DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
Telp. (0751) 7862901, Fax (0751 72566)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Coliform adalah suatu kelompok mikroba yang terdapat di kotoran manusia juga
hewan dalam jumlah banyak, sehingga jenis kuman ini selalu dipakai sebagai
indikator dari kualitas makanan dan air. Kelompok mikroba ini juga dipakai
sebagai indikator dari kontaminasi kotoran. Bakteri yang termasuk kelompok
coliform dapat menimbulkan gangguan pencernaan (gastroenteritis). Cara
penyebarannya melalui makanan maupun air yang terkontaminasi secara
langsung (melalui tangan) dan tidak langsung (melalui air) oleh tinja selama
pengolahan (Saadah, 2017).
Bakteri coliform dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu coliform fecal misalnya
Escherichia coli, dan coliform non-fecal misalnya Enterobacter aerogenes.
Coliform fecal merupakan bakteri yang asalnya dari kotoran manusia atau
hewan. Bakteri yang biasanya banyak terdapat pada air terkontaminasi kotoran
manusia juga hewan adalah Salmonella typhosa, Vibrio comma, Shigella
dysenteriae, dan Escherichia coli. Salmonella typhosa adalah bakteri penyebab
demam tifoid. Vibrio comma adalah bakteri penyebab kolera. Shigella
dysenteriae merupakan bakteri penyebab disentri. Sedangkan coliform non-fecal
merupakan jenis coliform yang berasal dari hewan ataupun tanaman mati
(Saadah, 2017).
Indikator pencemaran mikroba air minum adalah total coliform dan Escherichia
coli (E. coli). Total coliform adalah suatu kelompok bakteri yang digunakan
sebagai indikator adanya polusi kotoran. Total koliform yang berada di dalam
makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang
bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.
Total coliform dibagi menjadi dua golongan, yaitu coliform fekal, seperti E. coli
yang berasal dari tinja manusia, hewan berdarah panas, dan coliform nonfekal,
seperti Aerobacter dan Klebsiella yang bukan berasal dari tinja manusia, tetapi
berasal dari hewan atau tanaman yang telah mati (Pakpahan, 2015).
Total coliform merupakan indikator adanya cemaran tinja pada air dan dapat
menyebabkan diare jika jumlah coliform dalam air melebihi ambang batas
yang ditentukan oleh Permenkes RI. Standar air minum menurut Permenkes
RI tahun 2010 batas kontaminasi coliform pada air minum yaitu 0 Cfu/ 100ml
dan standar air bersih menurut Permenkes RI tahun 1990 batas kontaminasi
coliform pada air bersih yaitu untuk air perpipaan 10 Cfu/100ml, air bukan
perpipaan 50 Cfu/ml. (Sofan, 2018).
Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk batang pendek
lurus (kokobasil), tidak memiliki kapsul dan tidak memiliki spora. Bakteri ini
merupakan bagian dari Enterobacteriaceae, bersifat anaerob fakultatif yang
bergerak dengan flagel peritrik sehingga mempunyai motil positif. Escherichia
coli memiliki suhu pertumbuhan berkisaran 10-40°C, dengan suhu
pertumbuhan optimum adalah 37°C (Noor, 2017).
Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.
Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang
memanfaatkan E. coli, misalnya dalam produksi obat-obatan seperti insulin
dan antiobiotik. Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh
bakteri ini dengan syarat genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan.
Peraturan yang mengatur baku mutu air bersih dan air minum yaitu Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini membagi baku
mutu menjadi beberapa kelas, yaitu:
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan baku mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama
dengan kegunaan tersebut;