Anda di halaman 1dari 14

ADAPTASI BAYI BARU LAHIR DENGAN RESIKO TINGGI PERUBAHAN

PERNAFASAN DAN KARDIOVASKULER.

Bayi baru lahir harus memiliki sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh &
mempertahankan eksitensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan biologis besar yang
terjadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan Intrauterin ke Ekstrauterin.
Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.

Beberapa saat dan bebrapa jam pertama kehidupan Ekstrauteri adalah salah satu masa yang
paling dinamis dari seluruh kehidupan. Pada saat lahir, bayi baru lahir berpindah dari
ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai
periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh & berlanjut selama
beberapa minggu untuk system organ tertentu. Beberapa organ, misalnya paru paru, suhu tubuh,
kardiovaskuler, mengalami perubahan yang pest sehingga selesai dengan senpurna dalam
beberapa hari setelah lahir.

(lowdermilk, 1996)

 Transisi ekstrauteri yang terjadi dengan cepat

Transisi ekstrauteri bayi baru lahir yang paling dramatis dan cepat terjadi dalam 4 area, yaitu
system pernapasan, system sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan memperoleh
sumber glucose.
1.Perubahan pernapasan

Pennyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian system
pernapasan. Paru paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg. udara harus
diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius sampai alveoli. Pada pervaginaan normal,
sejumlah kecil cairan keluar dari trakea & paru paru bayi. Dalam 1 jam pertama kehidupan bayi,
system limfatik paru secara kontinu mengeluarkan cairan dalam jumlah besar. Pengeluaran ini
juga dapat diakibatkan perbedaan tekanan dari alveoli sampai jaringan imtertisial & sampai
kapiler pembuluh darah. Penurunan resistensi mempermudah aliran cairan paru paru ini.

Bayi baru lahirtidak dapat mempertahankan pernapasan kecuali jika pusat pernapasan di otak
dan otot-otot pernapasan bekerja mengatur pernapasan. Respon bayi baru lahir terhadap
kemoreseptor dan mekanoreseptor paru menjadi kekuatan penggerak dalam pengaturan
pernapasan lebih lanjut. Napas aktif pertama menghasilkan rangkaian peristiwa tanpa gangguan
yang:

 Membantu perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi dewasa.


 Mengosongkan paru dari cairan.
 Menetapkan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru bayi baru lahir.
 Mengurangi tekanan arteri pulmonalis.

Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dari hidung dan mulut. Banyak bayi baru lahir
megap-megap dan bahkan menangis pada saat itu. Oleh karena itu, pengisapan mulut dan
hidung dengan sebuah suksion karet tidak diperlukan. Beberapa napas pertama
membutuhkan tekanan tinggi karena udara mengalir masuk ke dalam ruang yang terisi penuh
dengan cairan. Bayi baru lahir yang lelah dan terganggu oleh proses kelahiran memerlukan
bantuan bidan untuk membersihkan cairan dan lender dari jalan napas atas.
Pola pernapasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup bulan.
Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur, bervariasi
dari 30 sampai 60 x/menit disertai dengan apnea singkat. Setelah beberapa kali napas
pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan napas besar pada trakea dan bronkus neonatus.
Cairan dalam paru didorong ke perifer paru, tempat cairan tersebut di absorbs. Akhirnya
semua alveolus, mengembang karena terisi udara. Fungsi alveolus maksimum dapat dicapai
jika terdapat surfaktan yang adekuat dan aliran darah yang melalui mikrosirkulasi paru
adekuat.

(Hamilton, 1995)

1. Perubahan kardiovaskuler/sirkulasi

Aliran darah dari placenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan ini
meniadakan suplai oksigen placenta dan menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi
selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru
sebagai respon terhadap tarikan napas pertama.

Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa system bertekanan rendah. Karena


paru adalah organ tertutup yang berisi cairan. Paru memerlukan aliran darah yang
minimal. Sebagian besar darah janin yang teroksigenasi melalui paru dan malah mengalir
melalui lubang antara atrium kanan dan kiri yang disebut foramen ovali. Darah yang kaya
oksigen ini kemudian secara istimewa mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.
Karena tali pusat di klem, system bertekanan rendah yang ada pada unit janin
placenta terputus. System sirkulasi bayi baru lahir sekarang merupakan system sirkulasi
tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri sendiri. Efek yang segera terjadi setelah tali pusat
di klem adalah peningkatan tahanan pembuluh darah sistemik SVR ( systematic vascular
resistanse ). Hal yang paling penting adalah peningkatan SVR ini terjadi pada waktu yang
bersamaan dengan tarikan napas pertama pada bayi baru lahir. Oksigen dari napas
pertama tersebut menyebabkan system pembuluh paru relaksasi dan terbuka. Paru
sekarang menjadi system bertekanan rendah.

Kombinasi tekanan yang meningkat dalam sirkulasi sistemik, tetapi menurun


dalam sirkulasi paru yang menyebabkan perubahan tekanan aliran darah dalam jantung.
Tekanan akibat peningkatan aliran darah disisi kiri jantung menyebabkan foramen ovali
menutup. Duktus arteriosus yang mengalirkan darah placenta teroksigenasi ke otak dalam
kehidupan janin, sekarang tidak lagi diperlukan. Dalam 48 jam duktus itu mengecil dan
secara fungsional menutup. Darah teroksigenasi ini, yang sekarang secara rutin mengaliri
melalui duktus arteriolsus, juga menyebabkan duktus itu mengecil. Akibat perubahan
dalam tahanan sistemik dan paru, dan penutupan pintas duktus arteriosus serta foramen
ovali melengkapi perubah radikal pada anatomi dan fisiologi jantung. Darah yang tidak
kaya oksigen masuk ke jantung neonatus, menjadi teroksigenasi sepenuhnya di dalam
paru dan dipompa ke semua jaringan tubuh lainnya.

Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi di dalam jantung
dan sirkulasi bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini tidak selesai secara anatomis dalam
beberapa minggu. Penutupan fungsional foramen ovali dan duktus arteriosus terjadi
segera bayi baru lahir. Sangat penting bagi perawat untuk memahami bahwa perubahan
dari sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling berhubungan
dengan fungsi pernapasan dan O2 yang adekuat.

Frekuensi denyut jantung rata-rata 140 x/menit saat lahir, dengan variasi berkisar
antara 120 dan 160 x/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dari frekuensi bayi bangun.
Pada usia 1minggu, frekuensi denyut jantung rata-rata ialah 128 x/menit saaat tidur dan
163 x/menit saat bangun. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan
diastolic bayi baru lahir ialah 42. (Helen Varney, 2003)
Peritiwa mekanis Rekoil dada + Stimulus sensori kimia,suhu, mekanis

(penekanan thoraks pada

kelahiran pervagina)

Cairan paru hilang Tekanan intratoraks negatif Aktivasi nafas pertama

Masuknya udara

Permulaan berkurangnya Peningkatan PO2 alveoli

tegangan Permukaan alveoli

Penurunan tekanan interstitial Pembukaan pembuluh darah paru

Peningkatan volume darah paru Peningkatan aliran pembuluh darah paru

Peningkatan sirkulasi limfe

Peningkatan oksigenasi yang adekuat


(Irene M. Bobac, 1996)

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Pengkajian setelah kalahiran terjadi dalam tiga tahapan:

1. SEGERA, menggunakan system scoring apgar untuk kondisi fisik dan scoring gray untuk
interaksi bayi-orangtua.
2. TRANSISIONAL, selama periode reaktivitas.
3. PERIODIK, dengan pengkajian fisik secara sistematis.

Pengkajian bayi baru lahir yang akurat dalam 12 dan 24 jam pertama kehidupan
didasarkan pada pengetahuan tentang pola transisi yang “normal”. Denyut dan bunyi jantung,
pernapasan, dan aktivitas motorik secara keseluruhan mengikuti pola yang berbeda, yang bias
menjadi abnormal pada periode usia lain, tetapi dapat menjadi normal selama interval tertentu
dalam periode transisi.

Perawatan pertama kali dan yang paling penting yang diberikan pada neonatus setelahh
lahir adalah untuk membersihkan hidung dan mulut serta cairan amnion sehingga jalan nafas
terbuka. Langkah ini biasanya dilakukan oleh dokter atau perawat sesaat setelah bayi dilahirkan.
Kepala bayi harus diletakkan lebih rendah dari tubuhnya dan dibaringkan ke salah satu sisi
sehingga bila terjadi regurgitasi cairan amnion tidak akan memasuki paru-paru. Bila pernapasan
tidak maksimal, tindakan resusitasi yang lebih intensif mulai segera dilakukan.

