Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR (BBL) NORMAL

A. Pengertian

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama

kelahiran(saifuddin,2002).

Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu lahirnya biasanya dengan

usia gestasi 38-42 minggu(Donna L. Wong, 2003. Hal 417)

Bayi baru lahir (normal) adalah bayi yang lahir dengan umum kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Dep. Kes RI, 2005)

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir

langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M.

sholeh kosim, 2007)

Jadi bayi baru lahir adalah bayi yang lahir mengalami proses kelahiran dengan usia

gestasi 38-42 minggu.

B. Adaptasi fisiologis (jumiarni, 1995. Hal:44)

Pada bayi baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:

1. System pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui

plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru setelah tali pusat

dipotong. Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya

tekanan mekanisme pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan
oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus

karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya

surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen

tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.

Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonates

biasanya pernapasan diafragma dan abdominal sedangkan respirasi setelah

beberapa saat kelahiran yaitu 30-60 X/ menit.

2. Jantung dan sirkulasi darah.

Didalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari

plasenta masuk kedalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagai besar

masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel

tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan

sebagian akan dialirkan keplasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.

Ketika janin di lahirkan segera, banyak menghirup dan menangis kuat.

Dengan demikian paru-paru akan berkembang tekanan paru-paru mengecil dan

darah mengalir keparu-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,

foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena

pemotongan.

3. Saluran pencernaan

Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah

dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air
ketuban menjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air

ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam

kehijauan). Mekanium merupakan tinja pertama yang biasanya keluarkan dalam

24 jam pertama.

4. Hepar

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam

metabolism hidrat arang, dan glikogen mulai di simpan di dalam hepar, setelah

bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah di

simpan dalam hepar fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir

dalam keadaan imatur (belum matang).

Hal ini dibuktikan dengan ketidak seimbangan hepar untuk meniadakan

bekas penghancuran darah dan peredaran darah Enzim hepar belum aktip benar

pada neonates. Misalya Emazim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide

Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa G Fosfat Dehidrogerase) yang

berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonates

memperlihatkan gejala psikologis.

5. Metabolism

Pada jam-jam pertama enzim didapatkan dari pembakaran karbohidrat

dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan

yang diperlukan neonates pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil

metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120mg/dl/100ml.


6. Produksi panas

Pada neonates apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan

penyesuaian suhu terutama dengan NST(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu

dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak

energy dari pada lemak biasa. Cara peng hilangan tubuh dapat melalui konveksi

aliran panas mengalir dari permukaan tubuh keudara sekeliling yang lebih panas.

Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang

lebih dingin dengan kontrak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan

menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai

uap.

7. Kelenjar endoktrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormone dari ibu, pada waktu

bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan

pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan, kelenjar tiroid

sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan

sebelum lahir.

8. Keseimbangan air dan ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relative banyak air dan kadar natrium

relatife relative lebih besar dari pada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan

ekstraseluler luar. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefton matus

belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidak seimbangan antara luas

permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran
darah ginjal) pada neonates relatif kurang bias di bandingkan dengan orang

dewasa.

9. Susunan saraf

Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat

dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan

menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan enam bulan.

Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi

lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup di

luar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitive terhadap

cahaya.

10. Imunologi

Pada system imunologi lg gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan

2 bulan dan baru banyak ditemukan segera aesudah bayi di lahirkan. Khususnya

pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dalam alat

percernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi di

lahirkan.

11. System Integument

Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah rusak, semua struktur kulit ada

pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat

dan sangat tipis. Vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak

sebagai tutup perlindungan dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
C. Penatalaksanaan medis

1. Tes Diaknostik

A. Jumlah sel darah merah putih (SDP): 18000/mm3, neutrofil meningkat

sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila

ada sepsis)

B. Hemoglobin (HB) 15-20gr/dl(kadar lebih rendah berhubungandengan

anemia atau henolisis berlebihan)

C. Hemotokrit (HT)43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih

menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukan anemia atau

hemoragi prenatal / perinatal).

D. Bilirubin total : 6mg /dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar

8mg/dl 1-2 hari dan 12 mg / dl pada 3-5 hari.

2. TERAPI

A. Non farmakologi

1). Pengukuran nilai APGAR SCOR (pada menit pertama dan menit

kelima setelah di lahirkan)

2). Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila

3). Penimbangan BB setiap hari

4). Jadwal menyusui


5). Higiene dan perawatan tali pusat.

B. Far makologi

1). suction dan oksigen

2). Vitamin k (untuk mempertahankan mekanisme pembekuan darah

yang Normal)

3). Vaksinasi hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi tampak

yang biasa di pakai untuk menyuntikan obat ini pada bayi baru

lahir adalah muskulus vastus lateralis (Bobak, M irene, 2005)

D. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktifitas / istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma

saat tidur; menangis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata

cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Pernapasan dan peredaran darah

Bayi normal mulai bernafas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status

kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan dan peredaran darah dapat

digunakan metode APGAR SCORE. Namun secara praktis dapat dilihat dari
trekwensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh

tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140

kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-

100kali/menit (tidur) sampai 180kali/menit (menangis). Pernafasan bayi

normal berkisar antara 30-60kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh

tubuh bayi adalah kemerahan.

c. Suhu tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5’C- 37’C pengukuran

suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rectal.

d. Kulit

Kulit neonates yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan

sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.

Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama

didaerah lapitan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.

e. Keadaan dan kelengkapan ekstremitas

Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah

atau tidak ada sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut

sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali

pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.

g. Refleks

Beberapa refleks yang terdapat pada bayi

1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberikan rangsangan yang

mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbukan

2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang

akan memberi reaksi seperti menggenggam . plantar graps, bila

telapak kaki dirangsang akan memberi reaKSI.

3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bilang

datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.

4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh

kepalanya kesisi yang disentuh itu mencari puting susu.

5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu kedalam mulut

bayi akan member gerakan menghisap.

h. Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun

harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat

badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.

i. Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental bewarna gelap

hitam kehijauan dan lengket. mekonium akan mulai keluar dalam24 jam

pertama.

j. Antrapometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas

dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.

Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm,

mento occipitalis 35cm.

Lingkaran dada normal 32-34cm. lingkar lengan atas normal 10-11cm.

panjang badan normal 48-50cm

k. Seksualitas

Genetalia wanita ; labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda

vagina / himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (amegma) atau rabas

berdarah sedikit mungkin ada Genetalia pria; testis turun, skrotum tertutup

dengan rugae, fimosis bias terjadi.

2. Diaknosa keperawatan
a. DX 1 :Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.

Tujuan :kebutuhan nutrisi terpenuhi

kriteria hasil : a. penurunan BB tidak lebih dari 10 % BB lahir

b. intake dan output makan seimbang

c. tidak ada tanda-tanda hipoglikemi

rencana tindakan

a. Timbang berat BB setiap hari

b. Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen

c. Anjurkan ibu untuk menyusun pada payudara secara berganti 5-10

menit

d. Lakukan pemberian makanan tambahan

e. Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalam pemberian

makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mucus meningkat)

b. DX II : Risti perubahan suhu tubuh berhubungan dengan

proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan

jumlah lemak.

Tujuan : perubahan suhu tidak terjadi


Kriteria hasil : a. suhu tubuh normal 36-37’C

a. Bebas dari tanda-tanda stres, dingin, tidak ada tremor,

slanosis dan pucat

Rencana tindakan:

a. Pertahanan suhu lingkungan

b. Ukur suhu tubuh setiap 4 jam

c. Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk

menjaga agar bayi tidak kedinginan

d. Perhatikan tanda-tanda stess dingin dan distress pernapasan (tremor,

pucat, kulit dingin)

c. DXIII :Resti kerusakan pertukaran gas berhubungan

dengan stresor prenatal /intrapartum, produksi mukus berlebih.

Tujuan : kerusakan pertukaran gas tidak terjadi

kriteria hasil : a. pernapasan normal (30-40x/menit)

b. tidak ada tanda-tanda distress pernapasan

rencana tindakan:

a. Kaji frekuensi dan upaya pernapasan

b. Lakukan suction sesuai kebutuhan, perhatian warna, jumlah dan

karakter mukas
c. Berikan posisi bayi miring dengan gulungan handuk untuk menyokong

punggung

d. Auskultasi bising usus

e. Pantau tanda-tanda hipotermi/hipertermi

f. Perhatikan simetris gerakan dada

g. Kalaborasi dalam pemberian oksigen

h. Kalaborasi dalam pemeriksaan HB,HT,dan gas darah arteri

d. DX IV : Risti terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan

(pemotongan tali pusat), tali pusat masih basah.

Tujuan : infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil:

a. Bebas dari tanda-tanda infeksi

b. TTV normal: s:36-37C, N:70-100X/menit

c. tali pusat mongering

Rencana tindakan

a. Pertahankan tekhnik septic dan aseptik

b. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali

perhari
c. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi

d. Insfeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan infegritas kulit

e. Ukur TTV setiap 4 jam

f. Kaborasi pemeriksaan laboratorium

e. DX V : Risti kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya

air (IWL), keterbatasan masukan cairan

Tujuan :kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria hasil :

a. bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang

ditandai dengan urine output kurang dari 1-3

ml/kg/jam

b. memberan mukosa normal

c. ubun-ubun tidak cekung

d. temperature dalam batas normal

rencana tindakan:

a. Pertahankan intake cairan

b. Berikanminum sesuai jadwal


c. Monitor intake dan output

d. Berikan terapi infus sesuai program

e. Kaji tanda-tanda dehidrasi, membrane mukosa, ubun-ubun, turgor kulit,

mata

f. Monitor temperature setiap 2 jam

f. DX VI : Resti cedera berhubungan dengan trauma lahir, aspirasi,

efek obat.

Tujuan : cedera tidak terjadi

kriteria hasil :

a. bebas dari cedera atau aspirasi

b. kadar bilirubin dibawah 18mg/dl

Rencana tindakan :

a. Lakukan temuan abnormal melalui pengkajian pada bayi baru lahir

b. Kaji bayi terhadap anomal congenital

c. Posisikan bayi baru lahir pada abdomen miring dengan gulungan selimut di

punggung
d. Kolaborasi dalam pemberian vitamin k secara intramuskulus

g. DX VII : Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan

dengan kurang terpaparnya

Tujuan :orang tua mengetahui tentang perawatan pertumbuhan dan

perkembangan bayi

kriteria hasil :a. orangtua mengatakan memahami kondisi bayi

b. orangtua mengatakan berpartisipasi dalam perawatan bayi

Rencana tindakan :

a. Ajak orangtua untuk diskusi dengan menjelaskan tentang fisiologis, alas an

perawatan dan pengobatan

b. Diskusikan prilaku bayi baru lahir setelah periode pertama

c. Lakukan pemeriksaan bayi baru lahir saat orang tau ada

d. Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi baru lahir

e. Libatkan dan ajurkan orang tua dalam perawatan bayi

f. Jelaskan komplikasi dengan mengenal tanda dan gejala hiperbilirubin

(Marllyn, E. Doenges, 2001)


BAB III

Tinjauan kasus

A. Pengkajian

1. Data dasar

Bayi Ny. A lahir tanggal 21 desember 2010 jam 05.04 wib jenis kelamin

perempuan di RB PKM Cengkareng. Klien lahir sebagai anak pertama dari

pasangan Ny.A yang berumur 25 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah

tangga, suku bangsa jawa, agama islam dan Tn, S yang berumur 35 tahun,

pendidikan D3, pekerjaan PNS, suku bangsa sunda. Agama islam dan beralamat

Di jln. Pedongkelan RT/RW 1/XVI Kelurahan Kapuk Jakarta Barat. Klien


mempunyai satu orang saudara kandung jenis kelainan perempuan berumur 14

tahun, pendidikan SMA kelas 2 dan kesehatan saat ini baik

Pada saat prenatal kehamilan direncanakan ANC sebanyak 8 kali selama

kehamilan di RB PKM Cengkareng tidak ada masalah kesehatan selama

kehamilan. Imunisasi TT 2 kali pada tanggal 9 november 2010 dan 5

desember2010. Masa gestasi 39 minggu, jenis persalinan normal dengan letak

kepala ditolong oleh bidan, APGAR SCORE pada menit pertama 8 dam menit

kelima 9, BB lahir 3000 gram, PB: 50cm, LK: 33cm. lama persalinan 4 jam 15

menit. Kala II 3 jam, kala II 1 jam ketuban pecah berwarna keruh dengan

placenta lahir peradomen dan lengkap, infeksi tidak ada b komplikasi dalam

persalinan tidak ada, obat-obatan yang di dapat zalf mata (elamicetin) dan injeksi

vitamin K 1 mg im, resusitasi yang diberikan slym zinger (penghisapan lengkap)

tidak ada kelainan / cacat fisik.

Pada pemeriksaan fisik tanggal 21 desember 2010 jam 09.00 wib keadaan

umum klien baik, suhu 36 C, denyut nadi 110 X/menit, RR : 68X/menit BB

sekarang 3000 gram, PB: 49 CM, LK: 33 cm, LLA : 11 cm, klien menangis kuat.

Warna kulit kemerahan, hidrasi baru, tidak ada lesi dan eritemasi, kuku ada,

vernik tidak ada, lanugo tidak ada, milia ada dihidung, tidak ada nevi, kepala

molding, caput succedanum dan cephalo hematoma tidak ada, sutura sagitalis

tertutup, fontanel anterior dan posterior beraba, rambut hitam lebat. Ukuran

suboksipita bregmantika 33cm, oksipito frontalis 34 CM dan biparietalis 32 CM.

mati simetris, refleks mata baik tidak ada pengeluaran kunjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterus, telinga simetris, bentuk normal, lubang telinga ada
pengeluaran dari hidung tidak ada, pernapasan cuping hidung dan bersin tidak

ada. Mulut simetris, warna bibir merah muda, palatum mole dan palatim durum

menyatu, tidak ada pengeluaran / muntah. Bentuk muka oval dan tidak ada

kelainan, pergerakan leher ada dan bebas. Pemeriksaan dada, thoraks simetris,

gerakan sternum teratur, retraksi tidak ada, klavikula normal, diameter kelenjar

buah dada sejajar paru-paru, bunyi pernapasan vesikuler , gerakan pernapasan

teratur, RR 68X/menit, bunyi jantung normal, tidak ada murmur, HR :

110X/menit, LD: 31 CM. pada abdomen tidak ada distensi dan benjolan, tali pusat

masih basah dan tertutup kasa, bising usus 8 X/menit, lingkar perut 33 cm.

genitalia/ traktus urinarius dan anus. Laki-laki hipospadia / epispadia kemerahan

Testis : sudah turun, scrotum tidak ada, rugae sedikit BAK pertama tanggal 21

desember 2010 jam 12:04 wib warna hitam. Pada punggung, fleksibilitasi tulang

punggung normal, bentuk simetris dan pilonidal dimple ada. Ekstremitas jari kaki

dan jari tangan lengkap, tidak ada tremor, rotasi pada paha ada, nadi brachial dan

nadi femoral ada pergerakan ada, posisi kaki normal. Refleks sucking

(menghisap) lemah, rooting (menelan)lemah, refleks moro dan stepping ada,

palmer graps (menggenggam tangan) dan plantar graps (menggenggam kaki) ada,

tornik neck (tonus leher) normal dan swallowing ada. Minuman yang diberikan

ASI, jam pertama di berikan jam 16.00 wib.

RESUME
Bayi Ny. A lahir normal tanggal 21 desember 2010 jam 12.04 wib usia kehamilan 39

minggu, riwayat kehamilan G1 P0 A0 janin kelamin perempuan dengan BB 3000 gram

PB 49 Cm, LK 33cm, LD 31cm, LLA 11cm, letak kepala APGAR SCORE 8/9,

menangis kuat, ekstremitas hangat, terdapat pemotongan tali pusat penatalaksanaan

injeksi. Vitamin K 1 mg, zalf mata (erlamicetin) resusitasi slym zinger.

Hasil pengkajian tanggal 22 desember 2010 keadaan umum bayi baik, S : 36˚C,

N: 110x/menit, RR:68X/ menit, BB 3000 gram. PB 49 cm, LK 33cm, LD 31cm, LLA :

11CM, bayi tampak kemerahan, bayi terasa hangat, ekstremitas teraba dingin, refleks

hisap bayi belum kuat, bayi malas minum, tali pusat masih basah, tali pusat tertutup

kasa. Masalah keperawatan yang muncul Resti perubahan suhu tubuh dan tindakan

yang dilakukan mengukur suhu tubuh pada daerah anal, mempertahankan tanda-tanda

sekunder stress, dingin. Mesalah yang kedua yaitu Resti perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh, tindakan yang dilakukan menimbang BB bayi, mengauskultasi bising

usus dan masalah yang ketiga Resti terjadinya infeksi, tindakan yang dilakukan

mempertahankan tekhnik septic dan aseptic, mengobservasi tali pusat dan area sekita

kulit.

2. Data Fokus

a. Ibu bayi mengatakan reflek hisap pada bayi belum kuat, ibu bayi mengatakan bayi

malas minum susu pada saat di beri ASI.

b. Dari data yang penulis dapatkan yaitu bayi Ny. A berusia 1 hari kulit bayi tampak

kemerahan, kulit bayi teraba hangat, ekstremitas teraba dingin, bayi tampak malas

minum saat diberi ASI, bayi tampak belum mampu menghisap dengan baik, bayi
tampak banyak tidur, terdapat luka bekas potong tali pusat, tali pusat masih

dibungkus kasa, tali pusat masih tampak basah, S: 36C, N:110X/menit, RR

68X/menit, BB lahir 3000 gram, BB sekarang 3000 gram, LK : 33CM, LD : 31

CM, PB :49CM, LLA : 11CM.

No DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS: --- Risti perubahan suhu Proses adaptasi

tubuh dengan lingkungan


DO: bayi Ny. A tampak
luar rahim
- Kulit kemerahan

- Kulit teraba hangat

- Ekstremitas teraba dingin

- TTV: S:36C

N:110X/menit

RR:68X/menit

- Bayi berusia 1 hari

2 DS: ibu bayi mengatakan Risti perubahan Refleks hisap tidak


nutrisi kurang dari adekuat

kebutuhan tubuh
- refleksi hisap pada bayi belum kuat

-bayi ibu A malas minum susu pada saat

diberi ASI

DO: bayi ibu A tampak

-malas minum saat dibari ASI

-belum mampu menghisap dengan baik

-Banyak tidur

-BB lahir:3000gram

-BB sekarang 300 gram

-LD: 31 cm

LLA: 11CM

3 DS : --- Risti terjadi infeksi Tali pusat masih

basah
DO: bayi ibu A tampak

-terdapat luka bekas potongan tali pusat

- tali pusat masih di bungkus kasa


-tali pusat masih basah

-TTV : S : 36C

N : 110X/menit

RR: 68X/menit

B. Diaknosa keperawatan

1. Risti perubahan suhu tubuh b.d Proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim

Tanggal ditemukan : 21 desember 2010

Tanggal teratasi :-

2. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d refleks hisap tidak adekuat

Tanggal ditemukan : 21 desember 2010

Tanggal teratasi :-

3. Risti terjadi infeksi b.d Tali pusat masih basah

Tanggal ditemukan : 22 desember 2010

Tanggal teratasi :-

C. PERENCANAAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


1. Risti perubahan suhu tubuh b.d Proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim

Data Subjektif : -

Data obyektif : kulit bayi tampak kemerahan, kulit bayi teraba hangat,

ekstremitas teraba dingin, TTV : S : 36C, N:110X/menit, RR :

68X/menit, bayi berusia 1 hari.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X 24 jam diharapkan Risti

perubahan suhu tubuh tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a. Suhu tubuh normal 36 C – 37 C

b. Pernapasan 40-60 X/ menit

c. Tidak ada tanda-tanda tremor, pucat, kaku dingin

Rencana tindakan

a. Ukuran suhu tubuh pada daerah axial dan anal sekitar 4 jamatau sebelum mandi

b. Perhatikan tanda-tanda sekunder stress dingin

c. Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat

d. Perhatikan agar tidak kedinginan atau hipotermi

e. Perhatikan dan pertahankan suhu ruangan 28-32C


f. Pertahankan pakaiyan, popok dan bedong bayi dalam keadaan kering dan hangat

Implementasi:

Tanggal 21 desember 2010

Pukul 09.00 WIB mengganti popok bayi karena BAB dan membersihkan dengan kapas basah,

bayi tampak nyaman dan tertidur pulas, pukul 09:30 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah

anal, S: 36 C, pukul 09:40WIB mengobservasi keadaan bayi dan tanda-tanda sekunder, stress,

tremor, pucat tidak ada, ekstremitas, teraba dingin, pukul 09:55 WIB mengukur TTV S: 36 C,

N : 110X/menit,RR:68X/menit, pukul 11:30 WIB mengganti popok bayi karena BAK, bayi

tampak nyaman dan tertidur pulas, pukul 13:30 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah axial, S:

36C.

Tanggal 22 desember 2010

Pukul 09:00 wib mengukur suhu tubuh pada daerah axsila, S:36C pukul 09:30 WIB

mengobservasi keadaan bayi dari tanda-tanda sekunder, stress, dingin, tremor dan pucat tidak

ada. Pukul 10:00WIB mengukur TTV,S: 36C, N: 100X/menit, RR:60X/menit. Pukul 10:10 WIB

mengobservasi keadaan bayi dari tanda-tanda sekunder, stress, dingin, teremor dan pucat tidak

ada. Pukul 10:30 WIB memandikan bayi dengan air hangat dan sabun khusus bayi, bayi tampak

segar. Pukul 10:45 WIB mempertahankan bayi agar tidak hipotermi dengan mengeringkan bayi

dan mengoleskan minyak telon di daerah perut, punggung, dada, telapaktangan dan kaki, bayi

tampak nyamandan teraba hangat. Pukul 11.00 WIB membedong bayi, bayi tampak hangat.
Pukul11.15 WIB mengatur suhu ruangan 29 C agar bayi tidak kedinginan, suhu ruangan teraba

nyaman dan hangat. Pukul 12:20 WIB mengukur TTV, S: 36,5 C, N :100 X/ menit, RR : : 50 X /

menit. Pukul 12: 40 WIB membedong dan menimbulkan bayi, bayi tertidur pulas. Pukul 12: 45

WIB klien pulang

EVALUASI

Tanggal 22 desember pukul 12: 20 WIB

S: --

O: kulit bayi tampak kemerahan, kulit bayi teraba tanggal, ekstremitas teraba hangat, tremor

dan pucat tidak ada TTV : S 36,5C, N: 100X/menit, RR: 50 X/ menit.

A: masalah RISTI perubahansuhu tubuh tidak terjadi

B: rencana tindakan dilanjutkan dirumah (klien pulang)

2. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d refleks hisap tidak adekuat

Data subyektif : ibu bayi mengatakan reflek hisap pada bayi belum kuat, bayi malas

minum susu pada saat diberi ASI


Data subyektif : ibu bayi mengatakan reflek hisap pada bayi belum kuat, bayi malas

minum susu pada saat diberi ASI

Tujuan

Setelah dilakukan tindakkan keperawatan 3 X 24 jam diharapkan Risti perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi.

kriteria hasil :

a. Tidak terjadi penurunan BB > 10 % BBL

b. Intak dan output makan seimbang

c. Tidak ada tanda-tanda hipoglikemia

d. BB dalam batas normal

Rencana tindakan

a. Tindakan BB setiap hari

b. Auskultasi bising usus

c. Perhatikan adanya distensi abdomen

d. Anjurkan ibu menyusui bergantian kiri dan kanan 5-10 menit

e. Lakukan pemberian m akanan tambahan


f. Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalam pemberian

makanan (tersedak, menolak makan, produksi mukus meningkat)

Implementasi

Tanggal 21 desember 2010

Pukul 10:10 WIB menimbang BB, PB, LD, dan LLA, BB :3000 gram, PB: 49cm, LD:

31cm, LLA: 11 cm, pukul 10:30 cm, mengauskultasi bising usus, bising usus 8 X/menit,

abdomen lunak dan tidak kembang, pukul 10:40WIB, mengantarkan bayi pada ibu

diruang perawat dan menganjurkan ibu menyusui bayi, bayi malas minum, bayi belum

mampu menghisap dengan baik (refleks hisap lemah), payudara tampak mengeras, pukul

11:00 WIB mengobservasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian ASI seperti

tersedak dan muntah, bayi dimiringkan kemudian punggung ditepuk-tepuk halus agar

bersendawa. Pukul 11:40 WIB menganjurkan ibu menyusui bergantian kiri dan kanan 5-

10 menit ibu tampak mengerti.

Tanggal 22 desember 2010

Pukul 10:10 WIB menimbang BB dan mengukur PB, LD dan LLA, BB: 3000 gram, PB :

49 CM, LD: 31 CM, LLA: 11 CM. pukul 11:05 mengauskultasi bising usus, bising usus 8

X/ menit, abdomen lunak dan tidak kembung. Pukul 11:15 WIB mengantarkan bayi

pada ibu di ruang perawatan dan menganjurkan ibu menyusui bayi, bayi mau minum susu
saat diberi ASI, refleks hisap kuat, refleks menelan baik. Pukul 11:30 WIB

mengobservasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian ASI, bayi dimiringkan

kemudian ditepuk-tepuk halus agar bersendawa. Pukul 12:40 WIB menganjurkan ibu

menyusui bergantian kiri dan kanan 5-10 menit, refleks menghisap dan menelan bayi

sudah baik. Pukul 12:45 klien pulang.

EVALUASI

Tanggal 22 desember 2010 pukul 09:00 WIB

S: Ibu bayi mengatakan refleks hisap pada bayi sudah kuat, ibu bayi mengatakan

sudah mau minum susu saat diberi ASI, ibu bayi mengatakan bayi sudah minum

ASI lebih dari 8 kali

O: Refleks hisap bayi tampak sudah kuat, refleks menelan sudah baik, bayi tampak

mau minum ASI, penurunan BB tidak lebih dari 10% BBL 3000 gram, PB : 49

CM, LD : 31 CM, LLA: 11 Cm.

A: masalah Risti perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh tidak terjadi.

P: rencana tindakan dilanjutkan dirumah ( klien pulang)

3. Risti terjadi infeksi b.d tali pusat masih basah

Data subyektif :

Data objektif : Terdapat luka bekas potongan tali pusat, tali pusat tampak

dibungkus kasa, tali pusat tampak masih basah, TTV: S: 36C, N:

110 X/ menit, RR: 68 X/ menit.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam diharapkan Risti

terjadinya infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a. Bebas dari tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, dan fungsiolesa.

b. Tali pusat mongering

c. TTV dalam batas normal ( S: 36-37 C, N: 70-100 X/menit, RR: 60X/ menit).

Rencana

a. Pertahankan tekhnik septik

b. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari

c. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi

d. Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit

e. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium

Implementasi

Tanggal 21 desember 2010

Pukul 09:00 WIB mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum kontrol

dan menyentuh bayi. Pukul 09: 30 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah anal. S:

36C pukul 10:00 mengobservasi tali pusat dan area sekitar tali pusat, tali pusat
tampak masih basah, tali pusat dibungkus kasa. Pukul 10:10 menginspeksi kulit, tidak

ada ruam atau kerusakan integritas kulit. Pukul 11:30 WIB mengganti popok bayi

karena BAK dan mengobservasi keadaan tali pusat dan area sekitar kulit, tali pusat

masih basah, tali pusat dibungkus kasa, tidak ada tanda-tanda infeksi pukul 13:30

WIB menukur TTV: S: 36C, N: 110 X/menit, RR : 68 X/ menit.

Tanggal 22 desember 2010

Pukul 07:55 WIB mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum kontak dan

menyentuh bayi. Pukul 08:00 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah axial, S:36C,

pukul 08:45 WIB mengobservasi keadaan tali pusat dan area sekitar kulit, tali pusat

mulai mongering tali pusat masih dibungkus kasa, tali pusat berwarna kehitaman dan

menipis. Pukul 10:00 WIB mengukur TTV: S: 36 C, N 100 X/menit, RR: 60X/

menit. Pukul 10:30 WIB memandikan bayi dengan air hangat dan melakukan

perawatan tali pusat serta membersihkan pangkal tali pusat dengan alcohol, tali pusat

tampak mulai mongering tidak ada tanda-tanda infeksi. Pukul 12:30 WIB mengukur

TTV: S: 36C, N : 100X/menit, RR: 50X/menit. Pukul 12:45 klien pulang.

Evaluasi

S: --
O: tali pusat mulai mengering, tali pusat dibungkus kasa, tidak ada tanda-tanda

infeksi di area sekitar tali pusat dan sekitarnya, tali pusat berwarna kehitaman dan

menipis, TTV : S: 36C, N: 100X/menit, RR: 50X/menit.

A : masalah risti terjadi infeksi tidak terjadi

P : rencana tindakan dilanjutkan dirumah (klien pulang).

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan terhadap bayi Ny. A dengan bayi baru

lahir (normal) yang dilaksanakan dalam 2 hari di RB PKM Cengkareng Jakarta, pada

BAB ini penulis akan membahas kesenjangan dengan membandingkan antara konsep

dasar dengan data yang sebenarnya dilapangan serta melihat faktor-faktor yang

menunjang dan menghambat pelaksanaan asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan

masalah.

Pembahasan yang ditulis sesuai dengan proses keperawatan dengan tahap-tahap

sebagai berikut.

A. Pengkajian

Pada pengkajian teori dan pengkajian praktek penulis tidak terlalu banyak

menemukan hambatan, karena orang tua bayi cukup kooperatif dalam memberikan

informasi yang dapat dikajikan data bagi penulis dan adanya sarana dan prasarana yang

memadai dalam mengumpulkan data yang penulis butuhkan.

Pada pemeriksaan fisik data yang didapat Bayi Ny. A berusia satu hari S: 36 C,

N: 110 X/menit, RR: 68X/menit. Menangis kuat, refleks menghisap dan menelan masih

lemah, bayi tampak banyak tidur. BB 3000 gram PB 49 Cm, LK 33cm, LD 31 cm, LLA

11cm, warna kulit kemerahan.

Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan, kerena tidak ada indikasi untuk

pemeriksaan laboraturium dan belum diberikan vaksinasi hepatitis B karena baru satu
hari dirawat. Penatalaksanaan terapi sesuai dengan teori yaitu diberikan vitamin K dan

zalf mata (erlamicetin)

B. Diagnosa keperawatan

Pada pembahasan diagnose keperawatan penulis banyak menemukan perbedaan

untuk diagnosa yang ada pada teori ada 7 diagnosa, sedangkan yang penulis temukan

pada kasus ada 3 diagnosa.

Pada diagnose resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kelebihan

mukus tidak penulis temukan, karena pada saat mengkaji bunyi nafas vesikuler, gerakan

pernafasan teratur meskipun bayi Ny, A baru berusia satu hari. Diagnose risti kekurangan

Volume cairan berhubungan dengan keterbatasan masukan tidak penulis temukan karena

pada bayi Ny. A tidak di temukan tanda-tanda dehidrasi. Resiko tinggi cedera

berhubungan dengan trauma lahir aspirasi tidak penulis temukan karena tidak ada data

yang mendukung diagnose tersebut, dan diagnose kurang pengetahuan berhubungan

dengan kurang terpapar informasi juga tidak penulis temukan karena pada saat

pengkajian orangtua mangatakan memahami tentang kondisi bayi dan perawatan bayi

baru lahir.

Diagnose yang penulis temukan yaitu Risti perubahan suhu tubuh berhubungan

dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim karena pada bayi baru lahir terjadi

proses penyesuaikan tubuh terhadap suhu disekitarnya, bila tidak diantisipasi bias

menimbulkan kekurangan atau kelebihan suhu tubuh bayi dari batas normal. Diagnose

Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap
tidak adekuat, diagnose ini penulis angkat karena dari data yang penulis dapatka orangtua

klien mengatakan bayinya malas minum susu saat diberi ASI, refleks hisap pada bayi

belum kuat dan dari hasil pemeriksaan didapatkan bayi tampak malas minum saat

diberikan ASI, belum mampu menghisap dengan baik dan bayi tampak banyak tidur.

Untuk diagnose Risti terjadinya infeksi berhubungan dengan tali pusat masih basah

penulis penulis angkat karena tali pusat masih basah dan tali pusat dibungkus kasa.

Adapun factor penghambat tidak penulis temukan sedangkan faktor pendukung

ibu sangat kooperatif.

C. PERENCANAAN

Intervensi merupakan tahap penentuan rencana keperawatan untuk mengatasi

masalah keperawatan yang ada. Pada tahap ini penulis dalam menentukan prioritas

masalah yang ada pada kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada teori. Prioritas

masalah pertama yang penulis angkat yaitu Risti perubahan suhu tubuh berhubungan

dengan proses adaptasi dengan lungkungan luar rahim, dimana tujuannya tidak terjadi

perubahan suhu tubuh selama 3 X 24 jamdan khiterian hasilnya tidak ada tanda-tanda

tremor, pucat, kulit dingin. Rencana tindakannya ukur suhu tubuh pada daerah axila dan

anal setiap 4 jam atau sebelum mandi, perhatikan (pucat, tremor, kulit dingin), mandikan

bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat, perhatikan suhu ruangan 28-29C,

pertahankan pakaian bayi tetap kering. Diagnose pakaian bayi tetap kering. Doagnosa

kedua yaitu Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

refleks hisap tidak adekuat, dimana tujuan dari perencanaan perubahan nutrisi tidak
terjadi selama 3 X 24 jam perawatan dengan kriteria hasil tidak terjadi penurunan BB

kurang dari 10% BBL, intake dan output seimbang, tidak ada tanda-tanda hipoglikemia

dan BB dalam batas normal. Adapun rencana tindakan yang dilakukan yaitu tindakan BB

setiap hari, auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen, anjurkan ibu

untuk menyusui secara bergantian kiri dan kanan 5-10 menit, lakukan pemberian

makanan tambahan, observasi terhadap adanya indikasi masalah dalam pemberian

makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukus meningkat). Diagnose ketiga

Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih basah, dimana tujuan dari

perencanaan infeksi tidak terjadi selama 3 X 24 jam perawatan, kristeria hasil bebas dari

tanda-tanda infeksi, tali pusat kering, TTV dalam 100 X/menit. Rencana tindakannya

yaitu pertahanan tekhnih septik dan aseptik, lakukan perawatan tali pusat setiap hari

setelah mandi 1 X / hari, observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda

infeksi, inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit, ukur TTV

setiap 4 jam, kolaborasi pemeriksaan laboratorium.

Dalam penyusunan perencanaan tidak ditemukan faktor penghambat, adapun

factor pendukungnya tersedia fasilitas dan alat-alat yang lengkap di ruangan serta tersedia

sumber buku yang ada.

D. IMPLEMENTASI

Pada tahap implementasi penulis dapat melakukan tindakan sesuai dengan rencana

tindakan yang penulis buat. Selama tahap implementasi sebagian besar tindakan yang

direncanakan dalam dilaksanakan. Pada diagnosa Risti perubahan suhu tubuh

berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim, semua tindakan
dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yaitu mengukur suhu tubuh, memperhatikan

tanda-tanda sekunder stress dingin dan distress pernafasan (pucat, tremor, kuat dingin),

memandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat. Mempertahankan agar tidak

hipotermi, memperhatikan bayi dalam keadaan kering. Pada diagnose Risti terjadi

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak

adekuat, tindakan yang dilakukan yaitu menimbang BB, mengauskultasi bising usus,

memperhatikan adanya distensi abdomen, menganjurkan ibu menyusui bergantian kiri

dan kanan 5-10 menit dan mengobservasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalam

pemberian makalah. Penulis tidak melakukan pemberian makanan tambahan karena bayi

Ny. A sudah dirawat gabung diruangan perawatan bersama ibu, sehingga bayi Ny. A

hanya diberikan ASI. Diagnose Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih

basah, tindakan yang dilakukan mempertahankan tekhnik septik dan aseptik, melakukan

perawatan tali pusat setiap hari. Setelah mandi 1 x/ hari, mengobservasi tali pusat dan

area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi, mengukur TTV, dan kolaborasi pemeriksaan

laboratorium tidak dilakukan karena bayi Ny. A baru dirawat sati hari dan tidak ada

indikasi untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Semua tindakan yang direncanakan

dilakukan selama dua hari, karena pada hari kedua klien diperbolehkan pulang.

Dalam melaksanakan implementasi factor penghambat yang penulis temukan yaitu

klien hanya dua hari dirawat sehingga penulis tidak dapat melaksanakan tindakan sesuai

tujuan pada rencana tindakan yaitu melakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam,

faktor pendukung tersedianya fasilitas dan alat-alat yang lengkap, ibu yang kooperatif

serta perawat ruangan yang mau berkerja sama.

E. Evaluasi
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (normal)

pada bayi Ny. A selama 2 hari perawatan, masalah tidak terjadi tetapi masih perlu

tindakan selanjutnya seperti Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih

basah karena tali pusat belum lepas sehingga perawat dilanjutkan dirumah (klien pulang).

Sedangkan diagnosa Risti perubahan suhu tubuh berhubungan dengan proses adaptasi

dengan lingkungan luar rahim dan Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat. Keduanya tidak terjadi karena TTV bayi

dalam batas normal S: 36C, N:100X/ menit, RR: 50 X/menit, dan bayi tidak mengalami

penurunan BB bayi baru lahir. Pasien pulang pada tanggal 22 desember 2010 jam 12:45,

bayi dalam keadaan baik dan diharapkan kontrak ke RB PKM Cengkareng 2 minggu lagi.
BAB V

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

setelah penulis melakukan praktek keperawatan maternitas di RB PKM

Cengkareng Jakarta pada tanggal 21 s/d 22 desember 2010 pada Ny. A dengan

bayi baru lahir (normal ) melalui proses keperawatan mulai dari pengkajian,

diagnose keperawatan, perencanaan implementasi dan evaluasi. Maka penulis

menarik kesimpulan sebagai berikut:

pada tahap pengkajian penulis tidak menemukan banyak hambatan karena

orangtua klien yang kooperatif. Dari hasil pengkajian penulis mendapatkan data

Bayi Ny. A berusia satu hari S: 36 C, N: 110 X/menit, RR: 68X/menit.

Menangis kuat, refleks menghisap dan menelan masih lemah, bayi tampak

banyak tidur. BB 3000 gram PB 49 Cm, LK 33cm, LD 31cm, LLA 11cm,

warna kulit kemerahan.

Pada diagnose keperawatan, berdasarkan data-data yang penulis temukan maka

penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan yaitu Risti perubahan suhu


tubuh berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim, Risti

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks

hisap masih lemah dan Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih

basah

Dalan meyusun rencana tindakan keperawatan penulis tidak berlalu sulit

karena rencana yang dilaksanakan sesuai dengan teori yang berhubungan

dengan diagnosa yang ada.

Pada pelaksanaan beberapa rencana tindakan dapat penulis laksanakan

dengan baik. Karena orangtua klien yang kooperatif. Adapun rencana tindakan

yang tidak dilakukan yaitu pada diagnosa kedua melakukan pemberian makanan

tambahan karena bayi Ny. A sudah dirawat gabung sehingga bayi Ny.A hanya

minum ASI dan pada diagnosa ketiga tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

karena bayi Ny.A baru dirawat satu hari dan tidak ada indikasi untuk dilakukan

pemeriksaan laboratorium.

Mengevaluasi semua tindakan yang dilakukan pada saat melakukan asuhan

keperawatan dengan pendekatan subjektif, objektif, analisa data dan planning

(SOAP) serta didokumentasikan secara tertulis dalam catatan perkembangan

berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari perawat ruangan dan institusi

pendidikan. Pada kasus bayi Ny.A semua masalah keperawatan tidak terjadi.

Pasien pulang pada tanggal 22 desember 2010 pukul 12:45, keadaan bayi baik

dan diharuskan kontrol ke RB PKM Cengkareng 2 minggu lagi.

B. SARAN
Untuk perawat ruangan agar mempertahankan kerja sama dalam

melakukan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.

Untuk rumah sakit agar semua penatalaksanaan medis dapat dilakukan

sesuai teori untuk kelengkapan data dalam pendokumentasian.

Untuk mahasiswa/I agar lebih mengoptimalkan data-data yang ada dalam

pendokumentasikan dan dapat memaksimalkan peran keluarga dalam

pelaksanaan tindakan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

SAIFUDDIN,2002

Donna L. wong, (2003). Pedoman Klinis keperawatan Pediatrik, edisi 4.Jakarta : EGC

Dep. Kes RI, 2005

M. sholeh kosin, 2007

Bobak, M. Irene, et. al, ahli bahasa, Maria. A. Wijayarini. (2005). Buku Ajar

keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.


Doengoes, Marllynn. E, ahli bahasa, (2001). Rencana keperawatan Maternitas/ Bayi,

Edisi 2. Jakarta : EGC

Jumiarni, et.al. (1995). Asuhan keperawatan perinatal.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai