Tindakan :
Terjadi paralisis pada Nervus Frenikus yang bersifat unilateral atau
bilateral terjadi paralisis diafragma. Paralisis nervus frenikus biasanya
menyertai paralisis duchene – Erb dan diafragma yang terkena biasanya
diafragma kanan sehingga bila ada paralisis Duchene – Erb perhatikan
pernapasan bayi.
Pada paralisis berat, bayi dapat memperlihatkan sindrome gangguan
pernapasan dengan dispne dan sianosis.
Tindakan : Rujuk ke rumah sakit
3.Paralisis Plexus Brachialis
Kelainan ini dibagi atas :
paralisis Duchenne – Erb, yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh
Kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat di daerah leher pada saat lahirnya bayi,
sehingga terjadi kerusakan pada plexus brachialis. Hal ini ditemukan pada
persalinan sungsang apabila dilakukan traksi yang kuat dalam usaha melahirkan
kepala bayi. Pada persalinan presentasi kepala, kelainan dapat terjadi pada janin
dengan bahu lebar.
Penanggulangannya dengan jalan meletakkan lengan atas dalam posisi abduksi 90°
dan putaran ke luar. Siku berada dalam fleksi 90° disertai supinasi lengan bawah
dengan ekstensi pergelangan dan telapak tangan menghadap ke depan. Posisi ini
dipertahankan untuk beberapa waktu. Penyembuhan biasanya setelah beberapa hari,
kadang-kadang 3-6 bulan.
Kelainan-kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat didaerah leher pada saat
lahirnya bayi, sehingga terjadi kerusakan pada fleksus brachialis. Hal ini ditemukan
pada persalinan letak sungsang apabila dilakukan traksi yang kuat dalam usaha
melahirkan kepala bayi. Pada persalinan presentasi-kepala, kelainan dapat terjadi
pada janin dengan bahu lebar. Disini kadang-kadang dilakukan tarikan pada kepala
agak kuat ke belakang untuk melahirkan bahu depan (Sarwono, 2007).
Trauma pleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan
paralisis Klumpke. Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf
servikalis yang mengalami trauma (Sarwono, 2007).
Penanganan dan Pencegahan Flexus Brachialis
Etiologi :
Akibat tarikan kuat di daerah leher saat bayi lahir sehingga terjadi kerusakan
pada pleksus brakialis.
Diagnosis :
Paralisis Duchene – Erb
Terjadi kelemahan pada lengan untuk fleksi, abduksi serta memutar keluar
disertai hilangnya refleks biseps dan moro.Lengan pada posisi aduksi dan
memutar ke dalam dengan lengan bawah proslasi dan telapak tangan ke arah
belakang
Paralisis Klumpke
Timbulnya kelemahan pada otot fleksor pergelangan sehingga bayi kehilangan
refleks mengenal. Paralisis ini jarang terjadi.
Tindakan : Rujuk ke rumah sakit untuk fisioterapi
4.Paralisis pita suara
Kelainan ini mungkin timbul pada setiap persalinan dengan traksi kuat di
daerah leher. Trauma tersebut dapat mengenai cabang ke laring dari nervus
vagus, sehingga terjadi gangguan pita suara (afonia), stridor pada inspirasi,
atau sindroma gangguan pernafasan. Kelainan ini dapat menghilang dengan
sendirinya dalam waktu 4-6 minggu dan kadang-kadang diperlukan tindakan
trakeotomi pada kasus yang berat.
5.Kerusakan medulla spinalis
Kelainan ini ditemukan pada kelahiran letak sungsang, presentasi
muka atau presentasi dahi. Hal ini terjadi akibat regangan longitudinal
tulang belakang karena tarikan, hiperfleksi, atau hiperekstensi pada
kelahiran.
Jenis-Jenis Persalinan
Persalinan Normal
Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak melukai ibu
maupun bayi (kecuali episiotomi). Terjadinya persalinan membutuhkan tiga
faktor penting, yaitu kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan
keadaan janin. Dengan adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat didorong
kebawah, dan masuk kerongga panggul. Saat kepala janin memasuki ruang
panggul,posisi kepala sedikit menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin.
Posisi ini akan memudahkan kepala janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti
dengan beberapa gerakan selanjutnya. setelah kepala keluar, bagian tubuh janin
yang lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.
Persalinan Dibantu Alat
yaitu persalinan dengan menggunakan alat bantu yang disebut forsep atau
vakum. Jika tidak berhasil maka akan dilakukan operasi caesar.
1. Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)
Disebut juga ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang menggunakan
cup penghisap yang dapat menarik bayi keluar dengan lembut.
Alat ini berpungsi membantu menarik kepala bayi ketika Anda mengejan.
Jadi tarikan dilakukan saat Anda mengejan, dan saat mulut rahim sudah
terbuka penuh (FASE KEDUA) dan kepala bayi sudah berada dibagian
bawah panggul. Jika proses persalinan cukup lama sehingga ibu sudah
kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan tindakan segera
untuk mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum.
Keadaan lain pada ibu, yaitu adanya hipertensi (preeklamsia) juga
merupakan alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu persalinan.
Vakum juga dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan
denyut jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai
80 kali permenit yang menandakan bahwa bayi telah mengalami
kekurangan oksigen (HIPOKSIA).
Efek Samping :
Selain sesuai dengan keadaan diatas, vakum baru boleh dikerjakan bila
3. Persalinan Dengan Operasi Caesar
Tindakan operasi caesar ini hanya dilakukan jika terjadi kemacetan
pada persalinan normal atau jika ada masalah pada proses persalinan yang
dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Keadaan yang memerlukan operasi
caesar, misalnya gawat janin, jalan lahir tertutup plasenta (plasenta previa
totalis), persalinan meacet, ibu mengalami hipertensi (preeklamsia), bayi
dalam posisi sungsang atau melintang, serta terjadi pendarahan sebelum
proses persalinan. Misalnya ibu menderita diabetes, HIV/AIDS, atau
penyakit jantung, caesar bisa dilakukan secara elektif atau darurat
(emergency). Elektif maksudnya operasi dilakukan dengan perencanaan
yang matang jauh hari sebelum waktu persalinan. Elektif maksudnya
operasi dilakukan dengan perencanaan yang matang jauh hari sebelum
waktu persalinan.
4. Operasi Caesar Terencana (elektif)
Kondisi medis ibu
Yang dimaksud operasi caesar darurat adalah jika operasi dilakukan ketika
proses persalinan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena ada
masalah pada ibu maupun janin. Beberapa keadaan yang memaksa
terjadinya operasi caesar darurat, antara lain :
Persalinan macet
b. Perdarahan
Proses Penyembuhan
Pada hari pertama setelah melahirkan, jika diperlukan, Anda diberikan obat dalam
dosis rendah. Beberapa dokter akan membolehkan Anda mulai makan padat dalam
24 jam pertama. Adapula yang menunggu sampai Anda buang angin (kentut)
yang menandakan bahwa usus sudah berfungsi normal.
Pada hari kedua, ibu\ akan merasa tidak nyaman pada perut. Hal ini
terjadi karena organ pencernaan kembali beraktipitas secara normal setelah
mendapat obat penghilang rasa sakit yang menghentikan aktipitasnya.
Kesembuhan masing-masing ibu berbeda tergantung dari daya tahan
dan efek obat bius yang digunakan. Jika selama pemantauan kondisi Anda
stabil, maka dokter akan mengijinkan Anda pulang. Jangan lupa kontrol
kembali kedokter, kira-kira setelah dua minggu.
TERIMAKASIH