Tidak semua bayi baru lahir memulai pernapasan segera setelah lahir dan tidak juga
menangis pada saat kelahiran. Terutama bila bidan telah membuat suasana yang rileks di ruang
kelahiran, dengan lampu redup dan suara berbisik. Namun, beberapa bayi tampaknya merasa
tidak nyaman saat lahir! Begitu bayi berada dalam pelukan ibu dan tenang dalam kontak kulit-
ke-kulit, bayi biasanya akan rileks dan berhenti menangis, sering membuka matanya, dandengan
sabar akan menyusu kea rah payudara. Kemunngkinan masalahnya adalah sebagai berikut :

 Bila bayi lambat memulai respirasi namun sehat (denyut jantung, tonus, dan kulit baik)
perawat dapat merangsang bayi dengan menggosok bayi dengan handuk atau
mengangkatnya ke udara dingin. Bila bayi gagal bernapas efektif, perawat perlu
mempertimbangkan upaya resusitasi yang lebih invasive.
 Bayi takipnea (respirasi >60 per menit pada bayi aterm), grunting atau reaksi sterna
kemungkinan menderita infeksi serius, aspirasi mekonium, dan masalah respirasi atau
jantung.
 Bayi yang sangat berlendir, yang tampak hampir tenggelam dalam sekresi, memerlukan
pengisapan segera. Bayi seperti ini terus memproduksi sekresi berlebih dan mungkin
mengalami atresia esophagus.
 Tangisan bayi baru lahir sehat berbeda-beda namun yang biasanya jelas dengan nada
tinggi atau “iritabel”, bias menunjukkan iritasi serebral.

Pengkajian segera denyut jantung bayi baru lahir dapat dengan mudah dilakukan dengan
meletakkan dua jari langsung ke dada di atas jantung, atau dengan memegang dasar punting tali
pusat dan menghitung denyutan jantung. Dengan pengalaman, ini merupakan cara cepat
mengkaji berbagai masalah. Kemungkinan masalahnya adalah sebagai berikut :

 Bradikardia bisa segera hilang bila tanda lainnya baik. Bila tidak, perawat perlu
mempertimbangkan upaya resisutasi yang lebih aktif.
 Takikardia bisa terjadi sebelum kelahiran dan bisa menunjukkan bahwa bayi mengalami
infeksi, aspirasi mekonium, dan masalah respirasi atau jantung.

Pengkajian juga dapat berupa pertanyaan-pertanyaan untuk dapat mempermudah


mengidentifikasi masalah yang akan terjadi pada bayi baru lahir. Pengkajian ini dilakukan
secara per system.
 Sistem pernapasan

Pertanyaan yang harus perawat ajukan pada diri sendiri

1. Apakah terdapat gerakan dinding dada yang ttidak sama ? sulit sekali menentukan
gerakan dinding dada yang tidak sama dengan melihat dada bayi dari atas. Akan tetapi,
cobalah melihat bayi sejajar mata anda, perhatikan dada dari sisi ke sisi dan dari kepala
ke ujung kaki.
2. Apakah terdapat suara nafas yang tidak sama ? apakah suara menurun pada setiap
lobus ?
3. Apakah terdengar bunyi rales, ronki, dan mengi ? bunyi ini menunjukkan bahwa adanya
sejumlah masalah, seperti pneumonia, edema paru, gagal jantung kongestif, atau bahwa
jalan nafas perlu dihisap.
4. Apakah terdengar grunting, nafas cuping hidung, atau retraksi ?
5. Apakah frekuensi nafas di luar parameter normal (30-60 kali/menit)
Apnea (henti nafas lebih dari 15-20 detik). Apnea terjadi akibat berbagai alas an,
seperti stress, sepsis, obstruksi jalan nafas, atau apnea prematuritas.
Takipnea (misalnya, frekuensi nafas lebih dari 60 kali/menit).
Kecepatan nafas kurang dari 30 kali/menit bisa menngindikasikan bahwa
pernafasan tidak dihitung selama satu menit penuh sepanjang pernafasan.
6. Apakah bayi memerlukan ventilasi bantuan (assisted ventilation) ?

 Sistem kardiovaskuler

Pertanyaan yang harus perawat ajukan pada diri sendiri

1. Apakah ada kecepatan atau ritme yang abnormal ? aritmia jinak dan patologis terjadi
pada bayi baru lahir.
2. Apakah terdapat prekordium aktif ? prekodium aktif mengandung makna perawat dapat
melihat jantung berdebar melalui dinding dada. Hal ini mengindikasikan jantung bekerja
terlalu keras.
3. Apakah denyut nadi perifer tidak sama, lemah atau kuat ? jika tekanan darah sistolik
pada ekstremitas atas lebih besar dari pada ekstremitas bawah (>15 mmHg), maka
perawat harus mencurigai penyempitan (koarktasio) aorta.
4. Apakah waktu pengisian kapiler lebih (CRT) dari 3 detik secara sentral ?
5. Apakah tekanan darah rata-rata di luar parameter normal untuk berat badan bayi ?
6. Apakah kadar hematokrit terlalu tinggi atau terlalu rendah ? jika hematokrit terlalu
tinggi, akan muncul tanda-tanda polisitemia dan perawat harus melakukan pemeriksaaan
kulit. Jika kadar hematokrit terlalu rendah, akan terjadi anemia dan perawat harus
melakukan pemeriksaan kulit.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Analisis makna temuan yang dikumpulkan selama “periksa cepat” atau pengkajian
sistemik mengarah pada penetapan diagnose keperawatan. Diagnose keperawatan yang mungkin
ditegakkan untuk bayi baru lahir beresiko adalah sebegai berikut

 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
Adanya secret
Anatomi bayi baru lahir
Ketidakmaturan atau kelainan congenital
 Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
Ketidakmaturan
Stress dingin
 Termoregulasi tidak efektif yang berhubungan dengan
Ketidakmaturan fisiologis
Rasio masa tubuh terhadap permukaan tubuh besar
Gangguankongenital
 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
Ketidakmaturan
Gangguan pernapasan
Gangguan congenital
 Resiko tinggi perubahan pangasuhan yang berhubungan dengan
Kondisi fisik bayi saat lahir
Berpisah dari bayi

PERAWATAN KOLABORATIF/RENCANA KEPERAWATAN

Perawatan segera

A. Di ruang persalinan
1. Jalan napas membersihkan jalan napas adalah perawatan terpanting.
2. Tali pusat digunting oleh perawat, dokter, atau bapak dan dijepit atau diikat.
3. Tindakan resusitasi
a. Membersihkan jalan napas penghisapan
b. Mendorong oksigen ke dalam paru-paru pernapasan mouth-to-mouth atau
intermittent positif pressure.
c. Merangsang bayi untuk bernapas metode fisik.
4. Lingkungan
a. Efeknya pada bayi menggigil tiba-tiba, setelah itu kedinginan memberikan
efek tang lebih buruk.
b. Lingkungan termal netral ideal; mempertahankan kehangatan suhu tubuh yang
konstan.
5. profilaksis untuk mencegah oftalmia neonatrum dan infeksi klamidia, salep anti
biotic dibutuhkan pada mata bayi.
6. pencatatan pencatatan rumah sakit dimulai di ruang persalinan.
B.Di ruang perawatan bayi baru lahir.

1. Pembersihan dan pengkajian jangan sampai menggigil; gunakan sedikit mungkin


air.
2. Penimbangan dan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
3. Perawatan tali pusat amati terhadap hemoragi, bersihkan, oleskan dengan alcohol
70%.
4. Pakaian dan selimut harus ringan dan steril.
5. Posisi ke samping dangan kepala rendah
6. Member makan dan istirahat NPO selama 12 sampai 16 jam

EVALUASI/HASIL YANG DIHARAPKAN

Selama langkah penting ini, hasil akhir yang diharapkan diidentifikasi untuk memenuhi
kebutuhan unik bayi baru lahir beresiko selama transisi. Hasil akhir ini harus berorientasi pada
pasien dan melibatkan partisipasi orangtua sejauh kondisi bayi dan kesiapan orangtua
memungkinkan. Hasil akhir yang diharapkan meliputi :

Jalan napas bayi baru lahir akan tetap lancar.


Pernapasan bayi akan tetap dipertahankan.
Bayi akan mempertahankan suhu aksila antara 36,6 dan 37 C.
Kebutuhan napas seluruh jaringan bayi akan terpenuhi (misalnya, gas darah dan
keseimbangan asam basah akan dipertahankan dalam batas normal).
Kebutuhan metabolic bayi akan terpenuhi dengan asupan nutrisi yang adekuat.
Hubungan-orangtua bayi akan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

1. M.Bobak Irene, dkk. 1996. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
2. Hamilton Persis Mari. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
3. Varney Helen, dkk. 2003. Buku Ajar Aasuhan Kebidanan. EGC: Jakarta.
4. Chapman Vicky. 2003. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. EEG: Jakarta.
Tali Pusat di klem

Memutus aliran darah plasenta (sirkuit tahanan rendah untuk darah)

Penutupan duktus venesus Peningkatan tahanan sistemik

Darah ke hati & system portal Tekanan dalam atrium


kanan menurun
dibandingkan tekanan
pada atrium kiri

Lingkungan yang dingin Napas pertama Perubahan dari pirau


(shunting) kanan ke kiri
menjadi aliran darah kiri
Cairan ke kanan
Ekspansi paru paru
keluar

Peningkatan kadar
oksigen dalam sirkulasi
Penurunan tahanan paru
pembuluh darah paru

Peningkatan tekanan Penutupan duktus


dalam atrium kiri arteriosus

Penutupan foramen
ovali
ssss (irena M.Bobak, 1996)

Anda mungkin juga menyukai