Disusun Oleh :
ZULIA NURFAUZIAH
191FI03032
PRODI D4 ANESTESI
2021-2022
A. Latar Belakang
2
mencegah terjadinya penurunan berat badan. Salah satu masalah yang timbul pada pasien
demam tifoid yaitu hipertermia. Hipertermi adalah suatu Keadaan dimana seorang individu
mengalami peningkatan suhu tubuh di atas 37,8oC peroral atau 38,8oC perrektal karena
factor eksternal. Hipertermi berhubungan ketika sistem kontrol suhu normal tubuh tidak
dapat secara efektif mengatur suhu internal. Biasanya, pada suhu tinggi tubuh akan
mendinginkan melalui penguapan keringat. Namun, dalam kondisi tertentu (suhu udara di
atas 95 oC atau 35 oC dan dengan kelembaban yang tinggi), mekanisme pendinginan ini
menjadi kurang efektif. Ketika kelembaban udara tinggi, keringat tidak akan menguap
dengan cepat, mencegah tubuh dari melepaskan panas dengan cepat. Selanjutnya, tanpa
asupan cairan yang cukup, kehilangan cairan yang berlebihan dan ketidakseimbangan
elektrolit juga dapat terjadi menyebabkan dehidrasi. Dalam kasus tersebut, suhu tubuh
seseorang meningkat cepat. Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat merusak otak dan organ
vital lainnya. Kondisi lain yang dapat membatasi kemampuan untuk mengatur suhu tubuh
termasuk penyakit demam tifoid. Menjaga suhu tubuh agar tetap dalam batas normal
merupakan salah satu kebutuhan biologis yang menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia
yang harus dipenuhi. Sistem tubuh yang berperan dalam menjaga suhu tubuh tetap dalam
batas norma adalah termoregulasi. Termoregulasi adalah proses homeostatik yang
berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh untuk tetap dalam keadaan normal, yang
dicapai dengan menyeimbangkan panas yang ada dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan
3
BAB II
Setelah masuk ke dalam tubuh, masa inkubasi bakteri ini adalah sekitar 7-14 hari.
Sayangnya, penanganan terhadap penyakit ini sering terlambat sehingga membuat masa
inkubasi bakteri jadi lebih pendek. Penanganan yang kurang tepat juga bisa memperparah
kondisi orang yang terinfeksi bakteri. Saat tidak ditangani dengan tepat, penurunan kondisi
kesehatan bisa berlangsung hingga beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Untuk
kembali memulihkan kondisi tubuh pun akan lebih sulit serta risiko berkembangnya
komplikasi meningkat. Padahal, jika ditangani dengan segera, kondisi pengidap bisa
membaik dalam waktu 3-5 hari
4
Penyebab Tifus
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella Thypi. Jenis bakteri ini
juga berkaitan langsung dengan penyakit Salmonelosis yang menyebabkan infeksi pada
sistem pencernaan yang lebih buruk dibandingkan tifus.
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terserang tifus, antara lain:
Sanitasi buruk.
Tidak membersihkan tangan sebelum makan, atau kurang bersih dalam mencuci
makanan.
Mengonsumsi sayur-sayuran yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia yang
terinfeksi.
Mengonsumsi produk susu atau olahannya yang telah terkontaminasi.
Menggunakan toilet yang sudah terkontaminasi bakteri.
Melakukan seks oral dengan mereka yang membawa bakteri Salmonella typhii.
Gejala Tifus
Gejala tifus umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi
dengan ciri-ciri berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut.
Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu. Jika tidak segera ditangani dengan
baik, dapat terjadi komplikasi seperti pendarahan internal atau pecahnya sistem
pencernaan (usus). Risiko komplikasi juga akan berkembang menjadi membahayakan nyawa
5
jika situasi tersebut tidak segera ditangani dengan baik. Jika tidak ditangani mendapatkan
perawatan yang benar, diperkirakan 1 dari 5 orang akan meninggal karena tifus. Sementara
yang tetap hidup berisiko mengidap komplikasi yang disebabkan infeksi. Umumnya, tifus
diobati dengan pemberian antibiotik.
Diagnosis Tifus
Diagnosis tifus dapat dilakukan dengan menganalisis sampel darah, tinja, atau urine
seseorang di laboratorium. Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, diagnosis tifus yang
tergolong akurat juga bisa dilakukan melalui pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, meskipun
ini sangat jarang dilakukan.
Gejala tifus umumnya mulai muncul dalam 1-3 minggu. Kondisi ini bisa semakin
memburuk dalam kurun waktu beberapa minggu. Pengidap tifus perlu ditangani sampai
kondisinya benar-benar pulih. Karena jika tidak diobati sampai tuntas, tifus berpotensi
menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa. Berikut gejala tifus yang bisa diamati:
Demam tinggi.
Lemas.
Sakit perut.
6
Sakit kepala.
Muncul ruam.
Mudah lelah.
Diare atau sembelit.
Melalui tes mikrobiologi, para ahli mempelajari patogen atau organisme penyebab tifus.
Kecepatan penyebaran patogen dan pengaruhnya terhadap orang yang terinfeksi juga akan
dianalisis guna memberi informasi tentang penyakit dan rekomendasi pengobatan pada
dokter. Dengan tes mikrobiologi, para ahli dapat mengenali penyakit melalui sampel cairan
tubuh seseorang yang mengalami gejala tifus.
Umumnya, penyakit tifus diobati dengan mengonsumsi antibiotik. Obat ini dikenal
mampu untuk melawan segala jenis infeksi bakteri termasuk penyebab tifus. Beberapa
antibiotik yang direkomendasikan adalah chloramphenicol, amoxicillin, dan ciprofloxacin.
Pengidap tifus dianjurkan untuk banyak beristirahat dan hindari konsumsi makanan yang
bercita rasa pedas atau asam.
7
Pencegahan Penyakit Tifus
Karena tifus menyebar melalui makanan dan minuman, kamu perlu berhati-hati saat
memilih jenis makanan dan minuman sebelum dikonsumsi. Berikut beberapa tips agar kamu
tidak terinfeksi bakteri penyebab tifus:
Saat kamu konsumsi minuman yang berbahan baku es batu, pastikan air yang
digunakan es tersebut sudah matang.
Saat memasak makanan, pastikan matang dan sajikan saat masih hangat.
Selain menghindari jenis makanan dan minuman di atas. Kamu juga perlu menerapkan
pola hidup bersih dan sehat. Biasakan untuk rutin mencuci tangan, terutama setelah
menggunakan kamar mandi dan sebelum menyentuh makanan. Saat mencuci tangan,
gunakan sabun atau pembersih tangan yang setidaknya mengandung 60 persen alkohol.
Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit. Jika kamu yang sakit, hindari
kontak dengan orang lain agar tidak menularkan penyakit. Saat sakit, kamu juga disarankan
untuk tidak melakukan aktivitas memasak atau menyiapkan makanan.
Pengobatan Tifus
Cara yang paling efektif dalam menangani tifus adalah dengan segera mungkin
memberikan terapi antibiotik. Selain itu, obat penurun demam juga bisa diberikan untuk
menurunkan suhu tubuh. Pengobatan tifus dalam dilakukan di rumah sakit, tetapi jika gejala
masih ringan dan terdeteksi lebih cepat, maka perawatan bisa dilakukan di rumah.
8
Komplikasi Tifus
Penyakit tifus dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diatasi dengan baik.
Perdarahan atau terbentuknya lubang pada usus menjadi komplikasi tifus yang cukup parah.
Kemudian, ada radang otot jantung, radang selaput jantung, radang paru-paru, radang
pankreas, infeksi ginjal, hingga infeksi kandung kemih.
Pencegahan Tifus
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tifoid
merupakan imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, meski demikian vaksin ini belum
masuk dalam kategori wajib. Vaksin tifoid diberikan kepada anak yang sudah berusia di atas
dua tahun dan diulang tiap tiga tahun. Imunisasi tifoid di Indonesia sendiri diberikan dalam
bentuk suntik pada balita dan dalam bentuk oral pada anak yang berusia di atas enam
tahun. Seperti halnya pada vaksin-vaksin lain, vaksin tifoid tidak memberikan perlindungan
100 persen. Anak yang sudah diimunisasi tifoid tetap rentan terserang terinfeksi, tetapi
tingkat infeksi yang dialami anak yang sudah divaksin tidak akan seberat mereka yang belum
divaksin sama sekali. Vaksinasi pun dianjurkan bagi orang yang berniat bekerja atau
bepergian ke daerah yang sedang dilanda kasus penyebaran tifus. Tindakan pencegahan lain
yang juga perlu dilakukan adalah memperhatikan makanan dan minuman yang akan
dikonsumsi. Jika kamu dan anak berniat makan di luar rumah, sebaiknya hindari makan di
tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri dan disarankan untuk mengonsumsi minuman
dalam kemasan. Dapatkan vaksin tifus di rumah sakit terdekat agar kamu dapat mencegah
penyakit ini dengan optimal.
9
BAB III
TABEL DAN GRAFIK
A. Tabel Persentasi tifus (demam typoid)
Presentase tahuun berdasarkan umur mulai merokok di indosesia
Tahun 2010, 2017 dan 2018
Umur Tahun
2010 2017 2018
3-5 tahun 9,1 2,8 2,0
5-10 tahun 5,7 6,7 8,7
10-14 tahun 0,76 0,26 2,9
B. Diagram presesntase
10
100%
90%
80%
70%
60%
2018
50% 2017
2010
40%
30%
20%
10%
0%
3-5 tahun 5-10 tahun 10-14 tahun
C. GRAFIK LINE
10
6
2018
5
2017
4 2010
0
3-5 tahun 5-10 tahun 10-14 tahun
11
DAFTAR PUSTAKA
12