Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DEMAM TYPHOID DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN HIPERTERMI DI PAVILIUN SERUNI RSUD JOMBANG

Oleh:
Desy Tri Astuti, Mamik Ratnawati, Pawiono
Prodi D-III Keperawatan Stikes Pemkab Jombang
Email: desytriastutii@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak usia sekolah adalah demam typhoid,
yang disebabkan karena kurang memperhatikan kebersihan diri dan kebiasaan jajan sembarangan.
Bakteri Salmonella typhi banyak berkembang biak pada makanan yang tidak higenis sehingga mereka
mudah tertular demam typhoid. Tujuan dari keperawatan ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien demam thypoid dengan hipertermi. Metode: Metode penelitian ini menggunakan teknik
kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21-28 Mei 2018. Partisipan
berjumlah dua pasien. Dengan masalah keperawatan yang sama yaitu hipertemi pada hari pertama
masuk rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan pemeriksaan fisik.
Penyajian data berupa tabel. Hasil: Hasil penelitian setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam masalah keperawatan hipertermi teratasi. Klien 1 dan 2 akral hangat, kulit tidak teraba panas dan
tidak kemerahan, suhu pasien normal. Pembahasan: Dalam hal ini peneliti melakukan kompres hangat
dan mengajarkan kepada pasien untuk menerapkan pola hidup sehat serta dapat melakukan tindakan
yang diajarkan secara mandiri agar tidak terjadi kekambuhan. Bagi tenaga kesehatan lebih
mengobservasi secara intensif suhu tubuh pasien anak demam typhoid dengan hipertermi.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Demam Thypoid, Hipertermi

NURSING CARE IN CHILDREN THYPOID FEVER WITH HYPERTHERMIC NURSING


PROBLEMS IN SERUNI PUBLIC HOSPITAL JOMBANG PAVILION

By:
Desy Tri Astuti, Mamik Ratnawati, Pawiono
The General Nursing Science III of Stikes Pemkab Jombang
Email: desytriastutii@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Typhoid fever is one of the most common diseases in school-aged children. Due to the
habit of snack carelessly and less attention to personal hygiene. Salmonella typhi bacteria multiply in
foods that are not hygienic so they are easily contracted typhoid fever. The purpose of this nursing is to
carry out nursing care on thypoid fever clients with hyperthermia. Method: This research method uses
qualitative technique with case study design. The study was conducted on 21-28 May 2018. Participants
were two patients. With the same nursing problem that is hyperthema on the first day of admission.
Data collection is done by observation, documentation and physical examination. Presentation of data in
the form of tables. Results: The results of the study after nursing care for 3x24 hours of hypertermi
nursing problems resolved. Clients 1 and 2 are warm acral, skin is not palpable hot and not reddish,
normal patient temperature. Discussion: In this case the researchers do warm compresses and teach the
patient to apply healthy lifestyle and can perform actions that are taught independently in order to avoid
recurrence. For health workers more intensively observe the patient's temperature of children with
typhoid fever with hyperthermia.

