1983 )
Umur Istirahat Istirahat Aktif/ demam
(bangun-x/mnt) (tidur-x/mnt) (x/mnt)
Baru lahir 100 - 180 80 - 160 Sampai 220
1 mg – 3 bln 100 - 220 60 - 200 Sampai 220
3 bln – 2 thn 80 - 150 70 - 120 Sampai 200
2 thn – 10 thn 70 - 110 60 - 90 Sampai 200
> 10 thn 55 - 90 50 - 90 Sampai 200
3. Nadi
• Keadaan normal, irama nadi teratur
• Disritmia sinus : denyut nadi teraba lebih
cepat saat inspirasi dan lebih lambat saat
ekspirasi (normal > 3 th, remaja & laju nadi < 100x/mnt)
• Dapat dideteksi dengan perabaan atau
auskultasi
• Jenis disritmia – EKG ( ekstrasistol, Pulsus, bigeminus
atau trigeminus )
4. Tekanan Darah
• Ideal dapat diukur pada keempat alat gerak
• Pengukuran pada satu alat gerak dibenarkan
bila pada palpasi teraba denyut nadi yang
normal pada ke-4 alat gerak
• Catat keadaan anak saat diperiksa
4. Tekanan Darah
Usia Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg
Neonatus 80 45
5 – 12 bln 90 60
1 – 5 thn 95 65
5 – 10 thn 100 60
10 – 15 thn 115 60
4. Tekanan Darah
• Sistolik & Diastolik meningkat (
pelbagai kelainan ginjal, TIK
meningkat, hiperfungsi andrenal,
intoksikasi vit A & D)
• Sistolik meningkat, diastolik normal (
ansietas , anemia)
• Sistolik rendah, diastolik normal (SA)
• Sistolik dan diastolik rendah (Syok)
5. Pernapasan
Umur Rentang Rata-rata waktu tidur
(Umur) (x/menit)
Neonatus 30 - 60 35
1 bln – 1 thn 30 - 60 30
1 thn – 2 thn 25 - 60 25
3 thn – 4 thn 20 - 30 20
5 thn – 9 thn 15 - 30 18
± 10 thn 15 - 30 15
5. Pernapasan
• Bayi, abnormal/ diafragmatik
• Jika torakal, artinya
bayi/anak kecil tersebut ada
kelainan paru, kecuali bila
perut anak ada kembung
• Anak besar, torakal
• Anak umur 7-8 tahun,
torakoabdominal
6. Suhu
• Dapat sedikit meningkat ( saat
menangis, setelah makan,
bermain atau gelisah)
• Demam ringan sampai
hiperpireksia ( infeksi bakteri,
virus, protozoa, dehidrasi,heat
stroke, trauma otak, tumor
otak, keganasan, penyakit
jaringan ikat, reaksi tranfusi,
reaksi obat
• Hipertermia (>41°C) &
Hipotermia (<35°C), hati-hati
Pemeriksaan kulit
• Kaji adanya verniks kaseosa, lanugo
(rambut halus)
• Warna : sianosis, ikterus, ekzema,
pucat, purpura, , eitema, makula,
papula, vesikula, pustula, ulkus
• Turgor kulit  cubit area lengan atas
atau abdomen
• Kelembaban kulit
• Tekstur kulit  normalnya lembut
• Edema : tekan daerah kulit yang
kelihatan bengkak dengan jari
telunjuk
Kulit….
• Neonatal jaundice : 2 – 3 hari
• Ekimosis atau petekie karena trauma lahir
• Milia : distensi kelenjar minyak : papula putih pada pipi,
dagu dan hidung
• Miliaria : distensi kelenjar keringat : vesicle terutama di
muka
• Birth mark (tanda lahir) :
• Mongolian spot : warna kebiruan pada punggung dan
bokong
• Telangiectatic nevi : merah / pink di belakang leher
• Turgor diperiksa pada abdomen
• Tekstur : kasar atau halus
Pemeriksaan kuku
• Inspeksi terhadap warna, bentuk, dan keadaan
kuku
• Adanya jari tabuh (Clubbing Finger)
penyakit pernapasan kronik atau penyakit
jantung
• Bentuk kuku yang cembung atau cekung
menunjukan adanya cedera, defisiensi besi
dan infeksi
Pemeriksaan Kepala
• Ukur lingkar kepala (LK BBL = 32 –
35cm)
• Lingkar kepala yang lebih besar
dari normal  makrosefali 
penyakit hidrocepalus
lingkar kepala kurang dari normal
 Mikrosefali
• Kaji ubun-ubun atau fontanel
(Posterior / UUK  menutup 2-3
bulan, anterior/UUB  menutup
18 bulan
• Caput succedanum : edema jaringan lunak
scalp
• Cephal hematom : hematom antara
periosteum dan tulang tengkorak (skull bone)
Pemeriksaan Rambut
• Kaji adanya warna, kelebatan distribusi dan
karakteristik lainnya dari rambut
• Rambut kering rapuh kurang pigmen dapat
menunjukan adanya kekurangan gizi, adanya kurang
tumbuh rambut dapat menunjukan adanya malnutrisi,
penyakit hipotiroidisme, efek obat dll
Pemeriksaan wajah
• Kaji adanya asimetris
atau tidak, asimetri
pada wajah dapat
disebabkan karena
adanya paralisis fasialis,
kemudiaan adanya
pembengkakan daerah
wajah
Pemeriksaan Mata
• Alis
N : ada diatas kedua mata, bergerak simetris, lesi,
rontok
• Bulu Mata
Warna , kondisi/ distribusi, posisi, peradangan (hordeolum)
• Kelopak Mata
warna, edema, lesi, posisi Ectropion = kelopak mata bawah
tertarik kebawah oleh karena penurunan elastisitas jaringan
penunjang. Entropion = kelopak mata atas tertarik kedalam
oleh karena relaksasi otot  abrasi kornea
Mata
• Bola Mata
dalam/cekung  dehidrasi
Menonjol/ exopthalmus  Hipertiroid
Tenggelam/ enopthalamus dehidrasi, penyakit kronis
• Conjuctiva
warna (N : merah muda, lembab, bercahaya ada pembuluh darah
kecil-kecil, jernih) Peradangan
• Sclera
Warna (N : putih dan jernih) Joundice, kuning, Glucoma, kebiru-
biruan, benda asing, discharge, lesi
• Cornea & Iris
Kejernihan N = licin dab transparant, sensitivitas kornea (test N V)
Mata
• Pupil
Bentuk (N : bulat), kesamaan ukuran, warna (N: Gelap,
keruh & tdk berwarna : katarak)
• Ketajaman penglihatan
dilakukan dengan pemeriksaan visus, dapat dilakukan
dengan pemberian rangsangan cahaya pada umur neonatus
pada umur 1 bulan sufah mampu melihatnya benda-benda
dan pada usia 2 bulan mampu melihat jari
• Pemeriksaan kelenjar lakrimalis dan duktus nasolakrimalis
juga dapat diketahui dengan ada / tidaknya produksi air
mata dan apabila produksi air mata yang berlebihan
disebut epifora
• Neonatus : kelopak mata edema, tertutup / terbuka, airmata ada
atau tidak ada
• Kemungkinan adanya nystagmus atau strabismus
• Refleks mengedip atau refleks cornea
Bayi langsung mengedip saat dikenai cahaya atau didekatkan
dengan suatu obyek ke cornea. Berlangsung seumur hidup. Bila
tidak ada respon : gangguan nerves II, IV dan V
• Refleks pupil
Pupil berkontriksi ketika diberi cahaya. Refleks ini berlangsung
seumur hidup
• Doll’s eye refleks
Bila kepala digerakkan perlahan-lahan ke kiri atau ke kanan mata
tidak bergerak
Pemeriksaan Hidung
• Pemeriksaan hidung untuk menilai adanya kelainan bentuk
dari hidung atau juga menentukan ada tidaknya epitaksis
• Secret /Nasal discharge : mucus putih, bening
• Septum : ada atau tidak deviasi
• Passage udara lancar atau ada hambatan
• Refleks glabelar
Glabella (cuping hidung) diketuk dengan cepat maka mata
bayi akan menutup rapat
• Bersin
Merupakan respon spontan terhadap iritasi atau obstruksi.
Berlangsung seumur hidup
Pemeriksaan telinga
• Mulai dari telinga bagian luar, telinga bagian tengah
dan telinga bagian dalam
• Bagian luar  periksa daun telinga dan lubang telinga
dengan menentukan bentuk besar dan posisinya.
Pemeriksaan lbang telinga dengan menggunakan
otoskop untuk melihat membran tympani
• Pemeriksaan mastoid  kaji adanya pembengkakan
• Pemeriksaan pendengaran apakah mengalami
gangguan atau tidak dengan menggunakan garpu tala
Pemeriksaan mulut
• Kaji adanya kesulitan membuka mulut,
halitosis (bau mulut), labioskisis (bibir
tidak simetris
• Periksa gusi (ada edema), lidah
(makroglosia, mikroglosia, glosoptosis
= lidah tertarik kebelakang
• Periksa gigi  gigi susu tumbuh pada
umur 5 bln tetapi kadang-kadang 1
tahun, ada umur 3 tahun kedua puluh
gigi susu akan tumbuh
• Kaji pengeluaran saliva yg berlebih
• Intact / keutuhan :
• Salivasi
• Uvula di midline
• Natal teeth : benigna, dapat diaspirasi
• Epstein pearls : cysta epithelial, kecil sepanjang
palatum keras
• Bibir : warna, tekstur, lesi
• Gigi : perkiraan jumlah pada anak dibawah 2 tahun
= Usia (bulan) – 6
• Refleks sucking (menghisap)
Respon terhadap stimulasi (menyentuh bibir bayi) :
menghisap kuat. Berlangsung selama masa infancy
• Refleks gag
Stimulasi pada posterior pharynx oleh makanan, tube atau suction, reaksi bayi
muntah. Berlangsung seumur hidup. Bila reaksi tidak ada kemungkinan terjadi
kerusakan saraf glosofaringeal
• Refleks rooting
Menyentuh pipi hingga ke sepanjang sisi mulut, respon bayi : kepala mengikuti
arah stimulasi yang diteruskan dengan menghisap. Hilang usia 3 – 4 bulan,
ditoleransi sampai 12 bulan
• Extrusion
Bila lidah disentuh atau ditekan, respon bayi : mendorong lidahnya keluar, hilang
usia bulan
• Yawn / menguap
Merupakan respon spontan terhadap penurunan O2 dengan meningkatkan udara
terinspirasi
• Batuk
Reaksi terhadap adanya iritasi membran mukosa larynx atau tracheobronchial.
Muncul mulai hari ke 2 – 3 setelah lahir
Refleks Primitif
Pemeriksaan faring
• Kaji adanya hipertyroidemia,
adanya abses baik retrofaringeal
atau peritonsilar
• Adanya edema faring umumnya
ditandai dengan mukosa yang
pucat dan sembab dan ada difteri
dapat ditentukan adanya bercak
putih abu-abu yg sulit diangkat
(Pseudomembran)
Pemeriksaan Laring
• Kaji adanya obstruksi pada
laring maka suara
mengalami stridor yang
disertai dengan batuk dan
suara serak

• Pemeriksaan Leher
Pada pemeriksaan leher
untuk menilai adanya
tekanan vena jugularis, ada
tidaknya massa dalam leher
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening
• Pemeriksaan kelenjar getah bening dengan
cara melakukan palpasi pada daerah leher
atau inguinal yang lain, apabila terjadi
pembesaran dengan diameter lebih dari 10
mm menunjukan adanya kemungkinan tidak
normal atau indikasi penyakit tertentu.
Pemeriksaan dada
• Pemeriksaan dada yang perlu
diperhatikan adalah bentuk (Funnel
Chest = sternum dan iga masuk ke
dalam, Pigeon chest = dada burung,
barrel chest dada gentong)
kesimetrisan, gerakan dada, adanya
deformitas atau tidak, adanya
penonjolan, pembengkakan
• Pemeriksaan payudara
ada tidaknya ginekomastia, adanya
pengeluaran air susu pada kelenjar
susu  normal karena pengaruh
hormonal
Pemeriksaan paru
• Simetris atau asimetris dada
• Adanya fremitus suara  getaran pada daerah thorax
saat anak bicara atau menangis
• Adanya krepitasi subkutis  adanya udara pada daerah
dibawah kulit
• Pemeriksaan secara perkusi  normalnya Sonor,
hipersonor ( adanya udara)
• Pemeriksaan auskultasi  N : suara paru
bronchovasikuler
• Kaji adanya suara nafas tambahan  rales, wheezing
dll
Pemeriksaan Jantung
• Inspeksi  Denyut apek
atau aktifitas ventrikel
lebih dikenal dengan
nama iktus kordis
merupakan denyutan
jantung yang dapat
dilihat pada daerah apek
• Perkusi  kaji adanya
pembesaran pada
daerah jantung
• Auskultasi  bunyi
jantung
Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi untuk menilai ukuran dan bentuk
perut, apabila abdomen membuncit 
hepatosplenomegali atau kembung
• Perkusi pada daerah abdomen dapat
dilakukan melalui epigartrium secara simetris
menuju ke bawah abdomen
• Palpasi pd anak yg lebih besar
Abdomen
• Palpasi dinding abdomen  adanya daya
tekan ketegangan perut, palpasi hati (5 – 6 th
teraba 1/3 denngan tepi tajam, konsistensi
kenyal, permukaan rata dan tidak ada nyeri
tekan), palpasi limfa (masih teraba 1-2 cm di
bawah arcus kosta) & ginjal ( normal tidak
teraba, kecuali pada neonatus
• Auskultasi  suara peristaltik usus normal
terdengar setiap 10-30 detik
Pemeriksaan Genitalia
• Pada laki-laki  diperiksa dengan cara
memperhatikan ukuran, bentuk penis, testis
serta kelainan yang ada seperti hipospadia
(orificium uretra di ventral penis, biasanya
dekat gland atau sepanjang penis, epispadia
(muara uretra di dorsal penis), fimosis
(pembukaan prepusium sangat kecil sehingga
tidak dapat di tarik ke gland penis) , ada nya
peradangan pada tesis dan scrotum
Genitalia perempuan
• Dapat diperlihatkan adanya epispadia (
terbelahnya mons pubis dan klitoris dan
uretra membuka di bagian dorsal )
• Apakah labiominora tertutup oleh labia
mayora
• Apakah tulang vagina dan uretra terpisah
• Apakah ada sekret pada vagina Normal
karena pengaruh hormon
Pemeriksaan anus & Rektum
• Untuk menilai adanya kelainan atresia ani atau
mengetahui posisinya
• Mekonium yang keluarNormal 24 jam pertama, >44
jam tidak keluar adanya mekonium plug syndrome,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
Pemeriksaan Tulang Belakang &
Ekstremitas
• Kaji adanya kelainan tulang belakang,
seperti : lordosis (deviasi tulang belakang
ke arah anterior) kiposis (deviasi tulang
belakang ke arah posterior) Skoliosis
(deviasi tulang belakang ke arah samping)
• Kaji adanya kelemahan, serta perasaan
nyeri yang ada pada tulang belakang
dengan cara mengobservasi pada posisi
terlentang, tengkurap atau duduk
• Kaji apakah ada gejala kelumpuhan
Refleks
• Trunk incurvation (Galant)
Jika bagian sisi punggung sepanjang spina
disentuh (stroking) maka pinggul bayi bergerak
ke arah sisi yang distimulasi tersebut. Hilang usia
4 minggu
• Refleks Perez
Bayi ditengkurapkan, kemudian sentuh dengan
ibu jari dari arah sakrum ke arah leher
sepanjang tulang belakang, reaksi bayi akan
menangis keras, karena merupakan refleks
menyakitkan. Dilakukan terakhir
• Refleks Anal
Bayi dipegang kedua kakinya, kemudian
disentuh daerah anusnya, reaksi anus akan
kontriksi (mengkerut)
• Extrimitas
• Jumlah jari : jika lebih (polidaktili)
• Creases pada tangan dan kaki
• ROM
• Simetrisitas
• Kuku berwarna pink, panjang atau pendek
• Babinsky refleks
Bayi akan menghasilkan refleks positif
• Refleks Moro
Mengejutkan dengan tiba-tiba, respon extrimitas ekstensi dan
abduksi dengan cepat, telunjuk dan ibu jari membentuk huruf “C”,
diikuti oleh fleksi dan abduksi extrimitas, kadang disertai menangis.
Hilang usia 3 – 4 bulan, paling kuat usia 2 bulan, bila lebih dari 6
bulan masih ada, kemungkinan terjadi kerusakan otak. Bila respon
asimetris : terjadi injury plexus brachial, clavicula atau humerus
• Refleks startle
Jika bayi diberi bunyi yang keras secara tiba-tiba, respon abduksi lengan dan fleksi
siku, tangan tetap menggenggam. Hilang usia 4 bulan. Bila tidak ada respon berarti
terjadi gangguan pendengaran
• Refleks tonic neck
Ketika kepala bayi menengok ke satu sisi maka tangan dan kaki ekstensi ke sisi
tersebut sedangkan tangan dan kaki sisi lainnya fleksi. Hilang usia 3 – 4 bulan. Bila
respon tidak ada atau menetap kemungkinan terjadi gangguan CNS
• Dance or step refleks
Jika bayi dipegang sehingga telapak kaki menyentuh permukaan yang keras maka
kaki akan fleksi dan ekstensi secara reciprocal, menyerupai berjalan. Hilang usia 3 –
4 minggu, kemudian diganti dengan gerakan yang disengaja
• Refleks crawling (merangkak)
Jika bayi ditengkurapkan, bayi akan maju secara perlahan seperti merangkak.
Hilang usia 6 minggu
PENGKAJIAN STATUS NUTRISI
Cara Menghitung Z Score

Secara umum, rumus perhitungan Z-score adalah

Z-score =

• Nilai simpang baku rujukan disini maksudnya adalah selisih kasus dengan
standar +1 SD atau -1 SD. Jadi apabila BB/TB pada kasus lebih besar
daripada median, maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan
mengurangi +1 SD dengan median. Tetapi jika BB/TB kasus lebih kecil
daripada median, maka nilai simpang baku rujukannya menjadi median
dikurangi dengan -1 SD. Agar lebih mudah memahami mari kita lihat
contoh dibawah ini.
Contoh :
• Seorang anak laki-laki berumur 26 bulan dengan tinggi badan 90 cm dan
berat badan 15 kg, dan seorang anak laki-laki dengan umur 11 bulan
dengan panjang badan 68 cm serta berat badan 5 kg.
Thanks for your attantion…

Anda mungkin juga menyukai