Pada asfiksia ringan, tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai berikut
1) Takipnea dengan nafas lebih dari 60 x/menit.
2) Bayi tampak sianosis.
3) Adanya retraksi sela iga.
4) Bayi merintih (grunting).
5) Adanya pernafasan cuping hidung.
6) Bayi kurang aktifitas.
7) Auskultasi diperoleh hasil ronchi rales, dan wheezing positif
2. PENYEBAB ASFIKSIA
a. Faktor ibu
1) Ketuban pecah dini (KPD)
2) Hipoksia
b. Faktor plasenta
1) Plasenta tipis
2) Plasenta kecil
3) Plasenta tak menempel
4) Solution plasenta
5) Perdarah plasenta
Bayi prematur atau bayi preterm merupakan bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500
gram tanpa memandang masa kehamilan yang ditimbang pada saat bayi baru lahir sampai dengan 24
jam pertama saat lahir (Pantiawati, 2012).
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami hipotermi,
oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus
dilakukan dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta pertahankan
suhu tetap hangat.
6. Kepala bayi ditutup topi dan beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
DOKUMENTASI BAYI PREMATUR
PENGERTIAN HIPOTERMI
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada pengukuran
suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah 36,5ºC-37,5ºC (suhu
aksila).
Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan
kematian
KLASIFIKASI
Stres dingin suhu antara 35,5-36,4°CàBila tubuh teraba hangat tapi ekstremitas teraba
dingin maka berarti bayi mengalami
Hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°CàSedangkan bila tubuh dan ekstremitas teraba
dingin berarti bayi mengalami
Hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C
PENYEBAB
Radiasi yaitu dari bayi ke lingkungan dingin terdekat.
Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi.
Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar.
Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.
PENANGANAN
Bayi stres dingin: cari penyebabnya apakah popok yang basah, suhu pendingin ruangan
yang terlalu rendah, tubuh bayi basah, setelah mandi yang tidak segera dikeringkan atau
ada hal lain.
Bila diketahui hal-hal ini maka segera atasi penyebabnya tersebut. Untuk menghangatkan
bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibu sambil disusui, dan ukur ulang
suhu bayi setiap jam sampai suhunya normal. Bila suhunya tetap tidak naik atau malah
turun maka segera bawa ke dokter.
Bayi dengan suhu kurang dari 35,5°C mengalami kondisi berat yang harus segeramendapat
penanganan dokter. Sebelum dan selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus
memberikan air susu ibu (ASI) dan menjaga kehangatan.
Tetap memberikan ASI penting untuk mencegah agar kadar gula darah tidak turun.
Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara ibu. Namun, bila bayi tidak
mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan ASI yang diperah dengan sendok atau cangkir.
Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit, yaitu melekatkan bayi di
dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit ibu, dan ibu dan bayi berada dalam satu
pakaian. Kepala bayi ditutup dengan topi.
PENCEGAHAN
Menutup kepala bayi dengan topi
Pakaian yang kering
Diselimuti
Ruangan hangat (suhu kamar tidak kurang dari 25°C)
Bayi selalu dalam keadaan kering
Tidak menempatkan bayi di arah hembusan angin dari jendela/pintu/pendingin ruangan
DOKUMENTASI HIPOTERMI
PENGERTIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah catatan grafik perkembangan anak yang diukur
berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin.
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada tiga macam alat
memantau pertumbuhan anak, menggunakan KMS, Tidak hanya untuk anak, KMS, buku KIA,
dan aplikasi PrimaKu juga memiliki catatan untuk ibu mengenai kesehatan sejak hamil,
melahirkan, sampai masa nifas. Orangtua dianjurkan untuk memperbarui data di kartu tersebut
setiap bulan dengan membawa anak balita ke posyandu atau dokter anak.
CARA MEMBACA KARTU MEMBACA SEHAT (KMS)
1. Berada di bawah garis merah
tandanya si Kecil mengalami kurang gizi sedang hingga berat.
Jika anak berada di zona ini, konsultasi ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut. Biasanya dokter akan bertanya seputar kebiasaan makan dan mengubah jadwal makan si
Kecil. Agar lebih jelas, orangtua bisa konsultasi pada dokter anak subspesialis metabolik yang
fokus terhadap kasus gizi kurang, gizi buruk, obesitas, dan kasus kelainan metabolik.
samping itu, orangtua juga perlu melihat perkembangan dan perubahan posisi titik pada
grafik di setiap bulan.
Apakah naik atau turun, semakin menanjak, atau malah menurun karena hal tersebut memiliki
arti berbeda.
Titik grafik lebih tinggi dibandingkan sebelumnya: berat badan anak naik.
Titik grafik sejajar dengan bulan sebelumnya: berat badan sama dengan bulan lalu.
Titik terputus-putus: kurang rutin menimbang anak.
Titik grafik lebih rendah dari bulan sebelumnya: berat badan anak turun.
BAYI DENGAN IBU PENGGUNA NAPZA, MEROKOK DAN HIV
Epidemiologi
Insiden kejadian bayi terpapar NAPZA bervariasi antara 3 sampai 50 % tergantung populasi spesifik pasien.
Perkotaan dilaporkan mengalami insiden lebih tinggi. Penggunaan narkoba dilaporkan sebanyak 7.5 % pada
seluruh kehamilan.
Faktor Resiko
o Gravida 4 ataulebih
o Tidak ada ataupun jarang control kehamilan
o Anak sebelumnya yang tidak tinggal dengan ibunya
o Riwayat CPS
o Riwayat penyakit kronis
o Disorientasi selama anamnesa
EFEK
Bervariasi tergantung jenis narkotika, efek lazim seperti: IUGR, prematur, kejang, kelainan
kongenital
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga
alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yatu 6-8 minggu
Masa nifas (puerperium) adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
(menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita
pada kondisi tidak hamil
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu
Adapun beberapa mnagemen asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada ibu nifas
1. Perdarahan Postpartum
a. Definisi Perdarahan Postpartum
perdarahan postpartum adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir atau
lebih dari 1.000 ml pada persalinan abdominal yang terjadi setelah bayi dan plasenta lahir.
b. Perkiraan Jumlah Kehilangan Darah
Kondisi untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat sangatlah sulit karena darah
seringkali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin tersembunyi karena
terserap handuk, bantal, kain atau sarung dan tertumpah di lantai. Tidak mungkin menilai
kehilangan darah secara akurat melalui perhitungan jumlah sarung karena ukuran sarung
bermacam-macam dan mungkin telah diganti jika terkena sedikit darah atau basah oleh darah.
c. Jenis Perdarahan Postpartum :
Perdarahan Postpartum Primer (early postpartum haemorrage) yaitu perdarahan yang terjadi
dalam 24 jam pertama setelah bayi dan plasenta lahir.
Perdarahan Postpartum Sekunder (late postpartum haemorrage) yaitu perdarahan yang
terjadi tidak termasuk 24 jam pertama setelah bayi dan plasenta lahir