ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang menempati
lebih dari 90% kasus di setiap negara dan hampir seluruh pasien diabetes melitus
tergolong sebagai DM tipe 2. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan terjadi
kenaikan jumlah pasien diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Indikator yang bisa digunakan untuk
menggambarkan kondisi gula darah seseorang adalah kadar Gula Darah Puasa (GDP).
Obesitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit DM Tipe 2.
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang bisa
digunakan untuk mengukur keadaan obesitas. Indeks massa tubuh yang berada di atas
ambang normal dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2. Tujuan:
Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan kadar gula darah puasa pasien
rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode
Januari-Desember 2018 Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik
observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel data diambil dari rekam medik
pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode
Januari-Desember 2018 yang memenuhi kriteria ekslusi dan inklusi. Data yang diambil
adalah nilai pemeriksaan kadar gula darah puasa, berat badan dan tinggi badan. Analisa
data untuk uji korelasi digunakan Spearman’s Rho. Hasil Penelitian: Hasil analisis
bivariat menggunakan uji korelasi Spearman’s Rho dari 45 sampel dalam penelitian ini
didapatkan hasil yang tidak signifikan (p=0.489). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan
atau korelasi yang bermakna antara IMT dengan kadar gula darah puasa dalam
penelitan ini.
Kata kunci : Diabetes melitus tipe 2, gula darah puasa, indeks massa tubuh
ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus is a health problem that occupies more than 90% of
cases in every country and almost all diabetes mellitus is classified as type 2 diabetes.
WHO predicts an increase number of patients with diabetes mellitus in Indonesia from 8.4
million in 2000 to around 21.3 million in 2030. Indicators that can be used to describe the
condition of a person's blood sugar are fasting blood sugar levels (GDP). Obesity is one
of the factors that influence the emergence of type 2 diabetes. For measuring obesity or
not in someone directly is very difficult so as a substitute we can used body mass index
(BMI) measurement. Body mass index that is above the normal threshold is associated
with an increased risk of cause type 2 diabetes mellitus. Objective: To determine the
correlation between Body Mass Index and Fasting Blood Sugar Levels in Type 2
Diabetes Mellitus Patients in RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Period January-
December 2018. Method: This study uses an observational analytic research design with
cross sectional approach. Data samples were taken from medical records of outpatients
with type 2 diabetes mellitus at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo from January to
December 2018 who met the exclusion and inclusion criteria. The data taken is the
25
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733
examination of fasting blood sugar levels, body weight and height. Data analysis for the
correlation test was used by Spearman's Rho. Results: The results of this bivariate
analysis using the Spearman's Rho correlation test of 45 samples in this study obtained
insignificant results (p = 0.489). Conclusion: There is no significant correlation between
Body Mass Index (BMI) with fasting blood sugar levels in this study.
Keywords: Type 2 diabetes mellitus, fasting blood sugar, body mass index
26
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733
27
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733
28
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733
maka semakin tinggi kesadaran yang pekerjaan pasien diabetes melitus tipe 2
dimiliki untuk melakukan upaya preventif di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
terhadap penyakit. Makassar periode Januari-Desember
Berdasarkan hasil penelitian 2018, distribusi pasien diabetes melitus
distribusi pasien rawat jalan diabetes lebih tinggi pada kelompok Ibu Rumah
melitus tipe 2 di RSUP Dr. Wahidin Tangga (IRT) sebanyak 14 orang
Sudirohusodo Makassar periode (31,1%). Hasil tersebut sejalan dengan
Januari-Desember 2018 didapatkan penelitian yang dilakukan Gani pada
bahwa tingkat pendidikan yang paling tahun 2017 memperlihatkan hasil
banyak ditemui pada penderita DM tipe prevalensi diabetes melitus lebih tinggi
2 adalah pasien dengan tingkat pada kelompok ibu rumah tangga.26 Hal
pendidikan SMA sebanyak 17 orang ini dapat dipengaruhi oleh aktivitas fisik
(37,8%). Hal ini sesuai dengan pada Ibu Rumah Tangga (IRT) yang
penelitian yang dilakukan oleh tergolong ringan.27
Kekenusa, dkk pada tahun 2013 dengan Penelitian yang dilakukan oleh
jumlah 120 sampel kasus didapatkan Fitriyani di Kota Cilegon tahun 2012
hasil berupa sebagian besar tingkat menyatakan bahwa ada pengaruh
pendidikan dari responden tersebut antara aktivitas fisik dan kejadian
adalah tingkat SMA (40%).21 Penelitian diabetes melitus ditinjau dari
yang dilakukan oleh Lubis pada tahun pekerjaannya yaitu orang yang aktivitas
2012 juga menunjukkan hasil yang fisik sehari-harinya ringan seperti ibu
sama yaitu jumlah dan persentase rumah tangga memiliki risiko 2,68 kali
tingkat pendidikan paling besar pada lebih besar untuk terkena penyakit
responden yang diteliti adalah lulusan diabetes melitus tipe 2 dibandingkan
SMA.22 Orang yang tingkat dengan orang yang aktivitas fisik sehari-
pendidikannya tinggi biasanya akan harinya sedang atau berat.28 Penelitian
memiliki pengetahuan yang lebih lain yang dilakukan oleh Zahtamal pada
tentang kesehatan.23 tahun 2009 menemukan bahwa
Analisis yang dilakukan oleh responden yang bekerja dalam posisi
Zahtamal, dkk pada tahun 2007 gerak terbatas memiliki kadar gula
menunjukkan bahwa terdapat hubungan darah tidak terkontrol dibandingkan
yang bermakna antara tingkat dengan responden yang dalam
pengetahuan dan kejadian diabetes pekerjaannya banyak melakukan
melitus dimana pengetahuan berperan aktivitas gerak. Ketika seseorang dalam
sebagai faktor protektif terjadinya pekerjaannya kurang aktivitas fisik maka
diabetes melitus.24 Pengetahuan dapat dapat menyebabkan berat badan lebih
meningkatkan kesadaran seseorang akibat jumlah timbunan lemak dalam
dalam menjaga kesehatan dengan tubuh tidak berkurang sehingga akan
menerapkan perilaku hidup sehat. menyebabkan terjadinya diabetes
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang melitus.29
pernah ditempuh maka semakin mudah
seseorang dalam menyerap informasi 4.4 Hubungan Indeks Massa Tubuh
baru yang didapatkan. Jika Dengan Dengan Kadar Gula
pengetahuan tentang penyakit diabetes Darah Puasa Pasien Rawat Jalan
melitus baik maka diharapkan akan Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUP
mempengaruhi tindakan pasien dalam Dr. Wahidin Sudirohusodo
mengontrol kadar gula darahnya. Makassar Periode Januari-
Desember 2018
4.3 Distribusi Pasien Diabetes Berdasarkan analisa
Melitus Tipe 2 Berdasarkan menggunakan uji korelasi Spearman’s
Pekerjaaan Di RSUP Dr. Wahidin Rho pada 45 sampel pasien yang
Sudirohusodo Makassar Periode memenuhi kriteria dalam penelitian ini,
Januari-Desember 2018 didapatkan hasil nilai signifikansi atau
Jenis pekerjaan juga dinilai erat Sig. (2-tailed) sebesar 0.489, karena
kaitannya dengan kejadian diabetes nilai Sig. (2-tailed) 0.489 > 0.05, maka
melitus dikarenakan pekerjaan dapat diartikan bahwa dalam penelitian
seseorang mempengaruhi tingkat ini tidak terdapat hubungan atau korelasi
aktivitas fisiknya.25 Ditinjau dari segi yang signifikan antara Indeks indeks
29
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733
massa tubuh dengan kadar gula darah Saran dalam penelitian ini yaitu perlunya
puasa pasien rawat jalan diabetes dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
melitus tipe 2 di RSUP Dr. Wahidin ukuran sampel yang lebih besar dengan
Sudirohusodo Makassar periode menganalisis variabel – variabel lain
Januari-Desember 2018. Dari hasil yang diduga sebagai faktor risiko
tersebut maka H0 diterima dan H1 terjadinya diabetes melitus. Selain itu,
ditolak. diperlukan indikator lain untuk
Hasil ini tidak jauh berbeda menentukan distribusi kadar lemak
dengan penelitian sebelumnya yang dalam tubuh selain penggunaan IMT.
dilakukan oleh Muhammad Arif, dkk
pada tahun 2012 yang dilakukan di DAFTAR PUSTAKA
bagian umum pemerintahan sekretariat 1. PERKENI. Konsensus
daerah Provinsi Riau didapatkan hasil Pengendalian dan Pencegahan DM
bahwa tidak ditemukan hubungan yang Tipe 2 di Indonesia. Pp: 1-93.
bermakna antara indeks massa tubuh Jakarta, 2015
dengan kadar gula darah puasa.30 2. Ramadhan, M. Faktor yang
Namun, hasil penelitian ini bertolak Berhubungan Dengan Kejadian
belakang dengan penelitian yang Diabetes Melitus di RSUP Dr
dilakukan oleh Muhammad Sholihan, Wahidin Sudirohusodo dan RS
dkk pada tahun 2016 yang menyatakan Universitas Hasanuddin Makassar
bahwa terdapat hubungan antara indeks tahun 2017. Departemen
massa tubuh dengan kadar gula darah Epidemiologi Fakultas Kesehatan
puasa pasien diabetes melitus tipe 2 Masyarakat Universitas Hasanuddin.
yang rawat inap di RSU Dr. H. Koesnadi Makassar, 2017
Bondowoso.31 3. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Perbedaannya hasil penelitian Badan Penelitian dan
ini mungkin diakibatkan oleh metode Pengembangan Kesehatan
pengukuran indeks massa tubuh yang Kementerian Kesehatan RI Tahun
selain dipengaruhi oleh kadar lemak 2013. Jakarta, 2013
tubuh juga dipengaruhi kepadatan 4. Dinas Kesehatan Kota Makassar.
tulang dan otot.32 Dalam sebuh Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
penelitian terkini menyatakan bahwa Kota Makassar Tahun 2011
pengukuran lingkar pinggang dan indeks 5. Kemenkes, RI. Pusat data dan
massa tubuh saja belum secara spesifik informasi Kementerian Kesehatan
menggambarkan kadar lemak tubuh RI. Jakarta, 2014
yang nantinya dapat menyebabkan 6. Qurratuaeni. Faktor-Faktor yang
diabetes. Untuk mendapatkan data yang Berhubungan dengan Terkendalinya
lebih spesifik, alat yang sebaiknya Kadar Gula Darah pada Pasien
digunakan adalah Bioelectrical Diabetes Mellitus di Rumah Sakit
Impedance Analysis (BIA) yang bisa Umum Pusat (RSUP) Fatmawati
menilai kadar lemak secara terperinci.33 Jakarta Tahun 2009. Universitas
Selain itu, hasil yang berbeda ini juga Islam Nasional Syarif Hidayatullah,
mungkin disebabkan oleh keterbatasan Jakarta. 2009
jumlah sampel yang didapatkan dalam 7. Ndraha, S. Diabetes Melitus Tipe 2
penelitian ini. dan Tatalaksana Terkini. Medicinus,
27(2), 9-16, 2014
5. KESIMPULAN 8. Kariadi, S.H. Diabetes? Siapa Takut!
Berdasarkan hasil penelitian Panduan Lengkap untuk Diabetis,
yang telah dilakukan, didapatkan Keluarganya, dan Profesional Medis.
kesimpulan berupa tidak terdapat Bandung: Qanita, 2009
hubungan atau korelasi yang bermakna 9. Guyton, A. C., Hall, J. E. Buku Ajar
antara IMT dengan kadar gula darah Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
puasa pasien rawat jalan diabetes Jakarta: EGC, 1022, 2014
melitus tipe 2 di RSUP Dr. Wahidin 10. Justitia, N.L. Dalam skripsi:
Sudirohusodo Makassar periode Hubungan Obesitas dengan
Januari-Desember 2018. Peningkatan Kadar Gula Darah
Pada Guru-Guru SMP Negeri 3
6. SARAN Medan. Fakultas Kedokteran
30
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733
31
P-ISSN 1979519X
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Volume 12 Nomor 1 E-ISSN 27458733
32