Anda di halaman 1dari 28

ASKEP DAN SOP

jangan pernah berhenti mencari ilmu

182,413
Jumat, 21 November 2014

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR

I. KONSEP MEDIK

A. Pengertian
Bayi lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa
memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan
2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju
kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai
peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang
paling dramatik dancepat berlangsung adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan
menghasilkan sumber glukosa.
B. Karakteristik Bayi Baru lahir
Pada kehamilan cukup bulan, bebagai sistem fisiologi dan anatomi mencapai tingkat
perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki eksistensi terpisah dari ibunya. Periode
neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya
perubahan fisik yang dramastis pada bayi baru lahir.
1. Karakteristik Biologis
a. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang nencolok setelah bayi lahir. Foramen ovale,
duktus arteriosus dan duktus venosus menutup. Arteri umbulikalis, dan arteri hapatika menjadi ligamen.
a) Bunyi dan Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, dengan variasi berkisar
antara 120 dan 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dengan frekuensi saat bayi baru bangun.
Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit saat tidur dan 163
kali/menit saat bangun (Lowrey, 1986). Bunyi "Lub" merupakan bunyi jantung pertama dan bunyi "Dub"
merupakan bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol (Guyton, 1991). Bunyi jantung
selama periode neonatal bernada tinggi (high pitch), lebih cepat ( short in duration), dan memiliki
intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung orang dewasa.
b) Volume dan Tekanan Darah
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan diastolik rata-rata ialah 42. tekanan
darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/kg selama beberapa hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Secar proporsional, bayi baru lahir
memiliki volume darah sekitar 10% lebih besar dan memiliki jumlah sel darah merah hampir 20% labih
banyak dari orang dewasa. Namun bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil bila
dibanding kg badan orang dewasa.
b. Sistem Hematopoeisis
Karakteristik hematopoesis bayi baru lahir mencakup hematopoesis orang dewasa dengan variasi
tertentu. Saat bayi lahir, nilai Hb berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl. Hematokrit bervariasi dari 44%
sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm³.
Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Golongan darah bayi baru lahir ditentukan pada
awal kehidupan janin. Akan tetapi selama periode neonatal terjadi peningkatan kemampuan aglutinogen
membran SDM secara bertahab.
c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem pernapasan.
Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg (Blackburn, Loper, 1992). Udara harus
diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratoris samapi alveoli. Pada kelahiran pervaginam normal,
sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan paru-paru bayi.
Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur, bervariasi
dari 30 sampai 60 kali/menit, disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). Bayi baru lahir biasanya
bernapas melalui hidung.

d. Sistem Ginjal
Pada bayi baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal. Perbedaan
keseimbangan cairan dan elektrolit bayi baru lahir dari respon fisiologis orang dewasa ialah sebagai
berikut:
1. Distribusi cairan ektrasel (sekitar 40% berta badan bayi baru lahir) dan intrasel bayi berbeda dari cairan
ektrasel (hanya 20%) dan itrasel orang dewasa.
2. Kecepatan pertukaran ektrasel berbeda. Pemasukan dan pengeluaran BBL 600-700 ml air yang ekivalen
dengan 20% total cairan tubuh atau 50% cairan ektrasel.. Pada orang dewasa menukar 2000 ml air yang
ekuivalen dengan 55 total cairan tubuh dan 14% cairan ektrasel.
3. Terdapat variasi komposisi cairan tubuh. Konsentrasi natrium, fosfat, klorida dan asam organik lebih
tinggi dan konsentrasi ion lebih rendah pada BBL.
4. Kecepatan laju glomerulus ialah 30% pada bayi, pada orang dewasa 50%.
5. Reabsorbsi natrium menurun akibat aktivitas ATP-ase rendah
6. BBL memiliki ambang glukosa yang lebih tinggi.
e. Sistem Cerna
BBL cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan
karbohidrat sederhana, serta dapat mengemulsi lemak. Kecuali amilase pankreas, karakteristik enzim
dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi yang berat badannya rendah.
Pencernaan
Keasaman lambung bayi saat lahir umumnya sama dengan keasaman lambung orang dewasa.,
tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama 2 sampai 3 bulan. Penurunan asam
lambung ini dapat menimbulkan "kolik".
Tinja
Saat lahir, usus bayi bagian bawah penuh dengan mekonium. Jumlah feses pada bayi baru lahir
cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan hari
keenam. Feses transisi (kecil-kecil, bewarna coklat sampai hijau akibat mekonium) dikeluarkan sejak
hari ketiga sampai keenam.
Bayi mulai memiliki pola defekasi pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan
padat, tinja bayi secara bertahap mulai menyerupai tinja orang dewasa.
Perilaku Pemberian Makan
Selera makan, gejala lapar, dan jumlah makanan yang dikonsumsi bayi setiap kali makan
berbeda-beda. Jumlah yang dapat dimakan pada saat pemberian makan tentunya teergantung pada
ukuran bayi, tetapi ada faktor lain yang juga menentukan.
Sistem Hepatika
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan iga karena hati besar
dan menempati sekitar 40% rongga abdomen.
Hati mengtur jumlah bilirubin tidak terikat dalam darah. Hiperbilirubinea fisiologis atau ikterik
neonatal merupakan kondisi yang normal pada 50% bayi cukup bulan dan pada 80% bayi prematur
Pembentukan dan ekskresi bibirubin
Sel darah merah
Hemoglobin

Hem Globin

Besi Bilirubin
+

Plasma

Hati
Glukoronil transferase

Bilirubin tidak terkonyugasi + asam glukoronat

Glukoronat bilirubin terkonyugasi

Diekskresi melalui feses atau urine


. Sistem Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin. Bayi mulai
menyintesis IgG dan mencapai sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada satu tahun, sedangkan kadar
orang dewasa dicapai pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi secara bertahab. Bayi yang menyusui
mendapat kekebalan pasif dari kolustrum dan ASI. Tingkat proteksi bervariasi tergantung pada usia dan
kematangan bayi serta sistem imunitas yang dimiliki ibu.
. Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk sat lahir, tetapi masih belum matang. Kulit bayi sangat
sensitif dan mudah rusak.
Kaput Suksedaneum
Ialah edema pada kulit kepala yang ditemukan dini tonjolan edema, yang terlihat saat bayi lahir,
memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorak dan lenyap secara spontan dalan tiga sampai empat hari.
Sefalhematoma
Ialah kumpulandarah diantara tulang tengkorakdan periosteumnya. Dengan demikian,
sefalhematoma tidak pernah melewati garis satura kepela.
Deskuamasi
Deskuamasi (pengelupasan kulit) pada kulit bayi tidak terjadi sampai beberapa hari setelah lahir.
Deskuamasi saat bayi lahir merupakan indikasi pascamaturitas.
Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi ini berespon terhadap peningkatan suhu
tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar lemak (sebasea) dan sekresi sebum akibat penngaruh hormon
saat hamil.
Bintik Mongolia
Bintik mongolia, daerah pimentasi biru-kehitaman. Dapat terlihat pada semua permukaan tubuh,
termaksud pada ekstremitas terytama dipunggung dan bokong.
Nevi
Dikenal sebagai "gigitan burung bangau", nevi telangietaksis berwarna merah muda dan mudah
memutih, terlihat pada mata bagian atas, hidung, tulang oksipital bawah, dan tengkuk. Tanda ini tidak
memiliki makna klinis yang berarti dan akan lenyap antara tahun pertama dan kedua.
Eritoma Toksikum
Suatu ruam sementara, eritema toksikum, juga disebut eritema neonatorum atau dermatitis gigitan kutu.
Sistem Reproduksi
Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif. Pada bayi baru lahir cukup bulan,
labia mayora dan labia minora menutupi vestibulum.

