Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MEET THE EXPERT (MTE) PEMERIKSAAN FISIK ANAK

Oleh:

Vania Sufi – 1940312132

Dosen: dr. Anggia Perdana Harmen, Sp. A, M.Biomed

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

2020
1. Perbedaan trauma ekstrakranial pada bayi baru lahir (caput succedanum, cephalhematoma,
subgaleal hemorrhage)

Kaput Suksedaneum

− Paling sering ditemui


− Tekanan serviks pada kulit kepala
− Akumulasi darah/serum subkutan, ekstraperiosteal
− TIDAK diperlukan terapi, menghilang dalam beberapa hari.

Sefalhematoma

− Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum
− Benturan kepala janin dengan pelvis
− Paling umum terlihat di parietal tetapi kadang-kadang terjadi pada tulang oksipital
− Ukurannya bertambah sejalan dengan bertambahnya waktu
− 5-18% berhubungan dengan fraktur tengkorak → foto kepala
− Umumnya menghilang dalam waktu 2 – 8 minggu
− Komplikasi: ikterus, anemia
− Kalsifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun
Perdarahan Subgaleal

− Darah di bawah galea aponeurosis


− Pembengkakan kulit kepala, ekimoses
− Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
− Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%)
2. Refleks primitive pada bayi

Refleks primitif adalah gerakan reflektorik yang bangkit secara fisiologik pada bayi dan tidak
dijumpai lagi pada anak-anak yang sudah besar. Refleks-refleks tersebut ialah refleks
menetek, snout reflex, refleks memegang (grasping reflex), refleks glabella dan refleks
palmomental.

- Moro reflex atau startle reflex. Fase awal respon pada moro refleks meliputi abduksi shoulder,
ekstensi forearm, ekstensi trunk dan retraksi kepala. Forearm supinasi dan finger ekstensi.
Terkadang muncul tremor atau klonus di ekstremitas.
Refleks moro muncul pada usia 2-4 bulan. Apabila refleks ini menetap, bayi akan hipersensitif
atau mudah bereaksi terhadap stimulasi. Hipersensitivitas terhadap stimulasi ini menyebabkan
saraf simpatik dan kelenjar adrenal bereakasi berlebih. Jika kelenjar adrenal ini terus disekresikan
maka bayi akan mudah keelahan dan mudah alergi, asma, berkurangnya imun dan penyakit kronik

- Rooting reflex. Refleks ini muncul saat jari ibu menyentuh pipi bayi, maka bayi akan mencari
kearah jari terseut. Refleks ini berguna ketika bayi belajar menyusui. Refleks rooting akan hilang
pada 3-4 bulan. Apabila refleks ini masih menetap, maka bayi akan sensitif terhadap sesuatu
disekitar wajahnya, berantakan ketika makan dan ketangkasannya berkurang.
- Grasping reflex atau palmar reflex. Merupakan refleks yang terjadi ketika jari ibu/benda
diletakkan pada tangannya, maka bayi akan menggenggam jari/benda tersebut. Apabila jari/benda
tersebut akan dibawa menjauh, bayi akan menggengamnya semakin erat. Refleks ini akan hilang
pada 3-4 bulan.
Apabila refleks masih menetap, yang terjadi adalah kesulitan dalam memegang pensil, kesulitan
menulis, kesulitan merangkai kata-kata dan pergerakan tangan.

- Asymmetric Tonic Neck Reflex (ATNR): merupakan refleks yang berguna dalam membantu
bayi keluar dari jalan lahir. Refleks ATNR distimulasi dengan memutar kepala bayi kemudian
lengan bayi akan menekuk di sisi sebaliknya, sedangkan tangan dan kaki yang dilihat akan
ekstensi. Refleks ini disiapkan untuk nantinya agar bayi mampu berguling dan sebaliknya, selain
itu juga berguna unutk mengembangkan koordinasi mata tangan dan aktivitas yang membutuhkan
koordinasi yang menyilang di antara midline tubuh.
Refleks ini akan hilang pada 4-6 bulan. Apabila refleks ATNR menetap akan menghambat
perkembangan keseimbangan, gerak lengan dan kaki secara mandiri dan kesulitan bergerak
dengan kedua sisi tubuh. Selain itu juga memungkinkan terjadinya skoliosis, kesulitan menulis,
kesulitan koordinasi mata tangan kesulitan menyelesaikan tugas yang memerlukan menyilang
antara midline tubuh, misalnya membaca dan menulis.

- Tonic Labyrinthine Reflex (TLR) merupakan reflex yang membentuk posisi bayi dapat tilting
pada kepala ke arah belakang dengan kaku dan kaki menjadi lurus, kaku dan mendorong secara
bersamaan, kaki bayi menuju ke satu titik, elbow dan wrist fleksi dan menyebabkan tangan
menjadi kaku dan jari fleksi. Refleks ini berguna untuk menyiapkan bayi dalam pergerakan
berguling, merangkak, berdiri dan berjalan.
Refleks ini akan hilang pada usia 3-6 bulan. Apabila TLR menetap maka kepala akan kesulitan
untuk fleksi, kesulitan terkonsenstrasi ketika duduk atau membaca, postur yang buruk,
keseimbangan terganggu, dyspraxia, berjalan jinjit, hipo atau hipertonus, tidak menyukai aktivitas
fisik dan kesulitan memaknai bentuk
- Spinal Galant reflex. Refleks ini dapat terjadi ketika bayi dalam posisi prone lying dan ibu
menyentuh salah satu sisi spine bayi. Reaksi normal yang muncul adalah panggul bayi akan fleksi
kearah yang distimulasi, tangan dan lutut menekuk dan kepala terangkat. Stimulasi pada kedua sisi
spine pada saat yang bersamaan akan mengaktivasi sistem urinaria.
Refleks galant akan hilang pada 3-9 bulan. Apabila refleks galant belum hilang akan menyulitkan
bayi untuk duduk, kemungkinan skoliosis, postur yang buruk, hip rotasi salah satu ssi ketika
berjalan, penyakit digestif kronik dan mengompol pada usia 5 tahun
3. Pengertian NKB-SMK, KMK, BMK dan NCB-SMK, KMK, BMK
- NKB: Neonatus Kurang Bulan
- NCB: Neonatus Cukup Bulan
- SMK: Sesuai untuk Masa Kehamilan = AGA (Appropriate for Gestational Age)
bayi yang dilahirkan dengan berat lahir 10 – 90 persentil menurut grafik Lubchenco
- KMK: Kecil untuk Masa Kehamilan = SGA (Small for Gestational Age)
bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <10 presentil menurut grafik Lubchenco
- BMK: Besar untuk Masa Kehamilan = LGA (Large for gestational age)
bayi yang dilahirkan dengan berat >90 presentil menurut grafik Lubchenco.
- NKB-SMK: masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (prematuritas murni)
- NKB-KMK: adalah bayi prematur dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut
usia kehamilan.
- NCB-KMK: adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang dari
normal.

4. Perubahan fisiologi dan adaptasi bayi baru lahir


1. Perubahan sistem pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan
hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan
alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah
surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam
darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan
pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan
tingkat gerakan pernapasan janin.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2) Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang
cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu
kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu
kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang
menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir
selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi
yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada
dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa
kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa
cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan
kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan
mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang
terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan
penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi
janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi
yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke
atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan
itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini
dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi
a. sirkulasi darah fetus
1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a) Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan dalam hepar
b) Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava
inferior.
c) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra
ke dalam ventriculus sinistra
d) Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan
aorta desendens
e) Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam
tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.

2) Sistem sirkulasi fetus


a) Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam
hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b) Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah
besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c) Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior
dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya
ke atrium dextrum
d) Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah
melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk
kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior.
Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami
oksigenase
e) Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium
dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati
valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f) Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional,
yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g) Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam
aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h) Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok
dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1) Penghentian pasokan darah dari plasenta
2) Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3) Penutupan foramen ovale
4) Fibrosis
a) Vena umbilicalis
b) Ductus venosus
c) Arteriae hypogastrica
d) Ductus arteriosus

3. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada
lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha
utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa
menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan
lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai
100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna
mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat
diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu
singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan
tenaga kesehatan (perawat dan bidan) berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan
panas pada BBL.
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat
glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami
hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan
glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya
tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan
glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi
berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,
apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa
gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.
5. Perubahan sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan
reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas
lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas
lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir.
Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on
demand.
6. Sistem kekebalan tubuh/ imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL
membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang,
artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas
utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.

5. Perawatan rutin bayi baru lahir aterm, bayi bugar


Sebagian bayi hanya butuh perawatan sederhana berupa:
− Berikan kehangatan
− Bersihkan jalan napas
− Keringkan
− Nilai warna
Perawatan rutin bayi baru lahir sesudah dilahirkan (juga untuk bayi baru lahir yang lahir di luar
rumah sakit lalu dibawa ke rumah sakit)

− Jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat, hindarkan aliran udara, selimuti
dengan baik.
− Bayi tetap bersama ibunya (rawat gabung).
Tujuan rawat gabung adalah mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat
menyusu langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar pada
bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak, mengurangi risiko kuning,
mencegah penurunan berat badan yang berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko
infeksi dan depresi pada ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu
untuk merawat bayi.
− Inisiasi menyusu dalam jam pertama kehidupan.
Setelah bayi dikeringkan, bayi ditengkurapkan di atas dada atau perut ibu. Kulit bayi
menempel dengan kulit ibu, dan mata bayi diletakkan sejajar dengan puting susu ibu. Ibu
dianjurkan menyentuh bayi dan menyangga ringan bagian bokong bayi. Bayi diberi topi
dan diselimuti. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu. Jika setelah satu jam kontak kulit
ke kulit belum terjadi proses menyusui dini, ibu dibantu untuk mendekatkan bayi ke
putingnya dan bayi diberi waktu untuk melanjutkan kembali proses tadi selama setengah
sampai satu jam. Sebaiknya ibu dapat didampingi oleh suami atau keluarga.
Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi dan membantu
menyukseskan pemberian ASI eksklusif. Selain itu, IMD dapat meningkatkan daya tahan
tubuh bayi karena bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi dan lebih lanjut lagi
bayi akan mendapatkan ASI pertama (kolostrum) yang sangat banyak mengandung zat-zat
kekebalan tubuh.
− Jika mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai permintaan.
Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan ke dalam mulut,
menggemgam tangan, mengeluarkan suarh seperti mengecap-ngecap, ah uh ah. Jangan
tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai kemauan bayi, jangan
dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit, jika diluar itu, evaluasi proses
menyusui. Jika ibu terpisah dengan bayi, lakukan pemerahan ASI dan berikan ASI
menggunakan sendok atau cangkir agar ketika ibu sudah bersama bayi lagi, bayi tetap dapat
menetek dengan ibu.
− Jaga tali pusat tetap bersih dan kering.
Setelah dipotong, tali pusat mungkin akan diolesi cairan antiseptik klorheksidin atau
antiseptik lain. Setelah itu tali pusat dibiarkan terbuka dan kering dan tidak perlu dikompres
dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik. Saat ingin merawat tali pusat, cuci tangan
terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan
jangan ditutup dengan popok maupun gurita. Usahakan agar tali pusat tidak basah, tidak
terkena air seni maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang
bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Biarkan tali pusat terlepas sendiri. Jika
terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada pusat ataupun kulit
disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera kontrol ke tenaga kesehatan terdekat.
JIKA BELUM DILAKUKAN:
− Beri tetrasiklin salep mata pada kedua mata satu kali.
− Beri vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM) di paha kiri.
− Beri vaksin hepatitis B 0.5 mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam sesudah pemberian
vitamin K1.
− Jika lahir di rumah sakit, beri imunisasi BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke
mulut bayi saat akan pulang dari rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai