Anda di halaman 1dari 5

[ARTIKEL PENELITIAN]

Identifikasi Bakteri Salmonella typhi Pada Makanan Jajanan Gorengan


yang Dijual di Depan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kedaton
Kota Bandar Lampung
Meiwa Rizky Ardhi Bella Putri1, Tri Umiana Soleha2, Syazili Mustofa3, dan Ety Apriliana2
1 Program Studi Pendidikan Dokter,Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3Bagian Biokimia, Biologi Molekuler, Fisiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Angka kematian tertinggi pada foodborne disease disebabkan oleh bakteri, salah satunya bakteri Salmonella typhi.
Salmonella typhi adalah strain bakteri yang menyebabkan terjadinya demam tifoid. Demam tifoid merupakan salah satu
penyakit penyebab kematian yang tinggi, dimana sebanyak 21 juta kasus demam tifoid mencapai angka kematian 216.000
jiwa tiap tahunnya. Gejalanya yaitu demam tinggi, mual, muntah, pusing dan nyeri abdomen.Tujuan dilakukan penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya bakteri Salmonella typhi pada makanan jajanan gorengan yang dijual di depan Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pengambilan sampel secara simple random sampling. Sampel makanan jajanan gorengan diambil sebanyak 1 gram lalu
dibawa ke Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Lampung untuk dilakukan uji Laboratorium. Uji laboratorium yang
digunakan adalah pembiakan bakteri pada media Salmonella-Shigella Agar, lalu dilakukan pewarnaan gram, kemudian
dilakukan uji biokimia. Hasil penelitian dari 44 sampel makanan jajanan gorengan yang diteliti, menunjukkan pertumbuhan
koloni Salmonella typhi sebanyak 17 sampel (39%) dan 27 sampel lainnya (61%) tidak ditemukan pertumbuhan bakteri.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat bakteri Salmonella typhi pada makanan jajanan gorengan yang dijual di depan
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kedaton Bandar Lampung.

Kata kunci: Foodborne disease, Jajanan gorengan, Salmonella typhi

Identification of Salmonella typhi Bacteria in Fried Foods Sold at Public


Elementary School in Kedaton Bandar Lampung
Abstract
The highest mortality rate in foodborne diseases is caused by bacteria, one of which is Salmonella typhi. Salmonella typhi is
a strain of bacteria that causes typhoid fever. Typhoid fever is one of the leading causes of death, with 21 million cases of
typhoid fever reaching 216.000 deaths each year. The symptoms are high fever, nausea, vomiting, dizziness, and abdominal
pain.The purpose of this study was to detect contaminantion of Salmonella typhi bacteria in fried foods sold at the Public
Elementary School in Kedaton Bandar Lampung.This research was descriptive observational with simple random sampling
method. One gram of fired foods were taken as sample and were taken to Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine,
Lampung University, for laboratory test. Laboratory tests conducted were culturing of the bacteria from fried foods on
Salmonella-Shigella Agar, gram staining, and conducting the biochemical tests. The result found that there were growth of
Salmonella typhi colonies in 17 of 44 samples (39%) and in other 27 samples (61%) bacterial growth was not found. To
conclude, there was contamination of Salmonella typhi in fried foods sold at the Public Elementary School in Kedaton
Bandar Lampung.

Key words: Foodborne disease, Fried foods, Salmonella typhi

Korespondensi: Meiwa Rizky Ardhi Bella Putri, alamat Pramuka Garden Residence Blok i 18 Bandar Lampung, Hp
085363920806, e-mail meiwarizky@gmail.com

Pendahuluan
Saat ini keamanan pangan menjadi salah dapat menyebabkan suatu penyakit yang
satu masalah kesehatan yang perlu ditularkan melalui makanan disebut foodborne
diperhatikan. Hal ini akibat konsumsi pangan disease.1 Kontaminasi oleh bakteri
yang tercemar oleh mikroorganisme yang menyebabkan 30% kejadian dari kasus
foodborne disease. Berdasarkan laporan CDC 1.000.000 kasus dan Escherichia coli
mengenai patogen yang menyebabkan menyebabkan sekitar 173.000 kasus.2 Demam
foodborne disease dari tahun 2000-2008, tifoid atau Thypus abdominalis merupakan
bahwa Salmonella sp. menyebabkan sekitar penyakit infeksi akut yang menginfeksi usus

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 290


Meiwa Rizky Ardhi Bella Putri, Tri Umiana Soleha, Syazili Mustofa, Ety Apriliana | Identifikasi Bakteri Salmonella typhi Pada
Makanan Jajanan Gorengan Yang Dijual Di Depan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung

halus dan terkadang terjadi pada aliran darah Berdasarkan penelitian yang telah
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella dilakukan sebelumnya, terdapat kontaminasi
thypi.3 Prevalensi demam tifoid paling tinggi bakteri Salmonella sp. pada jajanan yang di jual
pada usia 3-19 tahun, anak usia sekolah rentan di luar sekolah sebanyak 10 sampel positif dari
tertular penyakit akibat makanan. Usia anak 28 sampel yang diambil dan pada jajanan
sekolah, mereka cenderung kurang kantin terdapat 4 sampel positif dari 15 sampel
memperhatikan kebersihan dirinya karena yang di ambil, hal ini menunjukkan bahwa
ketidaktahuan bahwa jajan makanan kontaminasi makanan jajanan yang dijual di
sembarangan dapat menyebabkan tertularnya luar sekolah lebih besar jumlah kontaminasi
berbagai penyakit.4,5 nya di banding yang dijual di dalam kantin
Makanan jajanan yang sehat harus sekolah.10 Peneliti mengambil sampel makanan
bebas dari kontaminasi mikroba. Berdasarkan jajanan gorengan dikarenakan jenis makanan
SNI No.7388:2009 Batas kontaminasi mikroba gorengan paling sering ditemukan di sekolah-
dalam makanan jajanan yaitu Salmonella sp. sekolah, selain itu jenis makanan gorengan
harus negatif. Undang-Undang Pangan No.18 paling sering dibeli karena harganya yang
Tahun 2012 juga menyatakan bahwa kualitas murah dan disukai anak-anak.
pangan yang dikonsumsi harus memenuhi
beberapa kriteria, diantaranya adalah aman, Metode
bergizi, bermutu, dan terjangkau oleh daya beli Desain yang digunakan pada penelitian
masyarakat. Aman yang dimaksud disini ini bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan
mencakup bebas dari pencemaran biologis, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
mikrobiologis, kimia dan logam berat.6 Kedokteran Universitas Lampung pada bulan
Angka kejadian demam tifoid ini November-Desember 2018.Pengambilan
termasuk tertinggi di dunia yaitu antara 358- sampel dilakukan dengan metode “simple
810/100.000 penduduk setiap tahun. Kasus random sampling” dengan jumlah sampel
demam tifoid di Indonesia tersebar secara sebanyak 44 sampel pada 11 penjual makanan
merata di seluruh provinsi dengan insidensi di jajanan gorengan yang dijual didepan Sekolah
daerah pedesaan 358/100.000 penduduk Dasar Negeri Kecamatan Kedaton Kota Bandar
pertahun dan di daerah perkotaan Lampung.
760/100.000 penduduk pertahun atau sekitar Pada penelitian ini dilakukan beberapa
600.000 dan 1,5 juta kasus pertahun.7 uji untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella
Foodborne Disease Burden Epidemiology typhi yaitu pembiakan bakteri pada media
Reference Group (FERG) menjelaskan bahwa Salmonella-Shigella Agar, pewarnaan gram, uji
penyebab kematian akibat foodborne disease biokimia antara lain: TSIA, SIM, SC, dan gula-
di Asia Tenggara adalah Salmonella typhi gula. Sebelum ditanam pada media Salmonella-
dengan jumlah >32.000 kematian.8 Shigella Agar, makanan jajanan gorengan
Provinsi Lampung merupakan daerah dihaluskan menggunakan mortar, kemudian
endemis demam tifoid meskipun tidak dilakukan pengenceran dengan NaCl 0,9%
termasuk angka demam tifoid tertinggi. diaduk sehingga menjadi pengenceran 10-1
Berdasarkan data insidensi tahun 2016 yang di dilakukan sampai pengenceran 10-3.
peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung, kejadian demam tifoid di Puskesmas Hasil
Kota Bandar Lampung sebanyak 6855 anak. Sampel yang digunakan dalam penelitian
Kejadian demam tifoid tertinggi terdapat di ini sebanyak 44 sampel dari 11 penjual
Puskesmas Kedaton sebanyak 666 anak makanan jajanan gorengan. Setelah dilakukan
sedangkan kejadian demam tifoid yang paling penanaman bakteri pada media Salmonella-
rendah terjadi di Puskesmas Korpri sebanyak Shigella Agar, pewarnaan gram, uji biokimia,
35 anak. Maka dari itu peneliti mengambil didapatkan hasil pada Gambar 1.
sampel di kecamatan kedaton.9

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 291


Meiwa Rizky Ardhi Bella Putri, Tri Umiana Soleha, Syazili Mustofa, Ety Apriliana | Identifikasi Bakteri Salmonella typhi Pada
Makanan Jajanan Gorengan Yang Dijual Di Depan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung

Gambar 1. Hasil Identifikasi Salmonella typhi pada Makanan Jajanan


Gorengan di Kedaton Bandar Lampung

Dari Gambar 1. Dapat disimpulkan dari langsung atau tidak langsung dengan sumber-
hasil penelitian ini didapatkan pertumbuhan sumber pencemaran seperti air, debu, udara,
jenis bakteri Salmonella typhi sebanyak 17 tanah, dan alat-alat pengolah baik yang terjadi
sampel (39%) yang tidak memenuhi syarat selama proses produksi atau penyiapannya,
untuk dikonsumsi dan pada 27 sampel lainnya serta melihat lokasi penjualan makanan
(61%) tidak didapatkan pertumbuhan bakteri jajanan gorengan yang hanya berjarak satu
Salmonella typhi pada media Salmonella- meter dari pinggir jalan memungkinkan
Shigella Agar artinya makanan jajanan kontaminasi yang lebih besar.
tersebut memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri
Salmonella typhi yang positif pada 17 sampel
Pembahasan makanan yang diuji menunjukkan bahwahal
Isolasi bakteri dari penelitian ini berasal ini tidak sesuai dengan SNI No.01-6366-2000,
dari makanan jajanan gorengan yang dijual di karena pemerintah telah membuat peraturan
pinggir jalan depan Sekolah Dasar Negeri atau pengawasan untuk perlindungan
Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. terhadap konsumen mengenai produk mutu
Hasilnya didapatkan bahwa 17 sampel (39%) tentang batas maksimum cemaran mikroba
makanan jajanan gorengan tersebut pada makanan untuk Salmonella sp. harus
mengandung bakteri Salmonella typhi. Hal ini negatif atau tidak boleh mengandung
berarti sebanyak 17 sampel makanan jajanan Salmonella sp.11
gorengan tidak memenuhi syarat untuk layak Bakteri Salmonella typhi merupakan
dikonsumsi. Makanan jajanan gorengan dapat salah satu jenis bakteri patogen pada
menjadi salah satu faktor resiko terjadinya manusia. Kontaminasi Salmonella sp. pada
kontaminasi bakteri. Pada penelitian ini hasil makanan dapat mengakibatkan penyakit
positif bakteri Salmonella typhi dapat demam tifoid dengan gejala demam tinggi,
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor mual, muntah, nyeri abdomen, dan tinja yang
pengolahan makanan oleh penjual, faktor sering, bisa air, malabsorbtif, atau berdarah
hygienitas lingkungan tempat penjualan dan tergantung bakteri patogen yang spesifik.12
faktor bahan baku yang digunakan pada Mual merupakan perasaan yang tidak nyaman
pembuatan makanan jajanan gorengan dan ada rasa ingin muntah. Sedangkan
tersebut. Pencemaran bakteri pada bahan muntah biasanya mengikuti mual. Muntah
pangan merupakan hasil kontaminasi berbeda
dengan regurgitasi, refluks dari cairan muntah tanpa nyeri perut disebabkan oleh
atau makanan diperut. Gejala akut mual dan keracunan makanan, infeksi gastroenteritis,

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 292


Meiwa Rizky Ardhi Bella Putri, Tri Umiana Soleha, Syazili Mustofa, Ety Apriliana | Identifikasi Bakteri Salmonella typhi Pada
Makanan Jajanan Gorengan Yang Dijual Di Depan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung

obat-obatan atau penyakit sistemik.13 Peranan Salmonella sp. pada makanan jajanan.
lingkungan, proses pengolahan dan penjualan Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
sangat erat kaitanya dengan jumlah dan jenis Yunus (2017) bahwa didapatkan hasil
bakteri yang ditemukan pada makanan kontaminasi Salmonella sp. pada jajanan
jajanan gorengan. Makanan yang siomay yang dilakukan di Kota Kendari.
terkontaminasi bakteri Salmonella typhi dalam Hasil isolasi dan identifikasi bakteri
jumlah kecil, tidak terlalu menimbulkan Salmonella sp. yang negatif pada 27 sampel
perubahan dalam hal warna, bau maupun (61%) makanan jajanan gorengan di Sekolah
rasadari makanan yang tercemar Salmonella Dasar Negeri Kecamatan Kedaton
typhi kecuali jika bahan makanan menunjukkan bahwa tidak ada pertumbuhan
mengandung Salmonella typhi dalam jumlah koloni bakteri artinya tidak terdapat
besar maka akan terjadi perubahan warna dan kontaminasi dari bakteri Salmonella sp. pada
bau. Semakin tinggi jumlah bakteri Salmonella makanan jajanan sekolah yang diperjual-
typhi di dalam suatu makanan, maka semakin belikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
besar timbulnya gejala infeksi pada orang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
yang menelan makanan tersebut.14 bahwa seluruh makanan yang di perjual-
Dari hasil penelitian yang dilakukan belikan harus terbebas dari kontaminasi
hasil positif didapatkan pada jenis makanan bakteri salah satunya Salmonella typhi. Hal ini
pempek, risoles, cireng, telur gulung, sosis, menandakan adanya kesadaran dari pedagang
bakso ayam, otak-otak, bakso sapi, nugget, makanan jajanan untuk memberikan produk
dan siomay. Bahan baku seperti sayuran, yang bersih dan sehat. Selain itu, hal ini dapat
daging dan telur merupakan bahan makanan disebabkan karena bakteri Salmonella sp. mati
yang mudah terkontaminasi oleh Salmonella karena proses pengolahan bahan makanan
typhi maka dari itu perlunya pengolahan dengan baik dan proses penggorengan dengan
bahan makanan dengan baik.15 Selain faktor suhu tinggi. Selain itu juga, kemungkinan
tersebut, proses pengolahan bahan makanan bakteri pada makanan jajanan yang tumbuh
oleh penjual juga menjadi faktor bukan Salmonella sp. atau Shigella sp.
pertumbuhan Salmonella typhi. Suhu sehingga tidak dapat tumbuh pada media
pertumbuhan optimum Salmonella sp. yaitu selektif Salmonella Shigella Agar.14
37°C hal ini mungkin disebabkan proses
penggorengan yang belum matang, proses Ringkasan
penyimpanan makanan yang tidak benar dan Faktor pengolahan makanan, faktor
faktor kebersihan alat-alat yang digunakan hygiene, faktor pemilihan bahan baku dan
untuk penggorengan menjadi faktor resiko faktor lingkungan penjualan makanandapat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp.16 Hal ini menyebabkan kontaminasi bakteri Salmonella
juga dipengaruhi faktor lingkungan disekitar typhi oleh karena itu perlunya sanitasi
tempat penjualan makanan jajanan gorengan kebersihan dalam pengolahan makanan.
yang kurang hygienis. Berdasarkan hasil Kualitas makanan yang dikonsumsi harus
observasi diketahui bahwa lingkungan tempat memenuhi beberapa kriteria yaitu bergizi,
berjualan dekat selokan dan hanya berjarak ±1 bermutu, amandari pencemaran biologis,
Meter dari pinggir jalan, makanan dijajakan mikrobiologis, kimia dan logam berat. Bakteri
tidak berpenutup dan pedagang tidak mencuci Salmonella typhi merupakan bakteri patogen
tangan terlebih dahulu sebelum menyiapkan pada manusia dan kontaminasi Salmonella sp.
makanan. pada makanan mengakibatkan penyakit
Penelitian ini sejalan dengan penelitian demam tifoid. Batas maksimum cemaran
Arlita, dkk (2013) yang dilakukan di Manado mikroba pada makanan untuk Salmonella sp.
yang menunjukan adanya bakteri Salmonella harus negatif atau tidak boleh mengandung
sp. pada jajananbakso tusuk yang dijual di Salmonella sp. dansaat makanan
Manado. Begitu juga penelitian yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella typhi
dilakukan oleh Yuswananda (2015) di Jakarta maka makanan tersebut tidak memenuhi
pada makanan jajanan di Masjid fathullah syarat untuk di konsumsi.
ciputat yang menunjukan adanya bakteri

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 293


Meiwa Rizky Ardhi Bella Putri, Tri Umiana Soleha, Syazili Mustofa, Ety Apriliana | Identifikasi Bakteri Salmonella typhi Pada
Makanan Jajanan Gorengan Yang Dijual Di Depan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung

Simpulan Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian


Terdapat bakteri Salmonella typhi Penyakit & Penyehatan Lingkungan;
sebanyak 17 sampel (39%) pada makanan 2013.
jajanan gorengan dan pada 27 sampel lainnya 8. Zhou , Pollard. A fast and highly sensitive
(61%) tidak didapatkan pertumbuhan bakteri blood culture PCR method for clinical
pada makanan jajanan gorengan yang dijual di detection of Salmonella enterica serovar
depan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan typhi. J Annals of Clinical Microbiology
Kedaton Bandar Lampung. and antimikrobials; 2010; 4(19): 9-14.
9. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Kota
Daftar Pustaka Bandar Lampung. Lampung: Kemenkes
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. RI; 2016.
Peraturan kepala badan pengawasan 10. Mirawati M, Lestari E, Djajaningrat H.
obat dan makanan Republik Indonesia Identifikasi salmonella pada jajanan yang
Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang dijual dikantin dan luar kantin sekolah
penetapan batas maksimum cemaran dasar. J lmu dan teknologi kesehatan.
mikroba dan kimia dalam makanan. 2014; 1(2): 141-147.
Jakarta : BPOM RI; 2013. 11. Badan Standarisasi Nasional. SNI Syarat
2. Scallan E, Hoekstra RM, Angulo FJ, Tauxe Mutu Makanan Ringan. Jakarta: Badan
RV, Widdowso MA, Roy SL, et al. Standarisasi Nasional; 2015.
Pathogens causing US foodborne 12. Susantiningsih T, Kurniawaty E, Mustofa
illnesses, Hospitalizations, and Deaths S. Penyuluhan kesehatan tentang bahaya
2000-2008. United States: United Press; penyakit diare kepada ibu-ibu majelis
2012.
taklim Al Muttaqien di Kecamatan
3. Zulkoni A. Parasitologi. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2010. Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
4. Anggraini H. Mengetahui faktor-faktor JPM Ruwa Jurai. 2017; 3(1): 34.
yang berhubungan dengan kejadian 13. Mustofa S , Kurniawaty E. Manajemen
demam tifoid pada anak yang dirawat di gangguan saluran cerna. Bandar
RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Lampung: Aura Printing & Publishing;
Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan 2013.
Tengah pada Tahun 2012. Pontianak:
14. Yunus R, Mongan R, Rosnani. Cemaran
Universitas Islam Indonesia; 2012.
bakteri gram negatif pada jajanan siomay
5. Putri TP. Hubungan usia, status gizi dan
di Kota Kendari. Medical Laboratory
riwayat demam tifoid dengan kejadian
Technology Journal. 2017; 3(1): 87-92.
demam tifoid pada anak di RSUD
15. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Tugurejo Semarang. Semarang:
Pedoman cara ritel pangan yang baik di
Universitas Muhammadiyah Semarang;
Pasar Tradisional. Jakarta: BPOM RI;
2016.
2015.
6. Badan Standarisasi Nasional. SNI 7388-
16. Yuswananda NF. Mengidentifikasi bakteri
2009. Batas maksimum cemaran mikroba
Salmonella sp. pada jajanan di masjid
dalam pangan. Jakarta: Badan
fatullah ciputat tahun 2015. Jakarta:
Standarisasi Nasional; 2009.
Universitas Islam Negeri Syarif
7. Depkes RI. Sistematika pedoman
Hidayatullah; 2015.
pengendalian penyakit demam tifoid.

J Agromedicine |Volume 6|Nomor 2| Oktober 2019| 294

Anda mungkin juga menyukai