Keywords: Nursing Care, Thypoid Fever, Hypertherm


PENDAHULUAN

Demam typhoid hingga sekarang masih terutama pada usus halus, sehingga
menjadi masalah kesehatan serius yang dapat menimbulkan tukak dan menimbulkan
dijumpai secara luas diberbagai negara perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam
berkembang termasuk Indonesia, yang sanitasi disebabkan oleh endotoksin, suhu tubuh akan
lingkungannya kurang baik dan hygine pribadi naik pada waktu sore dan malam hari, apabila
serta rendahnya pengetahuan yang dimiliki tidak segera diatasi dapat mengakibatkan
masyarakat sehingga status kesehatan semakin kejang demam, dehidrasi, syok, dan terjadi
memburuk. Sebuah studi oleh Arli, dkk tahun kematian .(Ngastiyah, 2014)
2016 bahwa Pravelensi tertinggi demam Melihat data di atas maka peran perawat
typhoid berada pada kalangan anak usia 7–12 sangatlah penting dalam memberikan asuhan
tahun karena pada anak usia 7–12 tahun keperawatan untuk membantu menyelesaikan
merupakan usia anak sekolah yang kebiasaan masalah yang dihadapi klien, yaitu dengan
jajan sembarangan dan kurang memperhatikan tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.
kebersihan diri dan dimana bakteri Salmonella Tindakan mandiri yaitu dengan tindakan
typhi banyak berkembang biak khususnya preventif sebagai upaya untuk mencegah
pada makanan sehingga mereka tertular terjadinya typhoid atau penularannya dengan
demam typhoid. Hal ini biasanya di tandai cara memberikan pendidikan kesehatan, untuk
dengan panas lebih dari satu minggu, karena kebersihan perorangan seperti mencuci tangan
penyebarannya melalui media yang dapat sebelum makan dan setelah dari toilet, ajarkan
tertelan seperti makanan, maka masalah pada keluarga untuk membatasi aktivitas
lingkungan memiliki peran yang penting untuk pasien, anjurkan pasien untuk tirah baring (bed
diperhatikan. rest). (Aru 2013)
WHO memperkirakan pada 2014 terdapat Tindakan kuratif seperti mengobservasi
sekitar 21 juta kasus demam typhoid di seluruh suhu tubuh setiap 2-4 jam, berikan kompres
dunia dengan insiden 222.000 kasus kematian dengan air hangat pada dahi, axila, dan lipatan
pertahun. Insiden rate di Indonesia masih tinggi paha, anjurkan memakai pakaian yang tipis
yaitu 358 kasus per 100.000 penduduk dengan atau menyerap keringat, memberikan nutrisi
jumlah penderita pertahun 600.000-1.500.000 adekuat, menganjurkan kepada pasien untuk
penderita. Angka kematian demam typhoid di tirah baring atau istirahat total. Tindakan
Indonesia masih tinggi dengan CFR sebesar 10% promotif sebagai upaya penyuluhan kepada
dari 100.000 penduduk. Insidensi demam masyarakat tentang penyakit typhoid,
typhoid di setiap daerah bervariasi dan kebersihan pribadi serta tindakan-tindakan
biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan sanitasi selain itu, memberi makanan sesuai
yang kurang baik, di daerah Jawa Timur diet terutama tinggi kalori dan tinggi protein.
terdapat 257 kasus per 100.000 penduduk Tindakan rehabilitative perawat berperan
(Riskesdas, 2013). Berdasarkan data rekam untuk memulihkan kondisi pasien dan
medik yang diperoleh dalam 4 bulan terakhir menganjurkan pasien untuk kontrol kembali
mulai dari bulan November 2017 – Februari apabila ada keluhan. (Aru 2013). Tindakan
2018 di Paviliun Seruni terdapat 24 penderita kolaborasi dengan dokter dalam pemberikan
demam typhoid. obat antipiretik apabila terjadi peningkatan
Mekanisme masuknya kuman diawali suhu tubuh.
dengan infeksi yang terjadi di saluran Berdasarkan latar belakang di atas peneliti
pencernaan yang disebabkan oleh bakteri tertarik untuk memilih kasus keperawatan
Salmonella Typhi. Basil diserap oleh usus halus dengan judul : ‟Asuhan Keperawatan Pada
melalui pembuluh darah limfe lalu masuk ke Anak Demam Typhoid dengan Masalah
peredaran darah sampai ke hati dan limpa. Keperawatan Hipertermi di Paviliun Seruni
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak RSUD Jombang”.
didalam hati dan limpa. Organ tersebut akan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membesar disertai nyeri pada perabaan, memberikan Asuhan Keperawatan pada anak
kemudian basil masuk kembali dalam Demam Typhoid Dengan Masalah Keperawatan
darah(bakterimia) menyebar ke seluruh tubuh Hipertermi di Paviliun Seruni RSUD Jombang.
METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini mendapat
Desain penelitian ini adalah studi kasus rekomendasi dari Program Studi DIII
yaitu studi kasus untuk mengeksplorasi dalam Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
melaksanakan dan menjabarkan pelaksanaan PEMKAB Jombang dan permintaan ijin Dinas
asuhan keperawatan pada anak dengan demam Kesehatan Kabupaten Jombang, Bupati
typoid dengan masalah hipertermi di Paviliun Jombang dan RSUD Jombang. Setelah
Seruni RSUD Jombang yang meliputi tahap mendapat persetujuan barulah melakukan
pengkajian, diagnosa keperawatan, penelitian dengan menekankan masalah etika,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. meliputi : Nonmaleficience, Beneficence,
Batasan istilah merupakan pernyataan yang Autonomy, Anonymity, Justice, Veracity,
menjelaskan tentang istilah-istilah kunci yang Confidentiality, Informconsent.
menjadi fokus studi kasus. Batasan istilah
disusun naratif dan apabila diperlukan HASIL PENELITIAN
ditambahkan informasi kualitatif sebagai
peneliti dari halaman yang dibuat oleh penulis. PENGKAJIAN
1. Asuhan keperawatan adalah proses atau
rangkaian kegiatan pada praktik Pada hasil pengkajian pasien 1 dan pasien 2
keperawatan yang diberikan secara dengan nama An.F 1 berusia 10 tahun
langsung kepada pasien diberbagai sedangkan pada pasien 2 An.R berusia 8 tahun.
layanan kesehatan (Hidayat & Uliyah, An.F mengalami demam sudah sejak 3 hari
2012). sedangkan An.R mengalami demam 5 hari.
2. Hipertermi adalah suhu tubuh >37.5oC Pasien 1 dan 2 sebelumnya belum pernah
(Lusia, 2015). menderita demam typhoid.
3. Demam Typhoid adalah penyakit infeksi Pada pemeriksaan diagnostik pemeriksaan
usus halus yang disebabkan oleh bakteri leukosit pasien 2 mengalami peningkatan yaitu
salmonella type (Padila, 2013). sejumlah 11.100 /cmm, pada pemeriksaan IgM
Subyek dalam studi ini yaitu dua pasien S typhi kedua pasien positif menderita demam
dengan masalah keperawatan yang sama yaitu typhoid, skor pasien 1 adalah 4 sedangkan
pada Pasien Demam Typhoid dengan Masalah pasien 2 adalah 6.
Hipertermi Di Paviliun Seruni RSUD Jombang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
dengan kriteria pasien:
1 Hari pertama MRS dengan diagnosa medis Berdasarkan hasil pengkajian dan
Demam Typhoid dengan masalah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien 1 dan
Keperawatan Hipertermi. 2 di dapatkan diagnosa keperawatan yang sama
2 Pasien Demam Typhoid dengan usia 7-12 yaitu Hipertermi berhubungan dengan proses
th. penyakit.
3 Suhu pasien 37,6–39ºC .
Penelitian studi kasus ini akan dilakukan INTERVENSI KEPERAWATAN
dilakukan di Pav. Seruni RSUD Jombang sejak
pasien pertama kali MRS sampai 7 hari Dari intervensi pasien 1 dan 2: observasi
perkembangan pasien. Studi kasus ini suhu pasien, berikan kompres hangat pada
diperkirakan dilakukan pada bulan April 2018. dahi, ketiak, dan lipatan paha,anjurkan pakai -
Proses pengumpulan data pada studi kasus pakain tipis, anjurkan bedrest, berikan minum
ini dengan pendekatan WOD (Wawancara, sesuai dengan kebutuhan anak, berikan HE
Observasi, Dokumentasi). tentang penyakit demam typhoid dan
Keabsahan data: kolaborasi dengan tim medis pemberian
1. Memperpanjang waktu pengamatan atau antipiretik dan antibiotik. Dengan kriteria hasil
tindakan. yang diharapkan selama 3x24 jam masalah
2. Sumber informasi tambahan hipertermi dapat teratasi dengan kriteria hasil
menggunakan triangulasi dari tiga sumber yang diharapkan.
data utama yaitu pasien, perawat dan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
keluarga pasien yang berkaitan dengan
masalah keperawatan hipertermi yang Berdasarkan implementasi pada pasien 1
diteliti oleh peneliti. dan 2 terdapat perbedaan pada penurunan
suhu. Suhu pasien 1 S: 38,40C menjadi S: COMPARATION
37,2oC, kulit tidak kemerahan, akral hangat,
Berdasarkan pengkajian pasien 1 dan 2
kulit tidak teraba panas. Dan pasien 2 S: 38,8ºC
diberikan Infus D5 ½ NS 1000cc/24 jam, Ceftri
menjadi S: 37,4º C, kulit tidak kemerahan, akral
2x 1 gr (IV), Sanmol 3 x 20 cc (IV), namun pada
hangat, kulit tidak teraba panas. Pasien 1 dan 2
pasien 2 penurunnya lebih lambat karena dari
yang sudah dilaksanakan pada kasus diatas
hasil pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit
sesuai dengan intervensi keperawatan yang
pada pasien 2 lebih tinggi yaitu 11.100 pasien 1
sudah dibuat.
10.200 dan skor IgM S thyphi pasien 2 lebih
EVALUASI KEPERAWATAN tinggi yaitu 6 pasien 1 IgM s typhi 4. Skor IgM S
typhi pasien 2 lebih tinggi di karenakan pasien 2
Menurut hasil evaluasi kedua pasien terjadi sudah mengalami demam selama 5 hari yang
penurunan suhu setelah dirawat selama 3 hari berarti pasien sudah mengalami infeksi primer.
dari hari pertama pasien MRS. Suhu terakhir Trombosit pasien 2 lebih tinggi yaitu
pasien 1 37,2oC, sedangkan pasien 2 37,4º C 303.000 pasien 1 151.000. Pada pasien 2 skor
dengan kriteria hasil yang diharapkan. IgM S typhi 6 indikasi kuat adanya infeksi S
typhi, peningkatan jumlah trombosit ini diduga
karena hormon sitokin yang berperan sebagai
HASIL PENELITIAN bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Pada pasien 2 penurunan suhunya lama juga
PATIENT
dikarenakan pasien 2 minumnya 4-5 gelas
kasus 1 An.F berumur 10 tahun 9 bulan 23 perhari dan pasien 2 indikasi kuat adanya
dengan diagnosa medis demam typhoid infeksi typhi. Kadar hemoglobin pada pasien 2
berdasarkan informasi / pengkajian dari ibu mengalami penurunan yaitu 9,8 g/dl hal
mengatakan anaknya panas naik turun selama tersebut dikarenakan pasien 2 sudah
3 hari. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh mengalami demam selama 5 hari, demam yang
peneliti mendapatkan hasil: keadaan umum: lama tidak disertai dengan asupan cairan yang
lemah, suhu 38,40C, Nadi: 104x/menit, RR: cukup bisa menyebabkan dehidrasi yang
23x/menit, TD: 100/80 mmHg, akral panas, kulit nantinya dapat menyebabkan penurunan kadar
terasa panas, kulit kemerahan, dan didukung hemoglobin dan pasien 2 juga porsi makannya
oleh pemeriksaan penunjang IgM S typhi menurun, hanya habis 4-5 sendok makan saja
dengan skor 4. ,komposisinya terdiri nasi dan lauk.
Sedangkan kasus 2 An.R berumur 8 tahun
17 hari dengan diagnosa medis demam typhoid OUTCOME
berdasarkan informasi / pengkajian dari ibu Pada kasus 1 dan 2 pasien dilakukan
mengatakan anaknya panas naik turun selama kompres dan diberikan obat antipiretik dan
5 hari. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh rawat inap dalam penyembuhan penyakitnya.
peneliti mendapatkan hasil : keadaan umum : Hasil asuhan keperawatan selama 3 hari pada
lemah, suhu 38,8 0C, Nadi: 102x/menit, RR: pasien 1 dan pasien 2 dengan hipertermi
22x/menit, TD: 100/70 mmHg, akral panas, kulit berhubungan dengan penyakit teratasi,
terasa panas, kulit kemerahan dan didukung hipertermi tertangani, keadaan umum baik dan
oleh pemeriksaan penunjang IgM S typhi tanda-tanda vital suhu tubuh normal 36,5-
dengan skor 6. 37,50C nadi 60-100x/menit, RR 16-24x/menit,
akral hangat, kulit tidak terasa hangat, kulit
INTERVENTION
tidak kemerahan, mukosa bibir lemba
yang diberikan pada kedua kasus tersebut dinyatakan oleh dr.”A” untuk bisa KRS di hari
yaitu observasi suhu pasien, berikan kompres ketiga rawat inap.
hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan
paha,anjurkan pakai - pakain tipis, anjurkan THEORY
bedrest, berikan minum sesuai dengan Menurut (Nurarif dan Kusuma 2016)
kebutuhan anak, berikan HE tentang penyakit demam typoid adalah penyakit infeksi sitematik
demam typhoid dan kolaborasi dengan tim yang bersifat akut yang disebabkan oleh
medis pemberian antipiretik dan antibiotik. salmonella typhi dengan tanda dan gejala salah
satunya demam meninggi sampai dengan
minggu pertama, sehinga muncul masalah Berdasarkan Penerapan Diagnosa
keperawatan hipertermi berhubungan dengan Nanda,NIC,NOC dalam Berbagai
penyakit dengan karakteristik kulit kemerahan Kasus.Jogjakarta: Mediaction
dan terasa hangat (NANDA 2015-2017). Publishing.
Didalam penatalaksaan salah satunya
Padilla. 2013. Asuhan Keperawatan
memberikan kompres hangat secara teori
sangat efektif karena dapat merangang
Penyakit Dalam, Yogyakarta: Nuha
vasodilatasi sehingga pori – pori kulit membuka Medika.
dan mempermudah pengeluaran panas Tri Redjeki, H. 2012. Perbandingan
sehingga terjadi penurunan suhu tubuh Pengaruh Kompres Hangat dan
(Redjeki,2012). Kompres Dingin untuk Menurunkan
Suhu Anak Demam dengan Infeksi
di RSU Tidar Magelang, Skripsi FK.
KESIMPULAN DAN SARAN
UGM.
Dari hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan selama tiga hari di Paviliun Seruni
RSUD Jombang dapat disimpulkan bahwa
implementasi kepada kedua pasien berhasil
dibuktikan dengan penurunan suhu pada kedua
pasien dalam batas normal.
Di harapkan agar perawat lebih
mengobservasi secara intensif suhu tubuh
pasien anak demam typhoid dengan
hipertermi. Observasi dapat dilakukan dengan
interval 2- 4 jam sekali. Diharapkan orang tua
pada anak yang mengalami demam typhoid
dengan hipertermia dapat meningkatkan
pengetahuannya tentang demam typhoid dan
bisa menerapkan pola hidup sehat serta dapat
melakukan tindakan yang diajarkan secara
mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Doengos,Marlyn.E.1999. Rencana Asuhan


Keperawatan. Jakarta : EGC.
Hidayat,Aziz Alimul A. 2014. Metode
Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data Edisi Pertama,
Jakarta: Salemba Medika
Lusia. 2015. Pengenalan Demam dan
Perawatannya. Surabaya : AUP
Unair.
Muttaqin,Arif, Kumala Sari. 2013.
Gangguan Gastrointestinal :
Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah, Jakarta: Salemba
Medika.
Ngastiyah. 2012. Perawatan Anak Sakit
Edisi 2, Jakarta: EGC.
Nurarif,Amin Huda,Kusuma Hardhi.
2016.Asuhan Keperawatan Praktis

Anda mungkin juga menyukai