Anda di halaman 1dari 13

ADAPTASI EKSTRA DAN INTRA UTERIN

PADA BAYI BARU LAHIR & MASA


TRANSISI NEONATUS

KELOMPOK 1:
 INDRI FIRANTIANA PUTRI
 NAZWAH
 JANNAH FRISKA
 PLISTIANA PUTRI
 REHUEL ZANESHA SIAGIAN
 STEFANIE R. AURELIA SITORUS
 SYAHRANI HUDAYAH
DOSEN : IBU NOVITA Br. GINTING
MUNTHE, SST.M.Keb
ADAPTASI INTRA DAN EKSTRA UTERIN
PADA BAYI BARU LAHIR
Adaptasi intra dan ekstra uterin terdiri dari
 Sistem pernapasan. Selama dalam uterus, janin mendapatkan
oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru-paru. Paru-paru berasal dari titik
tumbuh yang muncul dari pharyng yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus
proses ini terus berlanjut sampai sekitar 8 tahun, sampai jumlah
bronkus dan alveolus sepenuhnya berkembang, walaupun janin
memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan
trimester III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya
jumlah surfaktan.
 SISTEM HEMOTOLOGI. Selama dalam uterus, janin mendapatkan
oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru-paru. Paru-paru berasal dari titik
tumbuh yang muncul dari pharyng yang bercabang dan kemudian
bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus
proses ini terus berlanjut sampai sekitar 8 tahun, sampai jumlah
bronkus dan alveolus sepenuhnya berkembang, walaupun janin
memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan
trimester III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya
jumlah surfaktan.
 Sistem imunologi.Pada kehamilan 8 minggu telah ditemukan
limfosit, dengan tuanya kehamilan maka limfosit juga banyak
ditemukan dalam ferifer dan terdapat pula limfe. Sel-sel limpoit
membentuk molekul immunoglobulin gamma G yang merupakan
gabungan immunuglobulin gamma A gamma M. Gamma G
dibentuk paling banyak setelah 2 bulan bayi dilahirkan. Gamma G
globulin janin didapat dari ibu melalui plasenta. Bila terjadi infeksi
maka janin mengadakan reaksi dengan flasma sitosis, penambahan
folikellimfoit dan sintesis gamma M immunoglobulin. Gamma A
immunoglobulin telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan
banyak ditemukan segera setelah lahir, khususnya sekret dari
traktus urogenital.
 Sistem gastrointestinal. Sistem gastrointestinal pada bayi baru
lahir cukup bulan relatif matur. Sebelum lahir, janin cukup bulan
mempraktikkan perilaku menghisap dan menelan. Refleks
muntah dan batuk yang matur telah lengkap pada saat lahir.
Sfingter jantung (sambungan esofagus bawah dan lambung) tidak
sempurna, yang membuat regurgitasi isi lambung dalam jumlah
banyak pada bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas
lambungpada bayi cukup terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi
baru lahir cukup bulan.Usus bayi baru lahir relatif tidak matur.
Sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis dan kurang
efisien dibandingkan pada orang dewasa sehingga gelombang
feristaltik tidak dapat diprediksikan. Kolon pada BBL cenderung
mengalami kompliksi kehilangan cairan. Kondisi ini mebuat
penyakit diare kemungkinan besar serius pada bayi muda.
MASA TRANSISI NEONATUS
Transisi Kehidupan Ekstrauterin
Periode neonatal adalah periode paling rentan bayi yang sedang
menyempurnakan penyesuaian fisiologis pada kehidupan ekstrauterin.
Tingkat morbiditas dan mortalitas neonatus yang tinggi membuktikan
kerentanan hidup selama periode ini. Terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi perubahan fungsi pada neonatus yakni maturasi dan
adaptasi. Maturasi berkaitan dengan masa gestasi, sedangkan adaptasi
merupakan usaha neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan
ekstrauterin. Semakin matur neonatus, maka semakin baik pula
adaptasinya. Pengaruh paling nyata setelah lahirnya bayi adalah
terputusnya hubungan plasenta ibu dengan bayi yang menyebabkan
metabolisme neonatus terganggu. Terputusnya aliran plasenta ke bayi
setelah lahir, mengharuskan neonatus untuk memulai adaptasinya.
Periode ini disebut periode transisi. Perubahan dari sirkulasi janin ke
sirkulasi neonatus terjadi dalam jam-jam pertama setelah lahir dan
kemudian menjadi sirkulasi dewasa setelah minggu-bulan pertama
kehidupan kelahiran
PERUBAHAN FISIOLOGI PADA
NEONATUS
 Sistem Respirasi .Pada saat penjepitan tali pusat, bayi
mengalami perubahan yang cepat dan kompleks. Adaptasi
yang paling penting pada bayi baru lahir adalah sistem
respirasi. Pada saat lahir paru-paru masih terisi cairan dan
harus segera digantikan oleh udara. Tarikan nafas pertama,
bayi baru lahir memulai tahapan perubahan
kardiorespirasi.Pernafasan pertama merupakan hasil dari
refleks yang diinisiasi oleh perubahan tekanan, suhu
dingin, suara, cahaya, dan sensasi lain yang berkaitan
dengan proses kelahiran. Faktor utama yang terpenting
adalah keadaan hipoksia pada akhir masa persalinan dan
stimulus fisik yang merangsang pusat pernapasan di otak.
Selain itu, kompresi paru-paru pada saat persalinan normal
menyebabkan tekanan paru berubah sehingga udara
mampu memasuki paru secara mekanis. Cairan akan
dikeluarkan dari paru dan diserap limfe dan darah.
 Sirkulasi Fetus.Di dalam uterus, darah kaya oksigen mengalir menuju fetus
dari plasenta melalui vena umbilicalis. Meskipun sebagian kecil darah
menuju ke hepar, sebagian besar darah tidak melalui sistem hepatis dan
menuju ke ductus venosus, yang menghubungkan antara vena umbilicalis
dan vena cava inferior. Darah kaya oksigen dari vena cafa inferior
memasuki atrium kanan dan sebagian besar melewati foramen ovale
menuju ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri, dan ke aorta ascendens,
dimana yang terpenting adalah memberi perfusi jantung fetus dan otak.
Darah rendah oksigen dari kepala dan ekstremitas atas kembali ke atrium
kanan melalui vena cava superior, yang mana akan bercampur dengan
darah kaya oksigen dari plasenta. Kemudian darah akan memasuki
ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, dimana 90% dialirkan melalui ductus
arteriosus menuju aorta descendens, menyediakan perfusi untuk setengah
tubuh fetus bagian bawah dan akhirnya kembali ke plasenta melalui dua
arteri umbilicalis. Sisa 10% darah yang berasal dari ventrikel kanan
memberi perfusi jaringan paru untuk mecukupi kebutuhan metabolik.
 Sirkulasi Neonatus.Dengan tarikan nafas pertama neonatus
dan peningkatan kadar oksigen, terjadi peningkatan aliran
darah menuju paru yang menyebabkan penutupan foramen
ovale. Konstriksi ductus arteriosus merupakan proses yang
bertahap yang disebabkan oleh penurunan resistensi
vaskuler paru, peningkatan resistensi vaskuler sistemik dan
sensitivitas terhadap peningkatan kadar PaO2 arteri.
Pemisahan plasenta mengurangi kadar prostaglandin (yang
dibutuhkan untuk mempertahankan patensi ductus) yang
mempengaruhi penutupan. Saat lahir, penjepitan tali pusat
menghentikan fungsi plasenta sebagai reservoir darah,
memicu peningkatan resistensi vaskuler sistemik,
peningkatan tekanan darah, dan peningkatan tekanan
jantung kiri.
 Denyut Jantung dan Bunyi Jantung.Bayi baru lahir cukup bulan
memiliki denyut jantung saat istirahat antara 100160 bpm,
dengan fluktuasi singkat di atas dan di bawah nilai tersebut yang
dipengaruhi oleh fase tidur dan bangun. Sesaat setelah tangisan
pertama denyut jantung bayi dapat meningkat sampai 180 bpm.
Laju denyut jantung pada bayi cukup bulan adalah sekitar 85-100
bpm saat tidur dan 120-160 bpm saat bangun. Denyut jantung
mencapai 180 bpm tidak biasa ketika bayi menangis. Denyut
jantung yang tinggi (lebih dari 160 bpm) atau rendah (kurang dari
100 bpm) harus dievaluasi lagi dalam 30 menit sampai 1 jam atau
saat aktivitas bayi berubah. Segera setelah lahir denyut jantung
dapat dipalpasi dengan memegang dasar tali pusat. Pada bayi
baru lahir, jantung terletak di tengah antara mahkota kepala dan
pantat, dan axisnya lebih transversal daripada orang dewasa.
 VOLUME DARAH.Volume darah bayi baru lahir bergantung pada
jumlah darah yang ditransfer melalui plasenta. Volume darah pada
bayi cukup bulan sekitar 80-85 ml/kgBB. Segera setelah lahir total
volume darah rata-rata 300 ml, namun dapat meningkat sebanyak
100 ml, bergantung pada lamanya bayi terikat pada plasenta. Bayi
prematur secara proporsional memiliki volume darah yang lebih
besar daripada bayi cukup bulan. Hal ini terjadi karena bayi prematur
memiliki volume plasma yang lebih besar, bukan massa sel darah
merah. Penjepitan tali pusat terlalu awal atau terlambat merubah
sirkulasi dinamis bayi baru lahir. Penjepitan terlalu awal mengurangi
rata-rata volume darah, sedangkan penjepitan yang terlambat
memperbanyak volume darah atau disebut transfusi plasenta. Hal ini
menyebabkan pembesaran ukuran jantung, peningkatan tekanan
darah sistolik, dan peningkatan laju pernapasan
 Kegagalan Adaptasi Sistem Kardiovaskuler.Pada saat kelahiran,
sejumlah perubahan sistem kardiorespirasi yang kompleks terjadi.
Sirkulasi fetus yang bergantung pada plasenta untuk pertukaran
gas serta shunt intracardiac dan extracardiac untuk
mendistribusikan darah kaya oksigen ke jantung dan otak, berubah
menjadi sirkulasi neonatus dimana pertukaran gas berpindah ke
paru-paru dan shunt fetus mengalami obliterasi. Penurunan PVR
yang terjadi secara cepat dan menetap ketika tarikan nafas
pertama neonatus merupakan kunci keberhasilan adaptasi
tersebut. Transisi normal pembuluh darah paru terjadi secara
spontan dan cepat pada sebagian besar neonatus, jika gagal akan
menyebabkan persistent pulmonary hypertension of the newborn
(PPHN). Kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas
yang signifikan ini terjadi ketika PVR gagal mengalami penurunan
yang adekuat selama transisi ke kehidupan ekstrauterin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai