Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN DEMAM TIFOID DALAM PEMENUHAN

AMAN DAN NYAMAN

Fania Fania Rachma Nurbaity

Universitas Kusuma Husada Surakarta, 2021

Demam tifoid atau Typhus abdominalis adalah satu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan juga
gangguan kesadaran. Dibuktikan dengan uji tes widal. Anak usia pra sekolah yang terkena demam tifoid
dapat mengalami kecemasan dan jika tidak diatasi maka bisa menghambat proses perawatan. Tujuan
studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan anak usia pra sekolah dengan
demam tifoid dalam pemenuhan aman dan nyaman.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subyek studi
kasus ini adalah satu orang pasien anak dengan demam tifoid yang mengalami kecemasana selama
hospitalisasi dan akan dilakukan terapi bermain mewarnai gambar kemudian akan diukur skala SRAS di
ruang Amarillis II. Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan anak usia pra
sekolah dengan demam tifoid dalam .pemenuhan aman dan nyaman berupa terapi bermain mewarnai
gambar dilakukan selama 3 hari selama 15-20 menit didapatkan hasil terjadi penurunan tingkat
kecemasan tetapi tanpa memonitor suhu tubuh anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian
terapi bermain mewarnai gambar efektif untuk menurunkan kecemasan pada anak tetapi berisiko jika
dilakukan tanpa menurunkan suhu tubuh pada anak.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI


PUSKESMAS SUSUNAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Rosbiatul Adawiyah, Artha Budi Susila Duarsa

JURNAL KEDOKTERAN 2 (1), 311-331, 2022

Pneumonia merupakan pembunuh utama anak dibawah usia lima tahun (balita) di dunia, lebih banyak
dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Namun, belum banyak perhatian
terhadap penyakit ini. Di dunia, dari 9 juta kematian balita lebih dari 2 juta balita meninggal setiap tahun
akibat pneumonia atau sama dengan 4 balita meninggal setiap menitnya. Dari lima kematian balita, satu
diantaranya disebabkan pneumonia. Di Puskesmas Susunan Baru pada bulan Februari 2012 terjadi 1
(satu) kematian balita akibat pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap Kejadian Pneumonia pada Balita di Puskesmas Susunan Kota Bandar Lampung
Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi case control,
dilakukan pada bulan Oktober-Nopember 2012 pada 130 balita yang tediri 65 kasus dan 65 kontrol di
Puskesmas Susunan Baru yang dipilih sebagai sampel. Variabel dependen adalah kejadian Pneumonia
pada balita, sedangkan variabel Independen adalah umur balita, status gizi balita, kelengkapan status
imunisasi, pemberian Vitamin A, pemberian ASI Eksklusif, pendidikan ibu, dan asap pembakaran
keluarga. Analisa data secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan ada
pengaruh kelengkapan status imunisasi, pemberian Vitamin A, pemberian ASI Eksklusif, dan asap
pembakaran keluarga dengan kejadian Pneumonia pada balita. Variabel yang merupakan faktor paling
dominan berpengaruh terhadap kejadian Pneumonia pada balita adalah asap pembakaran keluarga
setelah dikontrol variabel kelengkapan status imunisasi, pemberian Vitamin A, pemberian ASI Eksklusif,
dan pendidikan ibu, dengan nilai OR= 13,363 yang berarti balita dengan asap pembakaran keluarga yang
tidak baik akan berisiko terkena Pneumonia 13 kali lebih tinggi dibandingkan balita dengan asap
pembakaran keluarga yang baik. Saran yang dapat penulis berikan adalah perlu dilakukan pendekatan
secara komprehensif dalam menurunkan kasus Pneumonia balita melalui pendekatan dan advokasi ke
legislatif untuk mengalokasikan pembiayaan untuk pembuatan leaflet, poster, tentang bahaya asap
pembakaran keluarga dan asap rokok bagi kesehatan balita

Management of Typhoid Fever in Infants with Irregular Eating Patterns and Knowledge PHBS of
Mothers on Scant

Reisha Ghassani

Jurnal Medula 3 (01), 107-114, 2014

Based on the theory, Typhoid Fever is an important public health problem because of its spread is
closely related to urbanization, population density, environmental health, water supply and poor
sanitation and hygiene standards of food processing industry is still low. Boys of school age who have a
habit of eating snacks at random and did not wash hands before and after eating and have a dirty home
environment. Based on the theory, Typhoid Fever case behavior is a problem in a clean and healthy
living. has an important role in the process and management of Typhoid Fever and need his parent to
resolve the problems, and a bad habit of children.

Sensitivitas Salmonella thypi penyebab demam tifoid terhadap beberapa antibiotik

Jefri Sandika, Jhons Fatriyadi Suwandi

Jurnal Majority 6 (1), 41-45, 2017

Demam tifoid adalah penyakit demam enterik yang disebabkan Salmonella sp. terutama Salmonella
typhi dan Salmonella paratyphi. Selain menggunakan kloramfenikol sebagai drug of choice, banyak pula
antibiotik lain yang digunakan untuk penyembuhannya. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
menyebabkan peningkatan resistensi bakteri. Penelitian ini bermaksud mengetahui sensitivitas
Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi terhadap beberapa antibiotik pilihan yang banyak digunakan
di Indonesia dengan tujuan memberi informasi pola resistensi guna terapi empiris. Salmonella typhi dan
Salmonella paratyphi didapat dari penderita demam tifoid di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun
2004–2007, dan dilakukan uji resistensi dengan metode difusi cakram menurut Kirby Bauer dengan
standar NCCLS. Antibiotik uji terdiri dari amoksisilin, amoksisilin-asam klavulanat, kloramfenikol,
siprofloksasin, seftriakson, trimetoprim, dan trimetoprimsulfametoksazol. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa golongan penisilin yaitu amoksisilin dan gabungan amoksisilin-asam klavulanat memberikan
sensitivitas terhadap Salmonella sp. yang masih tinggi 99, 36–99, 68%. Kloramfenikol yang selama ini
masih dipertahankan sebagai drug of choice masih sensitif 99, 05% walaupun ternyata ada 3 sampel (0,
95%) resisten.

Efek Antibakteri Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynus) terhadap Pertumbuhan Salmonella Typhi
secara In Vitro

Sri Winarsih, Danik Agustin Purwantiningrum, Anastasia Shinta Wardhani

Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 15 (2), 96-103, 2015

Daun Katuk biasa digunakan sebagai obat tradisional terhadap berbagai macam penyakit termasuk
mengobati diare. Kandungan daun Katuk yang diperkirakan berperan sebagai antibakteri adalah
saponin, flavonoid dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri dari ekstrak
daun Katuk secara in vitro. Metode yang digunakan adalah dilusi tabung yang terdiri dari dua tahap yaitu
tahap penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Konsentrasi
ekstrak daun Katuk yang digunakan adalah 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%, sedangkan konsentrasi S.
typhi adalah 106 CFU/ml. Hasil menunjukkan bahwa KHM ekstrak daun Katuk terhadap S. typhi sebesar
25% dan KBM nya sebesar 30%. Uji Anova menunjukkan bahwa ekstrak daun Katuk secara signifikan
menghambat pertumbuhan S. typhi (p= 0.000). Uji korelasi menggunakan regresi menunjukkan terdapat
korelasi negatif antara konsentrasi ekstrak daun Katuk dengan jumlah koloni S. typhi (p= 0,000; r=-
0,800). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Katuk memiliki efek antibakteri terhadap S. Typhi.
Semakin tinggi kosentrasi ekstrak daun Katuk, semakin rendah jumlah koloni.

Perubahan Kualitas Air Sungai Dan Waterborne Diseases Di Kabupaten Boyolali (Studi Air Sungai
Gandul, Sungai Cemoro, Dan Sungai Pepe)

Yusuf Afif, Mursid Raharjo, Nur Endah Wahyuningsih

VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat 20 (2), 2021

Pencemaran lingkungan dapat terjadi akibat dari kegiatan industri, peternakan, pertanian dan aktivitas
domestik. Terdapat beberapa parameter yang mengidentifikasikan pencemaran dan merugikan
masyarakat serta ekosistem perairan antara lain BOD, COD, DO, Deterjen dan Fecal Colifrom.
Pencemaran lingkungan pada air dapat menimbulkan berbagai macam penyakit di masyarakat yang
tinggal sekitarnya. Penelitian data sekunder ini menganalisis parameter kualitas air sungai (BOD, COD,
DO, Deterjen dan Fecal Coliform) dengan kejadian Waterborne diseases di Kabupaten Boyolali tahun
2017–2019. Penelitian ini merupakan penelitian jenis time series dengan rancangan penelitian data
sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder kualitas air sungai (Sungai Gandul di daerah
Cepogo, Sungai Pepe di daerah Boyolali, dan Sungai Cemoro di daerah Simo) dan kejadian waterborne
diseases di Kabupaten Boyolali. Data yang digunakan merupakan data tahunan selama 3 tahun yaitu dari
2017 hingga 2019. Data kualitas diolah dengan metode indeks pencemaran kemudian di analisis uji beda
berpasangan wilcoxon serta pemetaan cluster–outlier Moran’s. Hasil perhitungan indeks pencemaran
yang diperoleh kondisi dalam status tercemar ringan namun beberapa titik sungai mengalami kondisi
cemar sedang. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas air sungai saat musim hujan dengan
musim kemarau. Risiko penyebaran waterborne diseases tertinggi di Kecamatan Wonosegoro dan
Kecamatan Klego.

Gambaran Hasil Uji Widal Berdasarkan Lama Demam pada Pasien Suspek Demam Tifoid

Vika Rahma Velina, Akmal M Hanif, Efrida Efrida

Jurnal Kesehatan Andalas 5 (3), 2016

Diagnosis definitif demam tifoid adalah dengan biakan, tetapi pada beberapa daerah sering tidak
tersedia fasilitas untuk biakan, maka cara lain untuk membantu menegakkan diagnosis yang praktis dan
tersedia di rumah sakit yaitu uji Widal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil uji
Widal pada pasien suspek demam tifoid. Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medik RS Dr. M.
Djamil Padang. Jenis penelitian ini adalah retrospektif deskriptif yang telah dilaksanakan dari Juli 2013
sampai Februari 2014. Jumlah sampel yang didapatkan adalah sebanyak 46 orang. Dari 46 sampel
didapatkan hasil uji Widal dengan titer antibodi terhadap antigen O 1: 80 sebanyak 6, 51%, 1: 160
sebanyak 73, 89%, 1: 320 sebanyak 19, 54%, dan 1: 640 sebanyak 0%. Titer antibodi terhadap antigen H
1: 80 sebanyak 4, 34%, 1: 160 sebanyak 47, 80%, 1: 320 sebanyak 45, 63%, dan 1: 640 sebanyak 2, 17%.
Kesimpulan hasil studi ini ialah 1: 160 adalah titer yang tersering ditemukan dengan titer antibodi
terhadap antigen O tertinggi yakni 1: 320 lebih sering ditemukan pada lama demam dengan rentang 6–8
hari sedangkan titer antibodi terhadap antigen H tertinggi yakni 1: 640 ditemukan pada lama demam
dengan rentang 6–8 hari.

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT KOTA PALU BERDASARKAN BIAYA PENGELOLAAN OPTIMAL

DA Pratamasyari

JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN TERAPAN 16 (2), 241-251, 2019


Sampah merupakan salah satu sumber masalah lingkungan yang perlu mendapat perhatian.
Permasalahan sampah semakin kompleks untuk diselesaikan karena berkaitan erat dengan
pengolahannya. Dalam penelitian iniPengelolaan sampah di Kota palu dikaji dalam 2 kasus. Kasus
pertama merupakan pengelolaan sampah riil di Kota Palu yang dikelola secara konvensional. Kasus
kedua merupakan alternatif pengelolaan sampah moderen yang dikelola dengan terlebih dahulu
mengubah sampah menjadi produk yang memiliki nilai jual. Peran parameter fraksi sampah yang tidak
tertangani terhadap besarnya biaya pengelolaan sampah dikaji pula. Hasil penelitian menunjukkan
masalah pengelolaan sampah kota Palu dapat dikaji melalui model matematika untuk mendapatkan
biaya pengelolaan yang optimal, dengan model matematika meminimumkan F 1+ F 2− 𝐵yang
mempunyai 11 fungsi kendala. Pengelolaan sampah riil kota Palu sebesar Rp. 8.050. 330.000 dapat
ditekan menjadi Rp. 5.800. 788.000. Nilai tersebut masih dapat ditekan dengan meminimumkan
banyaknya sampah dari sumber yang langsung diangkut ke landfill.

IBM PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH PEMOTONGAN HEWAN (RPH) KARANGANYAR SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN STARTER MOL (BIOFERTILIZER) DI KELOMPOK TANI RUKUN MAKARYO MOJOGEDANG,
KARANGANYAR

Catur Rini Sulistyaningsih, Catur Suci Purwati

Jurnal Terapan Abdimas 3 (1), 9-13, 2018

IBM bertujuan untuk penanganan limbah ternak yaitu pembuatan biofertilizer (starter-mol) berbasis
rumen ternak sekaligus sebagai pupuk hayati. Target dari IbM ini adalah mengurangi pencemaran
limbah khususnya cairan rumen pada RPH, meningkatkan nilai tambah cairan rumen yang dapat
digunakan untuk sumber mikroorganisme pada pembuatan stsrter, meningkatkan pengetahuan
mengenai pembuatan biofertilizer yang berkualitas. Sehingga kelompok tani Rukun Makaryo dapat
membuat starter mol sendiri untuk mencukupi kebutuhannya. Metode yang dilakukan yaitu dengan
penyuluhan dengan ceramah, diskusi, melalui pelatihan dengan praktek langsung oleh mitra,
pendampingan kepada mitra dan evaluasi. Berdasarkan evaluasi rata-rata mengalami peningkatan
sebesar 37, 31%.

PENERAPAN PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN NUTRISI UNTUK MENGATASI


KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA DEMAM TIFOID

Lis Nurhayati, Lilis Duwi Saputri

Jurnal Keperawatan Karya Bhakti 5 (1), 31-37, 2019


Latar Belakang: Tifus abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan
gangguan kesadaran. Kurang nutrisi disebabkan karena adanya asupan yang tidak adekuat, menurunnya
nafsu makan akibat proses patologis. Nafsu makan menurun mengakibatkan kurang nutrisi pada
seseorang dan bisa menjadi salah satu tanda dari demam tifoid disertai dengan tanda gejala lain.Tujuan:

Menggambarkan penerapan pemberian pendidikan kesehatan nutrisi untuk mengatasi


ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada demam tifoid.Metode:

Karya ilmiah ini mengunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur pada An. S dan keluarganya. Melakukan observasi, pengukuran dan
pemeriksaan pada An. S.Hasil:

Implementasi pada dilakukan selama 1x20 menit, melakukan pendidikan kesehatan tentang pengertian
demam tifoid, tujuan diberikan pendidikan kesehatan, makanan yang dipantang: makanan yang tidak
dapat dicerna yaitu serat yang tidak larut air/selulosa yang terdapat pada sayuran dan buah yang
dimakan dengan kulitnya. Makanan yang dibatasi: serat larut air yang terdapat pada buah dan kacang-
kacangan. Bumbu pedas dipantang, minuman dan makanan yang menimbulkan gas dipantang.Simpulan:

keluarga mengatakan nafsu makan pasien meningkat dari ¼ porsi mejadi ¾ porsi dan keluarga selalu
memotivasi An. S jika makan baik maka akan mempercepat proses penyembuhan, tekanan darah
90/70mmHg, pasien terlihat masih lemas, keadaan umum lemah, pasien tidak menghabiskan makan
yang diberikan, keluarga mampu menyampaikan apa yang disampaikan sebanyak 80%.

Anda mungkin juga menyukai