Anda di halaman 1dari 13

Jurnal MJPH, Vol 1 No.

2, Desember 2018

PENGARUH SENAM KESEGARAN JASMANI (SKJ) TERHADAP PENURUNAN KADAR


GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS NAMBO
KOTA KENDARI

THE EFFECT OF GYMNASTICS PHYSICAL PARTNERSHIP TO DECREASE OF BLOOD


SUGAR RATE ON DIABETES MELLITUS IN COMMUNITY HEALTH CENTER NAMBO
KENDARI CITY

HasmaDesi1 , Firmansyah2
Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Mandala Waluya Kendari
(email : Hasmadesyy27@Gmail.Com,085211191400)

ABSTRAK
Data di Puskesmas Nambomenunjukkanpenderita DM terjadinya peningkatan kasus, tidak pernah
melaksanakan senam atau aktivitas fisik sehingga sering mengalami kadar gula darah yang tinggi. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap penurunan kadar gula
darah pada penderita Diabetes Mellitus. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan design
pre test dan post test. Populasi semua penderita Diabetes Mellitus tipe II yang masih menjalani
pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Nambo Tahun 2018 berjumlah 36 penderita. Sampel berjumlah
30 diambil secara Simple Random Sampling. Analisis Uji Normalitas Data dan Uji t tes.Hasil penelitian
diperoleh Kadar gula darah sebelum Senam Kesegaran Jasmani di Puskesmas Nambo Kota Kendari rata-
rata kadar gula darah 306,97 mg/dL.Kadar gula darah sesudah Senam Kesegaran Jasmani dengan
frekuensi 6 kali dalam 2 minggu diperoleh rata-rata gula darah menurun menjadi 280,10 mg/dL. Sesudah
4 minggu dengan pelaksanaan senam 12 kali diperoleh rata-rata gula darah menurun menjadi 219.00
mg/dL.Ada pengaruh Senam Kesegaran Jasmani terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita
Diabetes Mellitus di Puskesmas Nambo Kota Kendari diperoleh sesudah senam kesegaran jasmani 6x/ 2
Minggu Senam ( 0,027<0,05 ) dan sesudah 12x/4 Minggu Senam (0,000<0,05).Saran bagi petugas di
Puskesmas Nambo Kota Kendari perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat dengan penyuluhan terutama
kepada penderita Diabetes Mellitus tentang pentingnya pengukuran kadar gula darah secara periodik, aktivitas
secara teratur dan bagi masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus dan agar menerapkan aktivitas fisik
secara teratur minimal 3 kali dalam satu minggu.

Kata Kunci : Senam Kesegaran Jasmani, Kadar Gula Darah, Diabetes Mellitus

1
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

ABSTRACT

Datas from puskesmas nambo showed that patients wite diabetes mellitus (dm) had anincreased
number of cases, never exercising of physical activity. Hence, they often had high blood sugar levels. The
purpose of this study was to determine the effect of physical fitness gymnastics in reducing blood sugar
levels on Diabetes Mellitus patients.Desing of this research was an experiment with pre test and post test
desing.the population were all diabetes mellitus patients type ii who were still undergoing treatment at
the puskesmas nambo in 2018 were 36 patients. A sampel of 30 were take by simpele random sampling.
Analysis of dataused normality test and t test.The results of this research were obtained blood sugar
levels before physical fitness at Puskesmas Nambo in Kendari City had the average blood sugar levels of
306.97 mg / dl. Blood sugar levels after Physical Fitness Gymnastics with a frequency of 6 times in 2
weeks obtained the average blood sugar decreased to 280.10 mg/dl. After 4 weeks with the exercise 12
times, the average blood sugar decreased to 219.00 mg / dl. There was an effect of Physical Fitness
Gymnastics on decreasing blood sugar levels in Diabetes Mellitus patients at Puskesmas Nambo in
Kendari City which were obtained after physical fitness gymnastics 6x/2 Gymnastics Weeks
(0.027<0.005) and after 12x / 4 Gymnastics Weeks (0,000 <0.05).Suggestions for officers at the
Puskesmas Nambo in Kendari City should to increase society knowledge with counseling, especially
Diabetes Mellitus patients about the importance of periodically measuring blood sugar levels, regular
activities and for people,especially people with Diabetes Mellitus and to apply physical activity regularly
at least 3 times in one Sunday.

Keywords : Physical fitness gymnastics, Blood Sugar Levels, Diabetes Mellitus

2
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

PENDAHULUAN Mellitus pada tahun 2015 sebanyak 1271 orang


Survei World Health Organization dengan prevalensi sebesar 1,0%, pada tahun 2016
(WHO),penderita Diabetes Mellitus tahun 2010 di penderita Diabetes Mellitus sebanyak 2512 orang
seluruh dunia sebesar 279,3 juta orang dengan dengan prevalensi sebesar 1,1%, dan pada tahun
prevalensi 5,1%, jika tidak ada tindakan lanjut 2017 dari 17 wilayah kabupaten/kota meningkat
untuk penanganan DM, diperkirakan tahun 2020 menjadi 3824 orang dengan prevalensi sebesar
menjadi 300 juta orang dengan prevalensi 6,0%dan 1,5%. Tahun 2016Diabetes Mellitus di urutan ke-9
tahun 2030 menjadi 5526 juta orang dengan dan padatahun 2017 urutan tersebut bergeser di
prevalensi 6,3%. Urutan penderita dengan jumlah urutan 5 jenis penyakit tidak menular yang masuk
tertinggi adalah India, Cina, Amerika Serikat dan dalam daftar 10 besar penyakit di Sulawesi
Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di Tenggara. Hal tersebut menunjukkan
Dunia. Peningkatan jumlah penderita Diabetes meningkatnya jumlah penderita DM (Dinkes
Mellitus di Dunia berkaitan dengan jumlah Provinsi Sultra, 2017).3
populasi yang meningkat, life expectancy Data Dinas Kesehatan Kota Kendari dari
bertambah, prevalensi obesitas meningkat dan penderita penyakit Diabetes Mellitus pada tahun
kegiatan fisik yang kurang (Hasdianah, 2012).1 2014 terdapat sebanyak 452 kasus baru dengan
Jumlah prevalensi penderita Diabetes prevalensi 1,6%, pada tahun 2015 terdapat
Mellitus di Indonesia antara kasus baru dan total sebanyak 602 kasus baru dengan prevalensi 1,7%,
kasus baru dan lama terus mengalami kenaikan. dan pada tahun 2016 meningkat sebanyak 873
Pada tahun 2014 prevalensi sebesar 5,6%yang orang kasus baru dengan prevalensi 1,9%. Tahun
meningkat tahun 2015 mencapai 5,7%, dan 2017 sebanyak 946 orang kasus baru dari 15
diperkirakan tahun 2030 peningkatan sekitar 3 kali Puskesmas di Kota Kendari, lima besar kecamatan
lipat menjadi 16,8% dari jumlah pendudukdan dengan prevalensi masih tinggi yaitu di Kecamatan
menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah Abeli 21,2%, Lepo-Lepo 18,6%, Nambo 12,6%,
penderita DM di dunia dengan 1/3 jumlah Puuwatu 10,0% dan Labibia 7,1% (Dinkes Kota
penderita tidak sadar dirinya menderita diabetes. Kendari, 2017).
Jumlah DM Tipe II terbanyak diantara tipe-tipe Data penderita Diabetes Mellitusdi wilayah
DM lainnya yang terjadi 90-95% populasi DM, di Puskesmas Nambo Kota Kendari, pada tahun 2015
Indonesia DM tipe II mencapai 85-90% dari total berjumlah 14 penderita kasus baru, pada tahun
DM, untuk itu diperlukan upaya pengendalian, 2016 berjumlah 26 penderita kasus baru, pada
pencegahan dan penanggulangan faktor penyebab tahun 2017 berjumlah 32 penderita kasus baru.
DM tipe II (Kemenkes RI, 2015).2 Berdasarkan data menunjukkanpenderita DM
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi terjadinya peningkatan kasus yang menjadikan
Tenggara mencatat penemuan penderita Diabetes

3
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

dasar subjek penelitian (Puskesmas Nambo Kota gangguan keseimbangan antara transportasi glukosa
4
Kendari, 2017). ke dalam sel, glukosa merupakan sumber energi
DM Tipe II mempunyai fase pra klinis utama bagi sel tubuh di otot dan jaringan (Hans
asimtomatik yang panjang sehingga sering tidak Tandra, 2013).7
terdeteksi.Saat diagnosa, pada umumnya lebih Untuk meningkatkan kebugaran perlu
separuh mempunyai satu atau lebih komplikasi. mempertahankan fungsi kardiorespirasi dengan
DM Tipe II, ini jenis yang umum terjadi dan bisa melakukan aktivitas olahraga. Jenis olah raga untuk
menyerang siapa saja dari segala usia. Tetapi sering mencapai kebugaran yang paling tepat adalah
terjadi pada usia 40 ke atas. Beberapa faktor yang latihan senam yang disertai latihan-latihan
mempertinggi risiko terjadinya penyakit DM tipe II kekuatan ditambah gerakan perimbangan dan
yaitu aktifitas yang kurang, oleh karena itu, upaya peregangan (Handayani, 2013).8
pencegahan dan penanggulangan penyakit DM tipe Olahraga pada penderita DM tipe II,
II perlu mendapat perhatian yang serius, jika tidak berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa
dampak penyakit ini akan membawa komplikasi darah. Produksi insulin umumnya tidak terganggu
pada berbagai penyakit seperti jantung, stroke, terutama pada awal menderita penyakit ini.
tekanan darah tinggi, gagal ginjal dan kerusakan Masalah utama pada DM tipe II adalah kurangnya
sistem saraf (Kemenkes RI, 2010).5 respons reseptor terhadap insulin (resistensi
Salah satu faktor risiko penyebab penyakit insulin). Adanya gangguan tersebut insulin tidak
DM adalah kurangnya olah raga misalnya senam dapat membantu transfer glukosa ke dalam sel.
yang dilakukan secara teratur sehingga dapat Kontraksi otot memiliki sifat seperti insulin
mengendalikan diabetes, karena sekresi insulin (insulin-like effect). Permeabilitas membran
dikontrol oleh mekanisme persyarafan, dengan terhadap glukosa meningkat pada otot yang
olahraga insulin berpengaruh pada otot sehingga berkontraksi. Saat berolahraga resistensi insulin
dapat meningkatkan penyerapan glukosa, asam berkurang, sebaliknya sensitivitas insulin
amino, keton, ion positif, sintesis glikogen dan meningkat, hal ini menyebabkan kebutuhan insulin
menurunkan pelepasan asam amino (Tarwoto, pada diabetisi tipe 2 akan berkurang. Respons ini
6
2012). hanya terjadi setiap kali berolahraga, tidak
Olahraga adalah salah satu penanganan merupakan efek yang menetap atau berlangsung
penyakit diabetes, penderita diabetes harus memulai lama, oleh karena itu olahraga harus dilakukan
mengubah gaya hidup santai menjadi hidup yang terus menerus dan teratur. Olahraga pada DM tipe
lebih aktif. Olahraga yang ringan sampai derajat II selain bermanfaat sebagai glycemic control juga
sedang membuat lebih bugar dan kadar gula darah bermanfaat untuk menurunkan BB dan lemak
menjadi lebih baik, karena Penderita diabetes ada tubuh (Tarwoto, 2012).9

4
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian berjumlah 14 responden (46,7%) dan terendah
eksperimen dengan rancangan pre experiment responden dengan pendidikan Perguruan Tinggi
dalam bentuk desain pre test dan post test (one
berjumlah 1 responden (3,3%). Sedangkan
group pretest-postest) (Riyanto A, 2011). Sampel
dilakukan pengukuran kadar gula darahsebelum berdasarkan alamat sebagian besar responden dari
intervensi (pre test) dan setelah intervensi senam Kelurahan Bungkutoko berjumlah 11 responden
kesegaran jasmani (post test) dan tidak
(36,7%) dan terendah responden dari Kelurahan
menggunakan kelompok pembanding. Dalam
penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah senam Sambuli berjumlah 5 responden (16,7%).
kesegaran jasmani memberikan perubahan kadar Berdasarkan hasil tersebut dapat
gula darah pada penderita Diabetes Mellitus
disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar gula
sesudah Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) di
Puskesmas Nambo Kota Kendari. Populasi dalam darah sesudah yang diberikan latihan Senam
penelitian ini adalah semua penderita DM tipe II Kesegaran Jasmani 2012 pada penderita Diabetes
yang masih menjalani pengobatan di wilayah kerja Mellitus di Puskesmas Nambo Kota Kendari.
Puskesmas Nambo Tahun 2018. Sampel dalam
penelitianadalah sebagian penderita DM tipe II Dilakukan senam kesegaran jasmani
yang masih menjalani pengobatan di wilayah kerja dengan frekuensi 12 kali/selama 4 minggu rata-rata
Puskesmas Nambo Tahun 2018 berjumlah30 orang gula darah menurun menjadi 219,00 mg/dL
penderita DM tipe II yang masih menjalani
dengankadar minimum yaitu 164 mg/dL dan
pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Nambo
Tahun 2018. Teknik penarikan sampel dalam maksimum 282 mg/dL.
penelitian ini dilakukan dengan teknik Simple karakteristik n %
Random Samplingyaitu teknik pengambilan sampel (30)
yang dilakukan berdasarkan acak sederhana dengan Umur (Tahun)
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh 38-42 7 23.3
peneliti. 43-47 8 26.7
48-52 9 30.0
53-57 4 13.3
HASIL PENELITIAN 58-62 2 6.7
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari Jenis Kelamin
Perempuan 22 73.3
30 responden berdasarkan umur sebagian besar Laki-laki 8 26.7
responden pada kelompok umur antara 48-52 tahun Pendidikan
SD 6 20.0
berjumlah 9 responden (30,0%) dan terendah SMP 14 46.7
responden pada kelompok umur 58-62tahun SMA 9 30.0
Perguruan Tinggi 1 3.3
berjumlah 2 responden (6,7%). Berdasarkan jenis Alamat
kelamin, sebagian besar perempuan berjumlah 22 Bungkutoko 11 36.7
Nambo 7 23.3
responden (73,3%) dan terendahlaki-laki berjumlah Petoaha 7 23.3
8 responden (26,7%).sedangtkan berdasarkan Sambuli 5 16.7
Sumber : Data Primer 2018
pendidikan, sebagian besar denganpendidikan SMP

5
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

Hasil penelitian menunjukan menunjukkan Kota Kendari menunjukkanbahwa kadar gula


bahwa output Test of Normality, diperoleh nilai sesudah senam kesegaranjasmani 6x/ 2 Minggu
signifikansi sebelum, sesudah perlakuan senam Senam dengan ρ value< α (0,027<0,05), dan sesudah
kesegaran jasmani dengan frekuensi 6x/ 2 minggu 12x/ 4 Minggu Senam terhadap kadar gula ρ value<

dan sesudah perlakuan SKJ dengan frekuensi 12x/ α (0,000<0,05), artinya ada perbedaan kadar gula
4 minggu diperoleh nilai ρ>α (0,05), maka dapat darah penderita Diabetes Mellitus sebelum dan
disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi sesudah Senam Kesegaran Jasmani (SKJ).
normal sehingga untuk uji pengaruh digunakan uji Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
Anova. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) terhadap
Hasil Analisis inferential dilakukan untuk penurunan kadar gula darah pada penderita
melihat pengaruh Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) Diabetes Mellitus di Puskesmas Nambo Kota
terhadap penurunan kadar gula darah pada Kendari.
penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Nambo

Pengaruh SKJ Terhadap Kadar Gula Darah Sig. (2-tailed)


PreTest-PosTestSesudah 6x/ 2 Minggu Senam 0,027
PreTest-PosTestSesudah 12x/ 4 Minggu Senam 0,000
Sumber : data primer 2018

PEMBAHASAN faktor, salah satunya faktor umurnya, karena


Penelitian menunjukkan bahwa sebelum semakin menua umur terjadi penurunan fungsi
Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) di Puskesmas endokrin pankreas untuk memproduksi insulin,
Nambo Kota Kendaridari 30 responden apabila produksi insulin berkurang menyebabkan
menunjukkan bahwa sebelum dilakukan senam kadar gula darah meningkat. Selain itu kebiasaan
kesegaran jasmani rata-rata kadar gula darah gaya hidup yang tidak sehat, misalnya
306,97 mg/dL dengan kadar minimum yaitu 220 merokok.Banyak mengkonsumsi makanan
mg/dL dan maksimum 380 mg/dL, pengukuran berlemak, sehingga menimbulkan
kadar gula darah dilakukan yaitu gula darah kegemukan/obesitas. Berkurangnya aktivitas fisik
sewaktu yaitu pemeriksaan dilakukan tanpa seperti olahraga yang membuat metabolisme
memperhatikan waktu terakhir makan. Kadar gula dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga tidak
darah responden sebelum dilakukan intervensi terkontrolnya kadar gula darah.
termasuk dalam kadar gula darah tinggi, hal ini Hasil penelitian ini sejalan dengan
karena penderita diabetes sehingga kadar gulanya penelitian Hairani (2014) diperoleh sebelum
> 200 mg/dL selain itu dipengaruhi oleh beberapa diberikansenam rata-rata sebesar 218,95 mg/dl.

6
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

Penelitian Erlina (2010) menunjukkan bahwa rerata kadar glukosa darah sesudah intervensi
rerata kadar glukosa darah sebelum intervensi turun menjadi 159,73 mg/dl.
lebih rendah dibandingkan rerata kadar glukosa Berdasarkan hal tersebut menunjukkan
darah sesudah intervensi, rerata kadar glukosa bahwa perlunya mengukur kadar gula darah
darah responden sebelum intervensi sebesar secara teratur, sehingga dapat memantau keadaan
192,60 mg/dl. glukosa dalam darah, dengan hal ini dapat
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan mengurangi terjadinya komplikasi akibat tingginya
bahwa perlunya mengukur kadar gula darahsecara kadar gula darah dalam tubuh.
teratur, sehingga dapat memantau keadaan glukosa Kadar Gula Darah SesudahSenam
dalam darah, dengan hal ini dapat mengurangi Kesegaran Jasmani (SKJ) dengan Frekuensi 6
terjadinya komplikasi akibat tingginya kadar gula kali/Selama 2 minggu pada Penderita Diabetes
darah dalam tubuh. Mellitus di Puskesmas Nambo Kota Kendari.
Penelitian menunjukkan setelah dilakukan Penelitian menunjukkan setelah dilakukan
senam kesegaran jasmani dengan frekuensi 6 senam kesegaran jasmani dengan frekuensi 6
kali/selama 2 minggu rata-rata gula darah menurun kali/selama 2 minggu rata-rata gula darah menurun
menjadi 280,10 mg/dL dengan kadar minimum menjadi 280,10 mg/dL dengan kadar minimum
yaitu 206 mg/dL dan maksimum 352 mg/dL. yaitu 206 mg/dL dan maksimum 352 mg/dL.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan kadar gula darah dari hasil menunjukkan kadar gula darah dari hasil
pemeriksaan pertama hingga akhir yaitu senam pemeriksaan pertama hingga akhir yaitu senam
kesegaran jasmani dengan frekuensi 6 kali/selama kesegaran jasmani dengan frekuensi 6 kali/selama
2 minggu mengalami perubahan, hasil penelitian 2 minggu mengalami perubahan, hasil penelitian
ini juga menunjukkan perbedaan selisih mean rata- ini juga menunjukkan perbedaan selisih mean rata-
rata kadar gula darah sebelum dan sesudah rata kadar gula darah sebelum dan sesudah
intervensi. Hal ini menunjukkan penderita DM tipe intervensi. Hal ini menunjukkan penderita DM tipe
II yang diberikan intervensi senam kesegaran II yang diberikan intervensi senam kesegaran
jasmani menunjukkan penurunan kadar gula darah jasmani menunjukkan penurunan kadar gula darah
yang signifikan dibandingkan dengan penderita yang signifikan dibandingkan dengan penderita
yang tidak dilakukan intervensi. yang tidak dilakukan intervensi.
Sejalan dengan penelitian Hairani (2014) Sejalan dengan penelitian Hairani (2014)
diperoleh sesudah diberikan senam terjadi diperoleh sesudah diberikan senam terjadi
penurunan rata-rata sebesar 213,00 mg/dl. penurunan rata-rata sebesar 213,00 mg/dl.
Penelitian Erlina (2010) menunjukkan bahwa Penelitian Erlina (2010) menunjukkan bahwa

7
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

rerata kadar glukosa darah sesudah intervensi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
turun menjadi 159,73 mg/dl. menunjukkan kadar gula darah dari hasil
Sesuai teori menurut American Diabetes pemeriksaan pertama hingga akhir yaitu senam
Association (2006) dalam Erlina (2010) kesegaran jasmani dengan frekuensi 12
menyatakan bahwa senam direkomendasikan kali/selama 4 minggu mengalami perubahan, hasil
dilakukan dengan intensitas moderat (60-70 penelitian ini juga menunjukkan perbedaan selisih
maksimum heart rate), durasi 30-60 menit dengan mean rata-rata kadar gula darah sebelum dan
frekuensi 3-5 kali/ minggu dan tidak lebih dari 2 sesudah intervensi. Hal ini menunjukkan penderita
hari berturut-turut tidak melakukan senam. DM tipe II yang diberikan intervensi senam
Frekuensi senam dalam penelitian ini memenuhi kesegaran jasmani menunjukkan penurunan kadar
standar minimal yaitu 3 kali perminggu dengan gula darah yang signifikan dibandingkan dengan
teratur. Hal ini sesuai dengan prinsip senam penderita yang tidak dilakukan intervensi.
diabetes yang menyatakan untuk mencapai hasil Terjadinya penurunan kadar gula darah yang
yang optimal latihan harus dilakukan teratur 3-5 signifikan dikarenakan kerteraturan penderita
kali perminggu dan tidak lebih 2 hari berurutan dalam melakukan aktifitas senam kesegaran
tanpa latihan. jasmani penderita diabetes melitus.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
bahwa dengan keteraturan senam kesegaran oleh Sinaga (2011) diperoleh rata-rata kadar
jasmani dengan frekuensi 6 kali selama 2 minggu glukosa darah pada penderita diabetes mellitus
dapat menurunkan kadar glukosa darah, sehingga sesudah senam diabetes adalah 272,77 mg/dl.
perlu memberikan edukasi pada penderita DM Penelitian Yendi (2014) diperoleh ada selisih
bahwa senam dengan frekuensi teratur dapat perbedaan yang bermakna antara kadar gula darah
menurunkan kadar glukosa sehingga dapat sebelum dan sesudah latihan dengan terjadinya
mencegah terjadinya hiperglikemia dan komplikasi penurunan kadar glukosa darah.
akibat DM seperti risiko ulcus kaki diabetik. Aktivitas yang semakin rutin dalam
Kadar Gula Darah SesudahSenam penelitian ini selama 12 kali berturut setiap satu
Kesegaran Jasmani (SKJ) dengan frekuensi 12 minggu dilakukan tiga kali dapat menurunkan gula
kali/selama 4 minggu pada penderita Diabetes darah secara bertahap walaupun penurunan tidak
Mellitus di Puskesmas Nambo Kota Kendari drastis dapat menjadi salah satu alternatif dalam
Penelitian menunjukkan setelah dilakukan senam mengurangi kadar gula darah dalam tubuh. Latihan
kesegaran jasmani dengan frekuensi 12 jasmani atau olahraga juga sangat membantu
kali/selama 4 minggu rata-rata gula darah menurun meningkatkan sensitivitas reseptor insulin
menjadi 219,00 mg/dL dengan kadar minimum (Diabetes mellitus tipe 2), sehingga glukosa dapat
yaitu 164 mg/dL dan maksimum 282 mg/dL. masuk ke dalam sel, untuk memenuhi kebutuhan

8
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

sumber energi bagi tubuh penderita DM. Olahraga Mellitus Tipe 2 di Desa Leyangan Kecamatan
selama 30-40 menit, dapat meningkatkan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, ditunjukkan
pemasukan glukosa ke dalam sel sebesar 7-20 kali dengan mean difference sebesar 21,35, nilai t
lipat, dibandingkan tanpa olahraga. Pada sistem hitung sebesar 2,051 dan nilai p-value sebesar
metabolisme yang berolahraga secara teratur 0,047 (α = 0,05).Penelitian Mukhtasharoh(2017)
jumlah dan efisiensi kerja enzim-enzim yang diperoleh bahwa ada perbedaan kadar gula darah
terlibat dalam metabolisme pada orang yang puasa posttest pada kelompok intervensi dan
terlatih, hal ini secara langsung glukosa darah yang kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan nilai p
terdapat dalam darah dapat dimetabolisme pada value sebesar 0,004. Nilai p value dari uji
10
saat melakukan olahraga (Sinaga, 2011) . independent t test p<0.05.Penelitian Sinaga J
Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani (2011) juga diperoleh rata-rata kadar glukosa
(SKJ) terhadap penurunan kadar gula darah pada darah sebelum senam adalah 290.81 g/dl dan rata-
penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Nambo rata sesudah senam adalah 272.77 g/dl. Hasil uji
Kota Kendari. statistik dengan menggunakan uji t dependent
Hasil penelitian diperoleh bahwa ada didapatkan p= 0,000 dengan rata-rata penurunan
pengaruh Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) kadar glukosa darah sebesar 18.03 mg/dl.
terhadap penurunan kadar gula darah pada Berdasarkan hasil tersebut dapat
penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Nambo disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar gula
Kota Kendari dari uji pengaruh diperoleh kadar darah sesudah yang diberikan latihan Senam
gula sebelum terhadap kadar gula sesudah Senam Kesegaran Jasmani 2012 pada penderita Diabetes
Kesegaran Jasmani (SKJ) diperoleh sesudah Mellitus di Puskesmas Nambo Kota Kendari. Pada
senam kesegaran jasmani 6x/ 2 Minggu Senam penelitian ini juga peneliti tidak dapat mengontrol
dengan ρ value< α (0,027<0,05), dan sesudah 12x/ 4 pola diet dan gaya hidup para responden.
Minggu Senam terhadap kadar gula ρ value< α Pengambilan darah akhir ketika itu dilakukan pada
(0,000<0,05). Sesuai dengan pilar penatalaksanaan waktu yang dekat dengan perayaan hari besar yaitu
diabetes mellitus terdiri dari olahraga, pendidikan, hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1439 H. Perayaan ini
diet, dan terapi obat. Olahraga sangat penting identik dengan konsumsi makanan dan minuman
dalam penatalaksanaan diabetes mellitus karena dalam jumlah besar yang tidak dapat dikontrol.
dapat menurunkan kadar gula darah dengan Menurut Ramadhani (2015) selain berolahraga,
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan pengaturan diet berupa batasan asupan kalori
memperbaiki sensitivitas insulin. sebanyak 1.100 kcal/hari selama empat hari dapat
Sejalan dengan penelitian Hairani (2014) menurunkan kadar gula darah puasa. Hal ini
diperoleh ada pengaruh senam lansia terhadap disebabkan berkurangnya produksi gula darah dari
kadar glukosa darah pada penderita Diabetes hepar, setelah penelitian kadar gula darah puasa

9
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

semakin menurun dan diiringi dengan peningkatan sensitivitas insulin. Peningkatan sensitivitas
sensitivitas insulin. insulin olahraga jangka pendek dapat bertahan 24
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa jam setelah olahraga sedangkan olahraga jangka
senam memberikan pengaruh terhadap kadar gula panjang bertahan hingga 2 minggu setelah
darah. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas fisik olahraga.
atau olahraga secara langsung berhubungan Olahraga (senam) pada DM tipe 2,
dengan peningkatan kecepatan pemulihan glukosa berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa
otot (seberapa banyak otot mengambil glukosa dari darah. Produksi insulin umumnya tidak terganggu
aliran darah). Saat berolahraga, otot menggunakan terutama pada awal menderita penyakit ini.
glukosa yang tersimpan dalam otot dan jika Masalah utama pada DM tipe 2 adalah kurangnya
glukosa berkurang, otot mengisi kekosongan respons reseptor terhadap insulin (resistensi
dengan mengambil glukosa dari darah. Hal ini insulin), karena adanya gangguan tersebut insulin
akan mengakibatkan menurunnya glukosa darah tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam
sehingga memperbesar pengendalian glukosa sel. Kontraksi otot memiliki sifat seperti insulin
11
darah (Barnes, 2012) . (insulin-like effect). Permeabilitas membran
Sesuai teori Guyton & Hall (2007) dalam terhadap glukosa meningkat pada otot yang
Mukhtasharoh (2017) menyatakan bahwa berkontraksi. Saat senam resistensi insulin
membran sel otot ketika istirahat tidak permiabel berkurang, sebaliknya sensitivitas insulin
terhadap glukosa kecuali bila dirangsang oleh meningkat, hal ini menyebabkan kebutuhan insulin
insulin. Membran sel otot ketika berolahraga pada diabetisi tipe 2 akan berkurang. Respons ini
menjadi permiabel meningkat karena otot hanya terjadi setiap kali senam, tidak merupakan
berkontraksi, sehingga glukosa darah dapat masuk efek yang menetap atau berlangsung lama, oleh
ke sel dan diproses menjadi ATP melalui proses karena itu olahraga harus dilakukan terus menerus
glikolisis walaupun tanpa insulin akibat proses dan teratur. Olahraga pada DM tipe 2 selain
kontraksi itu sendiri. Senam menjadikan otot aktif, bermanfaat sebagai glycemic control juga
meski terjadi peningkatan kebutuhan glukosa bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan
tetapi tidak terjadi peningkatan kadar insulin, hal lemak tubuh (Soegondo, 2013)12.
ini terjadi karena peningkatan kepekaan reseptor
insulin otot dan pertambahan reseptor insulin otot KESIMPULAN
pada saat melakukan olahraga. Peningkatan aliran
Berdasarkan penelitian, maka dapat diambil
darah saat olahraga menyebabkan banyak jala-jala
kesimpulan sebagai berikut :
kapiler terbuka sehingga reseptor insulin menjadi
1. Kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus
lebih aktif, olahraga jangka pendek dan olahraga
sebelum Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) di
jangka panjang memiliki efek berbeda pada
Puskesmas Nambo Kota Kendari rata-rata

10
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

kadar gula darah 306,97 mg/dL dengan kadar kebiasaanmerokok, menghindari gejala stres
minimum yaitu 220 mg/dL dan maksimum dan sebagainya.
380 mg/dL. 2. Bagi masyarakat khususnya penderita Diabetes
2. Kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus
Mellitus dan agar menerapkan aktivitas fisik
sesudah Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)
secara teratur minimal 3 kali dalam satu minggu
dengan frekuensi 6 kali dalam 2 minggu
diperoleh rata-rata gula darah menurun karena bermanfaat menurunkan kadar gula darah.
menjadi 280,10 mg/dL dengan kadar
3. Bagi peneliti lainnya agar mengembangkan
minimum yaitu 206 mg/dL dan maksimum
352mg/dL. Sesudah 4 minggu dengan variabel penelitian yang dapat berpengaruh

pelaksanaan senam 12 kali di Puskesmas dengan kejadian Diabetes Mellitus


Nambo Kota Kendari diperoleh rata-rata gula
denganpengukuran gula darah puasa, alat yang
darah menurun menjadi 219,00 mg/dL dengan
kadar minimum yaitu 164 mg/dL dan lebih akurat bukan digital sehingga hasilnya

maksimum 282 mg/dL. lebih akurat.


3. Ada pengaruh Senam Kesegaran Jasmani
DAFTAR PUSTAKA
(SKJ) terhadap penurunan kadar gula darah
1. Arikunto S. Metodologi Suatu Penelitian
pada penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas
Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. 2010
Nambo Kota Kendari diperoleh ρ value< α
2. Barnes DE, 2012, Program Olahraga
sesudah senam kesegaran jasmani 6x/ 2
Diabetes. Citra Aji Parama. Yogyakarta
Minggu Senam (0,027<0,05) dan sesudah 12x/
3. Bilous RW, Seri Kesehatan Bimbingan
4 Minggu Senam (0,000<0,05).
Dokter pada Diabetes, Dian Rakyat, Jakarta,
Saran
2012
1. Bagi petugas di Puskesmas Nambo Kota Kendari
4. Budiarto E. Biostatistika Kedokteran dan
perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat
Kesehatan. EGC. Jakarta. 2010
dengan penyuluhan terutama kepada penderita
5. Casey dan Binson Menyongsong Usia Lanjut
Diabetes Mellitus tentang pentingnya
Dengan Bugar Dan Bahagia. Penebar
pengukuran kadar gula darah secara periodik,
Swadaya. Jakarta. 2013
aktivitas secara teratur dapat menurunkan kadar
6. Chandra B. Metode Penelitian Kesehatan.
gula darah disertai pencegahan lainnya seperti
Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.
pengaturan pola makandiet penderita diabetes
2010
mellitus, rendah lemak dan mengurangi garam,
7. Dinkes Provinsi Sultra, Profil Kesehatan
olahraga teratur, dan menghentikan
Sulawesi Tenggara, Kendari, 2017

11
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

8. Ekawati J, Pengaruh Latihan Fisik Senam 17. Kemenkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan
Terhadap Penurunan Kadar gula darah pada Usia Lanjut. Jakarta. 2010
pasien DM tipe 2 di RSJ Prof. Dr. Soerojo 18. Kemenkes RI, Gizi & Kesehatan Masyarakat.
Magelang, ejurnal Program Studi Ilmu Raja Grafindo Persada. Dep Gizi dan Kesmas
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan FKM UI. Jakarta. 2010
Jendral Achmad Yani Yogyakarta, 2012 19. Kemenkes RI, Pedoman Teknis Penemuan
9. Erlina L, Pengaruh Senam Diabetes terhadap dan Tatalaksana Penyakit Diabetes Mellitus,
Kadar Glukosa Darah Pasien DM Tipe 2 di Depertemen Kesehatan RI, Jakarta, 2013
RSU Unit Swadana Daerah Kabupaten 20. Kemenkes RI, Panduan Praktis Program
Sumedang, ejurnal Politeknik Kesehatan Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
Bandung Jurusan Keperawatan, 2010 BPJS Kesehatan. Jakarta. 2015
10. Hanstandra. 2013. Life Healthy with Diabete. 21. Kirkman K, 2012, Physical activity and the
AndiOffset, Yogyakarta prevention of type II (Non-Insulin-Dependent)
11. Hasdianah,Mengenal Diabetes Mellitus pada Diabetes. http://www.fitnes.gov/diabetes.pdf.
Orang Dewasa dan Anak-Anak dengan Solusi Diakses 21 Juli 2018
Herbal, Nuha Medika, Yogyakarta, 2012. 22. Mukhtasharoh S, Pengaruh senam diabetes
12. Hidayat AA, Metode Penelitian Keperawatan terhadap kadar gula darah pada penderita
dan Teknik Analisa Data. Penerbit Salemba diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja
Medika, Jakarta Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta,
13. Herlambang, 2013, Menaklukkan Hipertensi ejurnal Program Studi Ilmu Keperawatan
dan Diabetes, Mendeteksi, Mencegah dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Mengobati dengan Cara Medis dan Herbal, ‘Aisyiyah, Yogyakarta,2017.
Tugu Publisher, Jakarta Selatan 23. Mutmainah T, Hubungan Kadar Gula Darah
14. Jhonson. Keperawatan Keluarga. Nuha Dengan Hipertensi Pada Pasien Diabetes
Medika. Yogjakarta. 2010 Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah
15. Hairani D, Pengaruh senam lansia terhadap Karanganyar, Fakultas Kedokteran,
kadar glukosa Darah pada penderita diabetes Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013
mellitus tipe 2 di desaLeyangan Kecamatan 24. Notoatmodjo. S. Ilmu Kesehatan
Ungaran Timur kabupaten Semarang, ejurnal Masyarakat.Rineka Cipta. Jakarta. 2010
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2014 25. Novitasari R, 2012, Pengaruh Senam Tera
16. Kemendikbud RI. Petunjuk Teknis Kecakapan Terhadap Kadar Gula Darah Lansia Dengan
dan Pengasuhan Lansia. Dirjen Pendidikan Diabetes Melitus Di Kecamatan Sumbersari
Masyarakat. Jakarta. 2011 Kabupaten Jember, Program Studi Ilmu
Keperawatan, Universitas Jember

12
Jurnal MJPH, Vol 1 No. 2, Desember 2018

26. Nugraha A, Kadar Gula Darah Sebelum dan 34. Soegondo S, 2013, Penatalaksanaan Diabetes
Sesudah Melaksanakan Senam Diabetes pada Mellitus Terpadu. Badan Penerbit FKUI,
Pasien Diabetes Melitus Tipe II, Jurnal Jakarta .
Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2. 35. STIKES Mandala Waluya. Pedoman
27. Nursalam. Manajemen Keperawatan Aplikasi Penulisan Proposal dan Skripsi Untuk
dalam Praktik Keperawatan Profesional. Mahasiswa. Kendari. 2018
Salemba Medika. Jakarta. 2011 36. Sutanto, Awas 7 Penyakit Degeneratif,
28. Puskesmas Nambo. Profil Puskesmas. Penerbit Paradigma Indonesia, Yogyakarta,
Nambo. 2017 2010.
29. Ramadhani A, Pengaruh senam lansia 37. Suyono, S. 2011. Patofisiologi Diabetes
terhadap kadar gula darah pada lansia di Melitus dalam buku Penatalaksanaan
BPLU Senja Cerah Manado, Jurnal e- Diabetes Terpadu sebagai Panduan
Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, 2015 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus bagi
30. Ridwan M, 2012, Mengenal, Mencegah, dokter maupun educator diabetes. Jakarta:
Mengatasi Silent Killer Hipertensi 2016, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pustaka Widyamara, Semarang pp 11
31. Sandileho A, Pengaruh Senam Diabetes 38. Tarwoto, Keperawatan Medikal Bedah
Melitus Terhadap Kadar Gula Darah Gangguan Sistem Endokrin, Trans Info
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Media, Jakarta, 2012
Sanggar Senam Persadia Kabupaten 39. Wibowo YS, 2014, Tahukah Anda Makanan
Gorontalo, ejournal Keperawatan (e-Kp) Berbahaya untuk Diabetes, Dunia Sehat,
Volume 4 Nomor 1, Februari, 2016 Jakarta Timur
32. Sanjaya AF, Pengaruh Senam Diabetes 40. Yendi, Pengaruh latihan jasmani senam
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah diabetes melitus terhadap penurunan kadar
Pada Penderitadiabetes Mellitus Di Wilayah gula darah penderita diabetes melitus di
Kerja Puskesmaspeterongan Jombang, wilayah kerja Puskesmas Rasimah ahmad
ejurnal Program Studi S1 Keperawatan Kota Bukittinggi, ejurnal Program Studi S1
STIKES Pemkab Jombang, 2014 KeperawatanSTIKES
33. Sinaga J, Pengaruh Senam Diabetes Melitus
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Wilayah KerjaPuskesmas Darusalam Medan,
Jurnal Mutiara Ners, Vol.1, No.7., 2011

13

Anda mungkin juga menyukai