A. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran(saifuddin,2002).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu lahirnya biasanya dengan
Bayi baru lahir (normal) adalah bayi yang lahir dengan umum kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Dep. Kes RI, 2005)
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M.
Jadi bayi baru lahir adalah bayi yang lahir mengalami proses kelahiran dengan usia
Pada bayi baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. System pernapasan
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru setelah tali pusat
tekanan mekanisme pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan
oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonates
Didalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk kedalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagai besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
darah mengalir keparu-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,
pemotongan.
3. Saluran pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air
ketuban menjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air
ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam
24 jam pertama.
4. Hepar
metabolism hidrat arang, dan glikogen mulai di simpan di dalam hepar, setelah
bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah di
simpan dalam hepar fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir
bekas penghancuran darah dan peredaran darah Enzim hepar belum aktip benar
5. Metabolism
dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan
yang diperlukan neonates pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak
energy dari pada lemak biasa. Cara peng hilangan tubuh dapat melalui konveksi
aliran panas mengalir dari permukaan tubuh keudara sekeliling yang lebih panas.
Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang
lebih dingin dengan kontrak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan
menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai
uap.
7. Kelenjar endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormone dari ibu, pada waktu
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan, kelenjar tiroid
sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan
sebelum lahir.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relative banyak air dan kadar natrium
relatife relative lebih besar dari pada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan
ekstraseluler luar. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefton matus
belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidak seimbangan antara luas
permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran
darah ginjal) pada neonates relatif kurang bias di bandingkan dengan orang
dewasa.
9. Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup di
luar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitive terhadap
cahaya.
10. Imunologi
2 bulan dan baru banyak ditemukan segera aesudah bayi di lahirkan. Khususnya
pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dalam alat
lahirkan.
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah rusak, semua struktur kulit ada
pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat
dan sangat tipis. Vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak
sebagai tutup perlindungan dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
C. Penatalaksanaan medis
1. Tes Diaknostik
ada sepsis)
D. Bilirubin total : 6mg /dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar
2. TERAPI
A. Non farmakologi
1). Pengukuran nilai APGAR SCOR (pada menit pertama dan menit
B. Far makologi
yang Normal)
yang biasa di pakai untuk menyuntikan obat ini pada bayi baru
D. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur; menangis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
Bayi normal mulai bernafas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernafasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR SCORE. Namun secara praktis dapat dilihat dari
trekwensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-
c. Suhu tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5’C- 37’C pengukuran
d. Kulit
Kulit neonates yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak ada sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut
sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
g. Refleks
h. Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental bewarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. mekonium akan mulai keluar dalam24 jam
pertama.
j. Antrapometri
k. Seksualitas
vagina / himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (amegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada Genetalia pria; testis turun, skrotum tertutup
2. Diaknosa keperawatan
a. DX 1 :Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
rencana tindakan
menit
jumlah lemak.
Rencana tindakan:
c. Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk
rencana tindakan:
karakter mukas
c. Berikan posisi bayi miring dengan gulungan handuk untuk menyokong
punggung
Kriteria hasil:
Rencana tindakan
b. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali
perhari
c. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi
d. Insfeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan infegritas kulit
Kriteria hasil :
ml/kg/jam
rencana tindakan:
mata
efek obat.
kriteria hasil :
Rencana tindakan :
c. Posisikan bayi baru lahir pada abdomen miring dengan gulungan selimut di
punggung
d. Kolaborasi dalam pemberian vitamin k secara intramuskulus
perkembangan bayi
Rencana tindakan :
Tinjauan kasus
A. Pengkajian
1. Data dasar
Bayi Ny. A lahir tanggal 21 desember 2010 jam 05.04 wib jenis kelamin
pasangan Ny.A yang berumur 25 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah
tangga, suku bangsa jawa, agama islam dan Tn, S yang berumur 35 tahun,
pendidikan D3, pekerjaan PNS, suku bangsa sunda. Agama islam dan beralamat
kepala ditolong oleh bidan, APGAR SCORE pada menit pertama 8 dam menit
kelima 9, BB lahir 3000 gram, PB: 50cm, LK: 33cm. lama persalinan 4 jam 15
menit. Kala II 3 jam, kala II 1 jam ketuban pecah berwarna keruh dengan
placenta lahir peradomen dan lengkap, infeksi tidak ada b komplikasi dalam
persalinan tidak ada, obat-obatan yang di dapat zalf mata (elamicetin) dan injeksi
Pada pemeriksaan fisik tanggal 21 desember 2010 jam 09.00 wib keadaan
sekarang 3000 gram, PB: 49 CM, LK: 33 cm, LLA : 11 cm, klien menangis kuat.
Warna kulit kemerahan, hidrasi baru, tidak ada lesi dan eritemasi, kuku ada,
vernik tidak ada, lanugo tidak ada, milia ada dihidung, tidak ada nevi, kepala
molding, caput succedanum dan cephalo hematoma tidak ada, sutura sagitalis
tertutup, fontanel anterior dan posterior beraba, rambut hitam lebat. Ukuran
mati simetris, refleks mata baik tidak ada pengeluaran kunjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterus, telinga simetris, bentuk normal, lubang telinga ada
pengeluaran dari hidung tidak ada, pernapasan cuping hidung dan bersin tidak
ada. Mulut simetris, warna bibir merah muda, palatum mole dan palatim durum
menyatu, tidak ada pengeluaran / muntah. Bentuk muka oval dan tidak ada
kelainan, pergerakan leher ada dan bebas. Pemeriksaan dada, thoraks simetris,
gerakan sternum teratur, retraksi tidak ada, klavikula normal, diameter kelenjar
110X/menit, LD: 31 CM. pada abdomen tidak ada distensi dan benjolan, tali pusat
masih basah dan tertutup kasa, bising usus 8 X/menit, lingkar perut 33 cm.
Testis : sudah turun, scrotum tidak ada, rugae sedikit BAK pertama tanggal 21
desember 2010 jam 12:04 wib warna hitam. Pada punggung, fleksibilitasi tulang
punggung normal, bentuk simetris dan pilonidal dimple ada. Ekstremitas jari kaki
dan jari tangan lengkap, tidak ada tremor, rotasi pada paha ada, nadi brachial dan
nadi femoral ada pergerakan ada, posisi kaki normal. Refleks sucking
palmer graps (menggenggam tangan) dan plantar graps (menggenggam kaki) ada,
tornik neck (tonus leher) normal dan swallowing ada. Minuman yang diberikan
RESUME
Bayi Ny. A lahir normal tanggal 21 desember 2010 jam 12.04 wib usia kehamilan 39
PB 49 Cm, LK 33cm, LD 31cm, LLA 11cm, letak kepala APGAR SCORE 8/9,
Hasil pengkajian tanggal 22 desember 2010 keadaan umum bayi baik, S : 36˚C,
11CM, bayi tampak kemerahan, bayi terasa hangat, ekstremitas teraba dingin, refleks
hisap bayi belum kuat, bayi malas minum, tali pusat masih basah, tali pusat tertutup
kasa. Masalah keperawatan yang muncul Resti perubahan suhu tubuh dan tindakan
yang dilakukan mengukur suhu tubuh pada daerah anal, mempertahankan tanda-tanda
sekunder stress, dingin. Mesalah yang kedua yaitu Resti perubahan nutrisi kurang dari
usus dan masalah yang ketiga Resti terjadinya infeksi, tindakan yang dilakukan
mempertahankan tekhnik septic dan aseptic, mengobservasi tali pusat dan area sekita
kulit.
2. Data Fokus
a. Ibu bayi mengatakan reflek hisap pada bayi belum kuat, ibu bayi mengatakan bayi
b. Dari data yang penulis dapatkan yaitu bayi Ny. A berusia 1 hari kulit bayi tampak
kemerahan, kulit bayi teraba hangat, ekstremitas teraba dingin, bayi tampak malas
minum saat diberi ASI, bayi tampak belum mampu menghisap dengan baik, bayi
tampak banyak tidur, terdapat luka bekas potong tali pusat, tali pusat masih
- TTV: S:36C
N:110X/menit
RR:68X/menit
kebutuhan tubuh
- refleksi hisap pada bayi belum kuat
diberi ASI
-Banyak tidur
-BB lahir:3000gram
-LD: 31 cm
LLA: 11CM
basah
DO: bayi ibu A tampak
-TTV : S : 36C
N : 110X/menit
RR: 68X/menit
B. Diaknosa keperawatan
1. Risti perubahan suhu tubuh b.d Proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim
Tanggal teratasi :-
2. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d refleks hisap tidak adekuat
Tanggal teratasi :-
Tanggal teratasi :-
Data Subjektif : -
Data obyektif : kulit bayi tampak kemerahan, kulit bayi teraba hangat,
Kriteria hasil :
Rencana tindakan
a. Ukuran suhu tubuh pada daerah axial dan anal sekitar 4 jamatau sebelum mandi
Implementasi:
Pukul 09.00 WIB mengganti popok bayi karena BAB dan membersihkan dengan kapas basah,
bayi tampak nyaman dan tertidur pulas, pukul 09:30 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah
anal, S: 36 C, pukul 09:40WIB mengobservasi keadaan bayi dan tanda-tanda sekunder, stress,
tremor, pucat tidak ada, ekstremitas, teraba dingin, pukul 09:55 WIB mengukur TTV S: 36 C,
N : 110X/menit,RR:68X/menit, pukul 11:30 WIB mengganti popok bayi karena BAK, bayi
tampak nyaman dan tertidur pulas, pukul 13:30 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah axial, S:
36C.
Pukul 09:00 wib mengukur suhu tubuh pada daerah axsila, S:36C pukul 09:30 WIB
mengobservasi keadaan bayi dari tanda-tanda sekunder, stress, dingin, tremor dan pucat tidak
ada. Pukul 10:00WIB mengukur TTV,S: 36C, N: 100X/menit, RR:60X/menit. Pukul 10:10 WIB
mengobservasi keadaan bayi dari tanda-tanda sekunder, stress, dingin, teremor dan pucat tidak
ada. Pukul 10:30 WIB memandikan bayi dengan air hangat dan sabun khusus bayi, bayi tampak
segar. Pukul 10:45 WIB mempertahankan bayi agar tidak hipotermi dengan mengeringkan bayi
dan mengoleskan minyak telon di daerah perut, punggung, dada, telapaktangan dan kaki, bayi
tampak nyamandan teraba hangat. Pukul 11.00 WIB membedong bayi, bayi tampak hangat.
Pukul11.15 WIB mengatur suhu ruangan 29 C agar bayi tidak kedinginan, suhu ruangan teraba
nyaman dan hangat. Pukul 12:20 WIB mengukur TTV, S: 36,5 C, N :100 X/ menit, RR : : 50 X /
menit. Pukul 12: 40 WIB membedong dan menimbulkan bayi, bayi tertidur pulas. Pukul 12: 45
EVALUASI
S: --
O: kulit bayi tampak kemerahan, kulit bayi teraba tanggal, ekstremitas teraba hangat, tremor
2. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d refleks hisap tidak adekuat
Data subyektif : ibu bayi mengatakan reflek hisap pada bayi belum kuat, bayi malas
Tujuan
kriteria hasil :
Rencana tindakan
Implementasi
Pukul 10:10 WIB menimbang BB, PB, LD, dan LLA, BB :3000 gram, PB: 49cm, LD:
31cm, LLA: 11 cm, pukul 10:30 cm, mengauskultasi bising usus, bising usus 8 X/menit,
abdomen lunak dan tidak kembang, pukul 10:40WIB, mengantarkan bayi pada ibu
diruang perawat dan menganjurkan ibu menyusui bayi, bayi malas minum, bayi belum
mampu menghisap dengan baik (refleks hisap lemah), payudara tampak mengeras, pukul
11:00 WIB mengobservasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian ASI seperti
tersedak dan muntah, bayi dimiringkan kemudian punggung ditepuk-tepuk halus agar
bersendawa. Pukul 11:40 WIB menganjurkan ibu menyusui bergantian kiri dan kanan 5-
Pukul 10:10 WIB menimbang BB dan mengukur PB, LD dan LLA, BB: 3000 gram, PB :
49 CM, LD: 31 CM, LLA: 11 CM. pukul 11:05 mengauskultasi bising usus, bising usus 8
X/ menit, abdomen lunak dan tidak kembung. Pukul 11:15 WIB mengantarkan bayi
pada ibu di ruang perawatan dan menganjurkan ibu menyusui bayi, bayi mau minum susu
saat diberi ASI, refleks hisap kuat, refleks menelan baik. Pukul 11:30 WIB
mengobservasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian ASI, bayi dimiringkan
kemudian ditepuk-tepuk halus agar bersendawa. Pukul 12:40 WIB menganjurkan ibu
menyusui bergantian kiri dan kanan 5-10 menit, refleks menghisap dan menelan bayi
EVALUASI
S: Ibu bayi mengatakan refleks hisap pada bayi sudah kuat, ibu bayi mengatakan
sudah mau minum susu saat diberi ASI, ibu bayi mengatakan bayi sudah minum
O: Refleks hisap bayi tampak sudah kuat, refleks menelan sudah baik, bayi tampak
mau minum ASI, penurunan BB tidak lebih dari 10% BBL 3000 gram, PB : 49
A: masalah Risti perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh tidak terjadi.
Data subyektif :
Data objektif : Terdapat luka bekas potongan tali pusat, tali pusat tampak
Kriteria hasil :
a. Bebas dari tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, dan fungsiolesa.
c. TTV dalam batas normal ( S: 36-37 C, N: 70-100 X/menit, RR: 60X/ menit).
Rencana
b. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari
c. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi
d. Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit
Implementasi
Pukul 09:00 WIB mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum kontrol
dan menyentuh bayi. Pukul 09: 30 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah anal. S:
36C pukul 10:00 mengobservasi tali pusat dan area sekitar tali pusat, tali pusat
tampak masih basah, tali pusat dibungkus kasa. Pukul 10:10 menginspeksi kulit, tidak
ada ruam atau kerusakan integritas kulit. Pukul 11:30 WIB mengganti popok bayi
karena BAK dan mengobservasi keadaan tali pusat dan area sekitar kulit, tali pusat
masih basah, tali pusat dibungkus kasa, tidak ada tanda-tanda infeksi pukul 13:30
Pukul 07:55 WIB mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum kontak dan
menyentuh bayi. Pukul 08:00 WIB mengukur suhu tubuh pada daerah axial, S:36C,
pukul 08:45 WIB mengobservasi keadaan tali pusat dan area sekitar kulit, tali pusat
mulai mongering tali pusat masih dibungkus kasa, tali pusat berwarna kehitaman dan
menipis. Pukul 10:00 WIB mengukur TTV: S: 36 C, N 100 X/menit, RR: 60X/
menit. Pukul 10:30 WIB memandikan bayi dengan air hangat dan melakukan
perawatan tali pusat serta membersihkan pangkal tali pusat dengan alcohol, tali pusat
tampak mulai mongering tidak ada tanda-tanda infeksi. Pukul 12:30 WIB mengukur
Evaluasi
S: --
O: tali pusat mulai mengering, tali pusat dibungkus kasa, tidak ada tanda-tanda
infeksi di area sekitar tali pusat dan sekitarnya, tali pusat berwarna kehitaman dan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan terhadap bayi Ny. A dengan bayi baru
lahir (normal) yang dilaksanakan dalam 2 hari di RB PKM Cengkareng Jakarta, pada
BAB ini penulis akan membahas kesenjangan dengan membandingkan antara konsep
dasar dengan data yang sebenarnya dilapangan serta melihat faktor-faktor yang
masalah.
sebagai berikut.
A. Pengkajian
Pada pengkajian teori dan pengkajian praktek penulis tidak terlalu banyak
menemukan hambatan, karena orang tua bayi cukup kooperatif dalam memberikan
informasi yang dapat dikajikan data bagi penulis dan adanya sarana dan prasarana yang
Pada pemeriksaan fisik data yang didapat Bayi Ny. A berusia satu hari S: 36 C,
N: 110 X/menit, RR: 68X/menit. Menangis kuat, refleks menghisap dan menelan masih
lemah, bayi tampak banyak tidur. BB 3000 gram PB 49 Cm, LK 33cm, LD 31 cm, LLA
Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan, kerena tidak ada indikasi untuk
pemeriksaan laboraturium dan belum diberikan vaksinasi hepatitis B karena baru satu
hari dirawat. Penatalaksanaan terapi sesuai dengan teori yaitu diberikan vitamin K dan
B. Diagnosa keperawatan
untuk diagnosa yang ada pada teori ada 7 diagnosa, sedangkan yang penulis temukan
Pada diagnose resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kelebihan
mukus tidak penulis temukan, karena pada saat mengkaji bunyi nafas vesikuler, gerakan
pernafasan teratur meskipun bayi Ny, A baru berusia satu hari. Diagnose risti kekurangan
Volume cairan berhubungan dengan keterbatasan masukan tidak penulis temukan karena
pada bayi Ny. A tidak di temukan tanda-tanda dehidrasi. Resiko tinggi cedera
berhubungan dengan trauma lahir aspirasi tidak penulis temukan karena tidak ada data
dengan kurang terpapar informasi juga tidak penulis temukan karena pada saat
pengkajian orangtua mangatakan memahami tentang kondisi bayi dan perawatan bayi
baru lahir.
Diagnose yang penulis temukan yaitu Risti perubahan suhu tubuh berhubungan
dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim karena pada bayi baru lahir terjadi
proses penyesuaikan tubuh terhadap suhu disekitarnya, bila tidak diantisipasi bias
menimbulkan kekurangan atau kelebihan suhu tubuh bayi dari batas normal. Diagnose
Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap
tidak adekuat, diagnose ini penulis angkat karena dari data yang penulis dapatka orangtua
klien mengatakan bayinya malas minum susu saat diberi ASI, refleks hisap pada bayi
belum kuat dan dari hasil pemeriksaan didapatkan bayi tampak malas minum saat
diberikan ASI, belum mampu menghisap dengan baik dan bayi tampak banyak tidur.
Untuk diagnose Risti terjadinya infeksi berhubungan dengan tali pusat masih basah
penulis penulis angkat karena tali pusat masih basah dan tali pusat dibungkus kasa.
C. PERENCANAAN
masalah keperawatan yang ada. Pada tahap ini penulis dalam menentukan prioritas
masalah yang ada pada kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada teori. Prioritas
masalah pertama yang penulis angkat yaitu Risti perubahan suhu tubuh berhubungan
dengan proses adaptasi dengan lungkungan luar rahim, dimana tujuannya tidak terjadi
perubahan suhu tubuh selama 3 X 24 jamdan khiterian hasilnya tidak ada tanda-tanda
tremor, pucat, kulit dingin. Rencana tindakannya ukur suhu tubuh pada daerah axila dan
anal setiap 4 jam atau sebelum mandi, perhatikan (pucat, tremor, kulit dingin), mandikan
bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat, perhatikan suhu ruangan 28-29C,
pertahankan pakaian bayi tetap kering. Diagnose pakaian bayi tetap kering. Doagnosa
kedua yaitu Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat, dimana tujuan dari perencanaan perubahan nutrisi tidak
terjadi selama 3 X 24 jam perawatan dengan kriteria hasil tidak terjadi penurunan BB
kurang dari 10% BBL, intake dan output seimbang, tidak ada tanda-tanda hipoglikemia
dan BB dalam batas normal. Adapun rencana tindakan yang dilakukan yaitu tindakan BB
setiap hari, auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen, anjurkan ibu
untuk menyusui secara bergantian kiri dan kanan 5-10 menit, lakukan pemberian
Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih basah, dimana tujuan dari
perencanaan infeksi tidak terjadi selama 3 X 24 jam perawatan, kristeria hasil bebas dari
tanda-tanda infeksi, tali pusat kering, TTV dalam 100 X/menit. Rencana tindakannya
yaitu pertahanan tekhnih septik dan aseptik, lakukan perawatan tali pusat setiap hari
setelah mandi 1 X / hari, observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda
infeksi, inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit, ukur TTV
factor pendukungnya tersedia fasilitas dan alat-alat yang lengkap di ruangan serta tersedia
D. IMPLEMENTASI
Pada tahap implementasi penulis dapat melakukan tindakan sesuai dengan rencana
tindakan yang penulis buat. Selama tahap implementasi sebagian besar tindakan yang
berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim, semua tindakan
dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yaitu mengukur suhu tubuh, memperhatikan
tanda-tanda sekunder stress dingin dan distress pernafasan (pucat, tremor, kuat dingin),
memandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat. Mempertahankan agar tidak
hipotermi, memperhatikan bayi dalam keadaan kering. Pada diagnose Risti terjadi
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak
adekuat, tindakan yang dilakukan yaitu menimbang BB, mengauskultasi bising usus,
dan kanan 5-10 menit dan mengobservasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalam
pemberian makalah. Penulis tidak melakukan pemberian makanan tambahan karena bayi
Ny. A sudah dirawat gabung diruangan perawatan bersama ibu, sehingga bayi Ny. A
hanya diberikan ASI. Diagnose Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih
basah, tindakan yang dilakukan mempertahankan tekhnik septik dan aseptik, melakukan
perawatan tali pusat setiap hari. Setelah mandi 1 x/ hari, mengobservasi tali pusat dan
area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi, mengukur TTV, dan kolaborasi pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan karena bayi Ny. A baru dirawat sati hari dan tidak ada
dilakukan selama dua hari, karena pada hari kedua klien diperbolehkan pulang.
klien hanya dua hari dirawat sehingga penulis tidak dapat melaksanakan tindakan sesuai
tujuan pada rencana tindakan yaitu melakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam,
faktor pendukung tersedianya fasilitas dan alat-alat yang lengkap, ibu yang kooperatif
E. Evaluasi
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (normal)
pada bayi Ny. A selama 2 hari perawatan, masalah tidak terjadi tetapi masih perlu
tindakan selanjutnya seperti Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih
basah karena tali pusat belum lepas sehingga perawat dilanjutkan dirumah (klien pulang).
Sedangkan diagnosa Risti perubahan suhu tubuh berhubungan dengan proses adaptasi
dengan lingkungan luar rahim dan Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat. Keduanya tidak terjadi karena TTV bayi
dalam batas normal S: 36C, N:100X/ menit, RR: 50 X/menit, dan bayi tidak mengalami
penurunan BB bayi baru lahir. Pasien pulang pada tanggal 22 desember 2010 jam 12:45,
bayi dalam keadaan baik dan diharapkan kontrak ke RB PKM Cengkareng 2 minggu lagi.
BAB V
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Cengkareng Jakarta pada tanggal 21 s/d 22 desember 2010 pada Ny. A dengan
bayi baru lahir (normal ) melalui proses keperawatan mulai dari pengkajian,
orangtua klien yang kooperatif. Dari hasil pengkajian penulis mendapatkan data
Menangis kuat, refleks menghisap dan menelan masih lemah, bayi tampak
hisap masih lemah dan Risti terjadi infeksi berhubungan dengan tali pusat masih
basah
dengan baik. Karena orangtua klien yang kooperatif. Adapun rencana tindakan
yang tidak dilakukan yaitu pada diagnosa kedua melakukan pemberian makanan
tambahan karena bayi Ny. A sudah dirawat gabung sehingga bayi Ny.A hanya
minum ASI dan pada diagnosa ketiga tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
karena bayi Ny.A baru dirawat satu hari dan tidak ada indikasi untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari perawat ruangan dan institusi
pendidikan. Pada kasus bayi Ny.A semua masalah keperawatan tidak terjadi.
Pasien pulang pada tanggal 22 desember 2010 pukul 12:45, keadaan bayi baik
B. SARAN
Untuk perawat ruangan agar mempertahankan kerja sama dalam
DAFTAR PUSTAKA
SAIFUDDIN,2002
Donna L. wong, (2003). Pedoman Klinis keperawatan Pediatrik, edisi 4.Jakarta : EGC
Bobak, M. Irene, et. al, ahli bahasa, Maria. A. Wijayarini. (2005). Buku Ajar