Disusun Oleh:
PURNOMO WAHYUDI, S.Kep
NIM: A31600963
i
ii
iii
iv
v
Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong KTAN, Juli 2017
Purnomo Wahyudi1) Herniyatun,
,
M. Kep, Sp. Mat2)
ABSTRAK
Latar belakang: Rasa nyeri pada persalinan merupakan proses fisiologis dari
adanya kontraksi uterus yang dapat meningkatkan aktifitas sistem saraf simpatis,
perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dan apabila tidak segera
diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, stres, bahkan
menimbulkan rasa trauma untuk hamil lagi. Salah satu tindakan nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri antara lain kompres hangat menggunakan handuk.
Tujuan Umum: Mengetahui seberapa besar pengaruh kompres hangat
menggunakan media handuk untuk mengurangi nyeri pada persalinan kala I fase
aktif di ruang VK Rumah Sakit Dokter Soedirman Kebumen.
Hasil: Nyeri pada persalinan kala I fase aktif dilakukan pada 5 pasien bersalin,
sebelum diberikan kompres hangat dengan handuk dipunggung pasien
mengatakan nyeri saat kontraksi, tampak menahan nyeri (meringis), skala nyeri 5-
7, selalu memegangi perutnya, fokus pada diri sendiri, dan setelah dilakukan
kompres hangat pasien mengatakan nyeri berkurang, punggung terasa hangat dan
nyaman, skala nyeri 3-4.
Rekomendasi: Asuhan keperawatan nyeri dengan pemberian kompres hangat
dipengaruhi media yang digunakan, lamanya pemberian, suhu kehangatan.
Sehingga dianjurkan kepada tenaga kesehatan untuk dapat memberikan asuhan
kompres hangat untuk mengurangi nyeri persalinan sebagai terapi alternatif
nonfarmakologi.
1)
Mahasiswa Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Gombong
2)
Dosen Pembimbing Stikes Muhammadiyah Gombong
vi
Bachelor of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Minithesis, August 2016
Purnomo Wahyudi1) Herniyatun,
,
M. Kep, Sp. Mat2)
ABSTRACT
1
Bachelor Nursing Student
2
The Resesarch Consultant
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami dalam siklus
reproduksi wanita, proses tersebut berupa pengalaman yang
menyenangkan dan kadangkala tidak menyenangkan seperti nyeri, proses
persalinan identik dengan nyeri yang akan dijalani. Merupakan rangkaian
peristiwa mulai dari kenceng– kenceng teratur sampai dikeluarkanya
produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus
kedunia luar melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan
kekuatan sendiri. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan
melalui vagina dengan letak belakang kepala/ ubun – ubun kecil
(presentasi kepala) yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin, tanpa memakai alat bantu serta tidak melukai ibu
maupun bayi (kecuali episiotomi) (Anggraeni dkk, 2012).
Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala
pembukaan tidak begitu kuat sehingga ibu dapat berjalan jalan. Memasuki
tahap inpartu apabila timbul his dan ibu mengeluarkan lendir bercampur
darah. Proses pembukaan dan penipisan serviks ini, terbagi menjadi 2 fase,
yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm,
dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm.
Dalam fase aktif dibagi 3 fase, yaitu fase akselerasi, dimana dalam waktu
2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal, yakni dalam
waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9
cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan
1
2
yang sangat rendah, bersifat murah, simpel, efektif tanpa efek yang
merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan.
Kompres hangat dapat dilakukan dibawah punggung, pangkal paha,
perut, atau bawah bahu selama persalinan. Prinsip kerja kompres hangat
secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari media panas kedalam perut yang akan m
Menurut Ria Andrinie (2016), dikatakan bahwa metode kompres hangat sebagai salah satu cara
penurunan nyeri persalinan pada kala I fase aktif ini sesuai dengan
penelitian Ria Andrinie (2016) dengan judul “ Analisis Efektivitas
Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan”, ditunjang oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah media yang digunakan, yaitu dengan
menggunakan handuk sebagai media pengompresan; suhu air yang paling
efektif untuk menurunkan nyeri dan aman adalah pada suhu kehangatan
38º- 40 ºC. Waktu pengompresan yang efektif adalah 20 menit. Kompres
hangat yang dilakukan menggunkan media handuk memperlihatkan hasil
5
B. Tujuan
Tujuan Umum
Karya ilmiah akhir ini bertujuan mengetahui seberapa besar pengaruh kompres hangat menggu
VK Rumah Sakit Umum Dokter Soedirman Kebumen.
Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan nyeri persalinan normal kala I f
Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan nyeri persalinan n
Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada
3. Manfaat Penelitian
a. Tenaga Keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi untuk menambah
pengetahuan, ketrampilan dan sikap bagi instansi terkait,
khususnya didalam meningkatkan pelayanan keperawatan pada
klien dengan gangguan sistem reproduksi nyeri persalinan normal kala I fase aktif.
Akademik
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk institusi pendidikan profesi Ner
Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di Rumah dalam upaya meningka
Pembaca
Sebagai sumber informasi mengenai perawatan khusunya nyeri persalinan kala I fase aktif.
Penulis
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi pe
Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif
Judha, dkk. (2012). Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Kozier B, Erb G, Berman A, Snider SJ (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 7ed. Jakarta. E
Maryunani A. (2010). Nyeri dalam Persalinan Tekhnik dan Cara Penanganannya.
Trans Info Media. Jakarta.
Indrawan, dkk. (2013). Efektivitas Pemberian Kompres Hangat terhadap Penurunan Nyeri persalinan
Yani D, Khasanah U. (2012). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat terhadap Rasa nyaman dalam
Manurung S, et al. (2013). Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Hangat terhadap Perubahan Skala N
2017.
Mutia felina, Masrul, Detty Iryani. (2014). Pengaruh Kompres Panas dan Dingin terhadap Penurunan
Ria Andreinie. (2016). Analisis Efektivitas Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan. Rakernas
Ghani RMA. (2014). Effect of Heat and Cold Therapy During the First Stage of
Labor on Women Perception of Birth Experience: a randomized
controlled trial. J Biology, Agriculture and Healthcare; 4 (26): 66-72.
http://www.iiste.org. Diunduh tanggal 26 Juni 2017.
Lee SL, Liu CY, Lu YY, Gau ML. (2013). Efficacy of Warm Showers on Labor
Pain and Birth Experiences During the First Labor Stage. J Obst
Gynec & Neo Nurs; 42 (1): 19-28. http://www.jognn.org. Diunduh
tanggal 26 Juni 2017
Fatma Ahmed Abo-Romia & Azza Fouad Mohammed El-Adham. (2014). Effect
of Warm Showering on Labor Pain during the First Stage of Labor .
International Journal of Advanced Research; Vol 2, Issue 5, 438-442.
http://www.journalijar.com. Diunduh tanggal 26 Juni 2017.
T. Heather Herdman, RN, PhD, FNI. NANDA Internasional Inc. Nursing Diagnoses, 10th edition 20
Moorhead Johnson Swanson. NOC 5th Edition. Elsivier Inc.
Bulechek, Butcher, Dochterman, Wagner. NIC 6th Edition. Elsivier Inc.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y Dgn MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT PADA
PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DENGAN
G4 P3 A0 Di RUANG VK
RSUD Dr. SOEDIRMAN
KEBUMEN
Disusun oleh:
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Etiologi nyeri persalinan menurut NANDA 2015-2017 adalah:
1. Dilatasi servik
2. Ekspulsi fetal
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam
tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan
pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi
untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi.
Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang,
dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi
ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit
kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke
bagian bawah perut mugkin juga menyebar ke kaki.
Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak,
kemudian menghilang seluruhnya (Danuatmadja., Meiliasari, 2004). Pada
persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul
lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal
ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim,
karena serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari
pembuluh darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang peka
akibat pergesaran yang terjadi sewaktu serviks membuka. Masa kala I pada
ibu primigravida terjadi sekitar 13 jam sedangkan pada ibu multigravida
sekitar 7 jam.
Kala pertama selesai apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas
kontraksi uterus meningkat sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2
sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, juga lamanya his meningkat
mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai mencapai 60 sampai 90 detik
pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002).
Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung
bawah yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya
berlangsung singkat dan lemah. Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit.
Namun , beberapa persalinan dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang
lebih dekat jarak waktunya. Banyak wanita yang awalnya merasa sakit di
bagian punggung mereka, yang kemudian merambat ke bagian depan. Bila
kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya berlangsung kurang dari 30
detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak berdekatan waktunya, berarti
masih dalam tahap pra persalinan atau memasuki persalinan awal. Dalam
persalinan sejati, kontraksi akan bertambah kuat, panjang, dan makin
berdekatan waktunya (Whalley., Simkin., & Keppler. 2008).
PATHWAY
1. PENGKAJIAN PRENATAL
Nama Mahasiswa : Purnomo Wahyudi
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2016
Waktu Pengkajian : Pukul 11.00 WIB
Ruangan : Ruang Bersalin RSUD Dr Soedirman Kebumen
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. Y
Umur : 35 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kalimantan Selatan 07/ 04, Pamukan Selatan, Kotabaru
Tanggal masuk RS : 27 Oktober 2016 pukul 06.00 WIB
No.RM 327001
Diagnosa Medis : G4P3A0 H 39 +2 minggu inpartu kala I lama.
G. GENOGRAM
Keterangan :
: Perempuan
: Laki – laki
: Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
G4 P 3A0 hamil anak ke empat, sudah pernah melahirkan 3 kali, usia
kehamilan 39 +2 minggu dengan HPHT 25-01-2016 HPL 01-11-2016.
I. RIWAYAT KB
KB suntik.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
HPHT : 25-01-2016
HPL : 01-11-2016
BB sebelum hamil : 55 kg
TD sebelum hamil : 120 / 80 mmHg
TD BB / TB TFU Letak/ DJJ Usia Keluhan Data Lain
Presentasi Janin Gestasi
130/98 68 kg / 29 Presentasi 141 39+2 mg Kenceng- - Perut kenceng kenceng
155 cm cm kepala x/menit kenceng, mules - Gerakan janin aktif
L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Keadaan mental
Mental bagus, sudah siap mempunyai anak yang ke 4
b. Adaptasi psikologis
Sangat sayang dengan anaknya yang akan lahir, sama sayangnya dengan
kedua anaknya.
c. Penerimaan terhadap kehamilan
Siap punya anak baik laki laki maupun perempuan yang penting anaknya
sehat.
d. Masalah khusus
Tidak ada masalah dengan kelahiran anaknya, ibu senang senang saja
M. POLA HIDUP YANG MENINGKATKAN RESIKO KEHAMILAN
Pasien selalu memeriksakan kandungannya ke puskesmas, kadang ke bidan
supaya tau apa yang terjadi dengan kehamilannya
N. PERSIAPAN PERSALINAN
Senam hamil
Senam hamil tidak dilakukan
Rencana tempat melahirkan
Dari awal kehamilan, sudah direncanakan mau melahirkan di Rumah Sakit
atau di Bidan
Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
Perlengkapan bayi sudah siap
Kesiapan mental ibu dan keluarga
Ibu dan keluarga siap menerima keluarga baru dirumahnya
Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan
Pasien sudah mempunyai pengalaman melahirkan 2 kali, sudah tau tentang
tanda tanda melahirkan dan proses persalinannya.
Perawatan payudara
Pasien sudah mengetahui cara melakukan perawatan payudara selama
kehamilan sampai hari melahirkan.
Q. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status obstetrik : G4 P3A0 H 39+2 minggu
b. Keadaan umum : Baik
c. Kesadaran
1) Mata 4
2) Verbal 5
3) Motorik :6 +
15 (Composmentis)
d. Tanda-tanda vital
TD : 130/98 mmHg
N : 75 x/menit
S : 36 0C
RR : 20 x/menit
TB : 155 cm
BB : 68 kg
e. Head to toe
1) Kepala
Bentuk kepala mesochepal, rambut hitam, panjang dan bersih,
ekspresi wajah menahan nyeri.
2) Mata
Kedua mata simetris, sklera tidak ikterik, konjuntiva tidak anemis,
fungsi penglihatan masih cukup baik.
3) Hidung
Bentuk hidung normal, tidak ada polip.
4) Telinga
Bentuk telinga normal, kedua telinga simetris, fungsi pendengaran
cukup baik.
5) Mulut
Bentuk mulut normal, bibir dan mukosa lembab, tidak ada stomatitis
6) Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan
JVP.
7) Dada
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris
Palpasi : Pengembangan dada simetris, tidak ada thrill pada jantung
Perkusi : Bunyi sonor terdengar di semua lapang paru, bunyi redup
terdapat di area jantung.
Auskultasi : Suara paru vesikuler, bunyi jantung regular.
Payudara: payudara simetris , tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
benjolan
Puting susu: puting susu menonjol
Pengeluaran ASI: asi belum keluar
8) Abdomen
Uterus
Tinggi fundus uterus : 31 Cm , kontraksi ada dan bagus
Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri yaitu 31 cm
Leopold II : kanan : bagian kaki dan tangan
kiri : punggung kiri
Leopold III : kepala
penurunan kepala : sudah turun
kepala Leopold IV : kepala sudah masuk PAP
Striae : muncul striae di perut
Kandung kemih: kosong
Fungsi pencernaan : tidak ada gangguan
9) Pirenium dan Genitalia
Vagina : varises tidak ada
Keluar lendir darah
Keputihan : tidak ada keputihan
Tidak terdapat hemoroid
10) Ektremitas
Kedua kaki dan tangan tidak edema, tangan kanan terpasang infus.
Reflek patella +
R. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) USG abdomen
Tampak janin tunggal, djj+, preskep, TBJ 3537 gr
Placenta insersi di corpus intra uterin II-III
Air kawah kesan cukup
Tak tampak jelas kelainan kongenital mayor.
2) Hasil CTG
Baselini : 145 x/ menit
Variabilitas > 5
Akselerasi +
Deselerasi –
Festal mevement +
CTG kategori I
3) Laboratorium : Hb 13,6 ; Al : 10,7, Hmt 37, protein urin negative
S. PROGRAM TERAPI
Rencana persalinan normal.
2. ANALISA DATA
No Tgl Data Masalah Etiologi
1. 27/10/16 DS : Pasien mengatakan kenceng Nyeri persalinan Dilatasi servik
08.10 kenceng di perut, seperti tertusuk
tusuk,
Do: Pasien tampak menahan nyeri
saat kontraksi, adanya ketegangan
otot, fokus pada diri sendiri.
TD : 129/69 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36 0C
RR : 20 x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi).
3. INTERVENSI
TGL Dx keperawatan TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
27/10/ Nyeri persalinan Setelah dilakukan a. Managemen nyeri
2016 berhubungan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan dilatasi selama 1 jam diharapkan komprehensif yang meliputi
servik. ibu mampu beradaptasi lokasi, karakteristik, awitan,
dengan nyerinya dengan durasi, frekuensi, kualitas,
kriteria hasil: intensitas atau berat dan faktor
- Ibu mampu presipitasi
melakukan pursed lip 2. Ekspresikan penerimaan tentang
breathing. nyeri
- Tidak mengejan 3. Kurangi rasa takut dengan
sebelum waktunya. meluruskan setiap misinformasi
b. Manajemen lingkungan
1. Implementasikan tindakan untuk
kenyamanan fisik seperti
menciptakan suasana yang
nyaman, meminimalkan stimulasi
lingkungan
c. Edukasi prosedur/perawatan
1. Demonstrasikan pereda nyeri non
invasif/ non farmakologis :
kompres hangat menggunakan
handuk, pengaturan posisi yang
nyaman
2. Anjurkan ibu untuk tidak
mengejan sebelum pembukaan
lengkap
3. Anjurkan ke keluarga untuk
mendampingi dan melakukan
massage pada punggung atau di
atas mata kaki.
4. IMPLEMENTASI
Tgl/jam No Dx Implementasi Respon Pasien Paraf
Kamis I a.Managemen nyeri
27/10/ 1. Melakukan pengkajian nyeri secara Nyeri perut, kenceng-
16 komprehensif yang meliputi lokasi, kenceng menjalar sampai ke
08.20 karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, pinggang belakang. Skala
kualitas, intensitas atau berat dan faktor nyeri 5, hilang timbul, 5
presipitasi menit sekali.
2. Memonitor ekspresi penerimaan tentang Ekspresi wajah menahan
nyeri nyeri.
08.30 b.Manajemen lingkungan
Lingkungan sudah dirasa
1. Menciptakan suasana yang nyaman,
nyaman.
meminimalkan stimulasi lingkungan
08 40
c.E dukasi prosedur/perawatan
Pasien napas dalam ketika
1. Mendemonstrasikan pereda nyeri non timbul nyeri, posisi pasien
invasif/ non farmakologis : kompres miring kiri.
hangat dengan handuk dipunggung, Pasien kooperatif.
08.45 pengaturan posisi yang nyaman
2. Menganjurkan ibu untuk tidak mengejan
sebelum pembukaan lengkap Pasien didampingi oleh
3. Menganjurkan keluarga untuk suami sambil mengompres
mendampingi dan melakukan kompres punggung.
hangat dengan handuk dipunggung
pasien.
5.EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/jam No. Dx Evaluasi Paraf
Kamis I S : Pasien mengatakan kenceng kenceng di perut, seperti tertusuk
27-10-
tusuk, nyeri skala 6
16
09.00 O: Pasien tampak menahan nyeri saat kontraksi, dan napas dalam
ketika nyeri datang, adanya ketegangan otot, fokus pada diri sendiri.
Pasien didampingi oleh suami sambil mengompres hangat daerah
punggung pasien dengan handuk. Pasien kelihatan agak lebih
nyaman.
Ibu mampu melakukan pursed lip breathing.
TD : 130/90 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36 0C
RR : 22 x/menit
A: Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Lakukan kompres hangat menggunakan handuk
dipunggung, Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
LAPORAN PERSALINAN
Ny. Y DI RUANG BERSALIN RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. PENGKAJIAN AWAL
1. Tanggal : 27-10-2016 jam : 07.00
2. Tanda-tanda vital : TD 130 / 98 mmHg, Nadi 75 x / menit, Suhu 36 C, RR 20 x /
menit.
3. Pemeriksaan palpasi abdomen TFU 31 cm, presentasi kepala,djj janin 141
x/menit,kontraksi uterus 2-3 x/menit, kandung kencing kosong
4. Hasil pemeriksaan dalam pembujkaan lengkap siap partus, portio tebal lunak,
kepala turun H 2, STLD +
5. Persiapan perineum : perineum utuh
6. Dilakukan klisma : tidak dilakukan klisma
7. Pengeluaran pervaginam: lendir darah sudah keluar
8. Perdarahan pervaginam : tidak ada perdarahan pervagian, hanya keluar lendir
darah pervagina
9. Kontraksi uterus tiap 2-3 menit sekali
10. Denyut jantung janin : 141 x/menit
11. Status janin: hidup, tunggal dengan presentasi kepala
B. KALA PERSALINAN
1. KALA I
a. Ketuban pecah sejak jam 07.25 mules sejak jam 20.00 tgl 24-10-2016
b. Mulai persalinan : tanggal 27-10-2016 jam 09.00
c. Tanda dan gejala : pembukaan lengkap, lendir darah sudah keluar,
keinginan mengejan
d. Tanda-tanda vital : TD 135/90 mmHg, Nadi 88 x / menit, Suhu 36,5 oC,
RR 24 x / menit
e. Keadaan psikososial ibu sangat senang dengan kelahiran bayi
f. Kebutuhan khusus klien : kekurangan volume cairan tubuh
g. Tindakan : bayak minum
h. Pengobatan tgl 27-10-2016 pukul 09.20 Oxytocyn injeksi, methergin
injeksi, gastrol III.
i. Observasi kemajuan persalinan :
Tanggal Jam Hasil observasi Tindakan
27-10- 08.20 - KU cukup - anjurkan ibu untuk
2016 - TD 135/90 mmHg, Nadi 84 mengosongkan kandung
x/menit, Suhu 36,5 oC, RR kemih
24 x / menit - beri dukungan pada ibu
- his tiap 2-3 menit sekali untuk kamajuan persalinan
- Djj 140 x/menit - dengarkan keluhan ibu
- pembukaan 6 - anjurkan untuk teknik
- kepala di hodge 2 relaksasi nafas dalam
- porsio tebal lunak - observasi DJJ, His
- anjurkan untuk teknik
relaksasi nafas dalam
- observasi DJJ, His
- observsi kemajuan
persalinan
- observasi KU dan TTV
pasien
- motivasi untuk tindakan
- berikan minum yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan
energi dan mencegah
dehidrasi
- observasi KU dan TTV
pasien
- motivasi untuk tindakan
- berikan minum yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan
energi dan mencegah
dehidrasi
- informasikan keadaan
persalinan.
09.00 - His semakin sering
- 2 menit sekali DJJ: 140
- Pembukaan lengkap 10 cm
- Portio tebal lunak
- Kepala dihodge 3
2. KALA II
a. Kala II dimulai: tanggal 27-10-2016 jam 09.10
b. Tanda-tanda vital : TD 118/78 mmHg, Nadi 88 x / menit, Suhu 36,3.oC,
P 24 x / menit
c. Lama kala II : 3 jam 10 menit 22 detik
d. Tanda dan gejala: pembukaan lengkap
e. Jelaskan upaya meneran : meneran klo his datang
f. Pendamping saat melahirkan suami
g. Gawat janin :
Miringkan ibu ke sisi kiri
Minta ibu tarik napas
h. Keadaan psikososial : ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya
i. Kebutuhan khusus cairan tubuh
j. Tindakan : banyak minum manis
CATATAN KELAHIRAN
a. Bayi lahir jam : 09.07
b. Nilai APGAR menit I 7 menit V 8 menit X 9
c. Perineum ruptur tingkat Hec LII
d. Bonding ibu dan bayi : rawat gabung segera setelah melahirkan
e. Tanda-tanda vital : TD 118/ 78 mmHg, Nadi 88 x / menit, Suhu 36,4 oC RR
20x / menit
f. Pengobatan: oxytocin injeksi, methergin injeksi.
3. KALA III
a. Lama Kala III 5 menit
b. Tanda dan gejala: bayi sudah lahir, keluarkan placenta tanpa mengejan, amati
jumlah kotilledonnya
c. Plasenta lahir jam 09.17
d. Cara lahir plasenta dengan tidak boleh mengejan
e. Karakteristik plasenta :
Ukuran 15 cm sampai 20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram
Panjang tali pusat 40 - 50 cm
Jumlah pembuluh darah : arteri vena
f. Tidak ada Kelainan
g. Jumlah Perdarahan 200 ml
h. Peregangan tali pusat terkendali: ya
i. Messase fundus uteri : untuk menggetahui masih adakah sisa sisa placenta di
dalam
j. Plasenta lahir 5 menit setelah kala II
k. Keadaan psikososial : sangat senang dengan kelahiran bayinya
l. Kebutuhan khusus : kekurangan volume cairan
m. Tindakan banyak minum dan makan
4. KALA IV
Pemantauan persalinan Kala IV
Tanggal Jam Hasil observasi Tindakan
27-10- 09.20 - Kontraksi uterus - Mengobservasi kontraksi uterus
2016 baik/keras, TFU setinggi - Mengobservasi PPV
pusat - Menganjurkan untuk laktasi
- Vit A - Mengobservasi kontraksi uterus
- TD 120/75 mmHg, N 88 - Mengobservasi PPV
x/menit RR 20 x/menit - Menganjurkan untuk laktasi
- perineum ruptur Hec LII - Memeriksa TD, nadi, kandung
- Vit A kemih dan perdarahan setiap 15
- Bonding ibu dan bayi menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam kedua
- Menganjurkan pasien untuk
minum untuk mencegah dehidrasi
- Memberikan Vitamin A
- Membiarkan pasien beristirahat
dan membantu pasien pada posisi
yang nyaman
- Mengajarkan pada pasien/keluarga
tentang bagaimana cara memeriksa
fundus dan menimbulkan kontaksi,
tanda-tanda bahaya bagi ibu dan
bayi
- Kontraksi uterus (+)
09.25 keras dan setinggi pusat - Mengobservasi kontraksi uterus
- PPV darah sedikit + 50cc - Mengobservasi PPV
- Kontraksi uterus (+) - Menganjurkan untuk laktasi
keras dan setinggi pusat
- PPV darah sedikit + 30cc
- Laktasi dicoba
- Kontraksi uterus (+)
keras dan 2 jari dibawah
pusat
- PPV darah sedikit + 20cc
BAYI
a. Bayi lahir tanggal 27-10-2016 jam 09.07
b. Jenis kelamin perempuan
c. Nilai APGAR 1 menit 7 5 menit 8 10 menit 9
d. BB : 3300 gram
PB : 50 cm
LK : 32 cm
LD : 33 cm
LL : 12 cm
e. Karakteristik khusus bayi : bayi lahir langsung menangis
f. Kaput : suksedaneum
g. Suhu 36,4o C
h. Nadi 134 x/menit
i. Respiratory Rate 51 x/menit
j. Anus : berlubang
k. Perawatan tali pusat : ditutup kasa
l. Perawatan mata : diberikan salep mata
m. Pemberian langsung ASI < 1 jam
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (ruptur pirenium)
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(perdarahan post partum)
D. INTERVENSI KEPERAWATAN POST PARTUM
TGL/ JAM DX Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
27-10-2016 I Setelah dilakukan tindakan - Kaji skala nyeri
09.30 keperawatan selama 2 jam nyeri
berkurang dengan kriteria hasil : - Ciptakan lingkungan yang aman
bagi pasien
- Mampu mengontrol nyeri - Kompres hangat
- Kurangi kecemasan
- skala nyeri berkurang - Berikan analgetik sesuai advis
dokter
- mampu mengenali nyeri
27-10-16
09.30 II - Kaji makanan dan minuman
Setelah dilakukan tindakan yang disukai dan yang tidak
keperawatan selama 2 jam disukai
kekurangan volume cairan tidak - beri minuman kesukaan dalam
terjadi dengan kriteria hasil : batas diet.
- asupan cairan minimal 2000 - Rencanakan tujuan masukan
ml/hari (kecuali bila ada cairan untuk setiap pergantian
kontraindikasi). (mis; 1000 ml selama pagi, 800
- masukan makanan cukup selama ml sore, dan 200 ml malam hari).
masa nifas atau kala 4 persalinan - Kaji pengertian individu tentang
- Mempertahankan berat jenis alasan-alasan untuk
urine dalam batas normal. mempertahankan
- tidak adanya tanda dan gejala hidrasi yang adekuat.
dehidrasi. - Ajarkan metoda-metoda untuk
mencapai tujuan masukan cairan.
P : lanjutkan intervensi
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Berikan analgetik sesuai advis dokter
27-10-16 - Alih rawat ke Ruang Bugenfil.
10.15 II
S : pasien mengatakan lemas berkurang, minum 3 gelas,
makan habis 1 porsi, rasa lelah berkurang
O : tampak sering minum, mulai duduk duduk, terlihat
sedang makan, ppv 50cc.
A : masalah kekurangan volume cairan tubuh teratasi
sebagian.
P : - usahakan pasien menjaga makan dan minumnya
tetap adekuat.
- Monitor ppv.
- Alih rawat Ruang Bugenfil.
SYAIR OBSTETRI
Tgl/jam Keterangan
Ibu dipimpin mengejan sesuai dengan datangnya his. Kepala turun menurut
jalan lahir, sehingga tampak di vulva. Tampak perineum meregang, tipis,
kebiruan. Berturut-turut lahir : dahi, mulut, dagu dan seluruh kepala. Kepala
mengadakan putaran paksi luar. Dengan pegangan biparietal dan tarikan ke
bawah dan ke atas lahir bahu depan dan belakang. Kemudian dilahirkan
trochanter depan, belakang, bokong dan seluruh kaki.
Lahir bayi perempuan
Berat 3300 gram, PB 50 cm, LK: 32 cm, LD: 33 cm, LLK: 12 cm, bayi
menangis, anus (+), cacat (-), imunisasi Hepatitis I.
Lahir plasenta :
Spontan, lengkap
09.30
Berat 500 gr, ukuran 20 x 22 x 3 cm
Panjang tali pusat 40 cm
Ruptur grade II
09.40 Klien mendapat methergin 0,2 mg IM (sesuai indikasi).
Kemudian dilakukan perineografi dengan beberapa simpul cat-gut
DAFTAR PUSTAKA
Mengetahui
Ketua Pro ram Studi
Yuniar, M. Kep)