1. Pengertian Hipotermia
rentang normal tubuh. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016b). Menurut Saifuddin
kondisi turunnya suhu sampai di bawah 300 C, sedangkan Hipotermia pada bayi
baru Lahir merupakan kondisi bayi dengan suhu dibawah 36,50C, terbagi ke
dalam tiga jenis hipotermi, yaitu Hipotermi ringan atau Cold Stress dengan
rentangan suhu antara 36-36,50C, selanjutnya hipotermi sedang, yaitu suhu bayi
antara 32-36,50C dan terakhir yaitu hipotermi berat dengan suhu <32 0C. Sistem
pengaturan suhu tubuh pada bayi, baik yang normal sekalipun belum berfungsi
secara optimal, sehingga bayi yang baru lahir akan mudah kehilangan suhu tubuh
terutama pada masa 6-12 jam setelah kelahiran. Kondisi lingkungan dingin, bayi
tanpa selimut dan yang paling sering adalah subkutan yang tipis mampu
kulitnya akan mengeras dan memerah dan bahkan akan mengalami kesulitan
bernapas, sehingga bayi baru lahir harus tetap di jaga kehangatannya. (Dwienda et
al., 2014)
Suhu normal pada bayi yang baru lahir berkisar 36,50 C- 37,50 C(suhu
ketiak). Awalnya bayi akan mengalami penurunan suhu di bawah rentang nomal
atau secara mudah dapat dikenal ketika kaki dan tangan bayi teraba dingin, atau
jika seluruh tubuh bayi sudah teraba dingin berarti bayi sudah mengalami
hipotermi sedang yaitu dengan rentang suhu 320 C - 360C. Selain hipotermi
sedang ada juga hipotermi kuat yaitu bila suhu bayi sampai di bawah 32 0 C dan
akan berakibat sampai kematian jika berlanjut karena pembuluh darah bayi akan
2. Penyebab Hipotermia
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016b) penyebab hipotermia yaitu:
a. Kerusakan Hipotalamus
e. Malnutrisi
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) gejala dan tanda hipotermia yaitu :
a. Mayor
2) Menggigil
b. Minor
8
1) Akrosianosis
4) Hipoglikemia
5) Hipoksia
8) Ventilasi menurun
9) Piloereksi
10) Takikardi
4. Klasifikasi Hipotermia
a. Hipotermia Sedang
waktu timbulnya hipotermi sedang adalah kurang dari 2 hari dengan ditandai suhu
100x/menit, malas minum dan mengalami letargi selain itu kulit bayi akan
berwarna tidak merata atau disebut cutis marmorata, kemampuan menghisap yang
b. Hipotermi Berat
Hipotermi ini terjadi karena bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah
cukup lama akan timbul selama kurang dari 2 hari dengan tanda suhu tubuh bayi
mencapai 320C atau kurang, tanda lain seperti hipotermi sedang, kulit bayi teraba
9
keras, napas bayi tampak pelan dan dalam , bibir dan kuku bayi akan berwarna
kebiruan, pernapasan bayi melambat, pola pernapasan tidak teratur dan bunyi
jantung melambat.
Merupakan gejala yang timbul tanpa terpapar dengan suhu dingin atau
panas yang berlebihan dengan gejala suhu bisa berada pada rentang 36-390C
5. Komplikasi Hipotermi
pembekuan darah dan kondisi yang paling sering adalah hipoglikemia. Pada bayi
penurunan sekresi dan sintesis surfaktan, bahkan membiarkan bayi dingin dapat
a. Bayi yang telah mengalami hipotermi memiliki risiko besar untuk terjadi
kematian, sehingga ketika terjadi hipotermi maka tindakan yang harus dilakukan
b. Selanjutnya cara yang mudah dan bisa dilakukan oleh setiap orang yaitu
dengan metode kanguru, yaitu metode dengan memanfaatkan panas tubuh dari ibu.
Bayi ditelungkupkan di dada ibu sehingga terjadi kontak langsung dengan kulit
ibu. Untuk menjaga kehangatan maka bayi dan ibu harus berada dalam satu
pakaian atau bahkan selimut, sehingga suhu bayi tetap hangat di dekapan ibu.
10
c. Apabila setelah dilakukan tindakan tersebut, bayi tetap masih dingin, maka
selimuti bayi dan ibu dengan pakaian atau selimut yang telah disetrika terlebih
dahulu, dilakukan secara berulang sampai suhu tubuh bayi kembali hangat.
sehingga ibu harus memberikan bayinya ASI sedikit-sedikit tetapi sering. Bila
bayi tidak mau menghisap atau reflek hisapnya lemah, maka diberikan infus
1. Pengkajian
Dalam pengkajian bayi baru lahir maka pengkajian yang dilakukan yaitu
dengan menggali data dari data subyektif dan obyektif yang membantu perawat
a. Biodata
Pada pengkajian ini berisi data tentang identitas bayi, identitas orang tua,
keluhan utama seperti PB< 45cm, LD < 30cm, LK < 33 cm, Hipotermi, kemudian
sosial ekonomi yang rendah, dan tiadanya perawatan sebelum kelahiran (prenatal
alkohol, rokok dan kafein. Riwayat ibu: umur di bawah 16 tahun atau di atas 35
11
tahun dan latar belakang pendidikan rendah, tiadanya perawatan sebelum
kelahiran dan rendahnya gizi, konsultasi genetik yang pernah dilakukan, kelahiran
badan pada saat kelahiran, SGA, atau terlalu besar dibandingkan umur kehamilan,
berat biasanya kurang dari 2500 gram, kurus, lapisan lemak subkutan sedikit atau
tidak ada, kepala relative lebih besar dibandingkan badan, kelainan fisik yang
mungkin terlihat.
1) Kardiovaskular
Denyut jantung rata-rata 120 sampai 160 per menit pada bagian apekal
dengan ritme yang teratur pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada
setengah bagian interkostal, yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri
2) Gastrointestinal
waktu 12 jam, reflek menelan dan menghisap yang lemah, ada atau tidak ada
3) Integumen
sianosis, atau campuran bermacam warna, sedikit vernik kaseosa dengan rambut
lanugo disekujur tubuh, kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengilap,
edema yang menyeluruh atau di bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran,
kuku pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada
12
sama sekali, petekie atau ekimosis.
4) Muskuloskeletal
lunak, tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif
atau latergik.
5) Neurologis
Reflek dan gerakan pada tes neurologist tampak tidak resisten, gerak
refleks hanya berkembang sebagian, menelan, mengisap, dan batuk sangat lemah
atau tidak efektif, tidak ada atau menurunnya tanda neurologist, mata mungkin
minggu, suhu tubuh tidak stabil, biasanya hipotermia, gemetar, kejang dan mata
6) Paru
periode apnea, pernapasan yang tidak terarur, dengan faring nasal (nasal melebar),
gemerisik.
7) Ginjal
8) Reproduksi
13
dengan ruga yang kecil, testis tidak turun ke dalam skrotum.
9) Temuan sikap
2. Diagnosis Keperawatan
takikardia, vasokontriksi perifer, kutis memorata. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016)
3. Rencana Keperawatan
Thermoregulation : neonate
Kriteria Hasil :
Manajemen Hipotermia
Observasi
1) Monitor suhu pasien menggunakan alat pengukuran dan rute yang paling tepat.
14
3) Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
Terapeutik
pakaian tebal)
Edukasi
Perawatan Kanguru
Observasi
Terapeutik
5) Miringkan kepala bayi ke salah satu sisi kanan atau kiri dengan kepala sedikit
tengadah
7) Biarkan bayi telanjang hanya menggunakan popok, kaus kaki dan juga topi
15
10) Buat ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi
Edukasi
4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi merupakan bagian aktif dalam asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan rencana tindakan untuk
medis yang dilakukan oleh perawat atau tugas limpahan (Suprajitno, 2004).
5. Evaluasi
sistematik pada status kesehatan klien. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
ditetapkan).
mencapai tujuan).
cukup
16