Anda di halaman 1dari 10

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DEMAM TYPHOID


DENGAN MASALAH DEFISIT NUTRISI
DI RS PANTI WALUYA MALANG

Dea Wisda Arini, Maria Magdalena Setyaningsih, Wisoedhani Widi Anugrahanti


Prodi D-III Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang
E-mail: deawisdaarini97@gmail.com

ABSTRAK
Demam Typhoid merupakan infeksi saluran pencernaan yang disebabkan salmonella typhi ditandai
dengan demam, penurunan nafsu makan serta mual muntah yang bisa menyebabkan masalah defisit
nutrisi khususnya pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan pada anak
demam typhoid dengan masalah defisit nutrisi. Desain penelitian ini menggunakan metode studi kasus
terhadap 2 anak. Waktu penelitian pada masing-masing pasien adalah 3 hari pada bulan Februari dan
Maret 2019. Pada kedua pasien dilakukan tindakan pemberian makanan lunak selama fase akut,
memberikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dan pemberian obat antiemetik. Pada kedua pasien
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari. Pasien 1 dapat teratasi dan pasien 2 belum teratasi pada
hari ke 3. Diperlukan tindakan yang tepat melalui pemberian makanan lunak selama fase akut,
didukung pemberian makan bertahap dalam porsi sedikit tapi sering serta pemberian obat antiemetik
guna mengatasi defisit nutrisi pada anak demam typhoid.

Kata Kunci : Anak, Demam Typhoid, Defisit Nutrisi

ABSTRACT
Typhoid fever is an digestive tract infection caused by salmonella typhi characterized by fever,
decreased appetite and nausea and vomiting which can cause nutritional deficit problems especially in
children. This study aims to conduct nursing care for typhoid fever children with nutritional deficit
problems. The design of this study used a case study method for 2 children. The time of study in each
patient was 3 days in February and March 2019. In both patients, soft feeding was given during the
acute phase, giving small but frequent meals and giving antiemetic drugs. In both patients nursing was
carried out for 3 days. Patient 1 can be resolved and patient 2 has not been resolved on day 3.
Appropriate action is needed through the provision of soft foods during the acute phase, supported by
gradual but frequent feeding and the administration of antiemetic drugs to overcome nutritional
deficits in children with typhoid fever.

Keywords: Children, Typhoid Fever, Nutrition Deficit

PENDAHULUAN Menurut WHO (2013) penderita demam


Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi typhoid sebanyak 17 juta di dunia. Berdasarkan
sistemik bersifat akut pada usus halus yang Profil Kesehatan (2013) total demam typhoid
disebabkan oleh Salmonell typhi (Pramitasari, mencapai 900.000 kasus. Di Jawa Timur tahun
2013). 2015 kejadian demam typhoid sebanyak 15.244
jiwa (Diana, Ratnawati & Sawitri, 2017). Di
Kota Malang sebanyak 1,2% dari 10.966
2
sampel (Lailiyah, Athiroh & Santoso, 2018). masalah yang perlu diperhatikan oleh perawat.
Data yang didapatkan di Rekam Medik RS Defisit nutrisi ini jika tidak ditangani akan
Panti Waluya Malang jumlah penderita demam menimbulkan dampak perkembangan mental
typhoid pada tahun 2018 sebanyak 132 pasien, dan kecerdasan anak menjadi terhambat, daya
meliputi usia bayi sebanyak 1 pasien, usia tahan tubuh atau sistem kekebalan tubuh anak
toddler sebanyak 15 pasien, usia prasekolah menurun dan mudah terserang penyakit infeksi.
sebanyak 19 pasien, usia sekolah sebanyak 23 Oleh karena itu perlu pencegahan terhadap
pasien dan usia remaja sebanyak 19 pasien demam typhoid agar angka kematian menurun
(Data Rekam Medik, 2018). pada kasus demam typhoid (Susilaningrum,
2013 dalam Sari, 2016).
Kejadian tersebut disebabkan adanya penularan
bakteri salmonella typhi. Feses dan muntah Fenomena yang penulis temukan pada saat
pada penderita typhoid dapat menularkan praktik klinik tahun 2017 di Rumah Sakit Panti
kuman salmonella typhi kepada orang lain. Waluya Malang, terdapat 1 pasien perempuan
Kuman tersebut dapat ditularkan melalui berusia 19 tahun dengan diagnosa medis
perantara lalat dimana lalat akan hinggap demam typhoid. Berdasarkan hasil pengkajian,
dimakanan yang akan dimakan oleh orang pasien mengeluhkan nyeri perut, mual muntah,
sehat. Apabila orang tersebut kurang diare dan nafsu makan menurun, dari 1 porsi
memperhatikan kebersihan diri seperti mencuci makan pasien hanya menghabiskan 2 sendok.
tangan dan makanan yang tercemar kuman Pasien mengatakan suka jajan sembarangan
salmonella typhi. Bakteri salmonella typhi dan penyakit yang diderita ini sudah pernah
masuk ke saluran pencernaan lewat minuman terjadi sebelumnya.
dan makanan yang terinfeksi sehingga
meningkatkan asam lambung dan saluran Peran perawat dalam menyelesaikan masalah
pencernaan akan terinfeksi terutama pada usus tersebut adalah memberikan asuhan
halus akibatnya terjadi anoreksia, mual muntah keperawatan kepada pasien demam typhoid
yang dapat menyebabkan defisit nutrisi agar masalah defisit nutrisi pada pasien dapat
(Dermawan & Rahayuningsih, 2010). teratasi dan tidak bertambah parah.

Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak METODE


mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Peneliti ini menggunakan metode studi kasus

metabolik. Hal ini ditandai dengan nyeri pada anak demam typhoid dengan masalah

abdomen, diare, bising usus hiperaktif dan deisit nutrisi. Pengambilan data pada pasien 1

mukosa bibir kering (Wilkinson & Ahern, pada tanggal 23 Februari 2019, sedangkan

2013). Defisit nutrisi merupakan salah satu pasien ke 2 pada tanggal Maret 2019. Penulis
mengumpulkan data dengan melakukan
3
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan sedikit berbau. Pada pemeriksaan abdomen:
dokumentasi meliputi pengkajian, analisa data, persebaran warna kulit merata, tidak ada
rencana keperawatan, implementasi dan bekas luka, bentuk perut supel, bising usus
evaluasi keperawatan. 6x/menit, terdapat suara hipertimpani dan
terdapat nyeri tekan pada abdomen atas
HASIL sebelah kiri.
1. Pengkajian
Pasien 1 didapatkan data bahwa anak Pasien 2 didapatkan data bahwa anak
berusia 6 tahun. Pasien 1 masuk ke rumah berusia 3,5 tahun. Pasien 2 masuk ke rumah
sakit pada tanggal 22 Februari 2019, pukul sakit pada tanggal 25 Maret 2019, pukul
19.29 WIB. Ibu mengatakan anak 11.37 WIB. Ibu mengatakan anak
mengalami demam naik turun, mual muntah mengalami badannya panas, tidak nafsu
2x serta tidak nafsu makan sejak tanggal 18 makan dikarenakan mual dan muntah.
Februari 2019. Anak sempat dibawa ke Sebelumnya anak sempat dibawa ke dokter
puskesmas dan diberikan obat jalan, namun hanya dikasih obat jalan saja, selang 1
selang 3 hari pengobatan tidak kunjung minggu pengobatan tidak kunjung sembuh.
sembuh. Kemudian orang tua membawa Kemudian anak dibawa ke IGD RS Panti
anaknya ke IGD RS Panti Waluya Malang. Waluya Malang. Setelah dilakukan
Setelah dilakukan pemeriksaan widal pemeriksaan Salmonella typhi IgM H 4
didapatkan hasil Typhi O : (+) 1/80, Typhi positif lemah, akhirnya dokter mendiagnosa
H : (+) 1/80, Paratyphi OA : (+) 1/80, OF hari ke 5 dd Thypoid. Anak mengalami
Paratyphi OB (+) 1/80, akhirnya dokter penurunan nafsu makan serta mengalami
mendiagnosa Thypoid Fever. Pada saat penurunan berat badan 1 kg yang awalnya
dilakukan pengkajian tanggal 23 Februari 13 kg menjadi 12 kg. Pada saat dilakukan
2019, ibu mengatakan anaknya lemas, nafsu pengkajian tanggal 26 Maret 2019 ibu
makan menurun, mual muntah ±3x. Ibu mengatakan anak lemas, tidak nafsu makan
mengatakan saat di RS anak makan hanya dan mual muntah. Ibu mengatakan anak
habis 3 sendok makan dan juga mengalami tidak mau makan nasi lebih suka makan
penurunan berat badan 2 kg selama sakit, bb telur rebus dan jajan. Saat dilakukan
sebelum sakit: 16 kg, bb saat sakit: 14 kg. pemeriksaan fisik terutama pada mulut:
Saat dilakukan pemeriksaan fisik terutama mukosa bibir kering, gigi susu lengkap
pada pemeriksaan mulut: mukosa bibir berwarna putih, tidak ada karies pada gigi,
kering, gigi susu lengkap berwarna putih, tidak ada perdarahan pada gusi, lidah kotor
tidak ada karies gigi, tidak ada perdarahan berwarna puttih, mulut sedikit berbau. Pada
pada gusi, lidah kotor berwarna putih, mulut pemeriksaan abdomen: persebaran warna

4
kulit merata, tidak ada bekas luka, bentuk keperawatan. Pada pasien 1 hasil yang
perut supel, bising usus 10x/menit, terdapat didapatkan yaitu dapat menghabiskan 1
suara hipertimpani dan tidak ada nyeri tekan porsi makan pada hari ketiga dan pasien 2
pada abdomen. hanya menghabiskan 1 sendok makan.

2. Diagnosa Keperawatan 5. Evaluasi Keperawatan


Berdasarkan hasil pengkajian dapat Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari
ditegakkan diagnosa yang sama pada pasien masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang
1 dan 2 yaitu defisit nutrisi berhubungan dari kebutuhan tubuh pada pasien 1 teratasi
dengan intake inadekuat. dengan memenuhi semua kriteria yang ada
karena anak sudah tidak mual muntah,
3. Intervensi Keperawatan mampu menghabiskan 1 porsi makan, dan
Pada pasien 1 dan 2 telah ditetapkan rencana mampu meningkatkan nafsu makan serta
keperawatan sesuai dengan tinjauan pustaka. adanya peningkatan berat badan. Pada
Penulis merencanakan 9 intervensi yang pasien 2 belum teratasi karena anak tidak
sama yang akan dilakukan pada kedua menunjukkan peningkatan nafsu makan,
pasien karena setiap intervensi yang akan anak tidak mampu menghabiskan satu porsi
dilakukan tersebut sesuai dengan kondisi makanan dan tidak menunjukkan
terkini pasien yang didapatkan dari peningkatan berat badan. Adapun kriteria
pengkajian. hasil menurut Ardiansyah (2012) dan Tim
Pokja SLKI (2019) yaitu tidak terjadi mual
4. Implementasi Keperawatan muntah, pasien mampu, intake adekuat,
Implementasi merupakan fase dimana terjadi peningkatan nafsu makan dan terjadi
perawat mengimplementasikan atau peningkatan berat badan.
melakukan intervensi keperawatan yang
telah disusun sebelumnya. Peneliti PEMBAHASAN
memberikan implementasi sesuai dengan 1. Pengkajian
intervensi keperawatan yang sudah Pada pasien 1 dan 2 demam typhoid
direncanakan. Berdasarkan data diatas, baik disebabkan infeksi saluran pencernaan oleh
pasien 1 dan 2 dilakukan implementasi kuman salmonella typhi yang masuk ke
keperawatan sesuai dengan keadaan kedua tubuh orang kurang memperhatikan
pasien dalam bentuk tindakan mandiri kebersihan diri seperti mencuci tangan.
maupun kolaborasi. Pada pasien 1 dan 2 dari Terbukti pada pasien 1 dan 2 mengalami
9 intervensi yang telah direncanakan demam, mual muntah dan penurunan nafsu
seluruhnya dilakukan dalam bentuk tindakan makan. Hal tersebut sesuai dengan teori

5
Mansoer (2010) dalam Mardalena (2018) menurun minimal 10% dibawah rentang
demam typhoid merupakan suatu infeksi ideal. Menurut Wilkinson & Ahern (2013)
sistem pencernaan yang ditandai dengan mual muntah dan penurunan nafsu makan.
demam, kelesuan, anoreksia serta mual Menurut Ardiansyah (2012) yaitu badan
muntah. Ini adalah suatu penyakit infeksi lemas, mukosa bibir kering dan lidah kotor.
usus halus yang disebabkan oleh salmonella
typhi yang dapat menular melalui oral, fecal, 3. Intervensi Keperawatan
makanan dan minuman yang terkontaminasi. Tindakan asuhan keperawatan yang
Menurut Dermawan & Rahayuningsih dilakukan pada pasien 1 dan 2 yang
(2010) kuman salmonella typhi dapat masuk mengalami demam typhoid dengan masalah
ke tubuh apabila orang kurang defisit nutrisi yaitu monitor pola nutrisi,
memperhatikan kebersihan diri seperti auskultasi bising usus (Padila, 2013),
mencuci tangan dan makanan yang tercemar monitor berat badan, sediakan lingkungan
kuman salmonella typhi masuk ke tubuh yang menyenangkan selama waktu makan,
orang sehat melalui mulut. Sebagian kuman berikan pendidikan kesehatan pencegahan
akan dimusnahkan oleh lambung. Akibat demam typhoid seperti makanan higienis,
dari saluran pencernaan yang terinfeksi perilaku hidup bersih dan sehat, kolaborasi
salmonella typhi dapat menimbulkan dengan ahli gizi untuk menentukan jenis
penurunan nafsu makan dan mual muntah nutrien yang dibutuhkan pasien, kolaborasi
yang dapat menyebabkan defisit nutrisi. pemberian analgesik dan antiemetik
sebelum makan (Tim Pokja SIKI, 2018),
2. Diagnosa Keperawatan berikan makanan lunak selama fase akut
Infeksi kuman pada saluran pencernaan (Ardiansyah, 2012), berikan makanan dalam
dapat mengakibatkan produksi lambung porsi sedikit tetapi sering (Wilkinson &
berlebih sehingga menyebabkan mual Ahern, 2013).
muntah serta penurunan nafsu makan.
sehingga jika tidak ditangani akan 4. Implementasi Keperawatan
menimbulkan masalah defisit nutrisi. Dari 9 intervensi yang telah disusun
Terbukti anak mengalami mual muntah dan sebelumnya sudah dilakukan seluruhnya
penurunan nafsu makan, mukosa bibir pada pasien 1 dan 2 dalam bentuk tindakan
kering, lidah kotor dan penurunan berat mandiri maupun kolaborasi. Hal diatas
badan. Hal tersebut sesuai dengan teori Tim sudah sesuai dengan teori menurut Nikmatur
Pokja SDKI (2017) yang mengatakan bahwa & Walid (2014) yang mengatakan
demam typhoid dengan masalah defisit implementasi keperawatan merupakan
nutrisi ditandai dengan adanya berat badan tindakan dari rencana keperawatan yang

6
telah direncanakan mencangkup tindakan Data Rekam Medis. 2018. Index Penyakit
mandiri dan kolaborasi. Implementasi yang Demam Thypoid. Rumah Sakit Panti
Waluya : Malang.
dilakukan untuk memulihkan dan
mengurangi masalah defisit nutrisi. Dermawan, Rahayuningsih. 2010.
Keperawatan Medikal Bedah (sistem
pencernaan). Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
5. Evaluasi Keperawatan
Pada pasien 1 masalah defisit nutrisi teratasi Diana, Ratnawati & Sawitri. 2017. Asuhan
Keperawatan Pada Anak Demam Thypoid
dengan memenuhi semua kriteria hasil yang
Dengan Masalah Ketidakseimbangan
ada karena anak sudah tidak mual muntah, Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
Jurnal Ilmiah Keperawatan, Volume 3,
mampu menghabiskan 1 porsi makan, dan
Nomor 2, September 2017.
mampu meningkatkan nafsu makan serta
Lailiyah, Athiroh & Santoso. 2018. Identifikasi
adanya peningkatan berat badan. Sedangkan Perilaku Pasien Pasca Penderita Tifoid
pada pasien 2 belum teratasi karena belum Tahun 2016 Di Kelurahan Lowokwaru
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. e-
memenuhi 5 kriteria hasil yang telah Jurnal Ilmiah BIOSAINTROPIS
ditetapkan. Menurut Padila (2013) evaluasi (BIOSCIENCE-TROPIC), Volume 4,
Nomor 1, Halaman 1-7, Agustus Tahun
merupakan langkah terakhir dari proses 2018.
keperawatan dengan cara melakukan
Mardalena Ida. 2018. Asuhan Keperawatan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
keperawatan tercapai atau tidak. Pada Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
evaluasi diharapkan pasien dapat
Nikmatur & Walid. 2014. Proses Keperawatan
menunjukkan peningkatan nafsu makan, Teori & Aplikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz
mampu menghabiskan porsi makan, tidak Media.
ditemukan adanya mual muntah dan adanya Padila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit
Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
peningkatan berat badan.
Pramitasari, 2013. Faktor Resiko Kejadian
Penyakit Demam Tifoid Pada Penderita
KESIMPULAN Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum
Asuhan Keperawatan pada anak demam Daerah Ungaran. Kesehatan Masyarakat
2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013.
typhoid dengan masalah defisit nutrisi telah
dilaksanakan dan pada pasien 1 didapatkan Sari. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Anak
Demam Typoid Usia Sekolah Di RSUD
hasil masalah teratasi dan pasien 2 belum dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.
teratasi. Skripsi. Program Studi D3 Keperawatan.
Poltekkes Majapahit Mojokerto.

DAFTAR PUSTAKA Tim Pokja DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa


Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan :
Ardiansyah. 2012. Medikal Bedah Untuk Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA Press. Nasional Indonesia.

7
Tim Pokja DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim Pokja DPP PPNI. 2019. Standar Luaran


Kriteria Hasil Intervensi. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat Perawat Nasional
Indonesia.

Wilkinson Judith & Nancy Ahern. 2013. Buku


Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil
NOC. Jakarta : EGC.

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai