Anda di halaman 1dari 5

PENGUJIAN SALMONELLA DAN SHIGELLA

Rhisa Hakimaha, Dilla Arie Syafitrib, Tesa Sintiac, Yusna Husadad, Gifari Akbare
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Garut
Jl. Raya Samarang No. 52 Telp. 0262 544217
Email : Rhisahakimah30@gmail.com

Dikumpulkan pada tanggal 18 November 2019

ABSTRAK

Umumnya bahan pangan berupa ikan dan daging olahan merupakan bahan pangan yang
mudah rusak (perishable food) karena kandungan protein dan air yang cukup tinggi, oleh
karena itu perlakuan dan pengolahan yang baik sangat diperlukan untuk bahan pangan
tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi bakteri Salmonella
sp dengan media SSA (Salmonella shigela agar). Sampel yang diuji berupa daging ikan
giling, ikan asin, makanan kaleng dan sosis. Metode yang digunakan adalah uji
pendugaan dengan menggunakan media selektif SSA dengan teknik media tuang.

Kata kunci : SSA, Salmonella sp. dan Shigella sp.

PENDAHULUAN kontaminasi oleh bakteri patogen perlu


mendapat perhatian secara seksama,
Menurut UU RI No.7 tahun 1996, karena penderita kasus ini dapat
yang dimaksud pangan adalah segala mengalami gangguan pencernaan dan
sesuatu yang berasal dari sumber hayati gangguan penyerapan zat-zat gizi.
dan air, baik yang diolah maupun tidak Salmonella dan Shigella
diolah, yang diperuntukkan sebagai merupakan salah satu bakteri penyebab
makanan atau minuman bagi konsumsi infeksi pada manusia. Salmonella dan
manusia termasuk bahan tambahan Shigella dapat mencemari makanan seperti
pangan, bahan baku pangan, dan bahan telur mentah, daging mentah, sayuran
lain yang digunakan dalam proses segar, dan air yang tercemar (Waluyo,
penyiapan, pengolahan dan atau 2005). Salmonella dan Shigella masuk ke
pembuatan makanan atau minuman. dalam tubuh manusia melalui mulut
Mengingat definisi pangan mempunyai bersama makanan dan minuman yang
cakupan yang luas, maka upaya untuk tercemar, ditularkan melalui tangan, lalat
mencegah pangan dari kemungkinan atau serangga, mampu bertahan hidup
tercemar baik dari cemaran biologis, dalam suasana beku atau kering (jawetz et
kimia, dan benda lain yang yang dapat al., 2005). Makanan jajanan seperti burger,
mengganggu, merugikan dan selain faktor gizi, juga perlu diperhatikan
membahayakan kesehatan manusia faktor sanitasi dan higienitasnya
(BPOM, 2008). (Judarwanto, 2006).
Kontaminasi bakteri patogen pada Salmonella adalah bakteri pendek
makanan dan minuman dapat (1- 2 μm), Gram negatif, batang yang tidak
menyebabkan berbagai macam penyakit membentuk spora, biasanya motil dengan
seperti typhoid, diare, keracunan makanan flagella peritrisous. Salmonella adalah
dan lain sebagainya (Siagian, 2002). anaerob fakultatif yang secara biokimia
Menurut Ginting et al. (2013), penyakit- dikarakterisasi dengan kemampuannya
penyakit ini akan mudah menyerang orang memfermentasi glukosa yang
yang mengalami penurunan daya tahan memproduksi asam dan gas, dan
tubuh karena faktor dari dalam (intrinsik) ketidakmampuannya menggunakan laktosa
maupun dari luar (ekstrinsik). Penyakit dan sukrosa. Temperatur pertumbuhan
bawaan makanan atau keracunan makanan optimumnya 38oC. Salmonella dapat
yang ditimbulkan akibat adanya tumbuh pada aktivitas air yang rendah (aw

1
≤ 0,93) yang responnya tergantung strain biakan yang asalnya dari pembelahan satu
dan jenis pangan. Salmonella aktif sel tunggal (Manurung, 2012).
bertumbuh pada kisaran pH 3,6 – 9,5 dan Ada beberapa metode untuk
optimal pada nilai pH mendekati normal memperoleh biakan murni dari isolat
(Isyana, 2012). campuran. Dua di antaranya yang sering
Infeksi oleh bakteri Salmonella sp. digunakan adalah teknik cawan gores dan
(oleh sebab itu disebut Salmonellosis) teknik cawan tuang. Prinsip dari kedua
menyerang saluran gastrointestin yang teknik tersebut sama, yaitu mengencerkan
mencangkup perut, usus halus, dan usus biakan campuran hingga setiap individu
besar atau kolon. Beberapa spesies spesies dapat dipisahkan, sehingga setiap
Salmonella sp. dapat menyebabkan infeksi koloni yang terbentuk merupakan hasil
makanan. Termasuk kedalamnya ialah dari pembelahan satu sel (Manurung,
Salmonella enteritidis var typhimurium 2012).
dan varietas-vairetas lain serta Salmonella Cara penggarisan dilakukan pada
choleraesuis. Bakteri ini ialah batang medium pembiakan padat bentuk lempeng.
Gram negatif, motil, tidak membentuk Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah
spora, dapat memfermentasi glukosa, tetapi yang paling praktis. Setiap laboratorium
tidak memfermentasi laktosa atau sukrosa. memiliki cara atau metode pengerjaan
Hampir semua serotipe membentuk gas yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah
bila memfermentasi gula, kecuali sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak
Salmonella typhi (Irianto, 2006). mungkin pada permukaan lempeng
Menurut reaksi biokimiawinya, medium pembiakan dengan ose atau jarum
Salmonella dapat diklasifikasikan menjadi bahan pemeriksaan yang terlepas pada
tiga spesies, yaitu: Salmonella typhi, garis-garis tersebut semakin lama semakin
Salmonella choleraesuis, dan Salmonella sedikit, sehingga pada garis-garis terakhir
enteritidis. Terinfeksinya manusia oleh koloni- koloni bakteri yang terbentuk akan
Salmonella hampir selalu disebabkan terpisah agak jauh (Irianto, 2006).
mengkonsumsi makanan atau minuman Metode cawan tuang merupakan teknik
tercemar. Meskipun demikian, sumber lain yang dapat digunakan untuk
Salmonellosis terbesar yang merupakan mendapatkan koloni murni
gudang Salmonella ialah hewan tingkat mikroorganisme. Kelemahan metode ini
rendah (Irianto, 2006). adalah membutuhkan waktu dan bahan
Media SSA merupakan media yang lama dan banyak, akan tetapi tidak
yang mempunyai selektif tinggi untuk memerlukan keterampilan tinggi. Biakan
isolasi Salmonella sp.. Salmonella shigella campuran diencerkan dengan
agar adalah media selektif untuk menggunakan medium agar yang telah
mengisolasi kuman Salmonella sp. dan dicairkan dan didinginkan. Pengenceran
Shigella sp. dari sampel feses, urin, dan dilakukan dalam beberapa tahap hingga
makanan (Hada, 2011). diperoleh koloni tunggal (Manurung,
Dalam kegiatan mikrobiologi 2012).
pembuatan isolat dilakukan dengan cara Isolasi bakteri dengan cara tuang
mengambil sampel mikrobiologi dari ini umumnya dilakukan untuk menentukan
lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel perkiraan jumlah bakteri hidup dalam
tersebut kemudian dibiakkan dengan cairan, misalnya air, susu, kemih atau
menggunakan media universal atau media biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam
selektif, tergantung tujuan yang ingin jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri
dicapai. Jika menggunakan media hidup dalam tiap mililiter cairan yang
universal akan diperoleh biakan mikroba diperiksa (Irianto, 2006).
campuran. Untuk proses identifikasi
maupun isolasi jenis tertentu saja, METODOLOGI
dilakukan proses pembuatan isolat tunggal
dari isolat campuran tersebut. Isolat Praktikum ini dilaksanakan pada
tunggal atau biakan murni merupakan hari selasa, 5 November 2019 jam 08.00-

2
21.00 WIB di Laboratorium Terpadu dengan cara pewarnaan Gram, sehingga
Fakultas Pertanian Universitas Garut. dapat diamati bentuk, penataan dan
penggolongan bakteri.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah Pembuatan Media
tabung reaksi, cawan petri, jarum ose, auto Media SSA sebanyak 35 gr dan
clave, Bunsen, beaker glass, gelas ukur, dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian
rak tabung reaksi, Erlenmeyer, incubator, dididihkan dan disterilisasi menggunakan
mikropipet. Bahan yang digunakan adalah autoklaf selama 30 menit dengan suhu
SSA, NaCl pisio, aquades, TTB, iodin, 121° C, 1 atm.
daging ayam, danging sapi, daging ikan
tawar, daging ikan laut. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur Kerja Gambar 1 Inkubasi hari ke-1


Pengenceran Nacl, Nacl ditimbang
sebanyak 4 gram, ditambah 500 ml
aquades. Pengenceran TTB, TTB
ditimbang sebanyak 3,6 gram, dimasukkan
ke dalam erlenmeyer, ditambahkan
aquades sebanyak 75 ml diaduk, setelah
tercampur ditambahkan larutan iodine. (a) Daging ayam
Pengenceran SSA, dimasukkan SSA
sebanyak 10 gram ke dalam erlenmeyer
ditambahkan 100 ml aquades. Setelah
larutan sudah jadi, disterilisasi alat dan
bahan yang akan digunakan dengan suhu (b) Daging sapi
121°C selama 18 menit. Ikan atau daging
ditimbang sebanyak 25 gram, potong kecil-
kecil dimasukkan kedalam gelas kimia,
tambahkan 100 ml larutan Nacl, diaduk.
Pindahkan TTB ke dalam 2 tabung reaksi (c) Ikan tawar
masing - masing sebanyak 9 ml, masing -
masing ditambahkan 1 ml air ikan atau
daging tadi yang sudah di aduk,
homogenkan larutan TTB dan air ikan atau
daging yang ada di tabung reaksi. (d) Ikan laut
Diinkubasi dengan suhu 37°C selama 12 -
17 jam. Pindahkan larutan SSA ke dalam Gambar 2 Inkubasi hari ke-2
cawan pentri, bakteri sampai dingin.
Setelah dingin, biakan bakteri yang ada di
tabung reaksi, dipindahkan melalui cara
gores ke cawan pentri, dibungkus dengan
plastik, diinkubasi dengan suhu 37°C
selama 24 jam. Amati perubahan, jika (a) Daging ayam
berwarna merah muda artinya tumbuh
bakteri shigella, jika berwarna hitam
artinya tumbuh bakteri salmonella.

Pengamatan Morfologi
(b) Daging sapi
Pengamatan morfologi secara visual
dilakukan dengan mengamati bentuk, tepi,
elevasi dan warna koloni. Pengamatan
morfologi sel dilakukan

3
Shigella merupakan bakteri gram
negatif berbentuk batang, tunggal, tidak
memiliki flagel, aerobik ataupun aerobik
fakultatif dan tidak membentuk spora, serta
(c) Ikan tawar habitatnya berada pada saluran pencernaan
dengan infeksinya melalui fase oral (Aini,
2018). Salmonella merupakan bakteri gram
negatif berbentuk batang, tidak berspora,
bersifat anaerob fakultatif dan bergerak
(d) Ikan laut dengan flagel peritrik kecuali Salmonella
pullorum dan Salmonella gallinarum
Deteksi bakteri Salmonella- (Jawetz et al., 2005)
Shigella dilakukan dengan menggunakan Makanan yang mengandung bakteri seperti
media spesifik Salmonella-Shigella agar Salmonella dalam jumlah kecil tidak akan
(SSA). Media disiapkan di dalam cawan merubah bentuk, warna, rasa dan baunya
Petri steril. Sebanyak 1 ml suspensi dari sedangkan Salmonella dalam jumlah yang
masing-masing seri pengenceran (10-1 banyak akan membuat perubahan pada
sampai 10-5) diinokulasikan ke dalam bentuk, warna, rasa dan bau khas yang
cawan Petri berisi meda SSA. Cawan uji ditimbulkan bakteri (Mukono, 2000).
diinkubasi selama 2×24 jam. Diamati Makanan yang berasam rendah seperti
bakteri yang tumbuh. Dicatat ciri daging, telur ikan dan produk olahannya
morfologi koloni bakteri. Koloni bakteri merupakan sumber infeksi dan keracunan
yang berwarna hitam diduga sebagai oleh bakteri. Bakteri anggota genus
Salmonella, dan yang berwarna merah Salmonella merupakan bakteri patogen
muda diduga sebagai Shigella. Pengujian yang menjadi indikator bahwa makanan
dilanjutkan dengan uji sitrat. Setiap koloni tersebut kualitasnya sudah menurun dan
yang muncul dibuat biakan murninya apabila tertelan mengakibatkan penyakit
untuk digunakan pada uji saluran pencernaan. Bakteri ini dapat
selanjutnya menyebar melalui alat pengolahan yang
Hasil isolasi pada media digunakan kurang higiene dan waktu
Salmonella Shigella Agar (SSA) yang penyimpanan yang terlalu lama
positif mengandung bakteri anggota genus (Dharmojono, 2001).
Shigella ditunjukkan dengan terbentuknya Hasil negatif untuk pengujian
koloni bening tanpa bintik hitam karena Salmonella sp. pada semua sampel bahan
bakteri anggota genus Shigella tidak pangan menunjukkan bahwa sampel
meragi laktosa dan tidak menghasilkan gas tersebut aman dari bakteri Salmonella sp.
H2S (Isenberg, 1992). Bakteri dari anggota Respon negatif menunjukkan bahwa
genus Salmonella dapat menghasilkan H2S keempat bahan pangan ini tidak
dan tiosulfat reduktase sehingga akan terkontaminasi bakteri Salmonella sp.
membentuk koloni bening dengan bintik Menurut (Nasional, 1995), Salmonella sp.
hitam di bagian tengah serta menimbulkan merupakan indikator baik buruk atau aman
bau. Bakteri Salmonella menggunakan tidaknya komoditas pangan daging dan
pepton yang berasal dari media SSA untuk olahannya. Beberapa bakteri Salmonella
sumber energi. Menurut Muktiningsih et seperti Salmonella typhii, S.paratyphii A,
al. (2016), SSA adalah media selektif dan S.paratyphi B digolongkan ke dalam
untuk mengisolasi bakteri anggota genus mikroba patogen yang sangat berbahaya.
Salmonella dan bakteri anggota genus Berdasarkan (Nasional, 1995) batasan
Shigella, tetapi media SSA tidak maksimum cemaran mikroba untuk
disarankan untuk pengujian bakteri Salmonella sp. dalam bahan makanan asal
anggota genus Shigella karena beberapa hewan adalah negatif/25gram.
strain Shigella akan terhambat. Pada Gambar 1 yaitu hasil
inkubasi hari ke-1 terjadinya kesalahan
dalam mengatur suhu inkubatornya,

4
dimana pada pada hari ke-1 diinkubasi Status Gizi dan Fungsi Kongnitif
dengan memakai suhu 29°Cyang Anak Sekolah Dasar, Skripsi,
seharusnya media diinkubasi dengan suhu Surakarta
37°C, Karena dengan suhu 37°C bakteri Mukono, HJ, 2000, Prinsip Dasar
Salmonella dan Shigella mulai Kesehatan Lingkungan, Airlangga
berkembang biak. Sedangkan Gambar 2 University Press, Surabaya
yaitu hasil inkubasi hari ke-2 memakai Muktiningsih, F, Kurniadewi & Immanuel,
suhu 37°C menunjukan laju pertumbuhan ORP, 2016, Isolasi Amflikasi dan
bakteri yang sangat cepat. Sekuensing Fragmen 1,9 Kilobasa
Faktor yang mempengaruhi Gen Heat Shock Protein 70
pertumbuhan mikroba pembusuk yaitu Salmonella enterica Serovar Thypi,
treatment dari tiap-tiap pedagang yang Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia,
berbeda-beda sanitasinya baik (higienis) vol. 11, no. 1, hal. 32-40
akan mempengaruhi total mikroorganisme. Nasional, D. S. (1995). SNI 01-3924-
1995 tentang Mutu Daging Pedaging.
KESIMPULAN Departemen Pertanian. BSN. Jakarta
Siagian, A, 2002, Mikroba Patogen Pada
Deteksi bakteri Salmonella- Makanan Dan Sumber
Shigella dilakukan dengan menggunakan Pencemarannya, USU Digital
media spesifik Salmonella-Shigella agar Library, Fakultas Kesehatan
(SSA). Koloni bakteri yang berwarna Masyarakat Universitas Sumatera
hitam diduga sebagai Salmonella, dan yang Utara
berwarna merah muda diduga sebagai Waluyo, L, 2005, Mikrobiologi Umum,
Shigella. Suhu inkubasi salmonella dan Universitas Muhamadiyah Malang
shigella sebaiknya memakai suhu 37°C Press, Malang
karena dengan suhu tersebut laju
pertumbuhan bakteri sangat cepat.

DAFTAR PUSTAKA
BPOM. (2008). Pengujian Mikrobiologi
Pangan. Jakarta: www2.pom.go.id/.
pdf.
Dharmojono, 2001, Kapita Selekta
Kedokteran Veteriner, Pustaka
Populer Obor, Jakarta.
Ginting, WNP, Santi, DN & Chahaya, I,
2013, Hygiene Sanitasi dan Analisa
Pencemaran Salmonella sp. Pada
Daging Sapi Olahan (Daging Burger)
Sebelum dan Sesudah Digoreng yang
Dijual Di Kelurahan Helvetia Kota
Medan, Skripsi, Universitas Sumatera
Utara, Medan
Isenberg, HD, 1992, Interpretation of
Aerobic Bacterial Growth on Primary
Culture Media, Clinical Microbiology
Procedures Handbook, Vol. 1, hal.
No. 1, hal. 61-67
Jawetz, Melnick & Adelberg’s, 2005,
Mikrobiologi Kedokteran, Salemba
medika, Jakarta
Judarwanto, 2006, Hubungan Pola
Konsumsi Makanan Jajanan dengan

Anda mungkin juga menyukai