PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
Tujuan umum :
Mengisolasi dan mengidentifikasi salmonella dalam bahan pangan
Tujuan Khusus :
- Mampu mengetahui dan melakukan isolasi salmonella dalam bahan
-
pangan
Mampu mengetahui dan melakukan identifikasi terhadap salmonella
dalam bahan pangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Salmonella
Bakteri Salmonella ditemukan pertama kali oleh Theobald Smith pada
1885 saat meneliti penyakit pencernaan pada babi. Dengan menggunakan
mikroskop, Smith menemukan sekelompok bakteri berbentuk batang yang
menyebabkan kematian hewan ternak tersebut.
Nama Salmonella sendiri baru diberikan oleh Daniel Edward Salmon,
rekan Smith yang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis bakteri
tersebut. Salmon menyimpulkan bahwa bakteri salmonella termasuk dalam
genus bakteri enterobakteria gram-negatif, berbentuk batang, bisa bergerak
bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida, serta menjadi penyebab timbulnya
penyakit salmonellosis.
Salmonella merupakan bakteri batang gram-negatif, tidak berspora dan
panjangnya bervariasi. Habitat aslinya yang berada di dalam usus manusia
maupun binatang, bakteri ini dikelompokkan ke dalam enterobacteriaceae
(Brooks, 2005).
Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan
sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dari
glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan
masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya
hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini
menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi
salmonella dari tinja.
Isolasi dari mikroorganisme Salmonella pertama sekali dilaporkan pada
tahun 1884 oleh Gaffky dengan nama spesies Bacterium thyposum.
Kemudian, pada tahun 1886 perkembangan nomenklatur semakin kompleks
karena peranan Salmon dan Smith serta sempat menjadi bahan pembicaraan
yang rumit. Bahkan dalam perkembangannya, Salmonella menjadi bakteri
yang paling kompleks dibandingkan enterobacteriacea lain, oleh karena
bakteri ini memiliki lebih dari 2400 serotipe dari antigen bakteri ini (Winn,
2006).
B. Klasifikasi Salmonella typhosa
- Kingdom
: Bakteria
- Phylum
: Proteobakteria
Classis
Ordo
Familia
Genus
Species
: Gamma proteobakteria
: Enterobakteriales
: Enterobakteriakceae
: Salmonella
: Salmonella thyposa
C. Salmonellosis
Bakteri Salmonella berkembang pada saluran pencernaan binatang seperti
babi, sapi, dan ayam. Bakteri tersebut kemudian menyebar melalui makanan
hingga menginfeksi manusia. Tak jauh beda dengan binatang, saat
menginfeksi manusia, Salmonella bersarang di saluran pencernaan, mulai dari
lambung hingga usus halus. Umumnya, bakteri Salmonella menimbulkan
salmonellosis berupa penyakit tifus atau paratifus.
Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella, akan menunjukkan gejala
berupa diare, kram perut, demam dan sakit kepala, mual, bahkan muntahmuntah. Suhu tubuh pun tidak stabil dan cenderung tinggi. Dari masa
inkubasi hingga munculnya gejala pertama memakan waktu antara 8-72
jam. Salmonellosis pada manusia cukup berbahaya karena bisa menyebabkan
kematian. Sangat fatal jika menyerang bayi, balita, ibu hamil, dan orang
lanjut usia.
D. Patogenitas
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui
makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella
menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan
oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami
salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam
setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala
lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.
E. Media tumbuh
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media,
salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang
dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan
xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektifdiferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang
berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa
gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella.
Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat
membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara
memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan
salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat
memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena
hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni
Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya
bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan
bromtimol blue.
BAB III
ISI
Hari Kedua
Hari, tanggal : Rabu, 01 April 2015
Jam
: 14.00 WIB s.d selesai
Tempat: Laboratorium Fisika Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI
Padang
Pratikum
: Pengkayaan (enrichment)
3.1.3
Hari Ketiga
Hari, tanggal : Kamis, 02 April 2015
Jam
: 14.00 WIB s.d selesai
Tempat: Laboratorium PVBP Poltekkes Kemenkes RI Padang
Pratikum
: Isolasi
3.1.4
Hari Keempat
Hari, tanggal : Senin, 06 April 2015
Jam
: 14.00 WIB s.d selesai
Tempat: Laboratorium PVBP Poltekkes Kemenkes RI Padang
Pratikum
: Identifikasi
3.1.5
Hari Kelima
Hari, tanggal : Selasa, 07 April 2015
Jam
: 14.00 WIB s.d selesai
Tempat: Laboratorium Fisika Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI
Padang
Pratikum
: Pembacaan hasil
Alat
Jumlah
No
Alat
Jumla
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Testube
Erlenmeyer 250 ml
Gelas kimia 50 ml
Gelas ukur 50 ml
Spatula
Rak testube
Cawan petri
Pipet ukur 10 ml
Pipet ukur 1ml
Karet hisap
12 buah
8 buah
8 buah
1 buah
1 buah
1 buah
18 buah
3 buah
3 buah
1 buah
11
12
13
14
15
16
17
18
Incubator
Autoclave
Kompor listrik
Termometer
Botol pijit
Bunsen
Neraca analitik
Batang pengaduk
h
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
b. Pengkayaan (enrichment)
No
1
2
3
Alat
Jumla
No
Pipet ukur 1 ml
Karet hisap
Incubator
h
1 buah
1 buah
1 buah
4
5
Jumla
No
h
2 buah
1 buah
3
4
Jumla
No
h
5 buah
1 buah
3
4
Alat
Jumlah
Lampu bunsen
Rak testube
1 buah
1 buah
Alat
Jumlah
Lampu bunsen
incubator
1 buah
1 buah
Alat
Jumlah
Lampu bunsen
incubator
1 buah
1 buah
c. Isolasi
No
Alat
1
2
Ose
Rak testube
d. Identifikasi
No
Alat
1
2
3.2.2
Ose
Rak testube
Bahan
Bahan
LB
SCB
TT
HEA
BSA
Bahan
Jumlah
2,925 gram
0,69 gram
1,38 gram
6,84 gram
4,68 gram
Sampel minuman
Kapas
Kertas koran
Aquadest
LIA
Jumlah
25 ml
secukupnya
secukupnya
secukupnya
0,96 gram
XLDA
4,95 gram
TSIA
1,95 gram
30 ml
x 65 gr=1,95 gr
1000
1) Timbang TSIA sebanyak 1,95 gram dengan neraca analitik
2) Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan 30 ml
aquadest
3) pindahkan ke dalam erlenmeyer
4) Panaskan diatas kompor listrik dan aduk sampai homogen pada
suhu 100C
5) Pipet TSIA dan masukkan
sebanyak 10 ml
6) Lalu tutup dengan kapas dan miringkan testube agar terbentuk agar
miring
h. Untuk membuat 3 tabung LIA agar miring :
30 ml
x 32 gr=0,96 gr
1000
1) Timbang LIA sebanyak 0,96 gram dengan neraca analitik
2) Masukkan ke dalam gelas kimia dan larutkan dengan 30 ml
aquadest
3) pindahkan ke dalam erlenmeyer
4) Panaskan diatas kompor listrik dan aduk sampai homogen pada
suhu 100C
5) Pipet LIA dan masukkan
sebanyak 10 ml
6) tutup dengan kapas dan miringkan testube agar terbentuk agar
miring
3.3.2
Sterilisasi
1) Bungkus cawan petri yang sudah terisi agar(HEA, BSA, dan XLDA)
dan pipet ukur dengan menggunakan kertas koran
2) Masukkan pipet ukur, media LB, SCB, TT, LIA, dan TSIA ke dalam
autoclave
3) sterilisasi sampai suhu 121C (249,8F) selama 15 menit.
4) Setelah selesai matikan autoclave dan keluarkan peralatan dari
autoclave.
3.3.3
Pengkayaan (enrichment)
1) Ambil masing masing 1 ml LB yang telah di inkubasi dengan
2)
3)
4)
5)
3.3.5
Isolasi
1) Apabila ada pertumbuhan, ambil 1 ose dari TT dan SCB
2) Pertumbuhan yang positif ditandai dengan kekeruhan pada TT dan
SCB
3) Pijarkan ose sampai memerah dengan lampu bunsen
4) Dinginkan ose di dinding testube TT dan SCB, lalu aduk sebanyak 3
kali kemudian flambir mulut testube dan tutup kembali dengan kapas
5) Goreskan ose dari TT dan SCB dengan cara zig zag pada media agar
HEA, BSA, dan XLDA yang bagian bawah petri di bagi menjadi 4
kuadran
6) Flambir bagian tutup petri dari HEA, BSA, dan XLDA
7) inkubasi media agar HEA, BSA, dan XLDA pada suhu 35C selama
24 2 jam
3.3.6
Identifikasi
1) Ambil koloni tipikal (+) jika ada, atau koloni atipikal (jika tidak
ditemukan koloni tipikal)
- Koloni tipikal pada HEA ditandai dengan berwarna biru kehijauan
sampai biru dengan atau tanpa warna hitam ditengahnya, atau
membentuk
koloni
besar,
glossy
(metalik)
warna
hitam
11
Pembacaan Hasil
1) Keluarkan agar miring LIA dan TSIA dari inkubator
2) Amati agar miring LIA dan TSIA yang diduga mengandung
salmonella, dengan ciri ciri :
- Pada agar miring LIA yang diduga mengandung salmonella
-
Hasil
Positif (+)
Negatif (-)
Keterangan
Terdapatnya gas
Pada permukaan
agar : reaksi alkali
(merah),
Pada dasar agar :
reaksi
asam(kuning)
Terdapatnya gas
12
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
13
14
4.2 Pembahasan
Pada tahap pra pengkayaan (preenrichment) pertumbuhan (+) ditandai
denga kekeruhan pada media LB.
Pada tahap pengkayaan (enrichment) pertumbuhan (+) ditandai dengan
kekeruhan pada media TT dan SCB.
Pada tahap isolasi koloni tipikal pada HEA ditandai dengan berwarna biru
kehijauan sampai biru dengan atau tanpa warna hitam ditengahnya, atau
membentuk koloni besar, glossy (metalik) warna hitam ditengahnya, atau
seluruhnya berwarna hitam, tetapi pada saat pengamatan media HEA tidak
15
ditemukan seperti ciri ciri yang di atas sehingga dapat disimpulkan media
HEA merupakan atipikal.
Koloni tipikal pada BSA ditandai dengan berwarna coklat atau abu abu
atau hitam, kadang kadang metalik. Medium disekeliling koloni mula
mula berwarna coklat lau berubah menjadi hitam dengan bertambahnya
waktu. Setelah 24 jam dan jika belum ada koloni tipikal maka inkubasi dapat
dilanjutkan 24 jam lagi. Pada saat pengamatan media BSA ditemukan kolini
tipikal sesuai dengan ciri ciri di atas.
Pada XLDA dtandai dengan berwarna pink dengan atau tanpa warna hitam
ditengahnya, tetapi pada pengamatan tidak ditemukan seperti ciri ciri di atas
sehingga dapat di simpulkan media tersebut merupakan atipikal.
Pada identifikasi ambil koloni tipikal (+) pindahkan pada agar miring LIA
dan TSIA tetapi, jika tidak ada yang (+) ambil koloni yang atipikal atau koloni
yang menandakan tidak ada pertumbuhan karena koloni yang tidak ada
menandakan pertumbuhan belum tentu terbebas dari pendugaan adanya
salmonella. Bisa saja pada saat melakukan isolasi kurang teliti dan adanya
kontaminasi dari benda lain.
Ciri spesifik salmonella umumnya akan menghasilkan reaksi alkali
(merah) pada permukaan agar miring dan asam (kuning) pada dasar agar,
dengan tanpa produksi H2S (hitam) pada TSIA. Pada LIA, salmonella
menghasilkan reaksi alkali (ungu) pada dasar agar. Jika dasar agar LIA
bereaksi asam (berwarna kuning) dianggap tidak berpotensi (-) salmonella.
Semua kultur yang menghasilkan reaksi alkali pada dasar agar LIA,
apapun reaksinya pada TSIA harus diduga salmonella dan diuji lebih lanjut.
Kultur yang menghasilkan reaksi asam pada dasar LIA tetapi memberikan
reaksi alkali pada permukaan TSIA dan asam pada dasar agar TSIA juka harus
diuji lebih lanjut untuk salmonella. Pengujian berikutnya adalah uji
biochemical.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
16
hygiene
Memperhatikan peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan
Perlunya kesadaran masyarakat terhadap makanan yang baik dan aman
untuk dikonsumsi
5.2.2
Bagi Mahasiswa
- Dalam melakukan pratikum diharapkan kehati hatian
- Diharapkan memahami teori sebelum melakukan praktek agar
-
5.2.3
17
18