Anda di halaman 1dari 6

Nama Mahasiswa : Olis Liswati

Nim : 1033211012
Nama Mata kuliah : KMB 2
Program Studi : S1 keperawatan
Fakultas : Kesehatan
JURNAL PENELITIAN 1
Hubungan Kebiasaan Makan Jajanan di Luar Rumah dengan Kejadian Demam Thypoid pada
Anak Usia Sekolah
Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Literatur Review, Juni 2021
https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/2127

A. LATAR BELAKANG
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C. penularan demam tifoid melalui fecal
dan oral yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi (Widoyono, 2011). Penularan demam tifoid selain didapatkan dari menelan
makanan atau minuman yang terkontaminasi dapat juga dengan kontak langsung jari tangan
yang terkontaminasi tinja, urin, secret saluran nafas atau dengan pus penderita yang
terinfeksi (Dian, 2007).

Kebersihan diri salah satu penularan dari penyakit saluran pencernaan adalah melalui tangan
yang tercemar oleh mikroorganisme yang merupakan penyebab penyakit. Mencuci tangan
sesudah buang air besar, mencuci tangan sebelum makan akan melindungi seseorang dari
infeksi penyakit kemudian kondisi kuku jari tangan seseorang juga mempengaruhi terjadinya
demam tifoid. Kebiasaan makan jajanan di luar rumah sangat berpengaruh terhadap kejadian
demam tyhpoid pada usia sekolah, hal ini disebabkan karena anak usia sekolah adalah anak
yang belum mengetahui atau memikirkan tentang kebersihan dan kehigenisan setiap
makanan, sehingga dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi setiap anak

B. TUJUAN
Untuk menganalisis risiko kejadian demam tifoid berdasarkan kebersihan diri dan kebiasaan
jajan di rumah pada anak usia 7-12 tahun

C. METODE PENELITIAN
judul penulisan ini dilakukan dengan menggunakan literature review.
Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik di mana peneliti hanya mengamati
variabel yang akan diteliti tanpa memberikan perlakuan pada subyek. Penelitian ini
menggunakan desain kasus kontrol merupakan studi yang mempelajari hubungan penyakit
dan paparan dengan cara mengamati status paparan diantara kelompok kasus dengan
kelompok kontrol (Murti, 2010). Variabel indenpenden yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi karakteristik responden (usia, jenis kelamin). Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, Data primer diperoleh dari hasil
wawancara menggunakan kuesioner dan observasi dengan mendatangi masingmasing
rumah responden yang telah mendatanginya informed consent. Kemudian untuk data
sekunder yang diambil dalam penelitian ini berupa data pasien yang duperoleh dari data
rekam medik pasien di unit teratai pada RSUD dr. Abdoer Rahem Situbond

D. HASIL
Hasil penelitian didapatkan bahwa besar risiko demam tifoid dengan kebiasaan mencuci
tangan sesudah buang air besar yang kurang baik di rumah OR = 3,67;95% CI (1,29 < OR <
10,64), kebiasaan mencuci tangan sebelum makan yang kurang baik di rumah OR =
4,33;95% CI (1,54 < OR < 12,44), kuku pendek kotor OR = 7,79;95% CI (1,46 < OR < 46,18)
sering jajan saat di rumah OR = 3,89;95% CI (1,39 < OR < 11,06), membeli jajan di
pedagang kaki lima saat di rumah OR = 3,95;95% CI (1,40 < OR < 11,30), kemasan jajan
yang terbuka saat dibeli di rumah OR = 3,5;95% CI (1,26 < OR < 9,83). Kesimpulan bahwa
kebiasaan mencuci tangan sesudah buang air besar yang baik, kebiasaan mencuci tangan
sebelum makan yang baik, kondisi kuku jari tangan pendek bersih, jarang jajan saat di rumah,
membeli jajan di swalayan, membeli jajan dengan keadaan kemasan jajan tertutup saat di
rumah mampu menurunkan risiko kejadian demam tifoid pada anak usia 7–12 tahun.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan :
 Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari
permasalahan hingga hasil dan kesimpulan dari permasalahan.
 Penulisan jurnal rapi dan sesuai dengan kaidah penulisan jurnal
 Metode penelitian dengan cara memberikan edukasi terlebih dahulu terhadap responden.

kekurangan :
 Peneliti belum mencantumkan saran baik institusi kesehatan,masyrakat, maupun peneliti
selanjutnya.
 Terdapat beberapa bahasa yang sulit dipahami bagi pembaca dari kalangan umum.
JURNAL PENELITIAN 2
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANGDEMAM TIFOID DENGAN KEJADIAN
DEMAM TIFOID PADA ANAK

(Literature Review). Jurnal Sehat Masada, 15(2), 327-335.


http://ejurnal.stikesdhb.ac.id/index.php/Jsm/article/view/282
Volume 15 No. 2 Juli 2021
DOI: https://doi.org/10.38037/jsm.v15i2

A. LATAR BELAKANG
Thypoid atau yang sering disebuttifus adalah penyakit infeksi sistematik
akutyang disebabkan infeksi salmonella tyhpi,dan dapat di tularkan melalui
berbagai carayaitu: Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Vomitus (muntah),
Flies (lalat), danFeses. Organisme salmonella tyhpi ini masuk melalaui makanan dan
minuman yang erkontaminasi oleh feses dan urine dari orangyang terinfeksi kuman
salmonella (Novita, 2015).

Fenomena yang terjadi di masyarakat,khususnya dari orang tua yang


anaknyamenderita demam tifoid mengatakan belummengetahui dengan pasti
bagaimana penularandemam tifoid, bagaimana tanda-tanda anak mengalami damam
tifoid serta masih banyak yang anaknya tidak menerapkan perilaku higiene
perseorangan serta tingkat pengetahuan dan sikap mereka tentang kesehatan
belum cukup baik, serta pengawasan orang tua dalam jajanan sehat danperilaku
hygiene anak masih kurang, Hal yang demikianlah yang menyebabkan jumlah
penderita demam tifoid meningkat setiaptahunnya

B. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuanorang tua tentang demam
tifoid dengan kejadian demam tifoid pada anak

C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan yaitu literaturereview atau kajian literatur disebut juga kajian
pustaka, kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur
yang relevan dengan bidang atau topik tertentu. dengan menggunakan kata kunci
“Penatalaksaanaan Demam Tifoid”,“Pengetahuan Orang Tua Tentang DemamTifoid”,
“Demam Tifoid Pada Anak”. Dengan menggunakan metode PICO, PICO merupakan
metode pencarian informasi klinis, Dalam penelitian ini PICO dinyatakan dengan
P:Orang Tua, I: Kejadian Demam Tifoid, C:Demam Tifoid, O: Tingkat
Pengetahuan.Penulis juga akan menambahkan kata and, or,not pada kata kunci ketika
akan mencari artikel.

D. HASIL
Dari 10 jurnal yang didapatkan berkaitan dengan hubungan antara pengetahuanorang
tua tentang demam tifoid dengan kejadian demam tifoid pada anak didapatkan 7 jurnal
menyatakan ada hubungan yang signfikan antara pengetahuan orang tua tentang
demam tifoid dengan kejadian demam tifoid pada anak dan ada tiga jurnal yang
menyatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian demam thypoid
pada anak.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan :
 Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan atau latar belakang dari
permasalahan hingga hasil dan kesimpulan dari permasalahan.
 Penulisan jurnal rapi dan sesuai dengan kaidah penulisan jurnal
 Penelitian menggunakan metode literaturereview atau kajian literatur. Metode analisis
yang digunakan adalah dengan menggunakan Literature Review Matrix, yaitu
dengan menggabungkan berbagai jurnal atau artikel baik jurnal internasional
maupun jurnalnasional yang bersifat relevan, mutakhir dan memadai.

Kekurangan :
 Peneliti belum melakukan peningkatan upaya promosi kesehatan mengenai demam tifoid
dan perilaku hidup bersih dan sehat, karena factor yang mempengaruhi kejadian
demam tifoid tidakhanya tingkat pengetahuan, melainkan juga hubungan antara
orang tua-anak dan kebiasaan anak itu sendiri terkait higienitas
Vaccines for preventing typhoid fever
Cochrane Database of Systematic Reviews 2018, Issue 5. Art. No.: CD001261.
DOI: 10.1002/14651858.CD001261.pub4.
https://www.researchgate.net/publication/325476601_Vaccines_for_preventing_typhoid_fever

A. LATAR BELAKANG
Mengingat jalur penularan dan fakta bahwa manusia adalah satu-satunya sumber infeksi,
perbaikan sanitasi dan kebersihan makanan merupakan tindakan pengendalian yang penting.
Namun, langkah-langkah ini dikaitkan dengan kemajuan sosial ekonomi, yang lambat di
sebagian besar daerah endemik. Lebih jauh lagi, mencapai pengendalian demam tifoid
dengan pengobatan antimikroba saja membutuhkan layanan medis yang berfungsi dengan
baik dan terhalang oleh meningkatnya masalah resistensi antibiotik S. Typhi. Oleh karena itu
vaksinasi terhadap demam tifoid merupakan tindakan pengendalian utama di daerah berisiko
tinggi.

Vaksinasi terhadap demam tifoid adalah tindakan pengendalian utama; namun, terlepas dari
evaluasi mereka pada populasi di negara berpenghasilan rendah dan menengah endemik,
pelancong dari negara berpenghasilan tinggi adalah pengguna utama vaksin demam tifoid.
Situasi ini berubah, berkat tersedianya data beban penyakit berkualitas tinggi dari negara-
negara endemic

Demam tifoid dan demam paratifoid terus menjadi penyebab penting penyakit dan kematian,
terutama di kalangan anak-anak dan remaja di Asia Tenggara dan Tengah. Dua vaksin tifoid
tersedia secara luas, Ty21a (oral) dan Vi polisakarida (parenteral). Vaksin konjugat tifoid yang
lebih baru berada pada berbagai tahap pengembangan dan penggunaan. Organisasi
Kesehatan Dunia baru-baru ini merekomendasikan vaksin konjugat Vi tetanus toxoid (Vi-TT),
Typbar-TCV, sebagai vaksin pilihan untuk segala usia.

B. TUJUAN
Untuk menilai efek vaksin untuk mencegah demam tifoid

C. METODE PENELITIAN
Peneliti mencari Cochrane Infectious Diseases Group Specialized Register, CENTRAL,
MEDLINE, Embase, LILACS, dan mRCT. Kami juga mencari daftar referensi dari semua
percobaan yang disertaka

D. HASIL
Peneliti menemukan 18 uji coba relevan yang mengevaluasi empat vaksin: 9 melaporkan
hanya efektivitas vaksin, 4 melaporkan efektivitas dan efek samping, dan 5 melaporkan efek
samping saja (kami tidak dapat menganalisis satu uji coba tambahan tentang efek samping
yang memenuhi kriteria inklusi karena tidak memberikan informasi yang cukup). Dua vaksin
utama yang saat ini berlisensi untuk digunakan, polisakarida Ty21a dan Vi, efektif dalam
mengurangi demam tifoid pada orang dewasa dan anak-anak di atas dua tahun di negara-
negara endemik; efek samping seperti mual, muntah, dan demam jarang terjadi. Vaksin lain,
seperti vaksin Vi baru, modifikasi, terkonjugasi yang disebut Vi-rEPA dan Vi-TT, sedang
dikembangkan. Ini dapat diberikan kepada bayi, yang akan membantu karena mereka
mungkin berisiko lebih tinggi untuk infeksi, meskipun bukti lebih lanjut untuk vaksin ini masih
diperlukan.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan :
Vaksin polisakarida Ty21a dan Vi berlisensi efektif pada orang dewasa dan anak-anak di atas
dua tahun di negara-negara endemik. Vaksin Vi-rEPA sama manjurnya, meskipun datanya
hanya tersedia untuk anak-anak.
Kekurangan :
Vaksin Vi-TT (PedaTyph) yang baru memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan
apakah vaksin tersebut memberikan perlindungan terhadap demam tifoid. Pada saat
penulisan, hanya ada data kemanjuran dari pengaturan tantangan manusia pada orang
dewasa pada vaksin Vi-TT (Tybar), yang dengan jelas membenarkan uji coba lapangan yang
sedang berlangsung untuk mengevaluasi kemanjuran vaksin

Anda mungkin juga menyukai