Adaptasi fisik bayi baru lahir harus diselesaikan selama periode neonatal mencapai
28 hari kehidupan. Penyesuaian kehidupan diluar uterus selama 24 jam merupakan masa yang
kritis bagi neonatus untuk selamat. Bayi baru lahir dianggap kecil sekali dan lemah,
sepenuhnya tergantung pada orang lain. Dalam satu menit pertama setelah dilahirkan secara
normal BBL beradaptasi dari keberadaan fetal yang tergantung kekeadaan mandiri,
kemampuan mendapatkan oksigenasi dan melanjutkan proses kehidupan. Memahami dan
menyadari transisi ini penting untuk mengkaji BBL.
ADAPTASI NEONATUS
TERHADAP KEHIDUPAN DILUAR UTERUS.
ADAPTASI FISIOLOGIS.
Adaptasi system pernapasan
Adaptasi utama kekehidupan diluar uterus yang diperlukan neonatus adalah
kemampuan untuk bernapas. Kemampuan ini tergantung pada berbagai factor yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan perkembangan fetal. Dalam mempersiapkan tuntutan pada system
pernapasan yang begitu hebat pada saat kelahiran, fetus secara normal mulai bernapas saat
bergerak dalam uterus. Untuk mempermudah ekspansi alveoli dengan udara ketika ambil
napas pertama, alveoli fetal diisis dengan cairan paru fetal. Cairan paru fetal
mengembangkan alveoli dan memperbaiki kemampuan kantong udara ini untuk merenggang dan
tetap terbuka saat udara dihirup. Kemampuan jaringan paru mengembang saat inspirasi dan
relaks sebagiannya ntuk mengizinkan ekshalasi Co2 selama ekspirasi dikenal sebagai
kompliance paru.
Paru-paru vetal harus dikembangkan secara cukup untuk mengahasilkan surfalktan,
suatu kompleks fosfolipid yang menurunkan tegangan permukaan dalam alveoli dan mencegah
kolapsnya alveoli saat ekspirasi. Surfaktan dihasilakan oleh sel-sel paru jenis II, yang mulai
memproduksi fosfolipid dalam jumlah sedikit pada minggu ke24-26 kehamilan. Sekresi
surfaktan paru menjadi lebih banyak setelah kehamilan mgg 35-36, sehingga
penggelembungan paru-paru berhasil dan mencegah kolapsnya atau atelektasis selama fase
ekspirasi saaat bernapas.
Vaskuler bed paru harus dikembangkan dan berada dekat dengan jarinfgan paru supaya bisa
terjadi pertukaran gas. Akhirnya bayi baru lahir harus memiliki system syaraf pusat yang
utuh untuk memulai dan mengkoordinir usaha pernapasan
Awal Pernapasan.
Pernapasan pertama dirangsang oleh factor-faktor mekanika, kimia, sensori, dan
rangsangan thermal.
Rangsangan Kimia.
Fetus mengalami asfiksia sementara. Ini akibat interupsi dari aliran darah placenta
selama kontraksi uterus, penekanan, dan pemotongan tali pusat saat lahir. Chemoreseptor
diarteri karotis dan aorta dirangsang oleh tekanan arterial oksigen (PaO 2) yang menurun dan
Rangsangan fisik.
Neonatus diserang dengan berbagai macam rangsangan selama persalinan dan
kelahiran. Bahkan ketika rangsangan taktil, visual, auditory, dan olfactory dikurangi, seperti
lingkungan yang tenang, gabungaln efek –efek tetap menghasilkan permulaan pernapasan.
Rangsangan termal.
Tampaknya dingin merupakan rangsang yang kuat untuk mulai bernapas dan neonatus.
Ketika bayi baru lahir hangat, basah pada tubuh dilepaskan dengan cara evaporasi yang dapat
menyebabkan temperatur kulit dengan cepat menurun. Reseptor thermal, khususnya pada
muka dan paru, melepaskan impuls kemedula, mencetuskan pernapasan yang pertama.
Terpaparnya terhadap dingin dapat menyebabkan menurunnya temperatur pusat dan
berakibat pada depresi pernapasan dan asidosis.
Rangsangan mekanikal.
Selama melewati jalan lahir, kurang lebih 30%dari cairan paru-paru fetal dalam jalan
napas dan alveoli terperas keluar. Jumlah cairan tersebut kurang lebih 30 ml dari cairan
trachea dipaksa keluar lewat orofarink sebelum lahir. Selama kelahiran pervagina, begitu
dada dilahirkan, terjadi recoil dinding paru, sehingga udara dikeluarkan ke dalam sebahagian
saluran bersih. Bayi yang dilahirkan dengan cecarea tidak mengalami penekanan pada thorax
dan bisa menderita karena distress pernapasan sementara yang disebabkan oleh cairan paru
fetal.
Adaptasi Kardiovaskuler.
Adaptasi Hepatik.
Methabolisme karbohidrat.
Fetus menyimpan glikogen pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan pada saat lahir
neonatus harus mempertahankan homeostatis glucose dengan menghasilkan dan mengatur
suplay vglukosenya sendiri. Ini mebutuhkan aktifitas dari glukoneogenesis dan glikolisis.
Glukoneogenesis terjadi segera setelah lahir walaupun kurang dibandingkan dengan orang
dewasa. Glucose adalah sumber energi yang utama pada jam-jam pertama sete;ah lahir
sebelum menyusui. Otak pengguna glucose yang wajib sperti saraf perifer, sel darah merah
dan putih dan medulla ginjal. Begitu kadar glucose menurun terjadi glukogenolisis dan glucose
dilepaskan kedalam aliran darah neonatus untuk mempertahankan kadar glucose darah kurang
lebih 60 mg/dl. Simpanan glycogen dapat kurang dengan cepat dengan adanya
stressorseperti asfikia saat lahir atau hipothermi. 90% simpanan glycogen hepar mungkin
digunakan pada 3-4 jam kehidupan akibatnya terjadi hipoglikemi. Hipoglikemi digambarkan
sebagai kekurangan glucose 30 mg/dl selama 72 jam kehidupan.
Insulin, glukagon, dan hormon pertumbuhan merupakan tiga hormon utama yang
terlibat dalam hemostatis glucose, ada saat lahir. Kadar normal serum insulin pada neonatus
yang puasa berkisar antara 6-24uU/ml. Sekresinya tersendat-sendat selama 2 minggu I
kehidupan karena system endokrin belum matang.
Koagulasi darah.
Factor pembekuan merupakan elemen penting dalam proses homeostatis.factor
pembekuan ibu tidak menembus plasenta. Ketidak matangan hati saat lahir menyebabkan
kurangnya hati kurang mensistesis factor pembekuan untuk sementara dan waktu pembekuan
darah pada neonatus memanjang. Keempat factor digiatkan dibawah pengaruh vitamin K yang
dihasilkan oleh bakteri dalam usus. Tetapi karena saluran pencernaan steril sampai lahir dan
flora normal usus tidak dibuat sampai neonatus mulai minum susu, kadar vitamin K tetap
rendah sampai kurang lebih hari ke-8 setelah lahir. Oleh karena itu, bayi baru lahir berada
pada resiko khusus terjadi gangguan perdarahan antara hari kedua dan kelima kehidupannya
yang dikenal dengan penyakit hemolitik. Untuk alas an inilah maka pada bayi yang baru lahir
diberikan vitamin K prophylaksis untuk melindunginya terhadap terjadinya perdarahan.
Simpanan besi.
Neonatus dilahirkan dengan penumpukan simpanan besi selama kehiduan fetal. Jika
intake besi ibu tidak cukup bayi akan kekurangan besi untuk menghasilkan sel darah merah
sampai kurang lebih usia 3-5 bulan. Begitu sel darah merah lysis setelah lahir besi disiklus
kembali dan disimpan dalam hati sampai diperluhkan untuk produksi sel darah merah yang
baru. Jika intake besi ibu kurang selama hamil,tambahan besi harus diberikan pada bayi
seperti obat atau formula iron-fortified selama tahun pertama kehidupan .
Adaptasi gastrointestinal.
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan normal menurut neonatus makan,
mencerna dan mengabsorbsi cukup nutrient. Walaupun secara struktur dan fungsional belum
matang, saluran pencernaan mampu mencerna dan menyerap susu ibu dan mengubah susu sapi
dan membuang hasil sampah.mulut dibentuk untuk mempermudah menyusui. Langit-langit
keras yang melengkung, otot pengisapan yang kuat dalam mulut dan rahang dan lapisan lemak
pada pipi membantu bayi baru lahir menjepit putting susu dan memeras areola mamae selama
menyusui. Taste bud bertempat terutama pada ujung lidah dapat membedakan antara manis
dan asam kelenjar ludah tidak matang dan produksi air ludah kurang.
Kemampuan lambung terbatas pada hari pertama kehidupan 40-60 ml. Saluran intestinal
neonatus secara proporsional lebih panjang dari orang dewasa dan mempunyai permukaan
penyerapan yang lenih besar.
Adaptasi renal.
Kebanyakan bayi baru lahir urneren dalam 24 jam setelah lahir. Kencing pertama bisa
berwarna kuning gasing gelap dan berasap karena berisi mukosa dan urat. Berat jenis urine
neonatus rendah karena kemampuan untuk memekatkan urine oleh nefron belum matang.
Nilainya berkisar antara 1.006-1.012 (Richardson,1991). Kecepatan filtrasi juga masih
rendah
Adaptasi iminologi
Fetus mampu mensintesis imunoglobin tertentu dalam jumlah kecilpada usia
kehamilan 20 mgg ; IgM, IgG, IgE, juga kekebalan pasif untuk melawan berbagai penyakit
bacterial dan virus. Dimana ibu sudah membuat antibody.
Adaptasi hematopoetik.
Produksi sel darah merah.
Untuk mengkompenisasi O2 yang rendah dalam uterus, fetus mempunyai perhitungan
eritrosis dan hemoglobin yang lebih tinggi. Jumlah eritrosis pada BBL berkoisar antara 5.0-
7.5 juta/mm3, hematokrit juga tinggi antara 45%-65%
Konsentrasi hemoglobin.
Beberapa jenis Hb terdeteksi pada neonatus. Hgb fetal memiliki kemampuan yang
lebih besar dalam mengangkut oksigen disbanding Hgb A, merupakan bentuk yang paling
dominan 79-89%.setelah lahir HgbA secara perlahan-lahan meningkat begitu produksi HgbF
berhenti. Kadar Hb BBL berkisar antara 15-20g/dl. Begitu sel darah merah turun kadar Hb
juga menurun menjadi 10-11 g/dl pada titik terendah.
Hitung platelet.
Pada BBL fungsi platelet berkisar antara 150.000-400.000/mm 3 trombositopenia
bisa ditemukan jika ada sepsis pada neonatal.
Pada periode segera setelah lahir neonatus berkembang melalui perilaku yang dapat
diduga dan dikenal dengan periode reaktifitas yang terbagi dalam :
1. Periode reaktivitas yang pertama.
Berakhir 15-30 menit setelah dilahirkan.
2. Periode inaktivitas. Berakhir 2-4 jam setelah lahir.
3. Periode reaktifitas kedua. Berakhir dalam waktu 4-6 jam.
PUERPERIUM
Berlangsung selama 42 hari/6 minggu, merupakan waktu yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan kembali kekeadaan yang normal. Dijumpai dua keajdian penting
yaitu : Involusi uterus dan proses Lactasi.
Involusi Uterus.
Setelah bayi dilahirkan uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara
pada bekas inplantasi placenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapisan otot yang membentuk
anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna dengan demikian terhindar dari
perdarahan postpartum.
Pada involusi uteri jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-
angsur akan mengecil sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat
30 gram. Proses proteolitik adalah pemecahan protei yang akan keluar melalui urine.
Prosees involusi uteri pada beks inplanyasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut :
Bekas inplantasi segera setelah placenta lahir seluas 12 x15 cm, permukaan
kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.
Pada pembuluh darah terjad pembentukan trombose disamping pembuluh darah
tertutup karena kontraksi otot rahim.
Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada mgg kedua sebesar 6-8cm dan
akhir puerperium sebesar 2 cm.
Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan
lokia.
Luka bekas implantasi placenta akan sembyh karena pertumbuhan endometrium
yang berasal dari tepi luka dan lapiasan basalis endometrium.
Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium.
Beberapa tahun yang lalu dicetuskan gagasan menjadwalkan pemberian ASI, untuk
meningkatkan tumbuh kembang bayi. Suasana demikian menguntungkan pabrik susu formula
dan ibu-ibu mempunyai aktivitas diluar rumah. Berbagai penelitian menunjukan gagasan
memisahkan bayi dengan ibu, menjadwalkan pemberian ASI,menggantikan dengan susu
formula kurang menguntungkan. Banyak terjadi penyakit diare dan mudah terkena infeksi
penyakit lainnya.oleh karena itu ;gagasan rawat gabung “yang merupakan metode perawatan
bayi secara tradisional dikembalikan dan mendapat tempat dalam perawatan anak moderen .
Pemberian ASI dipercepat segera setelah diisapkan pada putting susu ibu dengan keuntungan
sebagai berikut:
1. Rangsangan Putingsusu ibu,memberikan refleks pengeluaran oksitosin kelenjar hipofisis,
sehingga pelepasan plasenta akan dapat dipercepat.
2. Pemberian ASI mempercepat involusi uterus menuju keadaan normal.
3. Rangsangan putting susu ibu mempercepat pengeluaran ASI, karena oksitosin bekerja
sama dengan hormon prolakt
Persiapan pemberian ASI mulai sejak pemeriksaan payudara terutama bagi ibu
dengan kehamilan pertama .
Terdapat beberapa bentuk putting susu, yang memerlukan perawatan khusus
Yaitu putting susu yang kecil ,putting susu yang dasar, dan putting susu yang tertarik ke
dalam . Perawatan putting susu dilakukan setiap mandi dengan jalan:
1. Menarik-narik putting susu sehingga menonjol.
2. Membersihkan putting susu dengan minyak kelapa atau vaselin.
3. Putting susu yang masuk kedalam atau mendatar dapat ditarik dengan pompa susu atau
melakukan tindakan operasi.
Pemberian ASI dianjurkan call feeding dengan penilaian bayi menangis kemungkinan
lapar atau popoknya basah karena kencing atau berak. Bila ternyata tidak basah atau karena
berak dan kencing kemungkinan bayi lapar sehingga perlu minum ASI. Dengan demikian bayi
menunjukan rasa laparnya dengan jalan menangis.
Komposisi ASI
ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya ,mempunyai nilai biologis
tertentu ,dan mampunyai substansia yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang membedakan ASI
dengan susu formula. Pengeluaran ASI tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang
keluar dari ibu dengan kelahiran premature akan berbeda denga ibu yang bayinya cukup
bulan. Dengan demikian pengeluaran ASI sudah diatur sehingga sesuai dengan tuanya
kehamilan.
Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas:
1. Kolostrum.
Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi .
Mengandung : imunoglobulin , laktoferin , ion-ion [Na, Ca, K, Zn, Fe],
vitamin[A, E, K, dan D], lemak dan rendah laktosa.
Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI yang
mulai berwarna putih.
2. ASI transisi [ antara].
Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembanga usus bayi, sehingga dapat
menerima susunan ASI sempurna .
Terdapat beberapa pengertian yang salah mengenai kolostrum , yang diperkirakan ASI
yang kotor , buruk sehingga tidak patut diberikan pada bayi . Ternyata kolostrum sebagai
pembuka jalan agar bayi dapat menerima ASI penuh . Kolostrum banyak mengandung
antibody dan anti infeksi serta dapat menumbuhkembangkan flora dalam usus bayi, untuk
siap menerima ASI. Memperhatikan perkembangan pengeluaran ASI, tiada ASIyang tidak
berguna. Alam telah memparsiapkan bayi untuk tumbuh kembang hanya dengan ASI sampai
umur empat bulan.
Catatan:
1. Bayi dengan umur 0 sampai 4/5 bulan cukup ASI saja.
2. Setelah berumur 4 bulan pemberian ASI memerlukan makanan tambahan berupa
bubur susu atau nasai tim, buah dan sebagainya ,sehingga mencapai umur satu tahun
sudah siap mendapatkan makanan sepperti orang dewasa.
3. 850ml/hari, selama enam bulan 153.000ml,dengan jumlah kalori 108.000
kalori.Sedangkan susu sapi diperlukan 155.500 ml,susugula 18.300ml dan susu bubuk
sebanyak 24.600 gram.
Kenyataannya, pemberian ASI yang dikombinasikan denga pemberian susu botol tidak
dapat dihindari, karena ibu-ibu bekerja di luar rumah sedangkan di tempat kerja tidak
terdapat fasilitas untuk memberikan ASI dan penampungan bayi.
Untuk ibu pekerja dapat dipecahkan dengan jalan;
1. Dapat memberikan susu formula, tetapi sebaiknya dengan sendok, sehingga bayi
tidak merasakan enaknya mengisap dot, yang mengeluarkan susunya sangat mudah dan
cepat menyebabkan kenyang.
2. ASI dapat diperas dan segera dibawa pulang untuk diberikan bayi dengan memakai
sendok.
Rawat gabung
Dalam upaya untuk menggalakan kembali pemberian ASI , rawat gabung merupakan
langkah awal yang sangat penting .pada saat propaganda susu formula , bayi yang baru lahir
dipisahkan dan disiapkan untuk diberikan susu formula .berdasarkan evaluasi tahun terakhir
ternyata bahwa sikap demikian merugika bayi dan ibunya dengan terjadi kesakitan sampai
kematian bayi yang tinggi .kesadaran untuk kembali pada system lama mendapat inspirasi dari
orang- orang “hippies” yang selalu memberikan ASI dan terbukti bayinya sehat dan tumbuh
kembang dengan baik .
Kini rawat gabung disebar luaskan dengan gigih untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusi sejak awal kehidupan bayi diluar rahim dengan jalan memberikan ASI dan
dirawat langsung oleh ibunya dalam satu ruangan .Dengan berpedoman demikian maka rawat
gabung yang direncanakan sebaiknya memenuhi beberpa syarat:
1. Ruangan dengan ibu dan bayi normal dalam jumlah yang terbatas.
2. Terdapat kelengkapan :
Tempat merawat bayi sehat .
Tempat tidur ibu dan bayinya .
Toilet lengkap.
3. Seorang petugas yang mempunyai kemampuan :
Memberikan petunjuk untuk: Merawat payudara, Memberikan ASI yang benar, dan
mengetahui bahwa bayinya telah kenyang
Petunjuk bagaimana tidur bersama bayi .
Memberikan petunjuk tentang: merawat bayi dengan dengan benar, mengganti
popok bayi, memandikan bayi.
Memberikan petunjuk tentang : keadaan patologis pada payudara, merawat
payudara yang lecet. merawat payudara yang infeksi ringan, tanda – tanda abses
payudara dan menentukan bahwa seorang ibu tidak diperkenakan untuk memberikan
ASI.
4. Bayi dengan tindakan operasi :
Bayi dengan seksio sesarea bukan halangan untuk rawat
gabung .
Bayi dengan tindakan operasi persalinan pervaginam
memerlukan observasi sementara sampai keadaan dapat dianggap normal untuk
mendapatkakan rawat gabung dan langsung menerima ASI .
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus
pemberian ASI tidak dibenarkan .
1. Factor dari ibu :
Ibu dengan penyakit jantung yang berat , akan menambah beratnya
penyaki
Ibu dengan pre – eklampsia dan eklampsia ., karena banyaknya obat –
obata
yang telah diberikan , sehingga dapat mempengaruhi bayinya .
Penyakit infeksi berat pada payudara , sehingga kemungkinan menular
pad
bayinya .
Karsisinoma payudara mungkin dapat menimbulkan metastasi.
Ibu dengan psikosis , dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit
diperkirakan
sehingga dapat membahayaka bayi .
Ibu dengan infeksi virus .
Ibu dengan TBCatau lepra .
2. Faktor dari bayi :
Bayi dalam kejang – kejang , yang dapat menimbulkan bahaya aspirasi
ASI
Bayi yang menderta sakit berat ,dengan pertimbangan dokter anak
tidak dibenarkan untuk mendapatkan ASI.
Bayi dengan berat lahir rendah , karena refleks menelannya sulit
sehingga bahaya aspirasi mengancam .
Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan [labiokisis ,
palatognatokisis , labiognatopalatokisis ].
Bayi yang tidak dapat menerima ASI, penyakit metabolisme seperti
alergi ASI
Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya dipertimbangkan
dengan dokter anak .
3. Keadaan patologis pada payudara :
Pada rawat gabung dapat diharapkan bahwa kemungkinan stagnasi ASI yang
dapat menimbulkan infeksi dan abses dapat dihindari . Sekalipun demikian
Masih ada keadaan patologis payudara yang memerlukan konsutasi dokter sehingga
tidak merugikan ibu dan bayinya Keadaan patologis yang merlukan konsultasi
adalah:
Infeksi payudara .
Terdapat abses yang memerlukan insisi .
Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamill dan menyusui .
ASI yang bercampur dengan darah .