Anda di halaman 1dari 19

A.

PENGKAJIAN KELUARGA
DATA UMUM Tanggal Pengkajian : 17-03-2014
1. Nama kepala keluarga : Tn. K
2. Usia : 26 tahun
3. Alamat : MASAGENA
4. Pekerjaan kepala keluarga : Pertambangan
5. Pendidikan kepala keluarga : SMA
6. Agama : ISLAM
7. Kewarganegaraan/Suku bangsa :INDONESIA/BUGIS
8. Komposisi keluarga
No.
Nama
JK
Hub dgn KK
Usia
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
1.
Ny. D
P
Isteri
25
S.1
Islam
guru

Genogram

26
25

Keterangan :
= laki-laki = klien

= meninggal = perempuan

= menikah

= serumah
= keturunan

9. Tipe keluarga : Keluarga inti


10. Status sosial ekonomi keluarga :
penghasilan keluarga ± Rp. 5.000.000,- per bulan yang di peroleh dari hasil kerja Tn. K di
pertambangan, dan penghasilan dari Ny. D sebagai guru honorer di tambah dengan penghasilan
dari les private sebesar ±Rp. 2.000.000,- per bulan. Menurut pengakuan dari Ny. D penghasilan
yang ada sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik itu kebutuhan makan maupun
untuk membayar kontrakan.
11. Aktifitas rekreasi keluarga :
Saat ini Ny. D mengatakan ingin sekali berlibur ke tempat wisata bersama suaminya tapi karena
kesibukan mereka berdua akhirnya mereka menunda liburan mereka dan mereka juga jarang
berkumpul bersama karena tuntutan pekerjaan dari sang suami yang menyebabkan sang suami
jarang berada di rumah.

RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga dengan pasangan baru
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
saat ini keluarga Ny.D dan Tn. K sebagai keluarga baru belum memiliki anak dan sudah rencana
untuk segera memiliki anak dan jumlah anak yang diinginkan belum pernah dibicarakan dengan
suaminya karena suaminya sering tidak ada ditempat atau dirumah. Menurut Ny. D saat ini dia
dengan suaminya berusaha secepatnya mempunyai anak, serta membina hubungan baik dengan
keluarga lain, teman dan masyarakat disekitarnya. Menurut Ny. D pula dia ingin merencanakan
untuk mengumpulkan uang membangun rumah, karena saat ini mereka masih tinggal dirumah
kontrakan.
3. Riwayat keluarga inti : menurut Ny. D dalam keluarga mereka tidak terdapat penyakit
menular atau keturunan. Dan Ny. D juga tidak pernah mengalami penyakit yang cukup serius
hanya factor kelelahan saja begitupun dengan Tn. K
4. Riwayat keluarga sebelumnya : Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mangalami
sakit berat yang memungkinkan meraka perlu perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan
dirumah yang lama, dan dari riwayat keluarga Tn. K tidak ada yang memiliki penyakit kronis
ataupun keturunan.
KEADAAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah:
Tempat tinggal Ny. D dan Tn.K masih merupakan rumah kontrakan. Tempat tinggalnya permanen
dengan status kepemilikan orang lain. Luas rumah 3 x 8 m. Lantai tempat tingganya menggunakan
tehel, rumah memiliki ventilasi yang cukup dan ruangannya cukup terang dengan jendela 3 buah,
namun menurut Ny D, karena mereka sering keluar, karena Ny D pergi mengajar sementara suami
jarang dirumah karena kerja dipertambangan jadi jendela rumah jarang dibuka. Penerangan
dimalam hari menggunakan listrik, dan kadang pada siang hari juga masih digunakan karena
rumah tampak gelap. penataan perabot tidak terlalu teratur karena tidak ada ruang untuk dapur.
Rumah juga memiliki pekarangan yang sempit tidak ada pepohonan karena diapit oleh beberapa
rumah. Kebersihan pekarangan baik secara umum. Keluarga memanfaatkan sumur bor yang
sudah disediakan oleh kontrakan tersebut untuk kebutuhan pembersihan diri dan sebagainya.
Kebersihan kamar mandi dan jamban yang cukup. Dalam pengelolahan sampah rumah tangga
keluarga memiliki tempat sampah untuk penampung sampah dan jika sudah penuh kadang di
bakar dan yang basah dibuang pada TPA. Dan secara umum kebersihan rumah cukup.
Denah rumah :

1
2
2
4

Keterangan :
1 = ruang tamu
2 = kamar tidur
3 = ruang keluarga sekaligus dapur
4 = kamar mandi / wc
2. Karakteristik tetangga dan komunitas: Diwilayah Tn.K dan Ny. D jarak antara satu rumah
dengan yang lainnya cukup dekat. Dan untuk kegiatan seperti arisan atau kegiatan lainnya Ny D
mengatakan belum ada karena masih pasangan yang baru menikah.
3. Mobilitas Geografis keluarga : menurut Ny. D selama ini mereka sering berpindah tempat
karena tuntutan pekerjaan dari suaminya, tetapi mereka telah memutuskan untuk membangun
rumah di kampung halamannya
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: menurut Ny.D dan Tn.K, kedua
keluarga tidak terdapat perkumpulan ataupun perkumpulan khusus, Cuma saat kemarin acara
pernikahannya, semua keluarga berkumpul.
5. Sistem pendukung keluarga: saat ini dalam keluarga tidak terdapat keluarga yang sakit, dan
hubungan satu keluarga dengan yang lainnya cukup baik.

STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga : menurut Ny. D dan Tn.K dalam keluarganya biasanya
berkomunikasi dengan bahasa bugis dan Indonesia dan saat ini waktu bertemu keduanya hanya
sesekali karena kesibukan dari keduanya.
2. Struktur kekuatan keluarga: Dalam keluarga Ny.D, Tn.K sebagai kepala keluarga
berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan Ny. D menjalankan perannya sebagai istri yang
harus menyiapkan keperluan suaminya dirumah dan juga sebagai pencari nafkah tambahan. Dan
menurutnya dia sering masak jarang makan diluar.
3. Nilai dan norma keluarga : sebagai bagian dari masyarakat bugis dan beragama islam
memiliki nilai-nilai dan dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua dan
suaminya. Namun selama ini meraka jarang makan bersama karena suaminya jarang di rumah.

FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan dari Ny. D mereka berdua berusaha Dalam pemenuhan kebutuhan sandang,
pangan, dan papan dengan jalan bekerja Tn. K bekerja di pertambangan dan Ny. D bekerja sebagai
guru
2. Fungsi mendapatkan status social
Untuk memperoleh status social di masyarakat Ny. D berusaha dengan mengikuti berbagai
organisasi dalam masyarakat. Namun, karena mereka masih merupakan pengantin baru jadi
mereka belum mengikuti organisasi apapun. Tapi mereka sudah berusaha dengan menjalin
komunikasi yang baik dengan para tetangga baru mereka.
3. Fungsi sosialisasi
Sejauh ini hubungan antara Ny. D dan Tn. K terhadap keluarga mereka masing-masing baik dan
saat ini Ny. D berusaha untuk belajar dan banyak bertanya kepada orang-orang yang lebih
berpengalaman seperti orang tua, kakak, dan teman-teman serta tetangga mengenai tugas, peran,
dan fungsi keluarga yang baik.
4. Fungsi pemenuhan kesehatan
a. Manurut keluarganya, masalah kesehatan yang dihadapi Saat ini adalah Ny. D dan Tn. K
belum mengetahui bagaimana cara untuk menyiapkan kehamilan yang baik dan benar, serta klien
juga belum mengetahui bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan suaminya.
b. Yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami sejauh
ini dirinya hanya bertanya kepada orang tua, kakak-kakak, dan teman-teman yang telah menikah.
Dan apabila orang-orang yang mereka Tanya tidak tau barulah ia mulai bertanya ke patugas
kesehatan.
c. Cara merawat apabila ada anggota keluarga yang sakit ialah dengan cara memberi makan,
minum obat, dan selalu menjaga kenyaman dan isterahat anggota keluarga yang sakit
d. Dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan, Ny. D belum bisa mengatur perabot-
perabot rumah tangganya dengan baik karena tidak memiliki dapur yang memadai sehingga ruang
keluarga yang seharusnya digunakan saat santai malahan jadi ruang dapur
e. Ny. D mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar rumahnya tetapi
mereka jarang ke fasilitas pelayanan tersebut hanya waktu tertentu.
5. Fungsi religious
Setelah menikah mereka mengatakan rajin beribadah ke masjid bersama suaminya, dan apabila
mereka tidak sempat untuk beribadah ke masjid mereka berusaha untuk menjalankan sholat
berjamaah di rumah mereka.
6. Fungsi rekreasi
Saat ini mereka jarang untuk berkumpul bersama karena suami yang jarang ada di rumah dan saat
ini mereka juga ingin berkunjung ke tempat-tempat wisata hanya saja karena kesibukan keduanya
sehingga mereka menunda rencana mereka tersebut

7. Fungsi reproduksi
Saat ini Ny. D tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan berencana ingin segera memiliki anak tapi
hal ini belum sempat mereka diskusikan bersama karena suami jarang berada di rumah.
8. Fungsi afeksi
Selama ini dalam menjalankan aktifitas masing-masing mereka selalu berusaha untuk saling
mendukung satu sama lainnya dan berusaha untuk saling menghargai satu sama lain.
STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang: Menurut Ny.D dirinya tidak tahu dari pihak
suaminya sedang mengalami pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang menjadi stresor adalah
adaptasi dengan rumah tangganya yang masih baru dimana dia sudah sering ditinggal sendiri
dirumah awal pernikahannya. Karena pekerjaan suaminya. Dan saat ini Ny. D juga mengatakan
bahwa mantan dari suaminya masih sering menghubunginya.
2. Kemampuan keluarganya berespon terhadap situasi/ stresor: baik. Dan Ny.D sekarang lagi
berusaha belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar memasak, mengurusi
suaminya dan lebih bersabar menahan rindu karena suaminya mencari nafkah.
3. Strategi koping yang digunakan: untuk menghadapi stressor Ny.D banyak belajar dari
orang tuanya dan teman-temannya yang sudah menikah tentang cara mengurusi rumah tangga.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
Ny. D
Tn. K
Tinggi badan
155 cm
170 cm
Berat badan
45 kg
60 kg
Tekanan darah
100/50 mmhg
120/80 mmhg
Pernafasan
22 x/ menit
22 x/ menit
Suhu
36,5 ºc
36,6 ºc
Nadi
76 x/menit
90 x/menit

HARAPAN KELUARGA
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang kerumahnya menurutnya mengharapkan supaya
petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan yang dapat membantu dirinya mempersiapkan
bagaimana sebenarnya kesehatan dalam rumah tangga yang baru dibangun.

ifa's blog
blog ini berisi tentang artikel umum dan keperawatan..
Kamis, 24 Februari 2011

ASKEP KELUARGA BARU MENIKAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian
keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga
baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari
diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai
membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya.

1.2 Tujuan
¯ Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga baru menikah .
¯ Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga baru
menikah.
¯ Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah.

1.3 Manfaat
¯ Agar dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga baru menikah .
¯ Agar dapat mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga
baru menikah.
¯ Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga baru menikah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. keluarga
keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan
anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih
hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-
masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia
mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya
yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus,
yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian
rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang komprehensif,
yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan
keintiman”.
Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai
bagian dari keluarga .
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih,
memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi,
punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada
ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara
anggota keluarga , interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah
Ciri, ciri struktur keluarga : 1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain 2. Ada keterbatasan, 3.
Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.
Struktur keluarga (ikatan darah) : 1.Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah 2. Matrilineal, keluarga
sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari
jalur ibu 3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri 4. Patrilokal, suami istri
tinggal pada keluarga sedarah suami 5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
a. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar
1. PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu /lebih
indikator KS tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan
tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan 2 kali sehari,
pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali seminggu,
Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang
berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-
15 tahun bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.

4. KELUARGA SEJAHTERA III


Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian berbeda tiap
keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan ibadah, daging/telur
seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2 perorang,
anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir.
5. KS TAHAP III PLUS, dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,
pengembangan, kontribusi pada masyarakat, indikator KS III + (ditambah), memberikan
sumbangan.
b. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

2.2. Tugas perkembangan keluarga baru menikah menurut Duval (Sociological Perspective)
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial.
4. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan
rencana punya anak.
2.3. Masalah keperawatan kesehatan keluarga
ü Komunikasi keluarga disfungsional
ü Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua, konflik peran
orangtua
ü Perubahan penampilan peran
ü Gangguan citra tubuh
ü Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan koping
keluarga
ü risiko terhadap tindak kekerasan
ü perilaku mencari bantuan kesehatan,
ü gangguan tumbuh kembang,
ü risiko penularan penyakit,

2.4. Proses Keperawatan keluarga


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan
keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu,
konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan keluarga juga membagi
dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga , identifikasi
masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi
rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004) dengan
melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan
kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan untuk membantu
memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi
dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah
dasar meliputi :

1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan
bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara
sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa
(Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga .
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan
penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya


Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
o Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
o Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting
dalam penggelolaan penyakit.
o Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun
alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
4) Status Sosial Ekonomi
o Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu penyakit dan
pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
o Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan
pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya
sumber-sumber yang ada pada keluarga .
5) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat
perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan
kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap
psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
6) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap terjadinya suatu
penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .
7) Data Lingkungan
o Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi
yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.
o Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan
lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.
8) Struktur keluarga
o Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan
komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien
dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
o Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter
dapat menyebabkan stress psikologik.
o Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang
dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
9) Fungsi keluarga
o Fungsi afektif
keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan suatu
permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.
o Fungsi sosialisasi .
keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan
anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah
stress.
o Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pen
gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang
ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1). Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan untuk
menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
2). Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
3). Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.
4). Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan
5). Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga
6). Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa
mendatang.
7). Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
8). Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan
keluarga akan fasilitas tersebut.
9). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan
rehabilitasi).
10). Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan.
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga .
5. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga .

F. Stress dan Koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
5. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
H. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada.

10) Pola istirahat tidur


Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang belum
terselesaikan.
11) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan
menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga . Setelah ditemukan
masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
12) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini
akan menjadi stress anggota keluarga yang berkepanjangan.
13) Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan
pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan
menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain
merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan
kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang
terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari
pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana untuk
problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
- Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
- Resiko (ancaman kesehatan)
- Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;
Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
Contoh 1
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi
masalah kekurangan nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dangan masalah
kekurangan nutrisi.
Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga ) mengandung 3 unsur yaitu
ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan mengambil keputusan dan ketidak
mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa
yaitu diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan
ketiga etiologi tersebut
Contoh 2
Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran suami
Contoh 3
Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).
Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah kurang
bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dsb.

Contoh
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal masalah komunikasi
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi terhadap Balita.
Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan
etiologi.
Contoh
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R
3. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang
dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien dan
efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :

NO
KRITERIA
SKOR
BOBOT
1
Sifat masalah
 Aktual (Tidak/kurang sehat)
 Ancaman kesehatan
 Keadaan sejahtera

3
2
1

1
2

Kemungkinan masalah dapat diubah


 Mudah
 Sebagian
 Tidak dapat

2
1
0

2
3

Potensi masalah untuk dicegah


 Tinggi
 Sedang
 Rendah
3
2
1

1
4
Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
 Masalah tidak dirasakan

2
1

Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas


- Kriteria 1
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga
- Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor
sebagai berikut :
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan
masyarakat
- Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
 Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki
masalah.
 Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
- Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan
keluarga .

4. Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi
kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk memenuhi
tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan

2.5 Perencanaan Keperawatan keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

2.6 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai
diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-
hal dibawah ini ;
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

2.7 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya.
Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga . Evaluasi disusun dengan
menggunakan SOAP secara operasional.
S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan
diagnosa keperawatan.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama
proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
o Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga sehingga dapat
tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual. Asah, kebutuhan
pendidikan anak, untuk masa depan

DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah dengan
Masalah KB. http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan- keluarga /
http://lensaprofesi.blogspot.com/2009/01/konsep- keluarga .html
http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan- keluarga -dengan-stroke.html

Hafifah Parwaningtyas at 22.58


Berbagi

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Links to this post
Buat sebuah Link



Beranda
Lihat versi web
My Profile

Foto saya
Hafifah Parwaningtyas
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai