PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kencing manis atau penyakit gula darah merupakan suatu golongan penyakit
kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah sebagai
dilepaskan oleh pankreas dan merupakan satu satunya hormon yang dapat
menurunkan kadar gula darah (Bilous, R., & Donelly, 2014). Secara garis
Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes.
Berarti ada 1 orang per 6 detik atau 10 orang per menit yang meninggal
penderita diabetes mellitus diperkirakan akan naik dari 415 juta orang di
tahun 2015 menjadi 642 juta orang di tahun 2040 (Tandra, 2017). Indonesia
1
2
di tahun 2013, dan melonjak pesat ke angka 8,5% di tahun 2018 sehingga
tertinggi terdapat di daerah DKI Jakarta sebesar 3,4% dan terendah di NTT
tahun di provinsi NTB pada tahun 2018 sebanyak 36.486 jiwa mengalami
Menurut data profil kesehatan Kota Mataram tahun 2015, prevalensi pasien
2018 sebanyak 259 orang pada tahun 2019 sebanyak 272 orang sedangkan
dari bulan januari – agustus tahun 2020 sebanyak 199 orang. Berdasarkan
2019 dan pada tahun 2020 diperikirakan akan terus bertambah. Wilayah
(Puskesmas Cakranegara).
yang tinggi merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menghindari
kadar gula dalam darah, diantaranya dengan terapi farmakologi dan terapi
menerus dan dalam jangka waktu yang lama maka terapi farmakologi
memiliki efek yang dapat merugikan seperti terjadinya kerusakan pada ginjal
dan hati. Sedangkan, terapi non farmakologi dinilai memiliki efek samping
mellitus salah satu diantaranya ialah pijat refleksi. Pijat refleksi merupakan
suatu cara pengobatan penyakit dengan cara memijat melalui titik pusat saraf
darah diantaranya ialah titik otak, hypofisis, pankreas, hati (Mahendra, 2009).
tangan dan kaki terutama di area organ yang bermasalah, akan memberikan
gula darah. Relaksasi dapat bekerja untuk menekan hormon stres dan
hormon kortisol yang menjadi salah satu faktor pencetus kenaikan gula darah
Bare, B., Hinkle, J., Cheever, 2008) Hormon-hormon tersebut memacu hati
dikendalikan maka akan menaikan kadar gula darah (Wiastuti et al., 2017).
6
Pijat refleksi berperan dalam menstimulasi pankreas dan hati, selain itu pijat
mengurangi stres, sehingga kadar gula darah tetap dalam batas normal
(Chaundary, 2008).
aktifitas fisik dan pengaturan makan dalam pelaksanaan kasus faktor resiko
kader dalam deteksi dini faktor resiko dan screening DM (Depkes RI, 2008).
berupa senam dan juga jalan kaki. Namun belum ada tindakan terapi
Puskesmas Cakranegara.
penelitian tentang “Pengaruh Pijat Refleksi Kaki dan Pangkal Ibu Jari Tangan
B. Rumusan Masalah
7
Pijat Refleksi Kaki dan Pangkal Ibu Jari Tangan terhadap Kadar Gula Darah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan
2021.
2. Tujuan Khusus
kaki dan pangkal ibu jari tangan pada pasien diabetes mellitus tipe 2
2021.
kaki dan pangkal ibu jari tangan pada pasien diabetes mellitus tipe 2
2021.
c. Menganalisis pengaruh pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan
2021.
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dan pangkal ibu jari tangan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat
diketahui manfaat dari pelaksaan terapi pijat refleksi kaki dan pangkal ibu
tindakan terapi pijat refleksi kaki dan tangan pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
keseluruhan.
9
d. Bagi Peneliti
Refleksi Kaki dan Pangkal Ibu Jari Tangan terhadap Kadar Gula
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
a. Definisi
yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl,
dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl
(Waspadji, 2011).
berasa manis dalam jumlah yang sangat besar (Bilous, R., &
Donelly, 2014).
11
darah (gula darah) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah
sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah
puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl yang disertai dengan
munculnya gejala utama yang khas, yakni urin yang berasa manis
kerusakan sel beta itu ini tidak jelas. Ketidakmampuan sel beta
12
makanan tidak dapat disimpan dalam hati dan tetap berada dalam
badan.
4) Diabetes sekunder
DM.
c. Etiologi
cukup, maka gula darah akan terproses dengan baik, sehingga sel
d. Patofisiologi
anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya gula kedalam sel,
akan di tangkap oleh reseptor insulin yang ada pada permukaan sel
sebagai lubang untuk kunci, agar dapat masuk kedalam sel. Pada
dan kadar gula dalam darah menjadi meningkat. Selain itu, apabila
ini, badan akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energi di
dalam sel.
16
e. Manifestasi Klinis
ialah :
(poliuria).
otot.
pada lensa.
6) Kulit gatal, infeksi kulit, gatal –gatal disekitar area penis dan
vagina.
menyerang kulit .
7) Ketonuria
melalui ginjal.
8) Kelemahan / keletihan
letih.
beberapa faktor yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang
18
hari atau yang biasa disebut dengan gaya hidup. Menurut (Marewa,
diantaranya ialah :
1) Keturunan (genetik)
2) Usia
umur 40-59 tahun, dan umur lebih dari 60 tahun. Umur antara 35-
(Prihaningtyas, 2013).
c) Kebiasaan Merokok
d) Kegemukan (obesitas)
g. Pemeriksaan Diagnostik
ditegakan melalui :
1) Tes urine
terdapat kandungan gula dalam kadar yang tinggi atau tidak pada
pekat.
gula urine :
clinitest, clinistix
delapan jam sebelum tes. Hal ini dilakukan untuk membuat agar
gula dalam darah setelah puasa adalah 126 mg/dl atau lebih,
mellitus.
diabetes.
normal.
ujung jari untuk mengambil tidak lebih dari setetes darah kapiler.
Tes ini disebut juga dengan finger prick blood suger screening
atau yang lazim disingkat dengan gula darah stick. Tes gula
(Tandra, 2017).
minimal 8 jam dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan (2 jam
h. Penatalaksanaan
2011).
1) Non farmakologis
a) Rencana diet
berlebihan.
b) Latihan jasmani
c) Edukasi
lingkungan.
d) Manajemen Stress
2) Farmakologi
(a) Sulfonilurea
rangsangan gula.
30
(b) Glinid
melalui hati.
(a) Metformin
(b) Tiazalidindion
b) Insulin
ialah :
dalam sehari.
malam.
32
i. Komplikasi
1) Hipoglikemia
2) Ketoasidosis diabetik
kadar natrium (Na) tinggi dan tidak ada ketonemia (Sari, 2012).
berbagai organ tubuh. Hal ini berkaitan dengan kadar gula yang tinggi
ialah :
yang bocor ini akan masuk ke dalam mata dan dapat menghalangi
dan elektrolit (natrium dan kalium). Namun, kadar gula yang tinggi
dari gagal ginjal. Pengendalian kadar gula yang baik dapat melalui
E. Barnes, 2012)
yang berada di otot, kulit, serta organ lain serta susunan syaraf
(Pearce, 2009).
Gabungan kadar gula yang tinggi dan tidak adanya rasa nyeri,
2016).
36
a. Definisi
Kadar gula darah adalah tingkat gula dalam darah yang diatur
Kondisi kadar gula darah harus selalu seimbang, yaitu harus berada
37
antara 60-120 mg/dL pada waktu puasa dan kadar gula darah di
bawah 200 mg/dL dua jam setelah makan (Susilo & Wulandari, 2011).
tubuh, gula berasal dari dua sumber utama, yaitu makanan dan hati.
Darah DM
Sewaktu :
Plasma vena < 100 mg/dl 100 -199 mg/dl ≥ 200 mg/dl
Darah kapiler < 90 mg/dl 90 - 199 mg/dl >200 mg/dl
Puasa :
Plasma vena < 100 mg/dl 100 -125 mg/dl >126 mg/dl
Darah kapiler < 90 mg/dl 90 - 99 mg/ dl >100 mg/dl
Pastikan bahwa jarum yang anda pakai streil dan masih baru.
4) Letakkan ujung jari anda yang akan ditusuk. Kami sarankan anda
5) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kasa atau kapas
darah terbentuk di ujung jari. Tekan dengan pelan jari anda untuk
kedua.
akurat.
pada kerusakan alat. Hasil yang tidak akurat bisa disebabkan oleh
(Tandra, 2008) :
40
1) Makanan
Makanan akan menaikan kadar gula darah, satu hingga dua jam
2) Hati
stabil.
4) Alkohol
3. Pijat Refleksi
memijat tangan, kaki, dan anggota tubuh lain dengan mengarah pada
titik pusat urat – urat saraf. Pemijatan ditempat – tempat tertentu itu
titik syaraf yang terdapat di kaki maupun tangan dengan tujuan untuk
hormon terkait dan aliran darah menjadi lancar (Trionggo & Ghofar,
2013).
43
dan memegang untuk merangsang titik akupuntur dan bagian lain dari
tubuh lain dengan mengarah pada titik pusat urat – urat saraf dengan
pengobatan.
khusus titk refleksi yang agak tersembunyi atau telapak kaki yang
untuk memijat.
500 cc), agar kotoran di dalam tubuh mudah terbuang dan bagi
11) Jika pasien merasa kurang enak badan, pemijatan harus ditunda
diantaranya ialah :
2) Meningkatkan energi
3) Relaksasi
2015),
penyembuhan luka.
5) Menyembuhkan penyakit
Manfaat dari pijat refleksi selain membuat tubuh tetap bugar, pijat
1) Zona longitudinal
tubuh. Zona longitudinal dimulai dari ujung jari kaki yang ditarik
garis sejajar dengan ujung jari tangan yang sama, setiap satu
ginjal.
2) Zona transversal
transversal bahu.
siku.
dengan teknik pijat refleksi kaki ini dapat merangsang fungsi saraf
a) Otak
2009).
52
Gambar 3. letak titik otak pada telapak kaki kanan dan kiri
b) Hyphophysis
Titik pijat berada di ibu jari kaki zona longitudinal 1 dan zona
dan kiri
c) Pankreas
53
Gambar 5. letak titik pankreas pada telapak kaki kanan dan kiri
d) Hati
Area pijat berada di telapak kaki sebelah kanan dan kiri, zona
(Pearce, 2009).
Gambar 6. letak titik hati pada telapak kaki kanan dan kiri
55
kaki
berikut :
a) Jalur jantung
darah dalam tubuh. Selain itu, titk ini juga dapat digunakan
Jalur ini juga biasa disebut Chong Zhong. Titik meridian ini
Jalur paru – paru ini juga biasa disebut dengan titikSau Sang.
pada jalur paru – paru ditekan dan pasien merasa sakit, bisa
Jalur ini biasa disebut Sau Zhe. Titik jalur ini terdapat di jari
Jalur ini biasa disebut dengan titik Sang Yang. Jalur ini
tersebut, titik ini bila ditekan dengan benar juga akan mampu
jalur San Chiau terdapat dibawah kuku jari manis. Jalur ini
1) Sakit kepala
2) Pundak pegal
4) Anemia
Daerah refleksi yang tepat untuk anemia terletak pada titik jari
5) Mengompol
dan kiri.
kelingking.
7) Diabetes
1) Teknik genggaman
2) Teknik cengkraman
ialah :
bawah. Letakkan ibu jari dengan cara menekuk ibu jari pada
maju.
berjalan.
4) Teknik rotasi
5) Teknik menekan
umumnya setelah teknik rotasi, tekan dan tahan pada bagian titik
6) Teknik kepal
jari yang dikepalkan dari ruas jari kedua dengan lembut (Embong,
2015).
7) Effleurage
2016).
65
tidak. Ini karena minyak membantu mencegah luka atau lecet pada
lancar dan mudah. Orang yang dipijat pun akan merasa tenang dan
2015).
h. Urutan Pemijatan
mulailah dari sebelah kanan. Hal ini akan berpengaruh positif bagi
menjadi dua yaitu pemijatan untuk kondisi tubuh normal dan kondisi
jatuh sakit secara tiba – tiba. Untuk mengetahui lebih rinci, simak
tersebut.
sama pada masing – masing orang. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh
pun berbeda pula. Jika daya tahan tubuhnya tidak kuat, maka proses
pemijatan pun akan memakan waktu lama. Sebaiknya jika daya tahan
sebentar.
hati, sistem otot. Pijat refleksi sebaiknya dimulai pada titik refleks
kenaikan gula darah dan organ yang berisiko tinggi terpengaruh oleh
titik-titik refleks lambung, usus halus, hati, pankreas, dan sel otot
68
pergelangan kaki.
tempat pijat.
69
Qi akan lancar.
handuk.
30 detik.
(5) Pijat pangkal ibu jari menuju tepi luar tangan dengan
pangkreas.
khususnya pada titik titik yang terkait dengan kadar gula darah
kanan dan kiri pada bagian dalam pinggir, maka saraf reseptor akan
(Ganong, 2008).
(Sherwood, 2012).
berupa pijat refleksi terjadi karena apabila titik refleksi ditekan dan
dipijat serta diberi aliran energi maka sistem serebral akan menekan
besarnya sinyal nyeri yang masuk kedalam sistem saraf yaitu dengan
(Saputra, 2017).
insulin sehingga membuat gula darah lebih sulit untuk memasuki sel
B. Kerangka Konsep
Klasifikasi DM :
Kriteria Hasil :
1. Normal, apabila
60 – 125 mg/dl
2. Normal Tinggi,
apabila 126 – 144
mg/dl
3. Rentang tinggi,
apabila 146 – 199
mg/dl
4. Hiperglikemia,
Keterangan :
apabila > 200
: diteliti mg/dl
: tidak diteliti
Gambar 10: Kerangka Konsep Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Dan Pangkal
Ibu Jari Tangan Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 (modifikasi teori Tarwoto, dkk (2012),
Price & Wilson (2013), Nastiti & Fransisca (2012))
77
C. Hipotesis
Ada pengaruh pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan terhadap
Tidak ada pengaruh pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan
2021.
78
BAB III
METODE PENELITIAN
kaki dan pangkal ibu jari tangan terhadap kadar gula darah pada pasien
1. Tempat Penelitian
dengan pertimbangan :
tahun 2018 sebanyak 259 orang pada tahun 2019 sebanyak 272
Puskesmas Cakranegara.
2. Waktu Penelitian
79
Januari 2021.
B. Desain Penelitian
rancangan ini suatu kelompok sebelum dikenai perilaku diberi pre test,
O1 X O2
Keterangan :
X : Perlakuan atau experimen berupa pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari
tangan
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Puskesmas Cakranegara.
a. Besar sampel
NZ ² x P (1−P)
n=
N . d ²+ Z ² (1−P)
Keterangan :
n = sampel
N = jumlah populasi
81
kepercayaan 95%
NZ ² x P (1−P)
n=
N . d ²+ Z ² (1−P)
64 ( 1,96 )2 x 0,5(1−0,5)
n=
64 x ( 0,1 )2 + ( 1,96 )2 (1−0,5)
61,4656
n=
0,64+1,9208
61,4656
n=
2,5608
n=24 sampel
b. Kriteria sampel
1) Kriteria inklusi
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak boleh ada atau tidak
(Dharma, 2011).
D. Variabel Penelitian
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain – lain) (Nursalam, 2017).
83
1. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pijat refleksi kaki dan
2. Variabel dependen
ditentukan oleh variabel lain. Variabel ini akan muncul sebagai akibat dari
E. Jenis Data
1. Data primer
sebelum dan sesudah perlakuan. Adapun data primer dalam penelitian ini
adalah :
2. Data sekunder
kedua atau pihak lain (Riwidikdo, 2012). Data sekunder dalam penelitian
1. Data primer
b. Data mengenai gula darah sebelum dilakukan pijat refleksi kaki dan
pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan dengan alat bantu
bernama glucometer.
2. Data sekunder
Cakranegara.
85
1. Data primer
1) Umur
2) Pendidikan
3) Pekerjaan
(15 tahun dan lebih) yang masih sekolah atau mengurus rumah
dan lain – lain. Tidak bekerja terdiri dari ibu rumah tangga,
tahun.
refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan diperoleh dengan cara
dengan kriteria :
2. Data sekunder
H. Analisa Data
diberikan pijat refleksi dan pangkal ibu jari tangan setelah dilakukan uji
dengan bantuan SPSS for windows 16.0. Uji T test digunakan untuk menguji
Diabetes Melitus sebelum dan sesudah diberikan intervensi pijat refleksi kaki
dan pangkal ibu jari tangan. Peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak
(value) lebih kecil dari <0,05 maka Ha diterima dan H 0 ditolak (terdapat
pengaruh antara variabel yang diuji). Sedangkan jika nilai p (Value) lebih
besar dari >0,05 maka Ha ditolak dan H 0 diterima (tidak terdapat pengaruh
I. Prosedur Penelitian
a. Glucometer
b. Stick
c. Outoklik
89
d. Lancet
e. Alkohol swab
g. Waslap
h. Handuk
2. Prosedur Pelaksanaan
penelitian
pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan menggunakan alat
glucometer
6) Pasien diberikan pijat refleksi kaki dan pangkal ibu jari tangan
alat glucometer
92
J. Kerangka Kerja
Populasi
Teknik pengambilan sampel
(Purposive Sampling)
Sampel
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Data
93
Gambar 20. Kerangka Kerja Pengaruh Pijat Refleksi Kaki dan Pangkal Ibu Jari
Tangan Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Kelurahan Selagalas Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara
K. Definisi Operasional
Tabel 3. Definisi Operasional Pengaruh Pijat Refleksi Kaki dan Pangkal Ibu
dengan tujuan
untuk
memberikan
rangsangan
bioelektrik pada
organ tertentu
sehingga
menimbulkan
rileks karena
mempengaruhi
beberapa
hormone terkait
dan aliran dara
menjadi lancar
yang dilakukan
dengan cara
menarik,
meremas,
maupun
mendorong, dan
memegang
untuk
merangsang titik
akupuntur dan
bagian lain dari
tubuh untuk
menciptakan
keseimbangan
dan hormonal
sistem tubuh.
Variabel Kadar gula - Glukometer Rasio 1. Normal : Uji T
60 –125
dependen : darah adalah
mg/dl
kadar gula jumlah glukosa 2. Normal
95
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, M. (2012). Meracik sendiri obat & menu sehat bagi penderita diabetes
Badan Pusat Statika Kota Mataram. (2019). Kota Mataram Dalam Data 2019. Kota
Bilous, R., & Donelly, R. (2014). Buku pegangan diabetes edisi ke 4. Jakarta: Bumi
medika.
Metabolik. Jakarta.
Dinkes Kota Mataram. (2015). Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2015. Kota
Dinkes NTB. (2018). Profil Kesehatan NTB 2018. Journal of Chemical Information
https://www.diabetesatlas.org/upload/resources/2019/IDF_Atlas_9th_Edition_20
19.pdf
100. http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-
2018.pdf
Mahendra, R. (2009). Perbedaan sentisivitas tangan dan kaki sebelum dan sesudah
dilakukan terapi pijat refleksi pada penderita diabetes mellitus tipe II. JOM, Vol.
2, No.
http://pijatkeluargasehat.wordpress.com/2007/10/page/3/
Pustaka Utama.
Pressindo.
98
Cakranegara.
terapi pijat refleksi pada telapak kaki dan pangkal ibu jari tangan terhadap
penurunan kadar glukosa darah penderita diabetes millitus tipe II di Ruang IGD
https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/770
Smeltzer, S., Bare, B., Hinkle, J., Cheever, K. (2008). Brunner and Suddarths
Penerbit FKUI.
Susilo, Y., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kencing Manis. Yogyakarta :
Andi.
Penerbit FKUI.
Tandra, H. (2017). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang Diabetes.
Jakarta : FKUI.
Wiastuti, S. M., Rondhianto, R., & Widayati, N. (2017). Pengaruh Diabetes Self
Wulandari, R. (2015). Perbedaan Kadar Gula Darah Setelah Terapi Bekam Basah
http://eprints.ums.ac.id/36780/