Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Minuman olahan merupakan air yang diolah menggunakan teknologi

tertentu, ditambah dengan bahan tambahan lainnya baik alami ataupun

sintetik yang siap dikonsumsi dan dijual oleh para pedagang yang berada

disekolah-sekolah. Kebiasaaan mengkonsumsi jajanan minuman sangat

populer pada anak sekolah. Rasa haus yang ditimbulkan karena aktifitas yang

tinggi dapat mempengaruhi mereka dalam memilih jenis jajanan yang beredar

di sekolah. Jenis jajanan yang sering dikonsumsi anak sekolah biasanya

berupa jajanan minuman yang siap saji. Minuman jajanan biasanya

ditampilkan dalam bentuk, warna dan rasa yang beragam serta didukung oleh

penampakan produk yang sangat menarik dan mudah didapatkan. Hal ini

yang membuat siswa sangat tertarik untuk membeli minuman, namun dilihat

dari segi kesehatan minuman ini jauh dari kelayakan untuk dijadikan

minuman jajanan karena minuman ini berkemungkinan banyaknya

terkontaminasi oleh bakteri (A.P Yani. Dkk, 2016).

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini. Air berfungsi sangat banyak dalam kehidupan

sehari-hari . Air bersih merupakan air yang bebas dari kotoran apapun dan

tidak menyebabkan kerugian bagi pemakainya, serta terbebas dari berbagai

bahan beracun dan bahan-bahan organik yang berbahaya. Salah satu contoh
fungsi air bersih yaitu sebagai bahan tambahan makanan atau minuman

misalnya es batu (Iklila Zahra. Dkk, 2019).

Air yang digunakan untuk pembuatan es batu kemungkinan mengandung

bakteri seperti bakteri coliform yaitu Escherichia coli, Salmonella, Klebsiella

dan lain-lain. Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis

terpenting bagi kualitas air minum. Salah satunya yaitu Escherichia coli.

Keberadaan bakteri ini dapat dideteksi dengan uji mikrobiologi menggunakan

metode Angka Lempeng Total (ALT) dan Most Probable Number (MPN) atau

Angka Paling Mungkin (APM). Angka Lempeng Total digunakan sebagai

petunjuk standart pembuatan es batu telah sesuai dengan SNI dengan cara

menghitung pertumbuhan koloni bakteri. Sedangkan Most Probable

Number adalah suatu metode dengan cara menghitung pertumbuhan bakteri

pada media cair yang telah disiapkan. Dengan hal ini dapat memberikan

informasi kelayakan konsumsi pada es batu tersebut. Berdasarkan latar

belakang diatas, maka penelitian tentang perbandingan jumlah Angka

Lempeng Total (ALT) dan Most Probable Number (MPN) bakteri Eschericia

coli pada es batu balok dan es batu Kristal yang beredar di kecamatan

Ponorogo perlu dilakukan (Iklila Zahra. Dkk, 2019).

B. Tujuan

Untuk mengetahui nilai total koloni bakteri pada sampel minuman.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan mahasiswa akan berbagai jajanan makanan dan minuman, menjadi

peluang usaha sehingga pedagang jajanan gorengan dan minuman olahan

menjamur di sekitar kampus UKIM. Selain harganya yang lebih murah, jajanan

gorengan dan minuman olahan yang terdapat di sekitar kampus UKIM juga

beragam seperti pisang goreng, sukun goreng, keladi goreng, petatas goreng,

tempe goreng, tahu isi dan jajanan minuman olahan seperti es teh, es jeruk, es

manis dan lain sebagainya sehingga sering menjadi menu praktis dan favorit

mahasiswa di kampus. Pada umumnya pedagang menjajakan jajanannya secara

terbuka dan berada di pinggir jalan sepanjang kampus dan beberapa tempat jualan

berdekatan dengan sumber pencemar yang memungkinkan adanya lalat sebagai

vektor mekanis dalam penularan penyakit (Paula Julia Ur, 2017).

Keamananan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan

yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan

kesehatan lainnya. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap

makanan yang disediakan di luar rumah, maka produk-produk makanan yang

disediakan oleh perusahaan atau perorangan yang bergerak dalam usaha

penyediaan makanan untuk kepentingan umum, haruslah terjamin kesehatan dan

keselamatannya. Pengolahan makanan yang baik dan benar akan menghasilkan

makanan yang bersih, sehat, aman dan bermanfaat serta tahan lama (Paula Julia

Ur, 2017).
Makanan jajanan memiliki resiko yang cukup potensial menyebabkan

terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan. Salah satu faktor yang

menyebabakan gangguan kesehatan akibat makanan adalah kontaminasi atau

pencemaran. Pencemaran makanan adalah masuknya zat asing kedalam makanan

yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Pencemaran makanan yang terutama

adalah bakteri, disamping pencemar lainnya yaitu virus, parasit, cacing, zat kimia

dan bahan alami pencemar lainnya (Paula Julia Ur, 2017).

Salah satu bakteri yang potensial mencemari makanan adalah E.coli. E.coli

merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berkapsul dan merupakan flora

normal di dalam saluran pencernaan hewan dan manusia yang mudah mencemari

air. Kontaminasi makanan minuman oleh E.coli menunjukan adanya pencemaran

tinja (Paula Julia Ur, 2017).

Pemeriksaan Angka Lempeng Total adalah menentukan jumlah bakteri dalam

suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri

dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di

dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan

membentuk koloni yang tunggal (Mursalim, 2018).

Angka Lempeng Total adalah angka yang menunjukkan jumlah bakteri mesofil

dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang diperiksa. Prinsip dari

ALT adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel

makanan ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan cara tuang kemudian

dieramkan selama 24-48 jam pada suhu 35-37°C. Uji angka lempeng total
merupakan metode yang umum digunakan untuk menghitung adanya bakteri yang

terhadap dalam sediaan yang diperiksa (Sri Sundari. Dkk, 2019).

Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik

cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya

dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang diperiksa kemudian dilakukan

penanaman pada media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada

lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.

Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.

Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan

dikalikan faktor pengenceran. Jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan

pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak

membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dapat dihitung dengan

menggunakan mata tanpa mikroskop. metode hitungan cawan merupakan cara

yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal

yaitu :

a. Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung.

b. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung satu kali.

c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang

terbentuk mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan

pertumbuhan yang spesifik (Sri Sundari. Dkk, 2019).

Keuntungan dan Kelemahan dari ALT Keuntungan dari metode pertumbuhan

agar atau metode uji Angka Lempeng Total adalah dapat mengetahui jumlah
mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat diketahui adanya mikroba

jenis lain yang terdapat dalam sampel. Adapun kelemahan dari metode ini adalah:

1. Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba,

seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.

2. Kemungkinan ini akan mem-perkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.

Kemungkinan ada jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan

jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.

3. Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh

permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan

mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

4. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikroba

antara 30-300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan

menghasilkan peng-hitungan yang kurang teliti secara statistic, namun bila

lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi

persaingan diantara koloni.

5. Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang

umumnya mem-butuhkan waktu 24 jam atau lebih (Sri Sundari. Dkk, 2019).

Angka Lempeng Total aerob adalah jumlah mikroorganisme hidup yang

membutuhkan oksigen yang terdapat dalam suatu produk yang diuji.

Pertumbuhan mikroorganisme aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan

termofilik) setelah sampel diinkubasi-kan dalam media agar pada suhu 35°C ±

1°C selama 24 jam 48 jam ± 1 jam mikroorganisme ditumbuhkan pada suatu

media agar, maka mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembang biak
dengan membentuk koloni yang dapat langsung dihitung (Sri Sundari. Dkk,

2019).

Adanya jumlah angka lempeng total yang ditemukan pada suatu sampel dapat

dijadikan acuan bahwa sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi atau tidak.

Adapun untuk batas persyaratan sesuai MA.85/MIK/ 06 perhitungan dari angka

lempeng total adalah :

1. Mikroba yang dapat dihitung 30-300 koloni.

2. >30 koloni, dianggap cemaran

3. <300 koloni, spreader atau tak terhingga sehingga tak dapat dihitung

4. Jumlah bakteri adalah jumlah koloni x faktor pengenceran.

5. Perbandingan jumlah bakteri dari pengenceran berturut-turut antara

pengenceran yang akhir dengan pengenceran yang sebelumnya.

6. Jika sama atau kurang dari 2 maka hasilnya dirata-rata. Jika lebih dari 2

digunakan pengenceran sebe-lumnya. (Sri Sundari. Dkk, 2019).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpilan

Berdasarkan uji angka lempeng total terhadap jajanan pop ice yang

berada diare kampus Universitas Megarezky Makassar, sampel memenuhi

persyaratan dan masih dalam batas aman. Diperlukan proses yang higenis

agar tidak terjadi kontaminasi dalam minuman.

B. Saran

Berhati-hatilah bekerja dengan mikroorganisme seperti bakteri

karena bias saja bakteri tersebut bersifat pathogen. Gunakan selalu sarung

tangan dan masker untuk menghindari kontak kulit langsung dengan

bakteri. Kemudian setelah pekerjaan selesai jangan lupa untuk mencuci

tangan dengan sabun lalu dengan antiseptic untuk meminimalisir jumlah

kuman yang menempel di tangan kita.

C.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia putri yani, gustina indriati, yosmed hidayat, 2016. Uji bakteriologis
jajanan minuman di sekolah dasar negeri kecamatan padang timur

Iklila zahra1, charlis palupi2, nasruhan arifianto, 2019. pemeriksaan angka


lempeng total (alt) dan most probable number (mpn) bakteri
escherichia coli pada es batu balok dan es batu kristal jurnal
medfarm: farmasi dan kesehatan issn : 2715-9957vol. 8, no.1,
oktober 2019, hal 21-2

Mursalim, 2018. Pemeriksaan angka lempeng total bakteri pada minuman sari
kedelai yang diperjual belikan di kecamatan manggala kota
makassar. Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1, Juni
2018

Sri Sundari, Fadhliani. 2019. Uji Angka Lempeng Total (ALT) pada Sediaan
Kosmetik Lotion X di BBPOM Medan. Jurnal biologica samudra
1 (1): 25-33 (2019)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai