Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT HERBAL PASIEN DIABETES MELLITUS

TIPE II DI KOTA LANGSA

Diza Fathamira Hamzah


Program Studi Farmasi Universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa
e-mail: dizafathamira@gmail.com

ABSTRACT
Diabetes mellitus is one of degenerative disease which is relatively high in
Langsa City. Nowadays, the usage of herbal medicines for diabetics is highly
recommended to reduce the side effects of the usage of antidiabetic drugs, which is
consumed for a long time period. This research aims to analyze the usage of herbal
medicines in Diabetics with type II Diabetes Mellitus. The population in this study were
3647 people and 100 of them were sample. The sampling technique was cluster random
sampling. The results showed that the majority of DM patients were women (52%) with
work as housewives (33%). The most herbal medicine used was turmeric (41%) with
motivation to use are cheap and easily to get (41%). It is suggested to Langsa City
government to develop a family medicinal program as well as increase the health
promotion efforts of the usage herbal drugs in order to reduce the side effects of the
usage of antidiabetic drugs.

Keywords: Diabetes Mellitus Type 2, Degenerative Disease, Health Promotion, Herbal


Medicines, Preventive efforts

PENDAHULUAN penyandang Diabetes Mellitus usia 20-79


Penyakit Diabetes Mellitus sampai tahun, yaitu sebanyak 10,3 juta orang.
saat ini mendominasi kejadian kematian Angka prevalensi Diabetes Mellitus
penyakit tidak menular di Indonesia. semakin meningkat setiap tahunnya.
WHO melaporkan bahwa Indonesia Hasil Riskesdas Tahun 2018
menduduki peringkat ke-4 terbesar di menunjukkan bahwa ada kenaikan
dunia dalam hal jumlah penderita prevalensi kejadian DM dari 6.9% pada
Diabetes Mellitus, jumlah ini tahun 2015 menjadi 8,5% pada tahun
diperkirakan akan terus meningkat setiap 2018. Semakin buruknya gaya hidup
tahunnya. Pada tahun 2030 diperkirakan masyarakat Indonesia merupakan alasan
sekitar 21,3 juta penduduk Indonesia utama penyebab kenaikan angka
menderita Diabetes Mellitus (Ismail, prevalensi tersebut (Kemenkes RI,
2015). 2018).
International Diabetes memiliki
Federation (IDF) tahun 2016
melaporkan bahwa Indonesia menduduki
peringkat ke enam terbesar di dunia yang

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No.2 Juni 2019 - Nopember 2019 1


Kota Langsa merupakan salah
satu daerah di Provinsi Aceh yang
memiliki banyak penderita Diabetes
Mellitus. Angka penderita DM Kota

2
Langsa tahun 2018 ada sebanyak 3647 terjangkau dan mudah didapat.
orang (Dinkes Langsa, 2018). Penyakit
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang
dapat dilakukan dengan dua penanganan
yakni terapi obat dan terapi non obat.
Pemberian terapi obat biasanya
dilakukan jika kadar gula darah sudah
tidak dapat dikontrol ataupun jika terapi
non obat tidak berhasil dilakukan.
Adapun terapi non obat bagi penderita
Diabetes Mellitus dilakukan melalui
pengaturan pola makan atau biasa
disebut diet diabetes mellitus. Diet DM
bertujuan untuk mengontrol kadar gula
darah dapat sehingga dapat
meminimalkan risiko terjadinya
komplikasi (Eric Y, 2017).
Penanganan terapi non obat pada
penderita DM dapat dilakukan dengan
menggunakan obat herbal. Obat herbal
berasal dari bahan alami atau tumbuhan
obat keluarga (TOGA) yang sekarang
menjadi pilihan gaya hidup sehat.
Dewasa ini masyarakat cenderung
memilih pengobatan dengan
memanfaatkan bahan alam yang berasal
dari TOGA. Mayoritas penderita DM di
Kota Langsa memilih menggunakan obat
herbal yang berasal dari TOGA sebagai
penanganan kenaikan kadar gula darah,
dengan alasan bahwa terapi obat herbal
tidak memiliki efek samping. Di
samping itu, obat herbal harganya

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No.2 Juni 2019 - Nopember 2019 3


Penggunaan bahan alam yang tentang pemanfaatan TOGA
berasal dari TOGA untuk tujuan
pengobatan ataupun tujuan lainnya
cenderung meningkat didukung
dengan adanya isu back to nature
(Hasanuddin dan Kusyanti, 2016).
Terdapat lebih dari 500 tanaman yang
telah terbukti memiliki kemampuan
menurunkan kadar gula darah
dikarenakan senyawa kandungan dari
tanaman-tanaman tersebut dipercaya
berkhasiat sebagai antidiabetes, seperti
flavonoid, curcuma, chromium, tanin,
isoflavon, dan sebagainya.
Adanya preferensi masyarakat
Kota Langsa dalam menggunakan
obat herbal sehingga dianggap
penting, apakah faktor yang
memengaruhi penggunaan obat herbal
pasien diabetes mellitus tipe II di Kota
Langsa?. Tujuan: untuk menganalisis
faktor yang memengaruhi penggunaan
obat herbal pada pasien diabetes
mellitus tipe II di Kota Langsa. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan informasi kepada penderita
Diabetes Mellitus Tipe II khususnya
dalam menurunkan kadar gula darah
dengan menggunakan obat herbal.
Hasil penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan informasi
bagi Dinas Kesehatan Kota Langsa
maupun sektor lainnya dalam upaya
peningkatan promosi kesehatan
4
sebagai upaya pencegahan maupun Alasan peneliti menggunakan
pengendalian penyakit Diabetes teknik ini dikarenakan lokasi penelitian
Mellitus. METODE PENELITIAN yang terlalu luas. Wilayah kota Langsa
Rancangan penelitian ini adalah terdiri dari 5 kecamatan, yaitu : Langsa
penelitian kuantitatif analitik Timur, Langsa Barat, Langsa Lama,
korelasional. Berdasarkan waktu Langsa Baro dan Langsa Kota. Sebagian
pengumpulan data, penelitian ini penderita DM di kecamatan tersebut
termasuk dalam penelitian cross ditarik sebagai sampel dengan
sectional yakni penelitian ini mencari pehitungan sebagai berikut.
faktor yang
memengaruhi penggunaan obat herbal 1. Langsa Barat = 770
x 100% = 21
3647
1046
pada penderita Diabetes Mellitus dengan 2. Langsa Baro = x 100% = 29
3647
satu kali pengukuran. Penelitian 3. Langsa Lama = 275 x 100% = 8
3647
dilaksanakan di wilayah Kota Langsa 4. Langsa Kota = 912 x 100% = 25
Provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan 3647
5. Langsa Timur = 644 x 100% = 17
dari Bulan Juni hingga Bulan Juli 2019. 3647

Subjek penelitian hanya diukur sekali Berdasarkan hasil perhitungan di


saja. Populasi dalam penenltiian ini atas, diperoleh jumlah sampel sebanyak
adalah seluruh penderita Diabetes 100 orang penderita Diabetes Mellitus
Mellitus di Kota Langsa yakni sebanyak tipe II. Adapan penentuan sampel
3.647 orang. Penelitian dilakukan selama ditetapkan dengan kriteria sebagai
satu bulan. Populasi dalam penelitian ini berikut.
adalah seluruh penderita Diabetes 1. Penderita DM yang mengkonsumsi
Mellitus, di Kota Langsa sebanyak 3.647 obat herbal
penderita. Penarikan sampel dalam 2. Penderita DM yang bersedia untuk
penelitian ini dilakukan dengan cara diwawancarai
Cluster Random Sampling. Teknik 3. Penderita DM yang sedang
pengambilan sampel dengan cara Cluster menjalani rawat jalan di fasilitas
Random Sampling merupakan kesehatan di Kota Langsa
pengambilan sampel secara acak 4. Penderita DM yang tidak
terhadap kelompok, bukan terhadap menggunakan injeksi insulin
subjek secara individual (Rahmawati, Teknik pengumpulan data
Rina, 2016). dilakukan dengan cara wawancara

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No.2 Juni 2019 - Nopember 2019 5


langsung dengan menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
kuesioner yang telah dirancang oleh bahwa sebanyak 30 orang (30%)
peneliti. Metode analisa data pada penderita DM tergolong usia dewasa
penelitian ini terdiri dari: editing, coding, akhir yaitu berusia 36 sampai 45 tahun.
scoring dan tabulating. Hasil penelitian jumlah penderita DM
HASIL PENELITIAN berdasarkan tingkat pendidikan dapat
Penggunaan obat herbal pada dilihat pada tabel berikut:
penderita Diabetes Mellitus di Kota Tabel 3 Tingkat Pendidikan Penderita
Langsa dapat dipengaruhi oleh beberapa DM di Kota Langsa
karateristik penderita yang disajikan Tingkat n %
Pendidikan
dalam bentuk analisis univariat. SD 13 13
Hasil penelitian menunjukkan SMP 22 22
SMA 28 28
bahwa, sebagian besar penderita DM PT 37 37
yang menggunakan obat herbal adalah Jumlah 100 100

perempuan sebanyak 52 orang (52%) Hasil penelitian menunjukkan


seperti yang tertera pada tabel di bawah bahwa mayoritas penderita DM yang
ini. menggunakan obat herbal antidiabetes
Tabel 1 Jenis Kelamin Penderita DM di memiliki pendidikan yang tinggi yakni
Kota Langsa lulusan perguruan tinggi (lulusan
Jenis Kelamin n % deng
48 sarjana) an jumlah sebanyak 37 (37%).
Laki-Laki 48 baw
Perempuan 52 52 Di
Jumlah 100 100 tent ah ini merupakan hasil penelitian
Penggolongan usia penderita DM ang tingkat pekerjaan penderita DM
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. yang menggunakan obat herbal.
Tabel 4 Tingkat Pekerjaan Penderita DM
di Kota Langsa
Tabel 2 Usia Penderita DM di Kota Tingkat N %
Langsa Pekerjaan
Usia n % PNS 26 26
Remaja akhir 3 3 Swasta 21 21
Dewasa awal 21 21 IRT 33 33
Dewasa akhir 30 30 Lainnya 20 20
Lansia awal 23 23 Jumlah 100 100
Lansia Akhir 17 17
Hasil penelitian di atas
Manula 6 6
Jumlah 100 100 menunjukkan bahwa mayoritas penderita
DM adalah ibu rumah tangga (IRT)
sebanyak 33 orang (33%). Berdasarkan
6
hasil penelitian, jumlah penderita DM Tanaman n %
yang menggunakan obat herbal dapat Lidah Buaya 9 9
dilihat pada tabel di bawah ini: Kunyit 41 41
Sambiloto 31 31
Tabel 5 Tingkat Pendapatan Penderita Daun salam 19 19
DM di Kota Langsa
Jumlah 100 100
Tingkat N %
Tabel di atas menunjukkan
Pendapatan
Cukup 70 70 bahwa mayoritas penderita DM
Kurang 30 30
menggunakan kunyit sebagai upaya
Jumlah 100 100
pengobatan herbal dengan jumlah 41
Berdasarkan hasil penelitian
orang (41%). Profil Penggunaan obat
dapat dilihat bahwa mayoritas penderita
herbal diklasifikasikan menjadi dua
DM memiliki pendapatan yang tergolong
golongan yakni kombinasi dan tunggal.
cukup, yakni di atas upah minimum
Hasil penelitian tentang profil
provinsi Aceh dengan jumlah sebanyak
penggunaan obat herbal dapat dilihat
70 orang (70%). Hasil penelitian tentang
pada tabel dibawah ini:
pengetahuan dapat dilihat pada tabel di
Tabel 8 Profil Penggunaan Obat Herbal
bawah ini: dan Obat Antidiabetes
Tabel 6 Tingkat Pengetahuan Penderita Penggunaan N %
DM di Kota Langsa Kombinasi 31 31
Tingkat N % Tunggal 69 69
Pengetahuan Jumlah 100 100
Baik 62 62 Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa
Sedang 30 30
Kurang 8 8 sebagian besar penderita Diabetes
Jumlah 100 100 Mellitus menggunakan obat herbal
Sebagian besar responden sebagai obat tunggal yakni sebanyak 69
memiliki pengetahuan yang baik dalam orang (69%). Motivasi penggunaan obat
penggunaan obat herbal yaitu sebanyak merupakan alasan penderita DM dalam
62 orang (62%). Beberapa jenis tanaman menggunakan obat herbal, yang tertera
dapat digunakan sebagai obat herbal pada tabel di bawah ini.
Diabetes Mellitus yang biasanya relatif Tabel 9 Motivasi Penggunaan Obat
mudah didapatkan. Berikut ini adalah Herbal Penderita DM di Kota
Langsa
jenis tanaman yang sering digunakan
sebagai obat herbal penderita DM.
Tabel 7 Jenis Tanaman Yang Digunakan
Sebagai Obat Herbal
Motivasi N %

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No.2 Juni 2019 - Nopember 2019 7


Murah dan 41 41
Mudah didapat
Mengurangi Efek 29 29
Samping OAD

8
Kepercayaan 30 30 gangguan toleransi glukosa. Tumpukan
Jumlah 100 100
lemak yang terjadi dapat mengganggu
Tabel 9 menunjukkan bahwa
kemampuan insulin untuk pengambilan
sebagian besar penderita DM memilih
glukosa atau biasa disebut juga sebagai
obat herbal dikarenakan harganya yang
resistensi insulin (Rahmawati dan Rina,
relatif murah dan mudah didapat, dengan
2016).
jumlah sebanyak 41 orang (41%).
2. Usia
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan
Penggunaan obat herbal pada
bahwa sebagian besar penderita DM
penderita diabetes mellitus tipe II di
tergolong kepada usia dewasa akhir
Kota Langsa dipengaruhi oleh beberapa
dengan usia 36-45 tahun. Faktor risiko
faktor, antara lain sebagai berikut.
DM tipe 2 pada umumnya tidak
1. Jenis Kelamin
mengenal golongan usia. Namun, seiring
Sebagian besar penderita diabetes
dengan peningkatan usia, maka kejadian
mellitus di Kota Langsa adalah
prevalensi DM meningkat juga
perempuan. Menurut hasil Riskesdas
meningkat terutama pada usia ≥ 45
(2018), proporsi penderita DM pada
tahun. Fungsi kerja organ tubuh pada
perempuan lebih tinggi dibandingkan
umumnya mengalami kemunduran
laki-laki. Perempuan yang menderita
seiring bertambahnya usia (Leonita dan
DM jauh lebih sering mengalami
Ariska, 2015).
kenaikan kadar gula darah, seperti
3. Pendidikan
toleransi glukosa. Adanya masa
Berdasarkan data Riskesdas
premenopeuse dan menopause dijadikan
(2018), semakin rendah tingkat
sebagai faktor yang menyebabkan
pendidikan maka semakin rendah pula
proporsi DM pada wanita lebih tinggi
gaya hidupnya. Pada umumnya,
dibandingkan laki-laki. Pada saat
masyarakat yang memiliki tingkat
premenopause dan menopause, tubuh
pendidikan yang rendah memiliki gaya
sedikit memproduksi hormon estrogen
hidup yang kurang baik, diikuti dengan
yang bertugas untuk membantu
pengetahuan dan kesadaran hidup yang
metabolisme lemak dan mengatur pola
rendah pula. Hal ini sejalan dengan hasil
distribusi lemak di bawah kulit, sehingga
peneltian yang menunjukkan bahwa
wanita yang mengalami masa menopause
mayoritas penderita DM yang
dan premenopause memiliki tumpukan
menggunakan obat herbal adalah lulusan
lemak yang berisiko untuk menimbulkan
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No.2 Juni 2019 - Nopember 2019 9
sarjana. Masyarakat sekarang pada menggunakan
umumnya sudah mengetahui tentang
efek samping dari penggunaan obat
medis. Disamping itu, penggunaan obat
herbal dijadikan sebagai suatu trend
masa kini sehingga banyak masyarakat
yang beralih ke pengobatan herbal
(Kementerian Kesehatan, 2018).
4. Tingkat Pekerjaan
Identifikasi pekerjaan seseorang
ditujukan untuk mengetahui tingkat
aktivitas seseorang. Di samping itu,
tingkat pekerjaan biasanya dikaitkan
dengan tingkat pendapatan yang
memengaruhi pola hidup setiap orang.
Pada umumnya, ibu rumah tangga
memiliki aktivitas fisik yang cukup aktif,
seperti membersihkan rumah, mengurus
keluarga, berkebun, dan memasak.
Aktivitas fisik dan pola gerak badan
yang aktif dalam sehari merupakan
faktor penting yang mampu
mengendalikan kadar gula darah.
Disamping itu, ibu rumah tangga
memiliki banyak waktu untuk mengolah
obat herbal mengingat kesibukan
aktivitas yang hanya di sekitar rumah
Adithia, 2014).
5. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan biasanya
dikaitkan dengan status ekonomi. Status
ekonomi pada umumnya memengaruhi
pola pikir seseorang dalam

10
upaya pengobatan (Rahmawati dan baik untuk
Rina, 2016). Sebagian besar penderita
DM yang menggunakan obat herbal
memiliki pendapatan di atas Upah
minimum Provinsi Aceh sebesar
Rp.2.900.000. Hal ini menunjukkan
bahwa tren penggunaan obat herbal
sudah menjadi pilihan bagi kalangan
yang tergolong cukup dalam
pendapatan.
6. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah
satu unsur dari perilaku kesehatan.
Informasi tentang pengetahuan pasien
DM digali melalui proses wawancara
dengan menggunakan kuesioner
(Ismail, 2015). Adanya upaya promosi
kesehatan dari media massa telah
berhasil mengubah pola pikir
masyarakat dalam penggunaan obat
medis menjadi obat herbal. Sebagian
masyarakat telah mengetahui efek
samping dari penggunaan obat medis
khususnya dalam jangka waktu yang
lama.
7. Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang paling
banyak digunakan oleh penderita DM
adalah kunyit. Kunyit yang digunakan
pada umumnya adalah induk kunyit.
Kunyit merupakan salah satu tanaman
yang mampu mengendalikan kadar
gula darah. Selain itu, kunyit
mengandung antioksidan yang cukup
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No.2 Juni 2019 - Nopember 2019 11
mencegah terjadinya komplikasi Kota Langsa merupakan salah satu
penyakit Diabetes Mellitus (Ningsih, daerah di Provinsi Aceh yang kaya akan
2015). Pada penelitian ini, sebagian potensi alam, dengan unsur masyarakat
besar penderita DM menggunakan yang heterogen. Motivasi penggunaan
kunyit dengan cara merebus airnya, yang obat herbal didasari atas ketersediaan
diminum sebanyak yang cukup di Kota Langsa. Beberapa
1 kali sehari. Adapun manfaat yang penderita DM di Kota Langsa memiliki
dirasakan oleh penderita DM antara lain: sendiri di halaman rumah bahan herbal
badan menjadi sehat, tidak lemas dan yang terdapat dalam bentuk Kebun
BAB menjadi lancar. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan
8. Profil Penggunaan Obat dijadikan sebagai upaya pengobatan
Penggunaan obat herbal banyak Diabetes Mellitus.
digunakan di negara-negara berkembang KESIMPULAN
yang memiliki ketersediaan SDA dan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
masyarakat yang masih kental akan ditarik kesimpulan sebagai berikut.
tradisi (Adhitia, 2012). Secara umum, Sebagian besar penderita DM adalah
masyarakat kini lebih memilih untuk perempuan dikarenakan perempuan
menggunakan bahan alami sebagai upaya mengalami masa pramenopause dan
penanganan masalah kesehatan. Obat menopause yang sangat berpengaruh
herbal dinilai lebih aman dibandingkan dalam metabolisme glukosa dalam
obat sintetis karena memiliki efek tubuh. Penderita DM pada umumnya
samping yang relatif kecil jika memiliki tingkat pendidikan yang baik
penggunaannya dilakukan dengan tepat (sarjana) dan berpenghasilan cukup
(Eric Y, 2017). Oleh karena itu, sehingga memiliki pola pikir yang baik
Kementerian Kesehatan RI pula dalam menentukan upaya
mengganggap pentingnya integrasi pengobatan khususnya pengobatan
penggunaan obat herbal dengan obat herbal. Di samping itu, penggunaan obat
sintetik untuk menjadi bagian dalam herbal telah menjadi suatu trend dalam
sistem kesehatan nasional terutama penanganan diabetes mellitus
dalam pelayanan kesehatan primer, dikarenakan mayoritas masyarakat telah
seperti upaya promosi dan preventif mengetahui efek samping penggunaan
(Kemenkes, 2011). obat medis dalam jangka waktu lama
9. Motivasi Penggunaan

12
pada umumnya. Obat herbal yang paling Karang Berombak Medan Tahun
banyak digunakan adalah berasal dari 2017. Skripsi Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara,
kunyit dengan alasan kunyit merupakan Medan.
tanaman yang murah dan mudah didapat. Hasanuddin dan Kusyanti. 2016. Jenis
SARAN Tumbuhan Obat Penyakit Diabetes
Mellitus Pada Masyarakat Kota
1. Diperlukan perhatian dari Subussalam: 95-100, Prosiding
pemerintah Kota Langsa untuk Seminar Nasional Biotik,
ISBN: 978-602-18962-7.
mengembangkan program Tanaman
Ismail. 2015. Faktor Yang
Obat Keluarga (TOGA). Mempengaruhi Keputusan
2. Diperlukan peningkatan usaha Masyarakat Memilih Obat
Tradisional di Gampong Lam
promosi kesehatan dalam hal Ujong Banda Aceh: Idea Journal
penggunaan obat dari bahan alam Nursing, Vol. VI, No. 1: 7-14.

(herbal) guna mencegah ataupun Kemendag RI. 2014. Warta Ekspor


diakses dalam
mengurangi penggunaan obat medis http://djpen.kemendag.go.id/app_front
end/admin/docs/publication/46514210
yang memiliki efek samping serius. 58307.pdf diakses tanggal 5 Juli 2019
3. Diperlukan penelitian lanjutan pukul 11:20 WIB

tentang penggunaan obat herbal Kemenkes RI. 2011. Integrasi


Pengobatan Tradisional Dalam
ususnya pada penyakit degeneratif Sistem Kesehatan Nasional
di Kota Langsa. dalam
http://www.depkes.go.id/article/print
DAFTAR PUSTAKA / 1706/integrasi-pengobatan-
tradisional- dalam-sistem-
Adithia. 2012. Efek Perspektif kesehatan-nasional.html tanggal 8
Penggunaan Antidiabetes Herbal Juli 2019. 16:12 wib.
Bersamaan dengan Penggunaan
Obat Antidiabetes Oral Pada Leonita dan Ariska. 2015. Penggunaan
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Obat Tradisional Oleh Penderita
Puskesmas Kotamadya Depok. DM dan Faktor Yang Berhubungan
Skripsi Fakultas Matematika dan di Wilayah Kerja Puskesmas
Ilmu Pengetahuan Alam, Rejosari Pekan Baru Tahun 2015
Universitas Indonesia, Jakarta. dalam
jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/
Dinas Kesehatan Kota Langsa. 2019. article/download/101/85/ diakses
Data Penderita Diabetes Mellitus tanggal 2 Juli 2019 pukul 22:30
Tipe II di Kota Langsa. Kota wib.
Langsa
Ningsih, IY. 2015. Peran Studi
Eric, Y. 2017. Perbandingan Preferensi Etnofarmasi dalam Pencarian
Masyarakat Terhadap Obat Tumbuhan Obat Yang Berpotensi
Tradisional dan Obat Modern di Dikembangkan Sebagai
Puskesmas Sei Agul Kelurahan Antidiabetes. Jember: Pharmacy
Journal, Vol.12,No. 1 :38- 49.

Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No.2 Juni 2019 - Nopember 2019 13


Riskesdas. 2018. Hasil Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2018 dalam
www.depkes.go.id/resources/down
load/info...2018/Hasil%20Riskesda
s%202018.pdf diakses pada
tanggal 1 Juli 2019 Pukul 20:05
wib.
Rahmawati dan Rina. 2016. Analisis
Penggunaan Obat Herbal Pada
Pasien Diabetes Mellitus di
RSUD AW Sjahranie Samarinda
: 158-163. Prosiding Seminar
Nasional Kefarmasian Ke-
3, 20-21 April 2016: Fakultas
Farmasi Universitas Mulawarman.
Samarinda.
Sodirun, dkk. 2016. Persepsi
Masyarakat Tradisional Pulau
Mandingin Kabupaten Sampang
Terhadap Tanaman Mimba.
Malang: Biosaintropis Jurnal,
Vol.2 No.1
:11-18.

14

Anda mungkin juga menyukai