Anda di halaman 1dari 39

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

DALAM OPTIMALISASI
KESEHATAN BAYI

ATUN WIGATI, S.SiT,M.Kes


Slide Title

83 % kematian BBL terjadi pada 7 hari pertama


kelahiran (WHO)
Kasus terbesar pada kematian BBL :
1. Asfiksia
2. Infeksi (tetanus)
3. Hipotermi
Slide Title

Pengkajian pada bayi ada 2 tahap

1.pengkajian segera setelah lahir : pengkajian adaptasi dari


intrauterin ke ekstrauterin.
2.pemeriksaan fisik lengkap untuk memeriksa kenormalan
dan mendeteksi adanya kelainan.
• Segera setelah lahir, bersihkan lendir dan
benda2 lain dari mulut, hidung dan
tenggorokan bayi dengan alat penghisap.
• Bayi akan segera bernapas dengan sendiri.
• Tali pusat dijepit pada 2 tempat dan dipotong
diantaranya
• Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan
diatas selimut hangat yg steril atau diatas
perut ibunya.
Pengkajian segera

Apgar score : dr. Virgina Apgar(1950)


Sign 0 1 2
Apperance blue/pale body pink all pink
(color)
limbs blue

Pulse (HR) Absent <100 >100


Grimace none grimace Cry
(respon to stimuli)
Activity limp some flexion Active of limb
(muscle tone)
Respiratory none effort none Slow irreguler Good
• Bayi kemudian ditimbang dan diukur panjangnya.
periksa adanya kelainan yg jelas terlihat, sedangkan
pemeriksaan fisik secara lengkap akan dilakukan
dikemudian hari.
• Menjaga kehangatan suatu hal yg sgt penting
segera mgkn bayi diberi baju dari bhn yg nyaman,
dibedong & kepalanya ditutup u/ mengurangi
kehilangan panas tubuh.
diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik u/
melindungi terhadap infeksi akibat kontak dgn
organisme berbahaya selama persalinan.
• Setelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dlm
tempat tidur bayi yg kecil dalam posisi miring dan menjaganya tetap
hangat.
menindurkan bayi dlm posisi miring akan mencegah penyumbatan
saluran pernapasan oleh cairan atau lendir yg bisa menghalangi
pernapasan.

Beri injeksi Vit K untuk cegah perdarahan


• Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi
dimandikan.
coba untuk tdk membersihkan bhn putih berminyak
(vernik kaseosa) yg menutupi hampir seluruh kulit
bayi baru lahir, karena bhn ini membantu melindungi
terhadap infeksi.
PENGKAJIAN FISIK
dilakukan stlh 12 jam

• Penampilan umum
• Tanda vital
• Ukuran pertumbuhan fisik
• Tekstur kulit, warna
• Kepala dan leher
• Dada
• Abdomen
• Punggung dan anus
• Genetalia
• Ekstremitas
• Pengkajian neurologi
KARAKTERISTIK PERILAKU

1. Status tidur dan terjaga


2. Faktor lain yg mempengaruhi
perilaku bayi
3. Perilaku sensori
4. Respon terhadap rangsangan
lingkungan
Pemeriksaan dimulai dgn serangkaian pengukuran
seperti :
• Menimbang BB, rata2 BBL beratnya adl 3,5 kg
• Mengukur PB, rata2 panjang BBL adl 50 cm
• Mengukur lingkar kepala
• Selanjutnya menilai kulit, kepala, dan wajah, jantung
& paru2, sistem syaraf, perut & alat kelamin bayi

• Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari2 tngan dan


jari2 kaki nampak agak kebiruan krn sirkulasi darah
yg kurang baik dlm jam2 pertama kehidupan BBL.
• Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi
dimandikan.
coba untuk tdk membersihkan bhn putih berminyak
(vernik kaseosa) yg menutupi hampir seluruh kulit
bayi baru lahir, karena bhn ini membantu melindungi
terhadap infeksi.
• Persalianan normal dgn bag kepala yg lebih dahulu keluar, akan
mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan hal ini menetap
selama beberapa hari.
• Tulang2 yg membentuk tengkorak kepala saling bertumpuk untuk
memudahkan lahirnya kepala melalui jalan lahir.
• Memar dan pembengkakkan di kulit kepala adl hal yg sering ditemui
Bayi Resiko Tinggi

Adalah bayi yg mempunyai kemungkinan lebih besar


untuk menderita sakit atau kematian dari pada bayi
lain.
Klasifikasi :
1.Berdasarkan BB
2.Berdasarkan umur kehamilan dan BB
3.Berdasarkan masalah patologis
Neonatus dengan resiko tinggi

Lahir sebelum minggu ke-37 atau sesudah minggu ke-42 kehamilan.


Mempunyai BB kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram.
Menyimpang dari ukuran atau perkembangan yang seharusnya.
Mempunyai riwayat penyakit neonatal yang parah atau kematian
saudara kandungnya.
Dilahirkan dlm keadaan apgar score 0 – 4 pada satu menit pertama.
Dilahirkan oleh ibu yang mengalami berbagai penyakit.
Kehamilan kembar.
Persalinan melalui tindakan pembedahan.
Trauma lahir

• Caput succedaneum
• Cephal hematoma
• Perdarahan intra carnial
• Fraktur clavicula
• Brachial palsi
Neonatus bermasalah
• Asfiksia
• BBLR
• Ikterus
• Tetanus neonatorum
• Infeksi
• Trauma lahir
• Hypoglikemi
• Jantung bawaan
• Gemeli
• Serotinus
• Stomatitis
• Diare
• Gumoh muntah ruam popok
ASFIKSIA NEONATORUM

LATAR BELAKANG
Menurut WHO, setiap tahunnya, sekitar 3%(3,6 juta) dari
120 juta bayi lahir mengalamii asfiksia, hampir 1 juta bayi ini
kemudian meninggal. Di Indonesia dari seluruh kematian balita,
sebanyak 38% meninggal pada masa BBL (IACMYG,2005). Kematian
BBL di Indonesia terutama disebabkan oleh prematuritas (32%),
asfiksia(30%), infeksi (22), kelainan kongelital (7), lain-lain(9) (WHO
2007).Penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah bayi
berat lahir rendah (29%), asfiksia (27%), trauma lahir, tetanus
neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (Wiknjosastro,
2008).
Asfiksia Neonatorum
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak
bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Seringkali bayi
yang sebelumnya mengalami gawat
janin akan mengalami asfiksia
sesudah persalinan. Masalah ini
mungkin berkaitan dengan keadaan
ibu, tali pusat, atau masalah pada
bayi selama atau sesudah persalinan
(Depkes RI, 2009).
ETIOLOGI
1.   Faktor Ibu 2.   Faktor Bayi 3.   Faktor Tali Pusat
– Preeklamsia dan eklamsia. – Bayi Prematur
– Perdarahan abnormal – Persalinan sulit – Lilitan tali pusat.
(plasenta prervia atau (letak sungsang,
solutio plasenta). – Tali pusat
bayi kembar,
– Partus lama atau partus distosia bahu, pendek.
macet.
ektraksi vakum, – Simpul tali
– Demam selama persalinan. forsep) pusat.
– Infeksi berat (malaria,
sifilis, TBC, HIV).
– Kelainan
kongenital – Prolapsus tali
– Kehamilan post matur.
– Usia ibu kurang dari 20
– Air ketuban pusat.
tahun atau lebih dari 35 bercampur
tahun. mekonium
– Gravida empat atau lebih.
Fisiologi pernapasan Bayi Baru Lahir

Oksigen sangat penting untuk kehidupan sebelum dan sesudah


persalinan. Selama di dalam rahim, janin mendapatkan oksigen dan
nutrien dari ibu dengan mekanisme difusi melalui plasenta yang
berasal dari ibu diberikan kepada darah janin. Sebelum lahir, alveoli
paru bayi menguncup dan terisi oleh cairan. Paru janin tidak berfungsi
sebagai sumber oksigen atau jalan untuk mengelurkan CO2
(karbondioksida) sehingga paru tidak perlu diperfusi atau dialiri darah
dalam jumlah besar.
Fisiologi pernapasan Bayi Baru Lahir

• Setelah lahir, bayi tidak berhubungan dengan plasenta lagi dan


akan segera berantung kepada paru sebagai sumber utama
oksigen. Oleh karena itu, maka beberapa saat sesudah lahir paru
harus segera terisi oleh oksigen dan pembuluh darah paru harus
berelaksasi untuk memberikan perfusi pada alveoli dan
menyerap oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Patofisiologi

• Asfiksia adalah keadaan BBL tidak bernapas secara spontan


dan teratur segera setelah lahir. Sering sekali seorang bayi
yang mengalami gawat janin sebelum persalinan akan
mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin
berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat dan
plasenta atau masalah pada bayi selama atau sesudah
persalinan.
Klasifikasi dan Tanda Gejala Asfiksia
ASFIKSIA
BERAT

Tanda Gejalanya:
 Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.
 Tidak ada usaha panas.
 Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.
 Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.
 Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.
 Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau
sesudah persalinan.
ASFIKSIA
SEDANG

Tanda Gejalanya:
 Frekuensi jantung menurun menjadi 60 – 80 kali per menit.
 Usaha panas lambat.
 Tonus otot biasanya dalam keadaan baik.
 Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang
diberikan.
 Bayi tampak sianosis.
 Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama
proses persalinan.
ASFIKSIA
RINGAN

Tanda Gejalanya:
 Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit.
 Bayi tampak sianosis.
 Adanya retraksi sela iga.
 Bayi merintih (grunting).
 Adanya pernapasan kuping hidung.
 Bayi kurang aktivitas.
Penanganan Asfiksia
 Memastikan saluran terbuka (Airways)
 Memulai pernapasan (Breathing)
 Mempertahankan sirkulasi (Circulatin)
 Jika denyut jantung 0 atau 100 x / menit hentikan obat.
 Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian
epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 – 5 menit.
 Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung
tetap / tidak respon terhadap di atas dan tanpa ada
hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB
secara IV selama 2 menit.
Langkah promotif/preventif

• Pemeriksaan selama kehamilan secara teratur yang


berkualitas
• Meningkatkan status nutrisi ibu
• Manajemen persalinan yang baik dan benar
• Melaksanakan pelayanan neonatal esensial terutama
dengan melakukan resusitasi yang baik dan benar
yang sesuai standar
EVIDEN BASED

• THE RELATIONSHIP OF PREGNANCY DISEASE AND LABOR TYPE TO NEONATAL AS- PHYXIA
AT dr DRADJAT PRAWIRANEGARA GENERAL HOSPITAL SERANG
• AUTOR : Nila Marwiyah
• NurseLine Journal VOL 1 No. 2 Nopember 2016 p-ISSN 2540-7937 e-ISSN 2541-464X
• CONCLUSION : The result of statistical test by using Chi Square showed p value of 0.025,
in which p value < alpha (0.05). It can be concluded that the relationship of pregnancy
disease and asphyxia was present. It may happen due to a disease suffered by the mother
such as hypertension and preeclampsia which influences placental uterine circulation of
fetus. A deficient placental uterine circulation impacts on fetus devel- opment disorder
and respiratory disorder. Meanwhile, the relationship of labor type and asphyxia
showed p value of 0.945. It can be concluded that there was no correlation between
labor type and asphyxia
EVIDEN BASED

• THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF PREGNANT WOMEN


WITH HIGH RISK PREGNANCY (4T) IN BPM DESITA, S.SiT PULO ARA VILLAGE
JUANGCITY DISTRICT BIREUEN REGENCY YEAR 2021
• AUTOR : Yolla Asmaul Nufra, Suci Ananda
• Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 7 No. 2 Oktober 2021
• Universitas Ubudiyah Indonesia e-ISSN : 2615-109X
• CONCLUSION : Based on results of the study showed that there was an influence
between maternal age and the incidence of asphyxia, indicated by the value of p
(0.001) < 0.05, thus ha is accepted and ho is rejected. There is an effect between
Birth Weight and the incidence of Asphyxia indicated by p (0.000) > 0.05, thus ho is
accepted and ha is rejected.
• RESUSITASI NEONATUS.mp4
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai