Anda di halaman 1dari 10

Uji Sensitivitas Salmonella

typhi Terhadap Berbagai


Antibiotik
Cana Rifiza R Saragih

Latar Belakang

Demam tifoid merupakan infeksi usus


akut dengan angka kejadian dan
angka kematian yang cukup tinggi .
Menurut World Health Organization
diperkirakan terjadi 17 juta kasus
demam tifoid per tahun dan 600 ribu
diantaranya
berakhir
dengan
kematian.

Sekitar 70% dari seluruh kasus


kematian itu menimpa penderita
demam tifoid di Asia .
Center for Disease Control and
Prevention Indonesia melaporkan
prevalensi demam tifoid mencapai
358-810/100.000
populasi
pada
tahun 2007.

Data dari Indonesian Basic Health


Research (Riskesdas) menunjukkan
prevalensi rata-rata infeksi tifoid
klinis secara nasional adalah 1.6%
(range: 0.3% to 3%). (2007)
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara pada minggu ke 25
tahun 2015 terdapat 216 kasus
demam tifoid.

Berdasarkan data tersebut maka dapat ditarik suatu


kesimpulan bahwa demam tifoid merupakan penyakit dengan
prevalensi yang cukup tinggi.

Insidensi infeksi paling tinggi pada usia bayi,


orang tua, dan anak-anak. Penyebab
terbesar dari infeksi pada manusia dianggap
karena memakan makanan atau air yang
tercemar atau terkontaminasi (food-borne
disease).
64% penyakit ditemukan pada usia 3-19
tahun dan angka mortalitasnya bervariasi
antara 3,1-10,4% pada pasien rawat inap
(CDC 2007)

Dari data tersebut diketahui bahwa


insidensi paling tinggi terdapat pada
usia balita dan anak.

Pengobatan dengan
antibiotika yang
tepat adalah suatu
cara mencegah
kematian pada
penderita. Namun,
peningkatan kejadian
resistensi Salmonella
typhi terhadap
berbagai antibiotik
telah banyak
dilaporkan.

Dari beberapa
penelitian di
temukan 3-8%
kuman Salmonella
telah resisten
terhadap
kloramfenikol.

Golongan penisilin
yaitu amoksisilin dan
amoksisilin-asam
klavulanat masih
memberikan nilai
hampir 100% untuk
mengobati demam
tifoid. Selanjutnya
diikuti oleh
kloramfenikol,
seftriakson,
siprofloksasin,
trimetoprim, dan
diakhiri dengan
trimetoprimsulfametoksazol.
(2007 Bandung)

Hasil penelitian
lain menunjukkan
data bahwa
Salmonella thypi
masih sensitive
terhadap
kloramfenikol(65
%); amoxicillin,
(15%); and
kotrimoksazol
(80%); resistensi
terhadap
kloramfenikol
10%); amoxicillin
(85%); dan
kotrimoksalzol
(20%) (2012
Banjarmasin )

Timbulnya resistensi bakteri bahkan multiresisten


dari populasi bakteri terhadap berbagai jenis
antibiotik menimbulkan banyak masalah dalam
pengobatan penyakit demam tifoid.
Tiap-tiap daerah mempunyai pola sensitivitas
Salmonella yang berbeda, sehingga perlu dilakukan
uji sensitivitas secara berkala karena pola
sensitivitas bakteri dapat bervariasi pada waktu
dan tempat yang berbeda. ( Cermin Dunia
Kedokteran, 1997)
Mengingat pola sensitivitas bakteri dapat bervariasi
pada waktu yang berbeda, untuk keperluan
tersebut maka penelitian ini dilakukan.

Perumusan Masalah

Masalah pada penelitian ini adalah resistensi Salmonella thyphi


terhadap beberapa antibiotik.

Resistensi Salmonella thypi terhadap beberapa antibiotik terjadi karena


tidak adanya uji sensitivitas terhadap antibiotik sebelum pemberian
antibiotik kepada pasien.

Akibat hal tersebut maka perlu diteliti bagaimana pola sensitivitas


bakteri Salmonella thypi terhadap beberapa antibiotik sehingga dapat
diketahui antibiotik yang sensitif terhadap bakteri Salmonella thypi.

Hipotesa

Terdapat resistensi Salmonella thypi terhadap


berbagai antibiotik di RSIA Badrul Aini.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk melakukan investigasi terhadap kejadian demam tifoid akibat


Salmonella thypi pada pasien yang dirawat inap di RSIA Badrul Aini.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui angka insidensi kejadian demam tifoid diakibatkan


Salmonela thypi pada pasien rawat inap selama penelitian.
2. Untuk mengetahui pola sensitivitas bakteri Salmonella thypi terhadap
beberapa antibiotik.
3. Untuk mengisolasi bakteri dari sampel darah penderita demam tifoid selama
penelitian.
4. Untuk memberikan informasi dan rekomendasi berdasarkan hasil yang
diperoleh untuk pengobatan dan pengendalian infeksi Salmonella thypi.

Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi tentang pola sensitivitas bakteri Salmonella thypi


pada pasien yang di rawat inap di RSIA BADRUL AINI.

2. Sebagai bahan masukan bagi direktur RSIA BADRUL AINI dan


Stakeholder RSIA BADRUL AINI dalam hal penyediaan antibiotik yang
sensitive terhadap bakteri Salmonella thypi.

3. Sebagai bahan masukan bagi para dokter dan dokter spesialis di RSIA
BADRUL AINI dalam hal pemberian antibiotik terhadap infeksi
Salmonella thypi untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik dan
untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi
Salmonella thypi.

Anda mungkin juga menyukai