Pria
Testis turun ke dalam skotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki.
Pembengkakan Jaringan Payudara
Pembengkakan jaringan payudara pada kedua jenis kelamin bayi baru lahir disebabkan oleh
peningkatan estrogen selama masa hamil.
Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalocaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Kepala
bayi cukup bulan berukuran seperempa panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.
Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami
distorsi akibat molase (pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih tulang-tulang kepala.
Ada dua kurvatura pada kolumna vertebrali; toraks dan sakrum. Pada bayi baru lahir, lutut saling
berjauhan sat kaki diluruskan dan tumit disatukan, sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.
Ekstremitas harus simetris. Harus terdapat kuku jari tangan dan kuku jari kaki. Garis-garis
telapak tangan dan kakki sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
. Sistem Neuromuskuler
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat diprediksi
selama periode bayi sampai awal masa kanak-kanak.
Otak memerlukan glukosa sebagai sumber energi dan suplai oksigen dalam jumlah besar untuk
proses metabolisme yang adekuat.
Kontrol neuromuskuler pada bayi baru lahir, walaupun masih terbatas dapat ditemukan. Apabila
bayi baru lahir diletakkan di atas permukaan yang keras dengan wajah menghadap ke bawah, bayi kan
memutar kepalanya kesamping untuk mempertahankan jalan napas.
Refleks pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memiliki banyak refleks primitif. Waktu, saat refleks bayi lahir ini muncul dan
menghilang, menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem saraf yang baik.
Sistem Termogenik
Termogenesis berarti produksi panas (termo=panas, genesis=asal-usul). Perawatan neonatus
yang efektif didasarkan pada upaya mempertahankan suhu optimum udara di dalam ruangan.

Produksi Panas
Mekanisme produksi panas dengan cara menggigil jarang terjadi pada bayi. Termognesis tampa
menggigil dapat dicapai, terutama akibat adanya lemak coklat yang unik pada bayi baru lahir (Blackburn,
Loper, 1992; Fanarolff, Martin, 1992) dan kemudian dibentuk akibat metabolisme diotak, di jantung, dan
di hati.
Pengaturan Suhu
Perbedaan anatomi dan fisiologis antara bayi baru lahir dan orang dewasa ialah:
1. Insulasi suhu pada bayi baru lahir kurang, jika dibandingkan insulasi pada orang dewasa.
2. Rasio permukaan tubuh bayi baru lahir lebih besar terhadap berat badan.
3. Kontrol vasomotor bayi baru lahir belum berkembang dengan baik, kemampuan untuk mengontriksi
pembuluh darah subkutan dan kulit sama baik pada bayi prematur dan pada orang dewasa.
4. Bayi baru lahir memproduksi panas terutama melalui upaya termogenesis tampa menggigil.
5. Kelenjar keringat bayi baru lahir hampir tidak berfungsi sampai minggu keempat setelah bayi lahir.
Stres Dingin
Stres dingin (cold stres) menimbulkan masalah fisiologis dan metabolisme pada semua bayi baru
lahir tampa memandang usia kehamilan dan kondisi lain.
C. Potensial komplikasi
1. Berat badn lahir rendah.
2. Aspirasi air ketuban
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi
D. Penatalaksanaan
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk mencegah
hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu
jari ibu, pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan setelah
lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Seperti pada alat pengkajian maternal, alat pengkajian bayi baru lahir telah dibuat dengan
menggunakan fokus keperawatan sebagai pengganti pendekatan medis atau " dari ujung kepala ke ujung
kaki " atau pendekatan medis terhadap " tinjauan sistem ". Alat ini tidak dibagi ke dal;am bagian
subjektif/objektif karena informasi yang dicatat diperoleh secara objektif dari pengkajian fisik terhadap
bayi baru lahir dan tinjauan terhadap maternal, intrapartum, dan catatan kelahiran. Namun, pertanyaan
subyektif khusus dapat diindikasikan berdasarkan pada temuan fisik individu (Marilynn E. Doenges & Mary
Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Halm. 551)
 Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana
Perawatan Maternal/Bayi, Halm.557)
Fokus utama pada waktu ini adalah transisi dari kehidupan intrauterus ke ekstrauterus dengan
mengenalkan kepada anggota keluarga sesuai kondisi neonatus.
Pengkajian Dasar Data Neonatus ( Cukup Bulan ):
1. Sirkulasi
Nadi apikal berfluktuasi dari 110 sampai 180 dpm
Tekanan darah 60 sampai 80 mm Hg (sistolik), 40 sampai 45 mm Hg (distolik)
Bunyi jantung: Lokasi dimediastinum denngan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari midsternum pada
ruang interkostal ketiga atau keempat.
Murmur biasa terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan
Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung dua arteri dan satu vena.

2. Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir
3. Makanan/Cairan
Berat badan: 2500 sampai 4000 g.
Panjang badan: 44 sampai 55 cm
Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestasi)
4. Neurosensori
Tonus otot: Fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
Sadar dan aktif, mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran
(periode pertama reaktivitas)
Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).
Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas genetik,
hipoglikemia, atau efek narkotik yang memenjang).
5. Pernapasan
Skor Apgar: 1 menit: 5 menit .Skor optimal harus antara 7 sampai 10.
Rentang dari 30 sampai 60/mnt; pola periodik dapat terlihat
Bunyi napas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya.
Silindrik torak; kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
6. Keamanan
Suhu terentang dari 36,5˚C sampai 37,5˚C.
Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi).
Kulit: Lembut, flelsibel; pengelupasan tangan/kaki dapat terlihat; warna merah muda atau kemerahan;
mungkin belang-belang menunjukkan memar minor (mis., kelahiran dengan forsep), atau perubahan
warna harlequin; petekie pada kepala/wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan
dengan kelahiran atau korda nukhal); bercak pott-wine, nevi telangiektatis (kelopak mata, antara alis
mata, atau pada oksipital), atau bercak mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat.
Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)
7. Pemeriksaan Diagnostik
pH tali pusar: Tingkat 7, 20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis; tingkat rendah menunjukkan
asfiksia bermakna.
Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht): Kadar Hb 15-20 g dan Ht 43%-61%.
Tes Croombs langsung pada darah tali pusat: Menentukan adanya kompleks antigen-antibodi pada
membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.
8. Prioritas Keperawatan
1. Meningkatkan upaya kardiopulmonar efektif
2. Memberikan lingkungan termonetral, dan mempertahankan suhu tubuh
3. Mencegah cedera atau komplikasi.
4. Meningkatkan kedekatan orangtua-bayi
 Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana
Perawatan Maternal/Bayi, halm. 567-569)
Pengkajian Dasar Data Neonatus ( Cukup Bulan ):
Rujuk pada MK: Jam Pertama Kehidupan.
1. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama.
Bayi tampak semi-koma saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat (REM); tidur sehati rata-rata 24 jam.
2. Sirkulasi
Rata-rata nadi apikal 120 - 180 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam
setelah kelahiran); dapat berfluktuasi dari 70-100 dpm (tidur) sampai 180 dpm (menangis).
Nadi perifer mungkin lemah (nadi kuat menunjukkan duktus arteriosus paten); nadi brakialis adan radialis
lebih muda dipalpasi dari pada nadi femoralis (tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis menunjukkan
koarktasi aorta).
Murmur jantung sering ada selama periode transisi.
Tekanan darah (TD) terentang dari 60 sampai 80 mm Hg (sistolik)/40 sampai 45 mm Hg (distolik, rata-
rata tekanan istirahat kira-kira 74/46 mmHg; TD paling rendah pada usia 3 jam.
Tali pusat diklem dengan aman tampa rembesan darah; menunjukkan tanda-tanda pengeringan dalam 1-
2 jam kelahiran, mengerut dan menghitam pada hari ke-2 atau ke-3.
3. Eliminasi
Abdomen lunak tampa distensi; bising usus aktif ada beberapa jam setelah kelahiran..
Urin tidak bewarna tau kuning pucat, dengan 6-10 popok basah per 24 jam.
Pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam kelahiran.
4. Makanan/Cairan
Berat badan rerata 2500 sampai 4000 g (5 lb 8 oz sampai 8 lb 13 oz); kurang dari 2500 g menunjukkan
kecil untuk usia gestasi (SGA) (mis., prematur, sindrom rubella, atau gestasi multipel), lebih dari 4000 g
menunjukkan besar usia gestasi (LGA) (mis., diabetes maternal; atau dapat dihubungkan dengan
herediter). (Rujuk pada MK Bayi Praterm; penyimpangan pada pola pertumbuhan).
Penurunan berat badan diawal 5%-10%.
Mulut: Saliva banyak, mutiara Epstein (kristal epitelial) dan lepuh cekung adalah normal pada palatum
keras/margin gusi, gigi prekosius mungkin ada.
5. Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm; fontanel anterior dan posterior lunak dan datar.
Kaput suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-4 hari; sutura krnial yang bertumpang tindih
dapat terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior (lebar 2-3 cm) dan fontanel posterior (lebar 0,5-1,0
cm).
Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi subkonjugtiva atau hemoragi retina mungkin terlihat;
konjungtivitis kimia dalam 1-2 hari mungkin setelah terjadi penetesan obat tetes oftalkmik terapeutik.
Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata (telinga tersusun rendah
menunjukkan abnormalitas ginjal atau genetik.
Pemeriksaan neurologis: Adanya refleks moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinski's; respon refleks
bilateral/sama (refleks moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis);
gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.
Tidak adanya kegugupan, letargi, hipotonia dan parese.
6. Pernapasan
Takipnea sementara dapat terlihat;, khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Pola pernapasan: Diafragmatik dan abdominal dngan gerakan sinkron dari dada dan abdomen (inspirasi
yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukkan distres pernapasan); pernapasan
dangkal atau kuping hidung ringan kadang-kadang dapat terlihat; pernapasan kuping hidung nyata,
ekspirasi sulit, atau retraksi interkostal, substernal atau otot subkostal nyata menandakan distres
pernapasan; krekels inspirasi dapat menetap selama beberapa jam pertama setelah kelahiran (ronki pada
inspirasi dan ekspirasi dapat nenandakan aspirasi).
7. Keamanan
Warna kulit: Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama periode transisi (kebiruan yang luas
dapat menandakan polisitemia); kemerahan atau area ekomotik dapat tampak diatas pipi atau dirahang
bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran.
Sefalohematoma dapat tampak sehari setelah kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2-3 hari;
kemudian direabsorbsi perlahan lebih dari 1 sampai 6 bulan.
Ekstremitas: Gerakan rentang sendi normal kesegala arah, gerakan nenunduk ringan atau rotasi medial
dari ekstremitas bawah, tonus otot baik.
8. Seksualitas
Genitalia wanita: Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat terlihat; rabas
mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit (pseudomenstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria: Testis turun, skrotum tertutup rugae, fimosis biasa terjadi (lubang perpusium sempit,
mencegah retraksi foreskin ke glan).
9. Penyuluhan/Pembelajaran
Usia gestasi antara minggu ke-38 dan 42 didasarkan pada kriteria Dubowitz.
10. Pemeriksaan Diagnostik
Jumlah sel darah putih (SDP): 18.000/mm³, neutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm³ hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
Hemoglobin (Hb): 15-20 g/dl (kadar lebih rendah sehubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)
Hematokrit (Ht): 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia; penurunan kadar
menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal.
Essai inhibisi Guthrie: Tes untuk adanya metabolit fenilalanin, manandakan fenilketonuria (PUK)>
Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari, dan 12 mg/dl pada 3
sampai 5 hari.
Detroksik: Tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40 sampai 50
mg/dl, meningkat 60 sampai 70 mg/dl pada gari ketiga.

Prioritas Keperawatan
1. Memudahkan adaptasi untuk hidup di luar uterus
2. Mempertahankan termonetralitas.
3. Mencegah komplikasi.
4. Meningkatkan kedekatan orangtua-bayi.
5. Memberikan informasi dan bimbingan antisipasi pada orangtua.
Tujuan Pulang
1. Bayi baru lahir secara efektif beradaptasi pada kehidupan di luar uterus.
2. Bebas dari komplikasi.
3. Kedekatan orangtua-bayi dilakukan.
4. Orangtua mengekspresikan kepercayaan diri akan perawatan bayi.
 Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2000 dalam
Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 591)
Pengkajian Dasar Data Neonatus:
Untuk memenuhi kriteria kuat untuk pulang awal, bayi baru lahir harus normal, byi sehat
ditentukan oleh pemeriksaan fisik menyeluruh: Usia gestasi minggu ke-38 sampai 42, berat badan lahir
2500 sampai 4000 g, tanda-tanda vital dan suhu stabil, Apgar skor lebih dari 7 pada 1 dan 5 menit, pola
eliminasi normal, menyusui berhasil. (Rujuk pada MK: Neonatus pada Usia 2 jam sampai 3 hari.
Pemeriksaan Diagnostik
Hematokrit (Ht): 40%-61%.
Tes Coooms: Negatif
Tes skrining, seperti fenilketonuria (PUK) dan tes tiroid lengkap.
Prioritas Keperawatan
1. Mendukung transisi bayi baru lahir untuk kehidupan ekstrauterus.
2. Meningkatkan interaksi orangtua-bayi positif
3. Memberikan dukungan dan informasi mengenai perawatan bayi di rumah.
B. Diagnosa Keperawatan
 Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana
Perawatan MaternalBayi, Halm. 558-566)
1. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor intrapartum, produksi
mukus berlebihan, dan stress akibat dingin.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia eksterm ( ketidakmampuan untuk
mengigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, jumlah lemak subkutan terbatas,
sumber yang tidak dapat diperbaharui dari lemak coklat dan beberapa simpanan lemak putih, epidermis
tipis dengan penyatuan dekat dari pembuluh darah ke kulit).
3. Perubahann proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan dan/atau penambahan anggota
keluarga.
4. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak
teratasi, pemajangan pada agen-agen infeksius.
 Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana
Perawatan Maternal/Bayi, halm. 569-590)
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan denganusia tua (ketidakmampuan menggigil,
permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, keterbatasan jumlah lemak subkutan, sumber
lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui dan simpanan lemak putih sedikit, epidermis tipis dengan
pembuluh darah dekat pada kulit.
2. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor pranatal/intrapartum,
produksi mukus berlebihan, fluktuasi temperatur tubuh.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
laju metabolik, kebutuhan kalori tinggi, kelelahan, simpanan nutrisis minimal.
4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit rusak, jaringan trauma, pemajangan lingkungan,
ketidakadekuatan imunitas yang didapat.
5. Risiko tinggi terhadap konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan, obstruksi
intestinal.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai pertumbuhan/perkembangan dan perawatan bayi
berhubungan dengan kurangnya pemajangan.
 Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam rencana perawatan maternak/bayi, Halm. 591-599).
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
nutrien adekuat (karena kelelahan, sekresi orofaring berlebihan).
2. Resiko tinggi terhadap cedera, kerusakan sistem saraf pusat berhubungan dengan fungsi biokimia atau
regulatoris.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kekurangan dukungan
antara/dari orang terdekat; kurang pengetahuan; adanya stresor.
4. Kurang pengetahuan (Kebutuhan belajar) mengenai perawatan bayi berhubungan dengan kurang
mengingat dan/atau ada informasi tidak lengkap; kesalahan interprestasi.
C. Rencana Keperawatan
 Jam Pertama Kehidupan (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam Rencana
Perawatan MaternalBayi, Halm. 558-566)
1. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor intrapartum, produksi
mukus berlebihan, dan stress akibat dingin.
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan..

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Ukur skor Apgar pada menit ke-1 dan
1. Membantu menentukan kebutuhan
ke-5 setelah kelahiran. terhadap intervensi segera (mis.,
penghisapan, oksigen). Skor total dari
0 sampai 3 menunjukkan asfiksia berat
atau kemungkinan disfungsi pada
control neurologist dan/atau kimia
terhadap pernapasan. Skor 4 sampai 6
memperberat kesulitan beradaptasi
terhadap kehidupan ekstrauterus. Skor
7 sampai 10 menandakan tidak ada
kesulitan beradaptasi terhadap
kehidupan ekstrauterus.
2. Komplikasi ini dapat mengakibatkan
hipoksia kronis dan asidosis,
meningkatkan risiko kerusakan sistem
2. Perhatikan komplikasi pranatal yang saraf pusat dan memerlukan perbaikan
mempengaruhi status plasenta dan/atau setelah kelahiran.
janin (mis., kelainan jantung atau ginjal,
3. Membantu menghilangkan akumulasi
hipertensi karena kehamilan, atau cairan, memudahkan upaya
diabetes). pernapasan, dan membantu mencegah
aspirasi. Penghisapan orofaring
3. Bersihkan jalan napas; hisap nasofaring menyebabkan rangsangan vagal yang
dengan perlahan, sesuai kebutuhan, menimbulkan bradikardi.
dngan menggunakan spuit balon atau
kateter penghisap DeLee (lebih disukai
sambil kepala bayi diperineum ibu bila
ada cairan amniotik mengndung 4. Menurunkan efek-efek stres dingin
mekonium). Pantau nadi apikal selama (mis., peningkatan kebutuhan oksigen)
penghisapan. dan berhubungan dengan hipoksia,
yang selanjutnya dapat menekan upaya
4. Keringkan bayi dengan selimut hangat, pernapasan dan mengakibatkan
tempatkan stoking penutup kepala, dan asidosis saat bayi memaksa
tempatkan dilengan orangtua. metabolisme anaerobik dengan produk
akhir asam laktat. (Rujuk pada DK:
Suhu tubuh, perubahan, risiko tinggi
terhadap).
5. Memudahkan drainase mukus dari
nasofaring dan trakea denga gravitasi.

6. Pada walnya, sehat, menangis kuat


5. Tempatkan bayi pada posisi meningkatkan PO2 alveolar dan
Trendelenburg yang dimodifikasi pada menghasilkan perubahan kimia yang
sudut 10 derajat. diperlukan untuk mengubah sirkulasi
janin menjadi sirkulasi bayi, sehingga
Kolaborasi frekuensi jantung meningkat 170-180
6. Lakukan penghisapan dalam bila bayi dpm dan kemudian biasanya kembali
menunjukkan bukti depresi pernapasan ke normal dalam 4-6 jam berikutnya.
yang tidak berespon terhadap
penghisapan perlahan atau rangsangan7. Menandakan hipoksia intrauterus
taktil perlahan. kronis, yang kemungkinan
dihubungkan dengan asidosis dan
memerlukan tindakan resusitatif.

7. Berikan tindakan resusitatif, dan siapkan


untuk pemindahan bayi ke unit
perawatan intensif neonatus (NICU) tau
fasilitas tingkat III/IV, sesuai indikasi.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia eksterm ( ketidakmampuan untuk
mengigil, permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, jumlah lemak subkutan terbatas,
sumber yang tidak dapat diperbaharui dari lemak coklat dan beberapa simpanan lemak putih, epidermis
tipis dengan penyatuan dekat dari pembuluh darah ke kulit).
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan dan stres dingin.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Pastikan obat-obat yang diterima ibu 1. Hipoksia janin atau penggunaan
selama periode prenatal dan intrapartum. Demerol oleh ibu mengubah
Perhatikan adanya distres atau hipoksia metabolisme janin terhadap lemak
pada janin. coklat, sering menyebabkan penurunan
suhu bayi yang berarti. Magnesium
Sulfat dapat menyebabkan vasodilatasi
dan mempengaruhi kemampuan bayi
untuk menyerap panas.
2. Mengurangi kehilangan panas akibat
2. Keringkan kepala dan tubuh bayi baru evaporasi dan konduksi, melindungi
lahir, pakaikan stoking penutup kepala; kelembaban bayi dari aliran udara atau
dan bungkus dalam selimut hangat. pendingin udara, dan membatasi stres
akibat perpindahan lingkungan dari
uterus yang hangat kelingkungan yang
lebih dingin (kemungkinan 5˚F [19˚C]
lebih rendah dari pada suhu intrauterus).
(Catatan: Kerna besar area relatif dari
kepala bayi baru lahir dalan
hubungannya dengan tubuh, bayi dapat
mengalami kehilangan panas dramatik
dari kelembaban, kepala tidak tertutup).
3. Mencegah kehilangan panas melalui
konduksi, dimana panas dipindahkan
3. Tempatkan bayi baru lahir dalam dari bayi baru lahir ke objek atau
lingkungan hangat atau pada lengan permukaan yang lebih dingin daripada
orangtua. Hangatkan objek yang kontak bayi. Digendong erat dekat tubuh orang
bayi (mis., timbanga, stetoskop, meja tua dan kontak kulit dengan kulit
pemeriksaan dan tangan). menurunkan kehilangan panas bayi baru
lahir.

4. Penurunan suhu lingkungan 2˚C (3,6˚F)


cukup untuk menendakan konsumsi
oksigen neonatal cukup bulan.
Kehilangan panas melalui konveksi
4. Perhatikan suhu lingkungan. Hilangkan terjadi bila bayi kehilangan panas
aliran udara dan minimalkan penggunaan kealiran udara yang lebih dingin.
pendingin udara; hangatkan oksigen bila Kehilangan melalui radiasi terjadi bila
diberikan melalui masker. panas dipindahkan dari bayi baru lahir
keobjek atau permukaan yang tidak
berhubungan langsung dengan bayi baru
lahir (Mis.,sisi tau dinding inkubator).
5. Suhu tubuh harus dipertahankan
mendekati 36,5˚C (97,6˚F). Suhu inti
(rektal) biasanya 0,5˚C (0,9˚F) lebih
tinggi dari suhu kulit, namun
5. Kaji suhu inti neonatus, pantau suhu perpindahan kontinu dari inti kekulit
kulit secar kontinu dengan alt pemeriksa terjadi sehingga perbedaan antara suhu
kulit dengan tepat. inti dan kulit lebih besar, makin cepat
pemindahan makin cepat suhu ini
menjadi dingin.
6. Peningkatan suhu yang terlalu cepat
dapat mengakibatkan apnea pada bayi
yang mengalami stres dingin.

Kolaborasi
6. Pertimbangan masuk ke NICU

3. Perubahann proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan dan/atau penambahan anggota
keluarga.
Tujuan:
Dengan tepat mengidentifikasi bayi untuk menyakinkan hubungan keluarga yang benar.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Informasikan kepada orangtua tentang 1. Menghilangkan ansietas orangtua
kebutuhan-kebutuhan neonatus segera berkenaan dengan kondisi bayi mereka.
dan perawatan yang diberikan. Membantu orangtua untuk memahami
rasional intervensi pada periode awal
2. Tempatkan bayi dalam lengan ibu/ayah bayi baru lahir.
segera setelah kondisi neonatus
2. Jam pertama dari kehidupan bayi adalah
memungkinkan. masa yang paling khusus bermakna
untuk interaksi keluarga dimana ini dapat
meningkatkan awal kedekatan antara
orangtua dan bayi serta penerimaan bayi
baru lahir sebagai anggota keluarga baru.
3. Anjurkan orangtua untuk mengelus dan 3. Memberikan kesempatan untuk orangtua
bicara pada bayi baru lahir; anjurkan ibu dan bayi baru lahir memulai pengenalan
untuk menyusui bayi bila diinginkan. dan proses kedekatan.

 Neonatus Usia 2 Jam sampai 3 Hari (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001 dalam
Rencana Perawatan Maternal/Bayi, halm. 569-590)
1. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan denganusia tua (ketidakmampuan menggigil,
permukaan tubuh luas dalam hubungannya dengan massa, keterbatasan jumlah lemak subkutan, sumber
lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui dan simpanan lemak putih sedikit, epidermis tipis dengan
pembuluh darah dekat pada kulit.
Tujuan:
Bebas dari tanda-tanda stress dingin atau hipotermia.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Pertahankan suhu lingkungan dalam 1. Dalam respon terhadap suhu
zona termoneural yang ditetapkan (TNZ) lingkungan yang rendah, bayi cukup
dengan mempertimbangkan berat badan bulan meningkatkan suhu tubuhnya
neonatus, usia gestasi, dan pakaian yang dengan menangis atau meningkatkan
biasanya diberikan. aktivitas motorik, karenanya
mengkonsumsi energi lebih banyak
(simpanan glukosa) dan meningkatkan
kebutuhan oksigen mereka.
2. Pantau aksila bayi, kulit (abdomen), atau
2. Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi
suhu timpanik dan lingkungan sedikitnya sampai 8-12 jam setelah lahir.
setiap 30-60 menit selama periode Kecepatan konsumsi oksigen dan
stabilisasi, atau lebih sering perprotokol. metabolisme minimal bila suhu kulit
(indikator dari pertukaran energi antara
bayi dan lingkungan yang dapat
dipercaya) dipertahankan diatas 36˚C.
3. Kaji frekuensi pernapasan; perhatikan
3. Bayi menjadi takipnea dalam respon
takipnea (frekuensi lebih besar dari terhadap peningkatan kebutuhan
60/menit). oksigen yang dihubungkan dengan
stres dingin dan upaya mengeluarkan
kelebihan karbondioksida untuk
menurunkan asidosis respiratori.

2. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor pranatal/intrapartum,
produksi mukus berlebihan, fluktuasi temperatur tubuh.
Tujuan:
Bebas tanda distres pernapasan

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Perkirakan usia gestasi dengan
1. Sistem surfaktan berkembang sesuai
menggunakan kriteria Dubowitz kemajuan gestasi. Bila janin mencapai
gestasi minggu ke-35. Adanya
fosfatidilgliserol (komponen dari
kompleks surfaktan, yang menandakan
maturasi paru janin) secara nyata
menurunkan insiden distres pernapasan
(RDS). Bayi dari ibu diabetik yang telah
terpajan pada hiperinsulinemia dalam
waktu yang lama sebagai respon
terhadap hiperglikemia ibu, mungkin
produksi surfaktannya tertekan dan
distres pernapasannya lebih besar
meskipun mereka lebih dari 35 minggu
gestasi saat lahir.
2. Kejadian ini memperberat
ketidakmampuan bayi untuk
2. Tinjau ulang kejadian pranatal dan membersihkan jalan napas dari kelebihan
intrapranatal, perhatikan faktor resiko cairan, mukus, dan materi yang
yang dapat memperberat kelebihan teraspirasi, dan pada penumpukan
cairan paru atau aspirasi cairan amniotik kelebihan cairan dalam paru-paru,
(mis., diabetes maternal, kelahiran mengakibatkan RDS tipe II, yang
sesaria atau kelahiran presentasi bokong, biasanya membaik dalam 6 jam.
perdarahan maternal, asfiksia
intrapranatalm sedasi berlebihan pada 3.
Frekuensi pernapasan normal adalah 30-
ibu). 60/mnt. Pernapasan periodik yang tidak
3. Kaji frekuensi dan upaya pernapasan. bermakna secara fisiologis
Bedakan pola pernapasan periodik dari dimanifestasikan dengan periode apneik
episodik apnea. yang berakhir 5-15 dtk yang terjadi
selama tidur REM dan periodik aktivitas
motorik.
4. Menjamin kebersihan jalan napas, yang
penting untuk neonatus, yang baru
4. Hisap nasofaring sesuai kebutuhan. bernapas melalui hidung dan mungkin
Perhatikan warna, jumlah dan karakter tidak belajar untuk membuka muluit
mukus yang dimuntahkan. dalam sebagai terhadap obstruksi hidung
sampai usia 3-4 minggu.
5. Memudahkan drainase mukus.

5. Posisikan bayi miring dengan gulungan


handuk untuk menyokong punggung.

3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
laju metabolik, kebutuhan kalori tinggi, kelelahan, simpanan nutrisis minimal.
Tujuan:
Menunjukkan penurunan berat badan sama dengan atau kurang dari 5%-10% berat badan lahir pada waktu
pulang.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Tinjau ulang riwayat pranatal ibu 1. Bayi cukup bulan khususnya rentan pada
terhadap adanya kemungkinan stresor hippoglikemi mengalami stres kronis
yang berdampak pada simpanan glukosa dalam uterus, terpajan pada kadar
neonatus, seperti diabetes, hipertensi glukosa yang tinggi dalam uterus,
karena kehamilan (HKK), atau menjadi SGA atau LGA, atau secara akut
gangguam jantung atau ginjal. sakit.
Perhatikan hasil tes yang berhubungan
dengan pertumbuhan janin dan
kesejahteraan janin/plasenta.
2. Perhatikan skor Apgar, kondisi saat
lahir, tipe/waktu pemberian obat, dan 2. Stresor kelahiran dan stres dingin
suhu awal pada penerimaan diruang meningkatkan laju metabolisme dan
perawatan bayi. dengan cepat menurunkan simpanan
glukosa, kemungkinan menggunakan
sebanyak 200 kalori/kg/mnt dalam ruang
kelahiran sebelum ke ruang perawatan
bayi.
3. Turunkan stressor fisik seperti stres3. Hipotermi mningkatkan konsumsi
dingin, pengerahan fisik, dan pemajanan energi dan penggunaan simpanan lemak
berlebihan pada pemancar panas. coklat yang tidak dapat diperbaharui.
4. Timbang berat badan bayi saat 4. Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan
menerima di ruang perawatan dan setelah sesuai dengan berat badan dasar, yang
itu setiap hari. Perhatikan adanya secara normal menurun sebanyak 5%-
sindrom postmaturitas atau wasting. 10% dalam 3-4 hari pertama dari
kehidupan karena keterbatasan masukan
oral dan kehilangan cairan ekstraseluler.
Bayi dengan sindrom postmaturitas
mengalami peningkatan metabolik dan
kebutuhan kalori pada periode awal bayi
baru lahir.

 Neonatus 24 Jam Setelah Pulang Awal (Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse,
2001 dalam rencana perawatan maternak/bayi, Halm. 591-599).
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
nutrien adekuat (karena kelelahan, sekresi orofaring berlebihan).
Tujuan:
Menunjukkan penurunan berat badan kurang dari 10% dari berat badan lahir.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Timbang berat badan bayi. Bandingkan 1. Kebutuhan nutrien berdasarkan pada
berat badan dengan berat badan lahir dan berat badan. Penambahan berat badan
berat badan saat pulang. atau penurunan berat badan
menandakan keadekuatan masukan.
Neonatus memerlukan 100-120
kkal/kg (54 kalori/lb) setiap hari.
Hanya ASI atau formula yang boleh
diberikan. Pemberian makan harus
diberikan kira-kira setiap 3 jam (6-8
kali sehari) atau sesuai kebutuhan.
Rata-rata kebutuhan cairan adalah
5oz/kg/24 jam.
2. Observasi bayi terhadap kemungkinan 2. Selama periode transisi, neonatus
adanya tanda-tanda regurgitasi. dapat secara normal memuntahkan
Anjurkan orangtua untuk menciptakan makanan. Menenangkan dan
suasana hati rileks selama memberikan meyakinkan orangtua membantu bayi
makanan dan menempatkan bayi pada rileks selama makan; posisi yang benar
sisi kanan setelah pemberian makan. memudahkan pengosongan lambung
ke dalam usus.
3. Kaji tingkat hidrasi bayi, perhatikan 3. Fontanel cekung, turgor kulit buruk,
kondisi fontanel, turgor kulit, jumlah penurunan haluaran urine, dan
produksi mukus, dan warna serta membran mukosa kering menunjukkan
kuantitas urine. dehidrasi. Kegugupan dapat
menandakan hipoglikemia.
4. Mengevaluasi keadekuatan masukan
4. Perhatikan frekuensi, jumlah, dan oral. Neonatus harus berkemih
penampilan feses serta urine. Palpasi sedikitnya 2 kali dalam 24 jam pertama
kelunakan abdomen. setelah pulang, bertambah sampai kira-
kira 7 kali per 24 jam. Adanya urat
dalam urin menandakan kebutuhan
terhadap masukan cairan tambahan.
Neonatus dapat mengeluarkan feses 2
sampai 7 kali per 24 jam. Feses pada
awalnya adalah mekonium dan
berubah sesuai dengan diet.

2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan usia lanjut (mekanisme regulator
imatur [hipothalamus], ketidakefektifan mekanisme menggigil, penurunan lemak subkutan, dekatnya
pembuluh darah kepermukaan kulit, dan rasio besar permukaan tubuh terhadap massa).

Tujuan:
Mempertahankan kadar bilirubin DBN.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Diskusikan pentingnya termoregulasi 1. Lingkungan rumah yang termonetral
pada bayi baru lahir dan kemungkinan dibutuhkan untuk membantu
efek negatif dari menggigil berlebihan. kemampuan termoregulasi bayi itu
sendiri. Fluktuasi suhu pada bayi baru
lahir memerlukan penggunaan kalori
untuk meningkatkan keseimbangan pada
kebutuhan pertumbuhan. Selain itu,
menggigil meningkatkan resiko ikterik
bayi baru lahir karna afinitas serum
albumin terhadap bilirubin berkurang.
2. Teknik yang tidak tepat dapat
2. Demonstrasikan teknik yang tepat untuk menimbulkan ketidakadekuratan hasil
mengkaji suhu aksila. 3. Menunjukkan hipotermia atau
hipertermia.
3. Perhatikan tanda-tanda peningkatan
iritabilitas, pucat, belang-belang, atau
letargis; perhatikan kegelisahan
4. Suhu tubuh bayi baru lahir berfluktuasi
perspirasi pada kepala/wajah. dengan cepat sesuai dengan perubahan
4. Kaji lingkungan terhadap kehilangan suhu lingkungan.
termal melalui konduksi, konveksi,
radiasi, atau evaporasi (mis., ruangan
dingin atau berangin, pakaian
tidakadekuat pada bayi, atau tidak
adanya penutup kepala) atau untuk
kelebihan termal (mis., keranjang bayi
menghadap sinar matahari atau dekat 5. Informasi membantu orangtua
pemanas. menciptakan lingkungan optimal untuk
5. Bantu orangtua dalam mempelajari bayi mereka. Membungkus bayi dan
tindakan yang tepat untuk memberikan penutup dikepalanya
mempertahankan suhu bayi, seperti membantu menahan panasa tubuh. Suhu
membendong bayi dengan tepat dan aksila mengevaluasi keefektifan
menutup kepala bial suhu aksila lebih lingkungan. (Catatan: Dengan
rendah dari 36,1˚C dan memeriksa ulang menginformasikan orangtua bahwa
suhu 1 jam kemudian. tangan bayi tetap dingin meskipun suhu
tubuh dalam batas normal [DBN] akan
mengurangi ansietas).

3. Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orangtua berhubungan dengan kekurangan dukungan
antara/dari orang terdekat; kurang pengetahuan; adanya stresor.
Tujuan:
Mengungkapkan harapan realitas dari kebuutuhan bayi.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Kaji ulang faktor resiko yang mungkin
1. Tindak lanjut faktor resiko penting
telah diidentifikasi selama periode untuk mengevaluasi kemajuan atau area
pranatal atau intrapartal (Mis., kehamilan kebutuhan. Pemulangan awal ideal untuk
yang tidak diinginkan, aborsi banyak keluarga, tetapi beberapa pasien
sebelumnya, atau kekurangan sistem yang beresiko tinggi terhadap penyiksaan
pendukung). anak mungkin juga dimasukkan dalam
populasi pemulangan dini.
2. Karena status ketergantungan mereka,
2. Observasi interaksi orangtua-bayi. bayi rentan terhadap perilaku parental
Bicara dengan orangtua tentang persepsi negatif, pemeliharaan tidak adekuat, dan
mereka dan perasaan terhadap bayi. penyiksaan. Fase" taking-in" slama
Upaya penguatan ikatan positif. dimana ibu masih mencoba
mengasimilasi detail-detail persalinan
dan kelahiran, 2 sampai 3 hari terakhir.
3. Memungkinkan orangtua untuk
mengantisipasi ketersediaan dan
3. Bantu orangtua untuk mengidentifikasi ketepatan sumber-sumber. Ibu secara
sumber-sumber yang tersedia untuk normal memerlukan bantuan tambahan
mereka; mis., pelayana komunitas atau untuk memenuhi kebutuhan bayinya,
dukungan, bantuan kesehatan di rumah, keluarganya, dan diri sendiri dan
atau pembantu ibu. mengatasi stres yang tidak terduga
selama periode pascapartum awal.
4. Memberikan dukungan dan kesempatan
untuk memperhatikan kemajuan.
4. Buat pengaturan untuk tindak lanjut Frekuensi hubungan atau kunjungan
melalui telepon atau kunjungan. tergantung pada kebutuhan situasi
individu; 3 kali kunjungan dalam minggu
pertama dianjurkan.

4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit tipis, permeabel dan entri portal ekstra (tali
pusat, sirkumsisi): sistem imunologi imatur; kurangnya flora usus normal.
Tujuan:
Bebas dari tanda-tanda infeksi.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Cuci tangan dan intruksikan orangtua1. Meminimalkan introduksi bakteri dan
melakukannya sebagai memegang bayi penyebaran infeksi.
2. Observasi bayi terhadap abnormalitas
kulit (mis., lepuh, petekie, pustula,
2. Abnormalitas ini mungkin merupakan
pletora, atau pucat). tanda-tanda infeksi. (Rujuk pada MK:
Neonatus pada Usia 2 jam sampai 3 Hari,
DK: Infeksi, risiko tinggi terhadap).
3. Diskusikan perawatan kulit, termaksud
3. Petunjuk bagi orangtua untuk membantu
mandi setiap hari, atau kurang, sesuai mereka melindungi kulit bayi yang rapuh
indikasi, dan menggunakan sabun ringan
antibakteri. Anjurkan mandi dengan spon dari kerusakan atau kekeringan
sampai tali pusat lepas. berlebihan.
4. Inspeksi tali pusat.

4. Tali pusat adalah sisi terbuka yang


rentan terhadap infeksi. Harus sudah
mulai mengering, dan tidak ada
perdarahan, eksudat, bau, atau rembesan
harus pada hari kedua kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. EGC. Jakarta
Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. EGC. Jakarta.

(http://www.bloddokter.net/2008/03/31/merawat-kulit-bayi/).
(http://www.indonesiaindonesia.com/f/12808-bayi-baru-lahir-and-bayi-normal).
(http://www.foxitsoftware.com)
Diposkan oleh Ners Asfi di 08.39
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya

Ners Asfi
Lihat profil lengkapku
Daily Calendar
Digital clock - DWR 
Arsip Blog
 ▼ 2014 (45)
o ▼ November (45)
 LAPORAN PENDAHLUAN
KOLELITIASIS
 LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER DINI LAMBUNG
 LAPORAN PENDAHULUAN
HEMOROID
 Penyimpangan KDM
 LAPORAN PENDAHULUAN
CA PANKREAS
 PENYIMPANGAN KDM D H
F
 PENYIMPANGAN KDM
BRONKHOPNEUMONI
 ASKEP HALUSINASI
PENDENGARAN
 TAKS JIWA
 FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK
 LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BERAT BADAN
LAHIR RENDAH...
 LAPORAN PENDAHULUAN
ASFIKSIA NEONATORUM
 LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKITIS ALERGIKA
 LAPORAN PENDAHULUAN
TUMBUH KEMBANG ANAK
 LAPORAN PENDAHULUAN
MALARIA PADA ANAK
 LAPORAN PENDAHULUAN
ILEUS OBSTRUKTIF
 LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
 DDST
 ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY. DG. R.
DI KELUR...
 ASKEP ALZEIMER
 LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP GATRITIS
 LAPORANPENDAHULUAN
ANEMIA
 IMPLEMENTASI KISTA
OVARIUM
 TINJAUAN KASUS KISTA
OVARIUM
 RENCANA KEPERAWATAN
KISTA OVARIUM
 BAHAN SEMINAR
OVARIUM
 LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR
 WOC ANC
 LAPORAN PENDAHULUAN
ANC
 LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO SESAREA
 LAPORAN PENDAHULUAN
VAKUM EKSTRAKSI
 LAPORAN PENDAHULUAN
PARTUS NORMAL
 WOC ABORTUS
 ASKEP ABORTUS
 LAPORAN PENDAHULUAN
PREEKLAMPSIA
 RENCANA PELAKSANAAN
RONDE KEPERAWATAN
 LAPORAN AKHIR KMB
 SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP)
DEPARTEMEN KEPERA...
 PROSEDUR PEREKAMAN
EKG
 PROSEDUR PAMASANGAN
KATETER PERKEMIHAN
PADA PRIA...
 ASKEP MIOMA UTERI
 ASKEP PNEUMONIA
 ASKEP DIABETES
MELLITUS
 ASKEP HIPERTENSI
 ASKEP CKD
Real-time Earth and Moon phase

Template Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

asuhan keperawatan
Menyajikan Informasi Seputar Ilmu Keperawatan dan Asuhan Keperawatan
Sabtu, 01 September 2012

asuhan keperawatan bayi baru lahir / neonatus


A. Latar Belakang
Suatu karakteristik neonatus yang penting adalah mestabilitas berbagai sistem pengaturan hormonal
dan neurogenik. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh perkembangan imatur organ-organ tubuh yang
berbeda dan sebagian berdasarkan kenyataan bahwa sistem pengaturan belum selesai dengan cara hidup
yang baru.
Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas bayi baru lahir adalah infeksi serta komplikasi hiportemi.
Hiportemi ini dapat menimbulkan penyakit infeksi gagal ginjal serangan apnu yang mengakibatkan
kematian.
Meskipun secara keseluruhan masalah perinatal masih tinggi lebih mengingatkan kepada kita betapa
pentingnya perawatan sehingga dapat memperkecil angka kematian. Perwat dapat membantu
mengajarkan kepada masyarakat mengenal betapa pentingnya memperoleh perawatan secara dini dan
teratur selama kehamilan, persalinan dan kelahiran.

B. Tujuan
a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penyusunan makalah.
b. Dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada bayi baru lahir.
c. Untuk mempelajari konsep dasar tentang bayi baru lahir.
d. Untuk menjelaskan pengkajian askep bayi baru lahir.

C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai bahan bacaan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan kebidanan.

BAB II
LANDASAN TEORI

KONSEP DASAR
Perawatan janin merupakan bagian perawatan maternal, karena janin melewati jalan lahir
bagaimanapun bayi akan menjadi orang yang berdiri sendiri, membutuhkan perhatian dan supervisi
individual.
Waktu kelahiaran sempurna adalah segera ketika bayi terpisah dari ibunya, tali pusat dan placenta
tidak berhubungan dengan bagian tubuh bayi sehingga posisinya tidak mempengaruhi waktu persalinan.

PENGERTIAN
Neonatus atau Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi baru lahir dari usia 0-28 hari, lahir biasanya dengan usia
gestasi 38 minggu sampai 42 minggu.
Askep Neonatus atau BBL : asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha spontan dengan sedikit bantuan
aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir.

PENANGANAN BAYI SEGERA SETELAH LAHIR


- Secara cepat menilai pernapasannya letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
Kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya
terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi.
Keringkan badan bayi dan cairan ketuban dengan handuk atau kain yang halus dan lembut . Bila bayi
tersebut menangis atau bernapas biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
- Bila bayi tersebut tidak benapas 30 detik segera lakukan bantuan resusitasi.
- Menilai apgar 1 menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia.
- Pertolongan tali pusat klem dan potong tali pusat. Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik
kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira satu cm di antara klem-klem tersebut).
Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah
kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT).
Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih
ketat.
- Sambil menunggu penilaian apgar 5 menit berikut lakukan pemeriksaan ada tidaknya cacat bawaan atau
trauma lahir.
- Bila nilai apgar 5 menit sama atau lebih besar bayi dapat direncanakan untuk rawat gabung.
- Bungkus bayi dengan kain termasuk kepalanya.
PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR
Pemeriksaan Fisik
Niai Apgar :

Tanda 0 1 2
Appereance Badan Merah ,
Biru, Pucat Semua Merah
Warna Kulit Ekst. Biru
Pulse Denyut
Tidak ada < 100 > 100
Jantung
Sedikit gerakan Menangis kuat
Grimace refleks Tidak ada
mimik
Activity tonus Ada refleksi
Lemas Gerakan aktif
otot Ekstremitas
Respiration effort Lambat/ tidak
Tidak ada Baik/ menangis
usaha napas teratur

Penilaiannya :
 Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali
 Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal kembali.
 Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).
♦ Berat Lahir : 2.500 – 4.000 gram
♦ Kepala : - ukuran lingkar kepala 31 – 35 cm
- terdapat kaput suksedaneum
♦ Mata : - tertutup rapat
- bila terbuka mungkin agak juling
♦ Hidung : batang hidung menonjol
♦ Mulut : - refleks mengisap sudah baik
- memalingkan kepala jika pipi disentuh
♦ Leher : bayi tidak dapat mengangkat kepalanya
♦ Dada : - dada bergerak simetris
- bentuk
- putting
- bunyi nafas
- bunyi jantung
♦ Perut : - ukuran lingkar perut lebih besar sedikit dari lingkar dada
- perut lembek dan bundar
♦ Pemeriksaan Refleks :
- Refleks morro : bila posisi bayi dirubah secara tiba-tiba atau mendengar suara yang keras, maka bayi akan
menarik kedua tangan dan kedua kaki mendekat ke tubuhnya serta ibu jari dan telunjuk akan membentuk
huruf C kemudian kembali lagi seperti semula. Refleksinya berkurang usia 4 bulan dan menghilang pada
usia 6 bulan.
- Refleks rooting dan sucking : bila pipi dan sudut mulut bayi disentuh dengan ujung jari atau putting susu,
bayi akan menoleh kearah sentuhan, lalu membuka mulut dan mulai mengisap. Refleks ini berkurang pada
usia 6 bulan dan hilang pada usia 1 tahun.
- Swallowing : beri cairan atau basahi lidah maka bayi akan menelang sambil menghisap. Refleks ini selalu
ada dan tidak hilang.
- Stepping : bila bayi diberdirikan dengan bantuan dan telapak kakinya didatarkan maka secara otomatis
bayi akan melangkah. Refleks ini hilang pada usia 1 sampai 2 bulan.
- Palmar Graps : diletakkan jari pada telapak tangan bayi, maka bayi akan menggenggan dengan kuat.
Refleks ini akan berkurang pada usia 4 bulan.
- Babinski : Refleks babinski akan hilang pada usia 1 tahun.
♦ Alat Kelamin : - pada bayi laki teraba buah zakar
- testis berada dalam skrotum
- penis berlubang
- pada bayi perempuan hymen sering tertutup
- uretra berlubang
- labia minor dan labia mayor
♦ Dubur : dubur berlubang
♦ Anggota Gerak : - semua anggota gerak dapat bergerak bebas
- gerakan normal
- jumlah jari
♦ Kulit : - verniks
- warna
- pembengkakan atau bercak-bercak hitam
- tanda-tanda lahir
konium : keluar dalam 24 jam pertama. Hari I : bergumpal seperti lendir kental keabu-abuan sepanjang 2-5 cm,
frekuensi = 1-2 kali.

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


a. Perawatan 1 jam Bayi Baru Lahir :
Memantau tanda vital bayi baru lahir dengan jantung, frekuensi pernapasan, suhu tubuh.
Melaksanakan rawat gabung
Mempertahankan suhu tubuh optimal (36-370 C)
Memberikan kolostrum dan ASI :
- Menggunakan kedua payudara (kiri dan kanan) secara bergantian
- ASI diberikan menurut kebutuhan bayi (ondemand)
- Memeperhatikan ibu tentang keadaan umum bagi bayi lahir : kesadaran bayi, warna kulit dan tinja.
Mekonium :
- Hari 1-3 : kental, hitam, melekar seperti : air frekuensi 4-5 kali.
- Hari 3-5 : agak encer (seperti ingus) dengan sedikit makanan yang tidak dicerna, warna hijau-sawo matang
frekuensi 1-6 kali.
- Hari 4-5 : warna merah kuning seperti emas lemas seperti tepung (bila minum asi).
b. Perawatan setelah 24 jam
● lakukan perawatan tali pusat :
- Pertahankan sisi tali pusat dalam keadaan terbuka gar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara
longgar;
- Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat;
- Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betu-betul.
● Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah, berikan imunisasi – BCG, polio oral,
dan hepatitis B.
● Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan beritahu orang tua agar merujuk bayi segera untuk
perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda tersebut.
● Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir :
- Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari hari pertama.
- Pertahankan agar bayi selalu denga ibu.
- Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan selimut sesuai dengan
keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi. Ingat bahwa
kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam
mulut bayi harus bersih.
- Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
- Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
- Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
- Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit / infeksi.
- Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
- Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan hal-hal
berikut :
- semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selam tiga hari,
- bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.

F. IDENTIFIKASI BAYI
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pascapersalinan. Alat
pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai
waktu bayi dipulangkan.
● Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak
mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
● Pada alat / gelang identifikasi harus tercantum :
- nama (bayi, ibunya),
- tanggal lahir,
- nomor bayi,
- jenis kelamin,
- unit.
● Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identifikasi.
● Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah
berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medis.

Diposkan oleh haeril anwar di 20.50


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
susiss!!
Arsip Blog

 ▼ 2012 (262)
o ▼ September (36)
 Laporan PendahuluanASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DE...
 Laporan Pendahuluan Kista Ovarium
 Laporan PendahuluanKista Ovarium
 asuhan keperawatan Perilaku kekerasan
 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN I...
 ASKEP IBU DENGAN LETAK SUNGSANG
 LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN...
 LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN...
 LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN LI...
 PERENCANAAN KALA II PERSALINAN FISIOLOGIS
 ANALISA DATA KALA II PERSALINAN FISIOLOGIS
 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA I PERSALINAN FISI...
 PERENCANAAN KALA I PERSALINAN FISIOLOGIS
 LAPORAN PERSALINAN PERSALINAN FISIOLOGIS
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN PERSALINAN FISIOLOG...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KB SUNTIK DI POLI K
 ASKEP ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONI / laporan pendah...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KB SUNTIK DI POLI KB...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST NATAL
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KB SUNTIK DI POLI KB...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST NATAL
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST NATAL
 asuhan keperawatan natal care
 PENGKAJIAN ANTE NATAL
 LAPORAN PARTUS
 LAPORAN PARTUS
 LAPORAN PARTUS
 pengkajian intranatal
 pengkajian antenatal
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATANDIAGNOSA & INTERVENSI ...
 asuhan keperawatan trauma abdomen
 asuhan keperawatan bayi baru lahir / neonatus
 ASUHAN KEPERAWATAN PADAKLIEN DENGAN HYPERALDOSTERO...
 contoh kasus bayi baru lahir
 asuhan keperawatan bayi baru lahir / neonatus
 asuhan keperawatan bayi baru lahir
o ► Agustus (226)
Mengenai Saya

haeril anwar
tunggu
tgl
mainx
Lihat profil
lengkapku
Template Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai