Anda di halaman 1dari 31

MENGEMBANGKAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN PADA NEONATAL USIA 0 – 6 JAM


&
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PADA IBU NIFAS

Dosen pembimbing : Juliana Munthe, SST., M.Kes


KELOMPOK 10 :
KETUA : YANTHY HUTABARAT (2219201833)
DUMA IRAWATI SITOMPUL (2219201224)
GEBI SILVIA LUMBANTOBING (2219201466)
BASRAINI (2219201170)
ROSMAULI SITOMPUL (2219201681)
NETTY MARBUN (2219201547)
RAHMILA LUBIS (2219201465)
RENTA HUTABARAT (2219201488)
MUTIARA RIZKY (2219201542)
RIAH UKURTA TARIGAN(2219201601)
NURMALA SILABAN (2219201587)
META HUTAGALUNG (2219201519)
1. PENGERTIAN ASFIKSIA
Asfiksia merupakan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosi.
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksida/hipoksia janin.
Diagnosis anoksida/hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-
tanda gawat janin.

Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR:


a. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0-3)
Pada kasus asfiksia , bayi akan mengalami asidosis, sehingga memerlukan resusitasi
segera secara aktif, dan pembentukan oksigen terkendali. Karena selalu disertai asidosis, maka
perlu diberikan natrikus bikarbonas 7,5% dengan dosis 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan
glukosa 40% 1-2 ml per kg berat badan, diberikan melalui vena umbilicus.
Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia adalah sebagai berikut :
1) Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 x/menit.
2) Tidak ada usaha nafas
3) Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.
4) Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.
5) Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.
6) Terjadi kekurangan oksigen yangberlanjut sebelum atau sesudah
b. Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)

b. Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)


Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut :
1) Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 x/menit.
2) Usaha nafas lambat.
3) Tonus otot biasanya dalam keadaan baik.
4) Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan.
5) Bayi tampak sianosis.
6) Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan.
c. Asfiksia Ringan (nilai APGAR 7-10)

Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai berikut
1) Takipnea dengan nafas lebih dari 60 x/menit.
2) Bayi tampak sianosis.
3) Adanya retraksi sela iga.
4) Bayi merintih (grunting).
5) Adanya pernafasan cuping hidung.
6) Bayi kurang aktifitas.
7) Auskultasi diperoleh hasil ronchi rales, dan wheezing positif
2. PENYEBAB ASFIKSIA
a. Faktor ibu
1) Ketuban pecah dini (KPD)
2) Hipoksia

b. Faktor plasenta
1) Plasenta tipis
2) Plasenta kecil
3) Plasenta tak menempel
4) Solution plasenta
5) Perdarah plasenta

c. Faktor non plasenta


1) Premature
2) IUGR (Intrauterine growth restriction)
3) Gemeli
4) Tali pusat menumbung
5) Kelainan congenital
PENANGANAN ASFIKSIA
1. PENGERTIAN BAYI PREMATUR

Bayi prematur atau bayi preterm merupakan bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500
gram tanpa memandang masa kehamilan yang ditimbang pada saat bayi baru lahir sampai dengan 24
jam pertama saat lahir (Pantiawati, 2012).

Pantiawati (2012) telah menyusun definisi sebagai berikut:


A. Preterm infant (prematur) atau bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari
37 minggu (259) hari.
B. Term infant atau bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu
sampai dengan 42 minggu (259- 293) hari.
C. Post term atau bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau
lebih (294) hari atau lebih.
Menurut Tanto (2014), kelahiran prematur dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Bayi prematur digaris batas
1. Bayi dengan kelahiran 37 minggu, masa gestasi.
2. 16% seluruh kelahiran hidup.
3. Berat bayi sekitar 2.500-3.250 gr.
4. Biasanya normal.
5. Masalah yang sering terjadi biasanya : ketidak stabilan, kesulitan menyusu, ikterik,
6. RDS mungkin muncul.
7. Penampilan : lipatan pada kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo banyak, genetalia kurang berkembang.

b. Bayi prematur sedang


1) Bayi dengan kelahiran 31-36 minggu, masa gestasi.
2) Berat badan bayi sekitar 1.500-2.500 gr.
3) 6-7% seluruh kelahiran hidup
4) Masalah : ketidakstabilan, pengaturan glukosa, RDS, ikterik, anemia, infeksi, kesulitan menyusu.
5) Penampilan : seperti pada bayi prematur digaris batas tetapi lebih parah, kulit lebih tipis,lebih banyak
pembuluh darah yang nampak.
c. Bayi sangat prematur
1) Bayi dengan kelahiran 20 -30 minggu, masa gestasi.
2) Berat bayi sekitar 500-1.400 gr.
3) 0,8% seluruh kelahiran hidup.
4) Masalah : semua
5) Penampilan : kecil tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis, kedua mata mungkin
berdempetan.
Tanda dan Gejala Bayi Prematur
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
d. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
e. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
f. Rambut lanugo masih banyak.
g. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
h. Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.
i. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
j. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora dan klitoris menonjol
(pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum
kurang (pada bayi laki-laki).
k. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
l. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
m. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang.
Penatalaksanaan pada Bayi Prematur

1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami hipotermi,
oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus
dilakukan dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta pertahankan
suhu tetap hangat.
6. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
DOKUMENTASI BAYI PREMATUR
PENGERTIAN HIPOTERMI
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada pengukuran
suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah 36,5ºC-37,5ºC (suhu
aksila).
Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan
kematian

KLASIFIKASI
 Stres dingin suhu antara 35,5-36,4°CàBila tubuh teraba hangat tapi ekstremitas teraba
dingin maka berarti bayi mengalami
 Hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°CàSedangkan bila tubuh dan ekstremitas teraba
dingin berarti bayi mengalami
 Hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C
PENYEBAB
 Radiasi yaitu dari bayi ke lingkungan dingin terdekat.
 Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi.
 Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar.
 Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.

PENANGANAN
 Bayi stres dingin: cari penyebabnya apakah popok yang basah, suhu pendingin ruangan
yang terlalu rendah, tubuh bayi basah, setelah mandi yang tidak segera dikeringkan atau
ada hal lain.
 Bila diketahui hal-hal ini maka segera atasi penyebabnya tersebut. Untuk menghangatkan
bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibu sambil disusui, dan ukur ulang
suhu bayi setiap jam sampai suhunya normal. Bila suhunya tetap tidak naik atau malah
turun maka segera bawa ke dokter.
 Bayi dengan suhu kurang dari 35,5°C mengalami kondisi berat yang harus segeramendapat
penanganan dokter. Sebelum dan selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus
memberikan air susu ibu (ASI) dan menjaga kehangatan.
 Tetap memberikan ASI penting untuk mencegah agar kadar gula darah tidak turun.
 Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara ibu. Namun, bila bayi tidak
mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan ASI yang diperah dengan sendok atau cangkir.
 Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit, yaitu melekatkan bayi di
dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit ibu, dan ibu dan bayi berada dalam satu
pakaian. Kepala bayi ditutup dengan topi.

PENCEGAHAN
 Menutup kepala bayi dengan topi
 Pakaian yang kering
 Diselimuti
 Ruangan hangat (suhu kamar tidak kurang dari 25°C)
 Bayi selalu dalam keadaan kering
 Tidak menempatkan bayi di arah hembusan angin dari jendela/pintu/pendingin ruangan
DOKUMENTASI HIPOTERMI
PENGERTIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah catatan grafik perkembangan anak yang diukur
berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin.
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada tiga macam alat
memantau pertumbuhan anak, menggunakan KMS, Tidak hanya untuk anak, KMS, buku KIA,
dan aplikasi PrimaKu juga memiliki catatan untuk ibu mengenai kesehatan sejak hamil,
melahirkan, sampai masa nifas. Orangtua dianjurkan untuk memperbarui data di kartu tersebut
setiap bulan dengan membawa anak balita ke posyandu atau dokter anak.
CARA MEMBACA KARTU MEMBACA SEHAT (KMS)
1. Berada di bawah garis merah
tandanya si Kecil mengalami kurang gizi sedang hingga berat.
Jika anak berada di zona ini, konsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut. Biasanya dokter akan bertanya seputar kebiasaan makan dan mengubah jadwal makan si
Kecil. Agar lebih jelas, orangtua bisa konsultasi pada dokter anak subspesialis metabolik yang
fokus terhadap kasus gizi kurang, gizi buruk, obesitas, dan kasus kelainan metabolik.

2. Terletak di area warna kuning (di atas garis merah)


Jika grafik pertumbuhan anak di KMS berada di area warna kuning, hal ini menunjukkan si
Kecil mengalami kurang gizi ringan.
idak perlu panik, orangtua hanya perlu membuat evaluasi pemberian makan pada si Kecil. Untuk
lebih jelasnya, bisa konsultasikan ke dokter.

3. Berada di warna hijau muda di atas garis kuning


Bila grafik pertumbuhan terletak di warna hijau muda di atas garis kuning, si Kecil memiliki
berat badan cukup atau status gizi baik dan dikatakan normal.
Meski begitu, berat badan anak tetap perlu ditimbang dan diberikan makanan sesuai kebutuhan
gizi anak agar perkembangannya tetap sesuai dengan umurnya.
4 Di atas warna hijau tua
Grafik KMS di atas warna hijau tua menunjukkan anak memiliki berat badan yang lebih
di atas normal. Jika anak Anda mengalami hal ini, segera konsultasikan ke dokter untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat. Perlu diingat bahwa anak yang kelebihan berat
badan mudah terkena berbagai penyakit, seperti obesitas atau serangan jantung.

samping itu, orangtua juga perlu melihat perkembangan dan perubahan posisi titik pada
grafik di setiap bulan.
Apakah naik atau turun, semakin menanjak, atau malah menurun karena hal tersebut memiliki
arti berbeda.
 Titik grafik lebih tinggi dibandingkan sebelumnya: berat badan anak naik.
 Titik grafik sejajar dengan bulan sebelumnya: berat badan sama dengan bulan lalu.
 Titik terputus-putus: kurang rutin menimbang anak.
 Titik grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya: berat badan anak turun.
BAYI DENGAN IBU PENGGUNA NAPZA, MEROKOK DAN HIV

Bayi dengan ibu pengguna NAPZA


Neonatal Abtinence Syndrom (NAS) adalah istilah yang digunakan untuk sekelompok bayi yang menderita
akibat ibunya terpapar narkotika.

 Epidemiologi
Insiden kejadian bayi terpapar NAPZA bervariasi antara 3 sampai 50 % tergantung populasi spesifik pasien.
Perkotaan dilaporkan mengalami insiden lebih tinggi. Penggunaan narkoba dilaporkan sebanyak 7.5 % pada
seluruh kehamilan.

Faktor Resiko
o Gravida 4 ataulebih
o Tidak ada ataupun jarang control kehamilan
o Anak sebelumnya yang tidak tinggal dengan ibunya
o Riwayat CPS
o Riwayat penyakit kronis
o Disorientasi selama anamnesa
EFEK
Bervariasi tergantung jenis narkotika, efek lazim seperti: IUGR, prematur, kejang, kelainan
kongenital

Gejala pada bayi yang cukup bulan:


 tremor
 menangir berlebihan
 kejang
 muntah
 diare
 dehidrasi
 demam
Pemeriksaan Penunjang
 Tes jaringan tali pusat
 Tes rambut janin (bias dilakukan pada janin gestasi diatas 6 bulan)
Penatalaksanaan tergantung:
 usia gestasi
 toleransi tubuh bayi terhadap pengobatan spesifik

 Bayi dengan ibu HIV


Wanita yang terinfeksi HIV dapat menstransmisikan virus HIV pada bayinya selama
proses kehamilan, persalinan ataupun menyusui.
Dilema yang terjadi adalah apakah menyusukan bayi tersebut atau tidak, karena air susu
mentransmisikan virus HIV pada bayi dan sebaliknya jika tidak disusukan bayi akan
mengalami beberapa masalah terkait nutrisi, pneumonia dan diare.
DOKUMENTASI BAYI DENGAN IBU PENGGUNA NAPZA, MEROKOK DAN HIV
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWATDARURATAN
PADA IBU NIFAS
PENGERTIAN MASA NIFAS

 Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga
alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yatu 6-8 minggu
 Masa nifas (puerperium) adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita
pada kondisi tidak hamil
 Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu
Adapun beberapa mnagemen asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada ibu nifas
1. Perdarahan Postpartum
a. Definisi Perdarahan Postpartum
perdarahan postpartum adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir atau
lebih dari 1.000 ml pada persalinan abdominal yang terjadi setelah bayi dan plasenta lahir.
b. Perkiraan Jumlah Kehilangan Darah
Kondisi untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat sangatlah sulit karena darah
seringkali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin tersembunyi karena
terserap handuk, bantal, kain atau sarung dan tertumpah di lantai. Tidak mungkin menilai
kehilangan darah secara akurat melalui perhitungan jumlah sarung karena ukuran sarung
bermacam-macam dan mungkin telah diganti jika terkena sedikit darah atau basah oleh darah.
c. Jenis Perdarahan Postpartum :
Perdarahan Postpartum Primer (early postpartum haemorrage) yaitu perdarahan yang terjadi
dalam 24 jam pertama setelah bayi dan plasenta lahir.
Perdarahan Postpartum Sekunder (late postpartum haemorrage) yaitu perdarahan yang
terjadi tidak termasuk 24 jam pertama setelah bayi dan plasenta lahir

a. Definisi Atonia Uteri


Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot myometrium uterus untuk berkontraksi
dan memendek. Hal ini merupakan penyebab peradarahan postpartum yang paling penting dan
biasa terjadi setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat
menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovolemik
Menurut Oxorn dan Forte (2010; h. 414) faktor-faktor yang dapat menyebabkan atonia
uteri adalah:
(1) Jarak hamil < 2 tahun
(2) Umur yang terlalu muda atau terlalu tua
B. Faktor Predisposisi
(1) Grandemultipara
Ibu yang telah melahirkan lebih dari 4 anak, uterus cenderung bekerja tidak efisien dalam
semua kala persalinan.
(2) Uterus yang terlalu regang misal hidramnion, kehamilan ganda, anak sangat besar (BB >
4000 gram)
Uterus yang mengalami distensi secara berlebihan cenderung mempunyai daya kontraksi yang
jelek.
(3) Kelainan uterus (mioma uteri, bekas operasi SC)
Mioma uteri dapat menimbulkan perdarahan dengan mengganggu atau menghambat kontraksi
serta retraksi uterus. Sedangkan riwayat operasi dapat menyebabkan cacat atau jaringan parut
pada miometrium sehingga mempengaruhi kontraksi uterus.
(4) Plasenta previa dan solutio plasenta (perdarahan antepartum)
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen
bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester
ketiga
 TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai