Anda di halaman 1dari 16

BIOMEDIKA Available online at

ISSN : 1979 - 035X (printed edition)


ISSN : 2302 - 1306 (electronic/Portal e-Journal) www.biomedika.ac.id
Volume 10, No. 02, September 2017

Kontaminasi Bakteri Coliform pada Saus Siomai dari


Pedagang Area Kampus di Surakarta
Contamination of Coliform Bacteria from Seller in Surakarta's University Area

Liss Dyah Dewi Arini* dan Rahaju Muljo Wulandari


APIKES Citra Medika Surakarta
*Corresponding author: leeansz_fortune@yahoo.com

ABSTRAK
Siomai merupakan salah satu makanan pokok yang menggunakan bahan pelengkap (tambahan) makanan berupa
saus. Pada saat sekarang ini banyak siomai yang dijual dengan menggunakan sepeda ontel yang ditaruh di bagian
belakang sepeda. Akan tetapi dalam kenyataannya kebersihan dari siomai sering juga terabaikan salah satunya karena
banyaknya udara dan debu yang masuk ke makanan siomai. Penelitian ini mempunyai tujuan utuuk menguji adanya
cemaran bakteri Coliform yang terdapat pada olahan saus yang dijual sebagai pelengkap makanan pada siomai dan
mengidentifikasi adanya kandungan bakteri Escherichia coli yang terdapat pada olahan saus yang dijual sebagai
pelengkap makanan siomai. Metode penelitian ini adalah penelitian survey lapangan dengan pengambilan sampel
secara acak dan deskriptif untuk mengetahui keberadaan bakteri Coliform pada beberapa produk olahan saus yang
terdapat pada makanan siomai. Pengambilan sampel penelitian dilakukan mengambil 10 sampel olahan saus dari
makanan siomai yang ada di area kampus di Surakarta. Pemeriksaan bakteri Coliform dilakukan di Laboratorium
Biologi UNS, Surakarta dengan uji most probable number (MPN), uji Escherichia coli dan pewarnaan gram. Dari uji
Most Probable Number melalui uji praduga dan penegasan sampel uji coba menunjukkan hasil positif Coliform, dari
hasil pewarnaan gram bakteri yang ditemukan termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif dan dari hasil uji
biokimia bakteri-bakteri yang ditemukan pada sampel termasuk spesies Enterobacter dan Escherichia coli. Hasil
pengujian yang didapat dari semua uji tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam SNI 01-3546-2004 tentang
batas maksimum Angka Lempeng Total (ALT) pada saus tomat adalah 2 x 102 koloni/g sedangkan menurut Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK. 00.06.1.52.401, batas maksimum Most
Probable Number (MPN) Coliform pada saus tomat adalah 100 koloni/g.

Kata kunci : olahan saus siomai, most probable number, uji biokimia, pewarnaan gram, coliform

ABSTRACT
Siomai is one food that use complementary materials (additional) that is sauce. At the present time, siomai sold
bicycle that was placed on the back of bicycle. But in the reality, the siomai becomes less clean because of the amount of
dust and dirty air entered into the siomai, and often this problem is ignored. This research have a goal to test the existence
of Coliform bacteria contaminationon sauce that sold for complementary food especially for siomai, and to identify the
content of Escherichia coli bacteria that found in sauce preparations that sold for complementary siomai.This research
method is a survey field research with random sampling and descriptive to know the existence of Coliform bacteria in
some of the processed products of sauce contained in siomai food. Sampling for this research is done by taking 10 sample
sauce from siomai food that's all around campus in Surakarta. Coliform bacterial examination was performed at Biology
Laboratory of UNS, Surakarta with the most probable number (MPN) test, Escherichia coli test and gram staining. From
the test of Most Probable Number through test of presumption and confirmation of test sample showed positive result of
Coliform, from the result of gram staining of bacteria found belonging to class of gram negative bacteria and from
biochemical test result of bacteria found in samples including Enterobacter species and Escherichia coli .Test results
obtained from all tests do not meet the requirements specified in SNI 01-3546-2004 about the maximum number of total
plates while according to the Regulation of the Head of the Food and Drugs Agency of the Republic of Indonesia HK
number. 00.06.1.52.401, the maximum limit of most probable number (MPN) coliform in tomato sauce is 100 coloni/g.

Keywords: processed siomai sauce, most probable number, biochemical test, gram stain, coliform

PENDAHULUAN kan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan bagi


Makanan adalah bahan-bahan yang dima- pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan peng-
32 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

gantian sel tubuh yang rusak (Sugianto, 2012). bahkan zat-zat berbahaya tapi pada olahan saus
Namun pangan juga dapat sebagai sarana yang dijual secara bebas, yang berlabel maupun
penggangu kesehatan bagi manusia karena tidak berlabel, harga mahal, standar, hingga
pangan dapat terkontaminasi oleh cemaran harga/kg, menambahkan berbagai zat berba-
fisik, kimia maupun mikrobia. Makanan haya di dalamnya dengan cara pengolahannya
berfungsi untuk memelihara proses tubuh yang sangat menjijikan penggunaan pepaya
dalam pertumbuhan atau perkembangan serta busuk berbelatung, kulit singkong yang sudah
mengganti jaringan tubuh yang rusak, busuk juga serta penggunaan zat pengawet,
memperoleh energi untuk melakukan aktivitas MSG berlebihan, zat pewarna tekstil, boraks
sehari-hari, mengatur metabolisme dan dan formalin. Dan saus-saus yang tercemar
berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan mikroba yaitu Coliform, S. aureus, dan kapang
tubuh yang lain, juga berperan di dalam berdam-pak buruk bagi kesehatan tubuh
mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai masyarakat yang mengkonsumsinya (Karlah, et
penyakit (Notoatmodjo, 2003). Akan tetapi al., 2014).
makanan juga sering terkontaminasi oleh
kontaminan kimia dan kontaminan biologi. Bahan Makanan
Salah satu kontaminan biologi yang paling Bahan Makanan dan Siomai
sering dijumpai pada makanan adalah bakteri Bahan makanan merupakan kebutuhan
golongan Coliform yaitu Escherichia coli. manusia yang sangat mendasar karena
Echerichia coli berasal dari tinja manusia dan berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan
hewan, tertular ke dalam makanan karena hidup manusia. Pangan dalam UU RI No. 7
perilaku penjamah yang tidak higienis, tahun 1996 diartikan sebagai segala sesuatu
pencucian peralatan yang tidak bersih, yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
kesehatan para pengolah dan penjamah yang diolah maupun tidak diolah, yang
makanan serta penggunaan air pencuci yang diperuntukkan sebagaimakanan atau minuman
mengandung coliform, E. coli, dan faecal bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
coliform (Susanna dan Hartono, 2003). tambagan pangan, bahan baku pangan
Kontaminasi bakteri patogen pada makanan danbahan lain yang digunakan dalam proses
dan minuman dapat menyebabkan berbagai penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan
macam penyakit diantaranya typhoid, diare, makanan atau minuman (Kartika et al., 2004).
keracunan makanan dan lain sebagainya Saus tomat adalah cairan kental (pasta) yang
(Siagian, 2002). Penyakit-penyakit ini akan terbuat dari bubur buah berwarna menarik
lebih mudah menjangkiti orang yang mengalami (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa
penurunan daya tahan tubuh karena faktor dari yang merangsang. Walaupun mengandung air
dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). dalam jumlah besar, saus mempunyai daya
Oleh karena itu, untuk menjamin kesehatan dan simpan panjang karena mengandung asam,
keselamatan konsumen, harus dilakukan gula, garam dan seringkali diberi pengawet.
pemeriksaan laboratorium bakteriologik secara Saus tomat dibuat dari campuran bubur buah
berkala (Lesmana, 2003). tomat dan bumbu-bumbu. Pasta ini berwarna
Saus yang seharusnya mengandung gizi dan merah muda sesuai dengan warna tomat yang
vitamin yang baik untuk tubuh yang didapat dari digunakan (Imelda, 2009).
buah tomat, cabai dan bumbu-bumbu serta
rempah-rempah yang di gunakan, dengan Gangguan Kesehatan Akibat Bahan makanan
pengolahan yang sehat dan benar tanpa menam- Bahan pangan dapat bertindak sebagai
Volume 10, No. 02, September 2017 Biomedika 33

perantara atau substrat untuk tumbuhnya masih merupakan masalah kesehatan terbesar di
mikroorganisme yang bersifat patogenik Indonesia karena masih buruknya kondisi
terhadap manusia. Penyakitmenular yang sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun
cukup berbahaya seperti tipes, kolera, disentri, rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup
TBC, poliomilitis dengan mudah disebarkan bersih dan sehat. Hal ini berkaitan dengan faktor
melalui bahan pangan. Sebagai akibat dari makanan, imunitas terhadap infeksi dan
meningkatnya perjalanan dan perdagangan ketergantungan psikologi.
pangan secara internasional, maka penyakit Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan
yang disebabkan bahan pangan dari tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
mikroorganisme telah menjadi perhatian utama padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
dunia (Djaja, 2003). biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
Makanan tidak saja bermanfaat bagi Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri,
manusia, tetapi juga sangat baik untuk dan Parasit. Diare akut sampai saat ini masih
pertumbuhan mikroba yang patogen. Oleh merupakan masalah kesehatan, tidak saja di
karena itu, untuk mendapat keuntungan yang negara berkembang tetapi juga di negara maju.
maksimum dari makanan, maka sanitasi Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB
makanan harus dijaga. Gangguan kesehatan (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang
yang dapat terjadi akibat makanan dapat banyak dalam waktu yang singkat. Tingginya
dikelompokkan menjadi keracunan makanan kejadian diare disebabkan karena foodborne
dan penyakit bawaan (Siahaya et al., 2016). infections dan waterborne infections yang
disebabkan bakteri Salmonella spp,
a. Keracunan Bahan Makanan Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus,
Keracunan, secara spesifik diartikan seba- Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan
gai keadaan yang menimbulkan gangguan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).
gastrointestinal (GI) yang mendadak, dalam d. Kontaminasi Mikroba
waktu 2-40 jam setelah makan dengan me- Makanan juga dapat terkontaminasi oleh
nimbulkan gejala muntah-berak, dapat bertahan mikroba. Beberapa mikroba pembuat racun
1-2 hari atau 7 hari atau lebih. baik exotoxin maupun endotoxin, adalah yang
b. Penyakit Bawaan Bahan Makanan tergolong Salmonella, Staphylococcus,
Bahan makanan yang beracun (asli) seperti Clostridium, Bacillus cocovenans, Bacillus
tanaman yang mengandung HCN, asam oxalate cereus.
dan fluor organic (singkong, caladium,
dieffenbachia, poinsettia, philodendron); Kontaminasi Mikroba
berbagai jenis jamur Amanita, Helvella; Makanan juga dapat terkontaminasi oleh
pembentuk mycotoxin: Aspergillus flavus, mikroba. Beberapa mikroba pembuat racun
Penicillium, dan Fusarium; algae, seperti baik exotoxin maupun endotoxin, adalah yang
Pyrrophyceae, Cyanophyceae, Chrysophyceae; tergolong Salmonella, Staphylococcus,
hewan, seperti invertebrata (dinoflagelata, Clostridium, Bacillus cocovenans, Bacillus
anemones, starfish, sea cucumber), vertebrata cereus (Kusumaningsih, 2010).
(balloon fishes, fugu fishes, hati hiu) dan
mamalia. Uji Most Probable Number (MPN) Coliform
c. Diare MPN adalah metode pemeriksaan air yang
Penyakit diaremerupakan salah satu dilakukan untuk mengetahui kontaminasi
penyakit berbasis lingkungan. Penyakit diare akibat bakteri Coliform dan Coli tinja. Peng-
34 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

amatan sampel yang positif dapat dilihat dengan sifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan
mengamati adanya kekeruhan dan gelembung perbedaan struktur dinding sel mereka (Lestari,
gas pada sampel (Sunardi, 2014). 2012).

Uji Escherichia coli METODE PENELITIAN


Empat tahap analisis untuk pengujian Alat dan Bahan
Escherichia coli adalah Uji Pendugaan dengan Alat
metode MPN (most probable number), Uji Autoclave All American No.75X, Laminar
penguat pada medium selektif, Uji lengkap Air Flow OMRON H3BA, Memmert Modell
dengan medium lactose broth, serta Uji 200 incubator, Microscoph Olympus CX21,
Identifikasi denganmelakukan reaksi IMViC Adam Pgw 1502i Precision Balance, Cimarec
(indol, methyl red, Vogues-Praskauer, dan Hotplate, Brand Micropipette, Lemari
citrate). Jadi untuk dapat menyimpulkan E. coli Pendingin, Jarum Ose, Spritus, bule tip, Kaca
berada pada air atau makanan diperlukan Preparat Sail Brand, Kacapenutup Sailing Boat
seluruh tahapan pengujian di atas. Apabila dan alat-alat gelas Pyrex.
dikehendaki untuk mengetahui serotipe dari E.
coli yang diperoleh untuk memastikan apakah Bahan
E.coli tersebut patogen atau bukan maka dapat Natrium Clorida (NaCl), Lactose Broth
dilakukan uji serologi. Meskipun demikian, (LB) Merck, aquadest, Briliant Green Lactose
beberapa serotipe patogen tertentu seperti Bile 2% (BGLB) Broth, Eosin Methylene Blue
O157:H7 yang ganas tidak dapat diuji langsung Agar (EMBA) HIMEDIA, Nutrient Agar (NA)
dengan pengujian 4 tahap ini dan memerlukan Merck, Kliger Iron Agar (KIA), Sulfida, Indol
pendekatan analisis khusus sejak awal (Cut and Motility (SIM), Simmons Citrate Agar,
Nuria, 2009). Lysin Iron Agar (LIA), Kristal Violet, Lugol,
Alkohol 96% OneMed dan Safranin.
Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram ini bertujuan untuk mlihat Cara Kerja
bakteri bersifat gram positif atau negatif dan Pengujian Angka Lempeng Total (ALT)
bentuknya. Pewarnaan Gram atau metode Gram Sampel dipipet sebanyak 25,0 ml ke dalam
adalah suatu metode empiris untuk erlenmeyer yang telah berisi 225 ml larutan
membedakan spesies bakteri menjadi dua pengencer Natrium Clorida (NaCl) dan dikocok
kelompok besar, yakni gram positif dan gram sampai homogen. Selanjutnya dilakukan
negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik pengenceran secara serial sehingga didapatkan
dinding sel mereka. Metode ini diberi nama yang sesuai. Dari masing-masing hasil
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark pengenceran sampel dipipet 1,0 ml ke dalam
Hans Christian Gram (1853–1938) yang cawan petri steril, kemudian dituangkan 15-20
mengem-bangkan teknik ini pada tahun 1884 ml media Plate Count Agar (PCA), yang telah
untuk membedakan antara pneumokokus dan dicairkan dan didinginkan hingga
bakteri Klebsiella pneumonia (Lestari, 2012). temperaturnya 45°C (Karlah, 2014).
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna Percobaan dilakukan secara triplo dan
penimbal (counterstain) ditambahkan setelah disertakan cawan petri yang mengandung media
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram dan larutan pengencer yang tidak mengandung
negatif menjadi berwarna merah atau merah sampel sebagai kontrol uji (blanko). Setelah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengkla- media membeku, inkubasi cawan petri pada
Volume 10, No. 02, September 2017 Biomedika 35

suhu 37°C selama 24 jam dengan posisi terbalik. diikubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam.
Dihitung koloni yang tumbuh pada setiap cawan Dilakukan pengamatan adanyapembentukan
petri. Angka total bakteri dalam 1 gram sampel gas. Pernyataan hasil uji MPN Coliform ini
adalah dengan mengalikan jumlah rata-rata yaitu jumlah tabung yang positif dicatat dan
koloni pada cawan petri dengan faktor dirujuk pada tabel MPN. Angka yang diperoleh
pengenceran yang digunakan (Karlah, 2014). menyatakan jumlah bakteri coliform dalam tiap
gram/tiap ml sampel yang diuji (Karlah, 2014).
Pengujian Most Probable Number (MPN)
Coliform Identifikasi Escherichia Coli
Pengujian MPN dilakukan dua tahap, yaitu Uji Masing-masing biakan positif pada uji
Praduga (Presumtif Test) yang kemudian dilan- konfirmasi bakteri coliform, diambil satu
jutkan dengna Uji Penegasan (Confirmative sengkelit dan diinokulasikan pada media Eosin
Test). Methylene Blue Agar (EMBA), dan diinkubasi
1. Uji Praduga pada suhu 37°C selama 24 jam (Imelda, 2009).
Ditimbang 25 gram sampel kemudian Dipilih koloni warna hijau dengan kilap logam
ditambahkan 225 ml Lactose Broth (LB) Merck dan bintik biru kehijauan dari media EMBA dan
dan dikocok homogen hingga diperoleh digoreskan pada media miring Nutrient Agar
suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan (NA). Setelah diinkubasi pada suhu 37°C
dua tabung reaksi masing-masing berisi 9 ml selama 24 jam selanjutnya dilakukan uji
LB. Dari hasil homogenisasi pada penyiapan biokimia untuk identifikasi Escherichia coli
sampel dipipet 1 ml pengenceran 10-1 ke dalam dengan uji IMViC (Indol, Methyl Red, Voges-
tabung LB pertama hingga diperoleh suspensi Proskauer, dan Citrate) (Wang, 2011).
-2
dengan pengenceran 10 dan dikocok sampai
homogen kemudian dibuat pengenceran hingga Pewarnaan Gram Bakteri
10-3 (Karlah, 2014). Biakan media miring NA pada uji
Untuk setiap pengenceran disiapkan 3 Eschericia coli dan diinkubasi selama 24 jam
tabung reaksi berisi 9 ml Lactose Broth (LB) pada suhu 37°C. Secara aseptis diambil 1 ose
yang dilengkapi tabung durham kedalam tiap sampel diletakkan pada masing-masing kaca
tabung dari masing-masing seri dimasukkan 1 preparat kemudian sampel dipanaskan diatas
ml suspensi pengenceran. Diinkubasi pada suhu api Bunsen hingga terfiksasi. Satu tetes kristal
35-37°C selama 24-48 jam. Setelah 24 jam violet diteteskan di atas kaca preparat tersebut
dicatat dan diamati perubahan warna biakan dan kemudian didiamkan selama 30 detik. Setelah
adanya gas yang terbentuk di dalam tiap tabung. itu, kaca preparat dibilas dengan aquades
Kemudian untuk tabung yang tidak membentuk (Lestari, 2012).
gas diinkubasi dilanjutkan hingga 48 jam dan Larutan Lugol diteteskan di atas kaca
dicatat tabung-tabung yang menunjukkan uji preparat kemudian didiamkan selama 1 menit.
positif (warna biakan menjadi kuning dan ada Setelah itu, kaca preparat dibilas dengan
gas dalam tabung durham) (Karlah, 2014). aquades. Kemudian diteteskan etanol 95% di
2. Uji Penegasan atas kaca preparat kemudian didiamkan selama
Biakan tabung yang menunjukkan uji 30 detik. Setelah itu, kaca preparat dibilas
praduga positif dipindahkan satu sengkelit ke dengan aquades mengalir hingga warnanya
dalam tabung reaksi berisi 10 ml Briliant Green hilang. Teteskan 1 tetes safranin di atas kaca
Lactose Bile 2% (BGLB) Broth yang telah preparat kemudian didiamkan selama 1 menit.
dilengkapi tabung durham. Seluruh tabung Setelah itu, kaca preparat dibilas dengan
36 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

aquades mengalir. Setelah pembilasan terakhir, d) Mengambil tabung reaksi berisi medium
kaca preparat dikeringkan dan diamati di bawah KIA, kemudian mensterilkan mulut tabung
mikroskop (Lestari, 2012). dengan mengagunakan api bunsen.
e) Memasukkan bakteri ke medium dengan
Uji Biokimia cara memiringkan jarum needle sampai me-
Uji Biokiimia dilakukan dengan menggu- nyentuh bagian pinggir dari dasar tabung.
nakan media KIA, SIM, LIA dan Citrate. Uji f) Mensterilkan mulut tabung kembali dengan
Biokimia dilakukan dengan cara sebagai berikut menggunakan api bunsen lalu menutup
1) Mengambil Bakteri mulut tabung dengan kapas.
a) Mensterilkan tangan menggunakan sabun 4) Medium LIA
anti septik. a) Mensterilkan jarum needle dengan cara
b) Mensterilkan jarum ose loop dan jarum ose mengfiksasi ujungnya.
needle dengan cara dipanaskan di atas api b) Mengambil tabung yang berisi bakteri dan
bunsen sampai ujung jarum ose needle mensterilkan mulut tabung dengan meng-
memerah. gunakan api bunsen.
c) Mengambil sampel bakteri. c) Mengambil bakteri dengan cara mema-
2) Medium SIM sukkan jarum needle ke dalam tabung yang
a) Mensterilkan jarum needle dengan cara berisi sampel bakteri.
memfiksasi ujungnya. d) Mengambil tabung reaksi berisi medium
b) Mengambil tabung yang berisi bakteri dan LIA, kemudian mensterilkan mulut tabung
mensterilkan mulut tabung dengan meng- dengan menggunakan api bunsen.
gunakan api bunsen. e) Memasukkan bakteri ke medium dengan
c) Mengambil bakteri dengan cara mema- cara memiringkan jarum needle sampai
sukkan jarum needle ke dalam tabung yang menyentuh bagian pinggir dari dasar
berisi sampel bakteri. tabung.
d) Mengambil tabung reaksi berisi medium f) Mensterilkan mulut tabung kembali dengan
SIM, dan mensterilkan mulut tabung dengan menggunakan api bunsen lalu menutup
menggunakan api bunsen. mulut tabung dengan kapas.
e) Memasukkan bakteri ke medium SIM 5) Medium Simmon Citrate
dengan cara inokulasi yaitu jarum tegak a) Mensterilkan jarum ose dengan cara mem-
menusuk media sampai menembus bawah fiksasi ujungnya.
tabung. b) Mengambil tabung yang berisi bakteri dan
f) Mensterilkan mulut tabung kembali dengan mensterilkan mulut tabung dengan menggu-
menggunakan api bunsen lalu menutup nakan api bunsen.
mulut tabung dengan kapas. c) Mengambil bakteri dengan cara mema-
3) Medium KIA sukkanj arum ose ke dalam tabung yang
a) Mensterilkan jarum needle dengan cara berisi sampel bakteri.
mengfiksasi ujungnya. d) Mengambil tabung reaksi berisi medium
b) Mengambil tabung yang berisi bakteri dan simmon citrate, kemudian mensterilkan
mensterilkan mulut tabung dengan mulut tabung dengan menggunakan api
menggunakan api bunsen. bunsen.
c) Mengambil bakteri dengan cara mema- e) Memasukkan bakteri ke medium dengan
sukkan jarum needle ke dalam tabung yang cara hanya dioleskan di permukaan tanpa
berisi sampel bakteri. ditusuk.
Volume 10, No. 02, September 2017 Biomedika 37

f) Mensterilkan mulut tabung kembali dengan Hasil positif ditunjukkan dengan kultur
menggunakan api bunsen lalu menutup bakteri pada tabung reaksi di dalam tabung
mulut tabung dengan kapas. durham terdapat ruang kosong yang berisi udara
yang panjangnya minimal ada;ah sepertiga
Tempat dan Waktu Penelitian panjang tabung durham (Karlah et al., 2014).
Penelitian ini dilaksanakan di UPT Labo- Uji Escherichia coli
ratorium Terpadu Universitas Sebelas Maret Hasil positif ditunjukkan dengan kultur
Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bakteri pada media EMBA berwarna hijau
bulan Juli-Agustus 2017. metalik (Karlah et al., 2014).
Pewarnaan Gram
Objek Penelitian Hasil positif ditunjukkan dengan peng-
Obyek penelitian adalah tujuh sampel saus amatan preparat dengan pewarnaan safranin dan
siomai yang didapatkan dari penjual siomai kristal violet di bawah mikroskop, bekteri
keliling yang ada di kampus di area Surakarta tampak berwarna merah (bakteri gram negatif)
yang diambil secara acak (random sampling). (Karlah et al., 2014).
Uji Biokimia
Variabel Penelitian Hasil posotif Escherichia coli ditunjukkan
Variabel-variabel dalam penelitian ini dengan uji KIA muncul warna merah(positif
meliputi: mengandung Indol) pada kultur bakteri dan
1. Variabel Bebas positif Coliform jika pada uji KIA tidak ada
Variabel bebas yang digunakan dalam sulfide (tidak ada warna hitam pada kultur
penelitian ini adalah pengenceran sampel saus bakteri) dan pada uji SIM minimal terdapat
yaitu peng-enceran 10-1, 10-2, 10-3. motilitas atau pergerakan dari bakteri. Untuk
2. Variabel Terikat identifikasi bakteri dengan uji biokimia KIA,
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah SIM, LIA dan Citrate yang merupakan media
jumlah koloni bakteri dan jenis bakteri. penentu identifikasi bakteri adalah pada uji KIA
3. Variabel Terkendali dan SIM, sedangkan uji LIA dan Citrat sifatnya
Variabel terkendali dalam penelitian ini memperkuat hasil uji KIA dan SIM
adalah variabel yang diusahakan sama untuk (Laboratorium Mikrobiologi USB, 2017).
setiap perla-kuan meliputi suhu inkubasi, waktu
inkubasi, dan jenis media. HASIL
Hasil penelitian disajikan pada tabel I (Hasil
Cara Pengumpulan Data MPN Coliform Uji Praduga Pada Saus Siomai),
Analisis Data tabel 2 (Hasil MPN Coliform Uji Penegasan
Data yang diperoleh dianalisis dengan Pada Saus Siomai ), tabel 3 (Hasil Identifikasi
menggunakan: Coliform ) dan tabel 4 (Hasil Uji Biokimia pada
Uji Most Probable Number Uji KIA, SIM, LIA dan Citrate).
1) Uji Praduga 1. Hasil Pengujian Most Probable Number
Hasil positif ditunjukkan dengan kultur (MPN) Coliform (Tabel 1,2 dan Gambar 1,2)
bakteri pada tabung reaksi di dalam tabung 2. Hasil Uji Identifikasi Escherichia coli (Ta-
durham terdapat ruang kosong yang berisi udara bel 3 dan Gambar 3)
yang panjangnya minimal ada;ah sepertiga 3. Hasil Pewarnaan Gram (Gambar 4)
panjang tabung durham (Karlah et al., 2014). 4. Hasil Uji Biokimia (Tabel 4 dan Gambar 5,
2) Uji penegasan 6, 7, 8)
38 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

Tabel 1. Hasil MPN Coliform Uji Praduga Pada Saus Siomai


No Sampel Coliform Coliform Standar Keterangan
(APM/gr) (APM/100 gr) Coliform
(APM/100 gr)
1 2 35 3500 100 TMS
2 3 35 3500 100 TMS
3 4 35 3500 100 TMS
4 5 35 3500 100 TMS
5 6 35 3500 100 TMS
6 7 35 3500 100 TMS
7 8 35 3500 100 TMS
Sumber : Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK. 00.06.1.52.4011 Tahun 2008
Keterangan : APM/gr : Angka Paling Mungkin/gram
TMS : Tidak Memenuhi Syarat

SP 1 SP 2 SP 3 SP 4 SP 5 SP 6 SP 7 KN
Keterangan: SP : Sampel; KN : Kontrol Negatif
Gambar 1. Hasil MPN Coliform Uji Praduga Pada Saus Siomai
Tabel 2. Hasil MPN Coliform Uji Penegasan Pada Saus Siomai
No Sampel Coliform Coliform Standar Coliform Keterangan
(APM/gr) (APM/100 gr) (APM/100 gr)
1 1 >1100 >110000 100 TMS
2 2 >1100 >110000 100 TMS
3 3 9,2 920 100 TMS
4 4 >1100 >110000 100 TMS
5 5 >1100 >110000 100 TMS
6 6 >1100 >110000 100 TMS
7 7 >1100 >110000 100 TMS
Sumber : Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK. 00.06.1.52.4011 Tahun 2008
Keterangan : APM/gr : Angka Paling Mungkin/gram
TMS : Tidak Memenuhi Syarat

SP 1 SP 2 SP 3 SP 4 SP 5 SP 6 SP 7 KN
Keterangan : SP : Sampel; KN : Kontrol Negatif
Gambar 2. Hasil MPN Coliform Uji Penegasan Pada Saus Siomai
Volume 10, No. 02, September 2017 Biomedika 39

Tabel 3. Hasil Identifikasi Coliform


No Sampel Warna Kultur Keterangan

1 2 biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik +


2 3 biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik +
3 4 biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik +
4 5 biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik +
5 6 biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik +
6 7 biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik +
7 8 biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik +
Keterangan : + : Positif Coliform

SP 1 SP 2 SP 3 SP 4

SP 5 SP 6 SP 7 KN
Keterangan : SP : Sampel; KN : Kontrol Negatif
Gambar 3. Hasil Identifikasi Coliform

SP 1 SP 2 SP 3 SP 4

SP 5 SP 6 SP 7
Keterangan : SP : Sampel
Gambar 4. Hasil Pengamatan Pewarnaan Gram Bakteri pada Mikroskop
Tabel 4. Hasil Uji Biokimia pada Uji KIA, SIM, LIA dan Citrate
No Sampel KIA SIM LIA Citrate Keterangan

1 2 A/AG S- --+ A/AG S- + Enterobacteria


2 3 A/AG S- --+ K/AG S- + Enterobacteria
3 4 A/AG S- -++ K/A S- + Escherichia coli
4 5 A/AG S- --+ K/A S- + Enterobacteria
5 6 A/AG S- --+ K/A S- + Enterobacteria
6 7 A/AG S- --+ K/A S- + Enterobacteria
7 8 A/AG S- --+ K/A S- + Enterobacteria
40 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

Keterangan : A/AG S- : atas asam, bawah asam, ada gas, tidak ada sulfida
--+ : sulfida tidak ada, indol tidak ada, motilitas ada
-++ : sulfida tidak ada, indol positif, motilitas ada
--- : sulfida, indol dan motilitas tidak ada
A/AG S- : atas asam, bawah asam, ada gas, tidak ada sulfida
K/AG S- : atas basa, bawah basa, ada gas, tidak ada sulfida
K/A S- : atas basa, bawah asam, tidak ada sulfida
+ : positif Coliform

SP 2 SP 3 SP 4 SP 5 SP 6 SP 7 SP 8 Kontrol
Keterangan : SP : Sampel
Gambar 5. Hasil Uji Biokimia pada Uji KIA

SP 2 SP 3 SP 4 SP 5 SP 6 SP7 SP 8
Keterangan : SP : Sampel
Gambar 6. Hasil Uji Biokimia pada Uji SIM

SP 2 SP 3 SP 4 SP 5 SP 6 SP 7 SP 8 Kontrol
Keterangan : SP : Sampel
Gambar 7. Hasil Uji Biokimia pada Uji Citrate

SP 2 SP 3 SP 4 SP 5 SP 6 SP 7 SP 8
Keterangan : SP : Sampel
Gambar 8. Hasil Uji Biokimia pada Uji LIA
Volume 10, No. 02, September 2017 Biomedika 41

PEMBAHASAN Adanya bakteri Coliform di dalam makan-


Pengujian Most Probable (MPN) Coliform an/minuman menunjukkan kemungkinan
Pengujian MPN menggunakan media Lactose adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik
Broth (LB) dan tabung durham. LB merupakan dan atau toksigenik yang berbahaya bagi
media pembenihan selektif, di dalam media ini kesehatan.
mengandung laktosa dan garam empedu (bile Identifikasi Escherichia coli
salt) yang mengidentifikasi adanya bakeri EMBA bersifat selektif differensial dalam
Coliform yang tumbuh. Coliform adalah kelom- menumbuhkan Escherichia coli karena dalam
pok bakteri gram negatif berbentuk batang yang media ini mengandung eosin yang dapat meng-
pada umumnya menghasilkan gas jika ditum- hambat pertumbuhan bakteri gram positif dan
buhkan dalam medium laktosa dan terben- hanya dapat menumbuhkan bakteri gram ne-
tuknya asam ditandao dengan perubahan warna gatif. Laktosa dan zat pewarna eosin serta me-
biakan menjadi putihatau kuning. Tabung tilen blue mampu membedakan antara bakteri
durham digunakan untuk mengetahui adanya yang memfermentasir laktosa dengan non-
pembentukan gas oleh bakteri yang terdapat fermenter. Koloni Escherichia coli tersebut
dalam sampel tersebut. Tahap ini masih meru- kelihatan biru kehitaman dengan kilat hijau lo-
pakan uji presumtif (Cho et al., 2010). gam/metabolik yang disebabkan besarnya
Media yang digunakan untuk mengetahui kuantitas asam yang dihasilkan dan pengen-
ada tidaknya kehadiran bakteri coliform (bakteri dapan zat pewarna di atas permukaan per-
Gram negatif) berdasarkan terbentuknya asam tumbuhan.
dan gas yang disebabkan karena fermentasi Media Eosin Methylene Blue mempunyai
laktosa oleh bakteri golongan coli. Terben- keistimewaan mengandung laktosa dan ber-
tuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media fungsi untuk memilah mikroba yang mem-
laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat fermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.
dalam tabung durham berupa gelembung udara. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang
Tabung dinyatakan positif coliform jika ter- mem-fermentasi laktosa menghasilkan koloni
bentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari vo- dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam.
lume di dalam tabung durham (Pertiwi et al., Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh
2016). koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan
Uji konfirmasi digunakan media selektif metilen blue membantu mempertajam perbe-
yaitu Brilliant Green Lactose Bile 2% (BGLB). daan tersebut. Namun demikian, jika media ini
Selain mengandung laktosa, BGLB juga digunakan pada tahap awal karena kuman lain
mengandung Brilliant Green yang dapat juga tumbuh terutama P.aerugenosa dan
menghambat pertum-buhan bakteri Gram Salmonella sp. dapat menimbulkan keraguan.
positif. Bagaiamana pun media ini sangat baik untuk
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 di atas menun- mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut
jukkan bahwa sepuluh (7) saus siomai yang adalah E.coli (S.N., 2014).
diperiksa mengandung bakteri Coliform yang Agar EMBA merupakan media padat yang
diperiksa mengandung bakteri Coliform dengan dapat digunakan untuk menentukan jenis
jumlah bakteri Coliform yang tidak memenuhi bakteri coli dengan memberikan hasil positif
syarat mutu kesehatan yang tercantum dalam dalam tabung. EMBA yang menggunakan eosin
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan dan metilen blue sebagai indikator membe-
Makanan Republik Indonesia nomor HK. rikanperbedaan yang nyata antara koloni yang
00.06.1.52.4011 yaitu maksimal 100 APM/g. meragikan laktosa dan yang tidak. Untuk me-
42 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

ngetahui jumlah bakteri E.coli umumnya digu- nik lain (Bambang et al., 2014). Contoh bakteri
nakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan Coliform adalah Esherichia coli dan
nama MPN (Most Probable Number) atau tabel Entereobacter aerogenes. Bakteri Coliform
JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut menghasilkan zat ethionine yang pada pene-
dapat digunakan untuk memperki-rakan jumlah litian menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri
pembusuk ini juga memproduksi bermacam-
Pewarnaan Gram macam racun seperti Indole, skatole yang dapat
Dari Gambar 4 dapat diketahui bahwa bakteri menimbulkan penyakit bila berlebih di dalam
yang terlihat dari hasil pengamatan di bawah tubuh. Adanya bakteri Coliform di dalam
mikroskop adalah bakteri berwarna merah sete- makanan menunjukkan kemungkinan adanya
lah proses pewarnaan. Hal ini disebabkan kare- mikroba yang bersifat enteropatogenik dan
na perbedaan struktur dinding sel. Dinding sel toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan
bakteri Gram negatif mengandung lipida yang (Aditia dan Muthiadin, 2015).
tinggi, sehingga sewaktu pencucian dengan la-
rutan pemucat menyebabkan pembesaran lu- Uji Biokimia
bang pori-pori dan meningkatkan permeabilitas Uji biokimia dilakukan dengan uji KIA,
zat warna. Pencucian menyebabkan kompleks SIM, Citrate dan LIA digunakan untuk me-
zat warna pertama terlepas. Sedangkan pada ngetahui jenis Coliform yang terdapat di dalam
dinding sel bakteri Gram positif mengandung sampel. Hasil yang didapatkan menunjukkan se-
lipida rendah, sehingga sewaktu penambahan mua sampel sampel 1, 2, 4, 5, 6 dan 7 me-
alkohol terjadi dehidrasi dan pengecilan lubang ngandung Enterobacter di dalamnya dan sampel
pori-pori. Hal ini yang menyebabkan zat warna 3 mengandung bakteri Escherichia coli. Pada
tetap terikat dan sel tetap berwarna ungu (Karlah Uji SIM jika indol menunjukkan hasil positif
et al., 2014). (ditunjukkan dengan adanya wrana merah)
Pada sel Gram-negatif, alkohol mening- mengandung arti bahwa sampel mengandung
katkan porositas dinding sel dengan melarutkan Escherichia coli. Hasil uji biokimia dapat dilihat
lipid lapisan luar. Oleh sebab itu, efek pencucian pada Tabel 4.
alkohol membuat sel-sel menjadi kehilangan Uji KIA hasil yang didapatkan adalah A/AG
warna atau tidak berwarna. Karena hanya sel-sel S-, A/AG S-, A/AG S-, A/AG S-, A/AG S-,
Gram negatif yang mengalami kehilangan A/AG S-, A/AG S-, yang artinya adalah bahwa
warna sehingga sel-selnya menyerap pewarna pada ketujuh siomai setelah dilakukan uji KI
tandingan. Sedangkan Gram-positif memper- bakteri uji menunjukkan sifat asam yang
tahankan warna ungu dari pewarna primer ditunjukkan dengan warna kuning pada
(Bambang et al., 2014). permukaan atas tabung reaksi dan kuning
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator terdapat ruang kosong (berisi gas) pada per-
keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih mukaan bawah tabung reaksi, dan tidak ada
tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform adalah sulfida yang ditunjukkan dengan tidak ada
bakteri indikator adanya pencemaran bakteri warna hitam pada bakteri uji di tabung reaksi.
patogen. Penentuan Coliform menjadi indikator Uji KIA ini digunakan sebagai penguat dalam
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya identifikasi bakteri.
pas-ti berkorelasi positif dengan keberadaan Uji SIM hasil yang didapatkan adalah - - +, -
bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi - +, - + +, - - +, - - +, - - +, dan - - +. Hasil - - +
Coliform jauh lebih murah, cepat, dan artinya adalah bahwa tidak ada sulfida pada
sederhana daripada mendeteksi bakteri patoge- bakteri uji dalam tabung rekasi yang ditun-
Volume 10, No. 02, September 2017 Biomedika 43

jukkan dengan tidak adanya warna hitam pada saluran kemih nosokomial, dan 10% dari kasus
bakteri uji, tidak mengandung indol pada bakteri peritonitis pascaoperasi. Bakteri ini juga me-
uji yang dibuktikan dengan tidak adanya warna miliki beberapa kegunaan bagi manusia, na-
merah pada bakteri uji dalam tabung reaksi dan mun, misalnya, Enterobacter cloacae diguna-
terdapat motilitas atau pergerakan dari bakteri- kan dalam kontrol biologis penyakit tanaman
bakteri dalam tabung reaksi. (Anaesthetist) (Zuanita, 2014).
Uji LIA hasil yang didapatkan adalah A/AG Pencemaran limbah dalam suatu perairan
S-, K/AG S-, K/A S-, K/A S-, K/A S-, K/A S- dan mempunyai hubungan dengan jenis dan jumlah
K/A S. Tanda A/AG S- artinya adalah setelah mikroorganisme dalam perairan tersebut. Air
dilakukan uji LIA sampel menunjukkan sifat buangan kota dan desa yang berpenduduk padat
asam yang ditunjukkan dengan warna kuning tidak hanya meningkatkan pertumbuhan bakteri
pada permukaan atas tabung reaksi dan kuning koliform akan tetapi juga meningkatkan jumlah
terdapat ruang kosong (berisi gas) pada bakteri patogen seperti Salmonella, Shigella dan
permukaan bawah tabung reaksi, dan tidak ada Vibrio cholera (Zuanita, 2014).
sulfida yang ditunjukkan dengan tidak ada Infeksi pada luka mungkin ringan tetapi
warna hitam pada bakteri uji di tabung reaksi. sering berlanjut dengan cepat (setelah beberapa
Tanda K/AG S- artinya adalah sampel menun- jam), dengan perkembangan lesi kulit bullous,
jukkan sifat alkali yang ditunjukkan dengan selulitis, dan miositis dengan nekrosis. Karena
warna ungu pada permukaan atas tabung reaksi cepatnya kemajuan dari infeksi, maka
dan kuning terdapat ruang kosong (berisi gas) diperlukan pengobatan antibiotik sesuai
pada permukaan bawah tabung reaksi, dan tidak sebelum konfirmasi dengan kultur didapat.
ada sulfida yang ditunjukkan dengan tidak ada Diagnose didapat melalui kultur organisme pada
warna hitam pada bakteri uji di tabung reaksi media laboratorium standar (Khaq et al., 2016).
dan tanda K/A S- artinya adalah sampel Escherichia coli mengacu pada sekelompok
menunjukkan sifat alkali yang ditunjukkan bakteri yang biasanya ditemukan dalam makan-
dengan warna ungu pada permukaan atas an dan air. Kebanyakan dari bakteri ini tidak
tabung reaksi dan kuning dan tidak terdapat berbahaya, tetapi beberapa jenis dapat menye-
ruang kosong (berisi gas) pada permukaan babkan penyakit. Penyakit akibat E. coli timbul
bawah tabung reaksi, dan tidak ada sulfida yang saat bakteri ini melepaskan racun yang
ditunjukkan dengan tidak ada warna hitam pada dinamakan Shiga sehingga membuat orang
bakteri uji di tabung reaksi. sakit. Racun E. coli paling sering menyebabkan
Uji Citrate hasil yang didapatkan adalah ke masalah perut dan usus, seperti diare dan
semua sampel menunjukkan hasil positif yang muntah. Sebagian kecil kasus infeksi bisa
ditunjukkan dengan warna biru pada tabung mengancam jiwa, sementara penderita yang lain
rekasi uji. Hasil positif ini menunjukkan bahwa akan pulih setelah sekitar satu minggu. Anak-
bakteri uji termasuk dalam golongan Coliform. anak, orang-orang dengan gangguan sistem
Namun hasil uji citrate ini sifatnya lemah dan kekebalan tubuh, dan orang tua berada pada
yang menentukan kuatnya identifikasi bakteri risiko tertinggi akibat serangan E. coli (Yunita,
adalah pada uji KIA. 2015).
Bakteri Enterobacter merupakan patogen Strain E. coli yang menimbulkan penyakit
nosokomial oportunistik yang menyebabkan hidup dalam usus hewan memamah biak seperti
lebih banyak infeksi termasuk sampai dengan sapi, rusa, dan kambing. E. coli biasanya tidak
5% dari septicemias didapat di rumah sakit, 5% menyebabkan masalah bagi hewan, tapi ketika
dari pneumonia nosokomial, 4% dari infeksi kotoran atau sumber air dari hewan yang
44 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

terinfeksi kontak dengan manusia maka infeksi mengolah daging mentah, atau setelah mela-
dapat terjadi. Kebanyakan orang yang terinfeksi kukan aktivitas lain dengan potensi terkon-
E. coli mendapatkannya dari makanan yang taminasi merupakan cara efektif mencegah
terkontaminasi, susu yang tidak dipasteurisasi, infeksi E. coli. Untuk membunuh E. coli dalam
atau air yang tidak dimasak. Selain hal di atas, makanan, pastikan Anda memasak daging
daging mentah juga dapat membawa E. coli. sampai matang. Daging harus dimasak
0
E.coli juga dapat menyebar antar manusia setidaknya sampai suhu 70 C. Semua piring
melalui kontak dengan kotoran yang yang kontak dengan daging mentah sebaiknya
terkontaminasi (Yunita, 2015). dicuci dengan sabun antiseptik. Namun perlu
Escherichia coli merupakan anggota flora diingat bah-wa seseorang masih dapat terkena
normal usus yang berperan penting dalam E. coli yang berasal dari buah-buahan segar dan
sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen sayuran (Cho et al., 2010).
empedu, asam-asam empedu dan penyerapan Pada penelitian Djaja (2003) disebutkan
zat-zat makanan. E. coli termasuk ke dalam bahwa kontaminasi Escherichia coli pada
bakteri heterotrof yang memperoleh makanan pedagang kaki lima disebabkan karena
berupa zat organik dari lingkungannya karena kontaminasi bahan makanan (51,8%),
tidak menyusun sendiri zat organik yang kontaminasi pewadahan (18,8%), kontaminasi
dibutuhkannya (Adi, 2010). Salah satu strain E. air (18,8%), kontaminasi makanan disajikan
coli yang bersifat toonosis adalah seritip 0157. (18,8%), kontaminasi tangan (12,9%) dan
Manusia dan ternak merupakan reservoir utama kontaminasi makanan matang (10,6%). Dalam
E. coli 0157:H7. Air dan makanan yang terce- hal ini, terjadinya kontaminasi Escherichia coli
mar oleh kotoran hewan atau manusia yang pada pasar tradisional dan swalayan dapat
mengandung E. coli 0157:H7 berfungsi sebagai disebabkan oleh hal di atas.
sumber infeksi. E. coli 0157:H7 ini dapat me- Sanitasi yang kurang baik dari penjamah
nyebabkan diare berdarah yaitu hemolytik makanan atau penjual dapat menjadi sumber pe-
uremik syndrome (illes) yang berasal dari nyakit bagi konsumen dan dapat menyebar
makanan. Infeksi E. coli 0157:H7 yang patogen kepada masyarakat. Peranannya dalam suatu
pada manusia yaitu bersifat verotoksigenik penyebaran penyakit dengan cara kontak antara
yang telah menyebabkan 16.000 kasus penyakit penjamah makanan yang menderita penyakit
melalui makanan (food borne disease) dan 400 menular dengan konsumen yang sehat (Kim dan
orang meninggal di Amerika. Semakin tinggi Kim, 2012). Kontaminasi terhadap makanan
tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin oleh penjamah makanan yang sakit, misalnya
tinggi pula risiko kehadiran bakteribakteri batuk atau luka di tangan, dan pengolahan
patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran makanan dengan air tercemar Escherichia coli
manusia dan hewan (Bambang et al., 2014). atau penanganan makanan oleh penjamah
Hasil analisis menunjukkan bahwa saus makanan yang sakit atau pembawa kuman
siomai tercemar dengan E. coli. Karena tidak (Zaenab, 2008).
dilakukan pemeriksaan di tempat pengolahan Beberapa penyakit yang sering timbul akibat
maka diperkirakan cemaran tersebut dapat bakteri Escherichia coli adalah penyakit diare,
berasal dari pengolah pangan, peralatan yang bakteri Escherichia coli yang menyebabkan
digunakan maupun lingkungan tempat diare sangat sering ditemukan diseluruh dunia.
pengolahan yang tercemar E. coli (Yunita, Bakteri ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-
2015). Mencuci tangan menggunakan sabun sifat virulensinya dan setiap grup menimbulkan
setelah menggunakan kamar kecil, setelah penyakit melalui mekanisme yang berbeda
Volume 10, No. 02, September 2017 Biomedika 45

seperti yang sudah diutarakan. Gejalanya yaitu bakteri pada saus tomat.
diare yang merupakan buang air besar yang
encer dengan frekuensi 4x atau lebih dalam KESIMPULAN
sehari, kadang disertai muntah, badan lesu atau Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
lemah, panas, tidak nafsu makan, bahkan darah pada saus siomai, maka diperoleh kesimpulan
dan lendir dalam kotoran. Diare bisa me- sebagai berikut :
nyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit a. Sampel 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 positif
sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi mengandung bakteri Coliform dengan MPN
gangguan irama jantung maupun perdarahan Coliform tertinggi pada sampel 2 dan 8 yaitu
otak (Falamy et al., 2012). >1100 APM/g dan terendah adalah sampel 6
Infeksi saluran kemih, penyebab yang pa- dan 10 yaitu 210 APM/g.
b. Sampel 2, 3, 5, 6, 7 dan 8 positif
ling sering dari infeksi saluran kemih dan
mengandung bakteri Enterobacter dan
merupakan penyebab infeksi saluran kemih
sampel 4 mengandung bakteri Escherichia
pertama pada kira-kira 90% wanita muda. coli.
Gejalanya yaitu sering kencing, disuria, herma- c. Dari hasil pewarnaan gram pada sampel 2, 3,
turia, dan piura. Kebanyakan infeksi ini dise-
4, 5, 6, 7 dan 8 semua bakteri termasuk
babkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah
golongan bakteri gram negatif.
tipe antigen O. Sepsis, bila pertahanan tubuh ibu
d. Hasil pengujian yang didapat dari semua uji
tidak kebal, Escherichia coli dapat memasuki
ALT dan MPN Coliform tidak memenuhi
aliran darah dan menyebabkan sepsis.
syarat yang telah ditetapkan dalam SNI 01-
Meningitis, Escherichia coli merupakan salah
satu penyebab utama meningitis pada bayi. 3546-2004 tentang batas maksimum Angka
Bakteri Escherichia coli dari kasus meningitis Lempeng Total (ALT) pada saus tomat
ini mempunyai antigen KI. Mekanisme adalah 2 x 102 koloni/g sedangkan menurut
virulensi yang berhubungan dengan antigen KI Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
tidak diketahui (Tambunan, 2010). Makanan Republik Indonesia nomor HK.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 00.06.1.52.401, batas maksimum Most
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bersama Probable Number (MPN) Coliform pada
dengan instansi yang terkait masih perlu saus tomat adalah 100 koloni/g.
melakukan pengawasan makanan terhadap saus
tomat yang banyak dikonsumsi masyarakat UCAPAN TERIMA KASIH
sesuai dengan pasal 68 UU No. 18 Tahun 2012 Penulis ucapkan terima kasih kepada Direk-
tentang Pangan. Pengawasan makanan, seperti torat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masya-
pada saus tomat bertujuan untuk melindungi rakat sesuai dengan Surat Perjanjian Pelak-
masyarakat konsumen terhadap kemungkinan sanaan Penugasan Penelitian Dosen Pemula
peredaran makanan yang tidak memenuhi Bagi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Antara
standar dan persyaratan kesehatan yang dapat Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
merugikan atau membahayakan kesehatan. Hal Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
ini serupa juga dengan hasil penelitian Nadifah Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi
et al. (2014) meskipun sampel diambil dari satu dan Pendidikan Tinggi dengan Kopertis
pasar tradisional di Sleman, namun merek saus Wilayah VI Nomor 048/K6/SP2H/PPM/2017,
tomat yang diperiksa adalah saus tomat yang tanggal 21 April 2017 dan Antara Kopertis
beredar di Yogyakarta. Hasil penelitian ini dapat Wilayah VI dengan Apikes Citra Medika
memberikan gambaran tentang kontaminasi Surakarta Nomor: 089/K6/SP2H/
46 Liss Dyah Dewi Arini dan Rahaju Muljo Wulandari Biomedika

PENELTIAN /2017. Penulis juga ucapkan teri- Lesmana, M. 2003. Enterobacteriaceae: Salmonella & Shi-
ma kasih kepada Ketua yayasan Internusa dan gella. FK Universitas Trisakti, Jakarta.
Lestari, Rina. 2012. Pewarnaan Sederhana, Negatif, Kapsul dan
Direktur Apikes Citra Medika Surakarta yang Gram. Makalah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
telah memberikan izin penelitian dan juga Yogyakarta.
Nadifah, Fitri; Bhoga, Maria Yashita dan Presetyaningsih,
kepada UPT Laboratorium Terpadu UNS yang Yuliana. 2014. Kontaminasi Bakteri Pada Saus Tomat Mie
telah memberikan izin penelitian. Ayam di Pasar Condong Catur Sleman Yogyakarta Tahun
2013. Biogenesis. Vol 2, No. 1, Juni 2014, hal 30-33. ISSN
2302-1616.
DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Aditia, Lasinrang dan Muthiadin, Cut. 2015. Uji Kualitas
Pertiwi, Devi Pebriani; Latifa, Roimil, Dan Chamisjiatin, Lise.
Mikrobiologis Pada Makanan Jajanan di Kampus II
2016. Analisis Kandungan Bakteri Koliform Pada Bakso
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Bakar Di Pasar Minggu Kota Malang. Prosiding Seminar
Biogenesis. Vol 3, No. 2 hal 119-123. ISSN 2302-1616.
Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan
Bambang, Andrian G; Fatimawali dan Kojong, Novel S. 2014. Biologi FKIP Dengan Pusat Studi Lingkungan Dan
Analisis Cemaran Bakteri Coliform Dan Identifikasi Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah
Escherichia coli Pada Air Isi Ulang Dari Depot Di Kota Malang.
Manado. Pharmacon. Vol. 3 No. 3. ISSN 2302 – 2493. Rompre, Annie; Servais, Pierre, Baudart, Julia; Roubin, Marie-
BPOM RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. InfoPOM. Rene´e de- and Laurent, Patrick. 2001. Detection and
Vol. 9, No. 2. ISSN 1829-9334. enumeration of coliforms in drinking water: current
Cho, Joon-Il; Cheung, Chi-Yeun; Lee, Sun-Mi; Ko, Soo-Il; Kim, methods and emerging approaches. Journal of
Kyu-Heon; Hwang, In-Sun; Kim, Seung-Hwan; Cho, Soo- Microbiological Methods 49 (2002) 31–54.
Yeol, Lim, Chul-Ju; Lee, Kwang-Ho; Kim, Keun-Sung
And Ha, Sang-Do. 2010. Assessment Of Microbial S. N., Madueke, S. Awe And A. I., Jonah. 2014.
Contamination Levels Of Street-Vended Foods In Korea. Microbiological Analysis Of Street Foods Along Lokoja-
Journal of Food Safety 31 (2011) 41–47. Abuja Express Way, Lokoja. American Journal of
Research Communication Vol 2(1).
Cut Nuria, Maulita, dkk. 2009. Uji Kandungan Bakteri
Escherichia Coli Pada Air Minum Isi Ulang Dari Depot Air Siagian, A. 2002. Mikroba Patogen Pada Makanan dan Sumber
Minum Isi Ulang Di Kabupaten Rembang. Jurnal-Jurnal Pencemarannya. SNI 01-3546-2004. Saus Tomat. Jakarta :
Ilmu Pertanian. Volume 5 no (1) hal 27-35. Dewan Standarisasi Nasional.
Siahaya, Griennasty Clawdya. 2016. Total Mikroba Dan
Djaja. I.M. 2003. Kontaminasi E. coli pada makanan dari tiga
Escherichia coli Pada Pangan Jajanan. 2-TRIK: Tunas-
jenis tempat pengelolaan makanan (TPM) di jakarta
Tunas Riset Kesehatan. Volume VI Nomor 4, November
selatan. Jurnal Makara Kesehatan Vol. 12. Hal. 36-41. 2016 ISSN: 2089-4686.
Falamy, Ryan; Warganegara, Efrida dan Apriliana, Ety, 2012.
Sunardi. 2014. Pemeriksaan Most Probable Number (MPN)
Deteksi Bakteri Coliform pada Jajanan Pasar Cincau Bakteri Coliform Dan Coli Tinja Pada Jamu Gendong
Hitam di Pasar Tradisional dan Swalayan Kota Bandar Yang Dijual Di Pasar Besar Kota Palangkaraya. Karya
Lampung. Majority (Medical Journal Of Lampung Tulis Ilmiah. Program Studi D III Farmasi Universitas
University). ISSN 2337-3776. Muhammadyah Palangkaraya.
Imelda Gea, Santi. 2009. Hygiene Sanitasi dan Analisa Cemaran
Susanna, D, Hartono, B. 2003. Pemantauan Kualitas Makanan
Mikroba yang Terdapat Pada Saus Tomat dan Saus Cabai Ketoprak Dan Gado-Gado Di Lingkungan Kampus UI
Isi Ulang yang Digunakan di Kantin di Lingkungan Depok, Melalui Pemeriksaan Bakteriologis. FKM UI,
Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Depok.
Sumatera Utara. Tambunan, Samuel. 2010. Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan
Karlah, L. R. Mansauda; Fatimawali dan Novel, Kojong.
Kandungan Bakteri. Escherichia coli pada Es Kolak
2014. Analisis Cemaran Bakteri Coliform Pada Saus
Tomat Jajanan Bakso Tusuk Yang Beredar Di Manado. Durian yang Dijajakan Di Jalan Dr. Mansyur Kelurahan
Jurnal Ilmiah Farmasi. UNSRAT. Volume 3 no (2) hal Padang Bulan Kota Medan Tahun 2010. Skripsi FKM.
USU Medan.
Kartika, Emma, Siti Khotimah, Ari Hepi Yanti. 2014. Deteksi Wang, Y. Ye. 2011. Substractive Inhibition Assayfor the
Bakteri Indikator Keamanan Pangan Pada Sosis Daging Detection of Escherichia coli 0157:H7 Using Surface
Ayam Di Pasar Flamboyan Pontianak. Probiont. Volume 3, Plasmon Resonance. Sensors. 2011 (11) : 2728 : 2739.
2: 111-119. Yunita, Nur Halimah. 2015. Identifikasi Dan Karakterisasi
Khaq, Khanifa Nurul dan Dewi, Lusiawati. 2016. Deteksi Bahaya Bakteri Patogen Pada Pangan Jajanan Anak
Cemaran Bakteri Koliform Dan Salmonella Sp. Pada Sekolah Di Bogor. Tesis. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Tempe Yang Dikemas Daun Pisang Di Daerah Salatiga. Zaenab. 2008. Kasus Keracunan Makanan. Kesehatan
Agric. Vol. 28, No. 1 dan No.2, Juli & Desember 2016: 79 – Lingkungan Makassar.
86. Zuanita, Dwi Astalia; Suarjana, I Gusti Gusti dan Rudyanto,
Kusumaningsih, Anni. 2010. Beberapa Bakteri Patogenik Mas Djoko. 2014. Cemaran Coliform pada Daging Ayam
Penyebab Foodborne DiseasePada Bahan Pangan Asal Pedaging yang Dijual di Swalayan di Denpasar. Indonesia
Ternak. Makalah Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor Medicus Veterinus. 3(1) : 26-31 ISSN : 2301-7848.
hal 103-111.
Laboratorium Mikrobiologi. 2017. Surakarta : Universitas Setia
Budi.

Anda mungkin juga menyukai