Anda di halaman 1dari 44

SENAM KAKI DIABETES UNTUK MENGENDALIKAN

KADAR GULA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS


TIPE 2 MELALUI MEDIA VIDEO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program


Studi DIII Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Oleh:
SITI KURNIATI
B2018128

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

International Diabetes Federation IDF (2017) melaporkan bahwa epidemi


Diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat. Indonesia
adalah negara peringkat keenam di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika
Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang Diabetes usia 20-79
tahun sekitar 10,3 juta orang. Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) memperlihatkan peningkatan angka prevalensi Diabetes yang cukup
signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga
jumlah penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian
berisiko terkena penyakit lain, seperti: serangan jantung, stroke, kebutaan dan
gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian (RISKESDAS ,
2018).
Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 1,5% pada tahun
2013 menjadi 2,0% pada tahun 2018. Provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu
DKI Jakarta. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi ke tiga
tertinggi di Indonesia (RISKESDAS, 2018). Berdasarkan data dari Analisis
Masalah Kesehatan di Gunung Kidul tahun 2015, terdapat 1018 kasus DM dari
total 28 penyakit di Gunung Kidul dan kasus DM menurut umur yang paling
tinggi adalah pada umur 45-65 tahun (DINKES Gunung Kidul, 2015).
Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi Diabetes
Mellitus yang cukup berarti. Prevalensi Provinsi Jawa Tengah sebesar (1,9%).
Kota Semarang menempati urutan ketiga dari 35 kabupaten atau kota di Jawa
Tengah (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Kasus DM tipe 2 di Kota
Semarang pada tahun 2018 sebesar 15.464 kasus. Pada tahun 2018, menurut data
Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan bahwa kasus tertinggi terdapat di
Puskesmas Tlogosari Wetan. Dari data rekam medik Puskesmas Tlogosari Wetan
didapatkan laporan data kesakitan penyakit tidak menular, khususnya DM non
insulin yaitu sebesar 991 kasus. Dari studi pendahuluan didapatkan bahwa tingkat
kepatuhan pasien diabetes belum dapat dikatakan baik, ditandai dengan frekuensi
kedatangan pasien untuk melakukan pengobatan DM yang tidak mengalami
penurunan. Selain itu petugas juga menjelaskan program-program yang dilakukan
dalam penanggulangan diabetes melitus di puskesmas Tlogosari Wetan meliputi
penemuan kasus, pengobatan dan perawatan penderita, dan penyuluhan langsung
pada penderita yang berkunjung ke puskesmas dengan pengelolaan meliputi diet,
olahraga, dan obat.
Menurut data Dinas Kesehatan Surakarta menyatakan kota Surakarta
memiliki prevalensi DM tipe 2 yang mengalami perubahan dalam 5 tahun
terakhir. Peningkatan penyakit diabetes mellitus tipe 2 dari 5.223 kasus pada
tahun 2016 mencapai 6.579 kasus pada tahun 2017 (Dinkes Surakarta, 2017).
Peningkatan prevalensi diabetes mellitus di Kota Surakarta disebabkan karena
beberapa faktor risiko antara lain riwayat DM keluarga, usia > 45 tahun, pola
makan yang buruk, aktivitas fisik yang kurang, dan merokok (Sukmaningsih,
2016). Faktor-faktor risiko tersebut dapat menyebabkan mempengaruhi perubahan
prevalensi DM di Kota Surakarta jika melihat pada kondisi masyarakat di Kota
Surakarta.
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah
sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau
sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). DM dikenal sebagai silent killer
karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi
komplikasi (Kemenkes RI, 2014). DM dapat menyerang hampir seluruh sistem
tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi.
Komplikasi penyakit Diabetes Melitus yang sering dijumpai adalah stroke,
jantung, neuropati atau kerusakan syaraf, gagal ginjal, dan kaki diabetik (diabetic
foot) yang dapat bermanifestasikan sebagai ulkus, infeksi dan gangren. Ada dua
tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan pencegahan
dan tindakan rehabilitasi. Tindakan rehabilitasi meliputi program terpadu yaitu
evaluasi tukak, pengendalian kondisi metabolik, debridemen luka, biakan kuman,
antibiotika tepat guna, tindakan bedah rehabilitatif dan rehabilitasi medik.
Tindakan pencegahan meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam
kaki (Flora, et al. 2012).
Upaya dalam mengendalikan gula darah tidak efektif hanya dilakukan
dengan pengobatan saja. Hal tersebut dikarenakan penderita yang mengalami DM
disebabkan oleh kerusakan pankreas dalam memproduksi insulin, dimana insulin
ini berfungsi dalam mengendalikan kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah
ini sebagai salah satu indikasi terjadinya perbaikan DM yang dialami (Ruben, et
al. 2016).
Pengelolaan DM dapat dilakukan dengan terapi farmakolgis dan terapi non
farmakologis. Pengelolaan terapi farmakologis yaitu pemberian insulin dan obat
hipoglikemik oral. Sedangkan non farmakologis meliputi pengendalian berat
badan, latihan olahraga, dan diet. Banyak penderita DM yang lebih fokus dan
hanya mengutamakan pada penanganan diet dan mengonsumsi obat-obatan.
Namun penanganan diet yang teratur belum menjamin akan terkontrolnya kadar
gula darah, akan tetapi hal ini harus diimbangi dengan latihan fisik yang sesuai
(Sinaga, 2012). Oleh karena itu pemberian aktivitas senam kaki merupakan salah
satu cara yang efektif dalam mengelola diabetes mellitus.
Komponen latihan jasmani atau olahraga sangat penting dalam
penatalaksanaan DM karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah
dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki
pemakaian insulin (Smeltzer & Brenda, 2001). Latihan jasmani akan
menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, maka akan lebih banyak jala-
jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan reseptor
menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah
pada pasien diabetes (Soegondo, 2007).
Salah satu dari latihan jasmani yang dianjurkan yaitu salah satunya adalah
senam kaki diabetes. Terapi untuk mengontrol serta menurunkan kadar gula darah
diharapkan setiap minggu melakukan latihan jasmani secara rutin dengan durasi
30-60 menit dengan frekuensi 3-5 kali perminggu. Latihan jasmani senam kaki
dapat meningkatkan aliran darah dan mempelancar sirkulasi darah, maka
membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor
insulini dan reseptor menjadi lebih aktif yang akan mempengarui penurunan
glukosa darah pada pasien diabetes (Soegondo, 2009) dalam Sunaryo dan Sudiro
(2014).
Senam kaki DM merupakan kegiatan atau latihan yang di lakukan oleh
penderita DM untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. Senam kaki diabetes dapat membantu memperbaiki
sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot
paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Agustianingsih, 2013).
Olahraga akan meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif,
dimana otot mengubah simpanan glukosa menjadi energi sehingga secara
langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa dalam darah. Selain itu, pada
saat berolahraga atau melakukan latihan fisik terjadi pembakaran kalori yang
menambah metabolisme tubuh, sehingga selain dapat mengendalikan kadar gula
darah juga dapat menurunkan berat badan. Olahraga akan mengurangi jumlah
kolesterol LDL, meningkatkan HDL, dan mengurangi trigliserida 4 dalam darah,
yang berarti yang berarati mengurangi risiko komplikasi penyakit jantung
kardiovaskuler. Dengan demikian olahraga bukan hanya akan memberikan
perbaikan dalam diabetes melitus, namun juga dapat mengurangi risiko terjadinya
komplikasi (Meirani, 2014).
Parichehr (2012), mengatakan senam kaki diabetes dapat mengendalikan
perubahan kadar gula darah yaitu pada otot-otot yang bergerak aktif dapat
meningkatkan kontraksi sehingga permeabilitas membran sel terhadap
peningkatan glukosa, resistensi insulin berkurang dan sensitivitas insulin
meningkat. Sehingga sirkulasi dalam darah meningkat dan terjadi penurunan
kadar gula darah pada pasien dengan diabetes (Rizaniansyah & Farianingsih,
2015).
Berdasarkan hasil penelitian Rusli dan Farianingsih (2015) didapatkan
setelah melakukan senam kaki rata-rata hasil pengukuran kadar gula darah pada
penderita diabetes terdapat penurunan kadar gula darah sebesar 29,6 mg/dl dengan
rata-rata sebelum dilakukan senam kaki 202,67 mg/dl, dan rata-rata sesudah
dilakukan senam kaki adalah 173,07 mg/dl. Penelitian ini juga menunjukan bahwa
ada pengaruh kuat senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada
pasien DM tipe II. Senam kaki diabetes sangat dibutuhkan dalam pengelolaan
DM, latihan jasmani secara teratur dapat menurunkan kadar gula darah.
Tujuan luaran adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pada penderita DM dan keluarga tentang video senam kaki diabetes untuk
menurunkan kadar gula bagi penderita DM. Manfaat luaran bagi penulis adalah
untuk menambah pengetahuan penulis tentang proses pembuatan video senam
kaki diabetes mellitus pada penderita DM. Manfaat bagi institusi adalah
menambah bahan referensi bagi mahasiswa tentang pengembangan video senam
kaki diabetes untuk penderita DM. Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai
tambahan ilmu pengetahuan tentang gerakan-gerakan senam kaki diabetes untuk
penderita penyakit DM.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah (hyperglikemia) dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan
secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala
yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsia,
poliuria, polifagia, penurunan berat badan, dan kesemutan (Hakim
Buraerah, 2010). Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu
dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf
dan pembuluh darah. Komplikasi diabetes mellitus yang sering terjadi
antara lain, penyebab utama gagal ginjal, retinopatin diabeticum,
neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan kejadian
ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki.
Meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke, dan resiko
kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat
dibandingkan bukan penderita diabetes mellitus (KEMENKES RI,
2014).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik akibat dari
kurangnya insulin baik oleh karena adanya disfungsi sel beta pankreas
atau ambilan glukosa perifer atau keduanya pada DM tipe 2 atau
kekurangnya insulin absolut pada DM tipe 1 dengan tanda tanda
hiperglikemia dan glukosuria, diserta gejala klinis akut (penurunan
berat badan) dan ataupun gejala kronik atau kadang-kadang tanpa
gejala (Askandar, et al. 2015).
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin
sedikitmenurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin
tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe
II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus (Slamet,
2008). Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik
yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin
(resistensi insulin) (Depkes, 2016).
2. Etiologi
Penyebab yang mendasari terjadinya kasus DM secara genetik ada 2
yaitu :
a. Resistensi urin
Insulin tidak dapat bekerja secara optimal disel otot, lemak,
dan hati sehingga memaksa pankreas untuk memproduksi insulin.
Ketika produksi insulin tidak adekuat mengkompensasi
peningkatan resistensi insulin, maka kadar glukosa darah akan
meningkat, sehingga terjadi hiperglikemia kronik.
b. Disfungsi sel beta pankreas
Disfungsi sel beta pankreas terjadi akibat kombinasi faktor
genetik dan faktor lingkungan. Jumlah dan kualitas sel beta
pankreas dipengaruhi oleh proses regenerasi dan kelangsungan sel
beta itu sendiri, mekanisme selular senagai pengatur sel beta,
kemampuan adaptasi sel beta ataupun kegagalan
mengkompensasi beban metabolik dan proses apoptosis sel (Eva
Decroli, 2019).
3. Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1997 dalam
Port (2007), mengklasifikasikan DM menjadi empat jenis, yaitu :
a. DM Tipe 1
DM tipe 1 ditandai oleh destruksi sel beta pankreas, terbagi
dalam 2 sub tipe yaitu tipe 1A yaitu diabetes yang diakibatkan
oleh proses immunologi (immune-mediated diabetes) dan tipe 1B
yaitu diabetes idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya.
Diabetes 1A ditandai oleh destruksi autoimun sel beta. Diabetes
tipe 1 merupakan gangguan katabolisme yang ditandai oleh
kekurangan insulin absolut , peningkatan glukosa darah, dan
pemecahan lemak dan protein tubuh.
b. DM Tipe 2
DM tipe 2 dikenal juga sebagai Non-Insulin-Dependent
Diabetes (NIDDM). DM tipe 2 umumnya diawali dengan
terjadinya resistensi insulin yang awalnya belum menyebabkan
DM secara klinis. Sel beta pankreas dapat melakukan kompensasi
insulin disekresi secara berlebihan sehingga terjadi kondisi
hiperinsulinemia. Sehingga dapat menyebabkan kelelahan sel beta
pankreas (exhaustion) yang disebut dekompensasi,
mengakibatkan produksi insulin yang menurun. Kondisi resistensi
insulin diperberat oleh produksi insulin yang menurun akibatnya
kadar glukosa darah semakin meningkat (Soegondo, et al. 2009).
c. DM pada Kehamilan (Gestational Diabetes)
Diabetes kehamilan terjadi pada intoleransi glukosa yang
diketahui selama kehamilan pertama. Wanita dengan diabetes
kehamilan akan mengalami peningkatan resiko terhadap diabetes
setelah 5-10 tahun melahirkan (Porth, 2007).
d. DM Tipe Lain (Others Specific Types)
Merupakan gangguan endokrin yang menimbul hiperglikemia
akibat peningkatan produksi glukosa dalam hati (Porth, 2007).
Diabetes tipe ini yaitu diabetes yang dihubungkan dengan
keadaan dan sindrom tertentu, misalnya diabetes pada penyakit
pankreas dan penyakit endokrin seperti akromegali atau syndrome
chusing, yang disebabkan oleh zat kimia atau obat, infeksi dan
endokrinopati (Soegondo, et al. 2009).
4. Patofisiologi
Awal mula terjadinya DM yaitu ditandai dengan gangguan pada
pankreas. Gangguan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan
fungsi insulin (difisiensi insulin). Dimana difisiensi insulin adalah
keadaan dimana sel-sel insulin tidak mampu merespon insulin secara
normal. Berkurangnya insulin menyebabkan glukosa tidak dapat
digunakan oleh sel, sehingga terjadi peningkatan glukosa dalam darah
dan mengakibatkan hiperglikemia (Anik, 2013).
DM tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel insulin tidak mampu merespon insulin secara
normal. Keadaan ini disebut sebagai “resistensi insulin”. Obesitas,
kurangnya aktivitas fisik dan penuaan adalah penyebab terjadinya
resistensi insulin. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat
memproduksi glukosa hepatik yang berlebihan tetapi tidak merusak
sel-sel B langerhans secara autoimun. Defisiensi insulin pada
penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif. Pada awal
perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan gangguan
pada sekresi insulin artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi
resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada
perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas.
Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif sehingga
akan menyebabkan defisiensi insulin dan menyebabkan terjadinya
resiko gangrene atau luka pada kaki, akhirnya penderita memerlukan
isulin eksogen (Teixeria, 2011).
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Diabetes Mellitus tergantung pada tingkat
hiperglikemia. Menurut Smeltzer (2008), tanda dan gejala Diabetes
Mellitus dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Gejala Akut
Gejala akut Diabetes Melitus yaitu meliputi poliphagia
(banyak makan), polidipsia (banyak minum), poliuria (sering
kencing di malam hari) dan nafsu makan bertambah namun berat
badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu),
mudah lelah. Poliuri dan polidipsi terjadi akibat kehilangan cairan
berlebihan yang berhubungan dengan diuresis osmotic, sedangkan
poliphagi disebabkan oleh kondisi metobolik yang diinduksi
adanya defesiensi insulin serta pemecahan lemak dan protein.
b. Gejala Kronik.
Gejala kronik Diabetes Melitus antara lain, kesemutan, kulit
terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit,
kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi
mudah goyah dan mudah lepas serta adanya lesi luka yang
penyembuhannya lambat dan infeksi berulang.
6. Faktor Resiko
Faktor resiko Diabetes Mellitus dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Faktor resiko yang dapat diubah
1) Obesitas
Obesitas atau kegemukan yaitu kelebihan berat badan
>20% dari berat badan ideal atau BMI (Body Mass Index)
>27kg/m2. Obesitas menyebabkan respons sel beta pankreas
terhadap peningkatan glukosa darah berkurang, selain itu
reseptor insulin pada sel diseluruh tubuh termasuk diotot
berkurang jumlah dan keaktifannya kurang sensitif
(Soegondo, et al. 2009).
2) Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang kurang menyebabkan resistensi
insulin pada DM tipe 2. DM tipe 2 sebenarnya dapat
dikendalikan atau dicegah terjadinya melalui gaya hidup
sehat, seperti makan makanan sehat dan aktivitas fisik teratur
(Soegondo, et al. 2009).
3) Dislipidemi
Kadar kolesterol yang tinggi atau dislipidemi yaitu kadar
HDL kolesterol ≤35 mg/dL (0,09 mmol/L) dan kadar
trigliserida ≥259 mg/dl (2,8 mmol/L). Pada kondisi ini,
perbandingan antara HDL (High Density Lipoprotein) dengan
LDL (Low Density Lipoprotein) cenderung menurun dimana
kadar trigliserida secara umum meningkat sehingga
memperbesar resiko atherogenesis. Salah satu mekanisme
yang menjadi predisposisi diabetes tipe 2 adalah terjadinya
pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat. Proses ini
menyebabkan sirkulasi tingkat tinggi dari asam lemak bebas
di hati sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan
mengekstrak insulin dari darah berkurang. Hal ini dapat
mengakibatkan hiperinsulinemia dan peningkatan
glukoneogenesis dimana glukosa darah meningkat (Sudoyo,
2006).
4) Hipertensi
Sesorang yang berisiko menderita DM juga mempunyai
tekanan darah tinggi yaitu ≥140/90 mmHg. Hipertensi yang
tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kerusakan pada
ginjal dan kelainan kardiovaskuler. Sebaliknya jika tekanan
darah tinggi dapat di kontrol maka akan memproteksi
terhadap komplikasi mikro dan makrovaskuler serta
pengelolaan hiperglikemia yang terkontrol (Sudoyo, 2006).
b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Genetik
Riwayat keluarga dengan DM tipe 2, mempunyai peluang
menderita DM sebesar 15% dan risiko ketidakmampuan
memetabolisme karbohidrat secara normal sebesar 30%.
Faktor genetik dapat mempengaruhi sel beta dan mengubah
kemampuannya untuk menyebarkan rangsang sekretoris
insulin. Secara genetik risiko DM tipe 2 meningkat pada
saudara kembar monozigotik, ibu neonatus yang beratnya
lebih 4 kg, ras atau etnis tertentu (LeMone & Burke, 2008).
2) Usia
Faktor usia pada penderita DM tipe 2 adalah usia diatas
30 tahun, hal ini karena adanya perubahan anatomis,
fisiologis dan biokimia. Seseorang yang mencapai umur 30
tahun, maka kadar glukosa darah naik 1-2 mg% setiap tahun
saat puasa dan akan naik 6-13 mg% pada 2 jam setelah
makan. Berdasarkan hal tersebut bahwa umur merupakan
faktor utama terjadinya kenaikan prevalensi DM serta
gangguan toleransi glukosa (Sudoyo, et al. 2009).
3) Keluarga dengan DM
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga
mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes
merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot
dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus
(Rini, 2008).
4) DM Gestasional
Wanita yang mempunyai riwayat abortus berulang,
melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000 gram.
DM tipe ini terjadi ketika ibu hamil gagal mempertahankan
euglikemia atau kadar glukosa darah normal). Faktor resiko
DM gestasional adalah riwayat keluarga, obesitas dan
glikosuria (Smeltzer, et al. 2008).
c. Faktor resiko lain
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah
penderita polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom
metabolik memiliki riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT)
atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya,
memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK,
atau Peripheral Aterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol, faktor
stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan kafein
(Smeltzer, et al. 2008).
7. Komplikasi
Menurut Sudoyo, 2006 komplikasi Diabetes Mellitus dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a. Komplikasi akut
Komplikasi akut terdiri dari hipoglikemia dan hiperglikemia.
Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah di bawah nilai normal
yaitu < 50 mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu rendah dapat
menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi
sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
Sedangkan, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik,
Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto
asidosis.
b. Komplikasi kronik
Komplikasi kronik antara lain komplikasi makrovaskuler dan
komplikasi mikrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yaitu
meliputi trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),
penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongesif, dan
stroke. Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler
seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, ulkus
atau gangrene dan amputasi.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DM meliputi terapi nonfarmakologis dan terapi
farmakologis, yaitu :
a. Terapi Nonfarmakologis
1) Edukasi
Persepsi yang baik dengan cara memberikan pendidikan
atau edukasi yang baik agar tidak terjadinya komplikasi.
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu
dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM
secara holistik (PERKENI, 2015). Perawat memainkan peran
penting dalam mengidentifikasi pasien yang menderita
diabetes, mengkaji keterampilan perawatan diri pasien DM,
memberikan pendidikan kesehatan dasar kepada pasien DM,
mendukung penyuluhan yang diberikan oleh spesialis dan
merujuk pasien untuk menjalani perawatan tindak lanjut
setelah pulang (Bruner & Sudarth, 2016).
2) Terapi Nutrisi
Tujuan terapi nutrisi adalah untuk mempromosikan dan
mendukung pola makan sehat dalam mencapai dan
mempertahankan berat badan, glikemik, tekanan darah, dan
tujuan lipid sambil mengatasi masalah individu, termasuk
akses ke makanan sehat, preferensi pribadi dan budaya, dan
faktor lainnya (ADA, 2018). Tujuan nutrisi adalah untuk
mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dan
tekanan darah dalam kisaran serta profil lipid dan lipoprotein
yang menurunkan risiko penyakit vaskuler mencegah
munculnya komplikasi kronik, dan memenuhi kebutuhan
nutrisi individu (Bruner & Sudarth, 2016).
3) Latihan jasmani
Manfaat olahraga yaitu dapat meningkatkan kebugaran
fisik, memperbaiki keadaan emosional, pengendalian berat
badan, dan meningkatkan kapasitas kerja. Pada penyandang
DM, olahraga meningkatkan ambilan glikosa oleh sel otot,
yang kemungkinan mengurangi kebutuhan akan insulin.
Olahraga juga mengurangi kolestrol dan trigliserida, yang
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (LeMone, 2016).
4) Senam kaki diabetes
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi
penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki (Soebagio, 2011). Gerakan-gerakan senam kaki
ini dapat memperlancar peredaran darah di kaki,
memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan
mempermudah gerakan sendi kaki. Senam kaki diabetes
dilakukan dengan frekuensi 3-5x dalam seminggu dan tidak
dilakukan lebih dari 2 hari berturut-turut. Dengan demikian
diharapkan kaki penderita DM dapat terawat baik dan dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita DM (Anneahira,
2011).
b. Terapi farmakologis
1) Obat – Obat Diabetes Melitus
Menurut (Perkeni, 2015) Terapi farmakologis terdiri dari
obat oral dan suntikan. Obat Antihiperglikemia oral dibagi
menjadi 5 golongan, yaitu pemacu sekresi insulin (Insulin
Seretagogue), yang termasuk Sulfonilurea dan Gilinid,
peningkatan Sensivitas terhadap insulin, yang termasuk obat
Metfotrmin dan Tiazolidindion (TZD), penghambat Absorpsi
Glukosa di saluran pencernaan, Penghambat DPP – IV
(Dipeptidly Peptidose – IV dan Penghambat SGLT – 2
(Sodium Glucose Contransporter. Dan Obat
Antihiperglikemia Suntik, seperti: Insulin, jenis – jenis insulin
menurut (Black, 2014) yaitu Kerja cepat (Rapid – acting
insulin), Insulin kerja pendek (Short – acting insulin), Insulin
kerja menengah (Intermediate –acting insulin), dan Insulin
kerja panjang (Long – acting insulin).
2) Monitoring Farmakologis
Monitoring DM menurut (Perkeni, 2015), yaitu:
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah, pemeriksaan HbA1c,
pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) untuk
memantau dan mencapai kontrol metabolik dan mengurangi
bahaya hipoglikemia (Le Mone, 2016), Glycated Albumin
(GA) digunakan untuk menilai indeks kontrol glikemik yang
tidak dipengaruhi oleh gangguan metabolisme hemoglobin
dan masa hidup eritrosit seperti HbA1c merupakan indeks
kontrol 24 glikemik jangka panjang (2-3 bulan). Sedangkan
proses metabolik albumin terjadi lebih cepat daripada
hemoglobin dengan perkira 15 – 20 hari sehingga GA
merupakan indeks kontrol glikemik jangka pendek. Beberapa
gangguan seperti sindrom nefrotik, pengobatan steroid, severe
obesitas dan gangguan fungsi tiroid dapat mempengaruhi
albumin yang berpotensi mempengaruhi nilai pengukuran GA
(Perkeni, 2015).
B. Senam Kaki Diabetes
1. Pengertian
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan
terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis. Senam kaki adalah kegiatan
atau latihan yang dilakukan penderita diabetes untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah pada kaki
(Ruben, et al. 2016).
Senam kaki diabetus mellitus merupakan kegiatan atau latihan
yang dilakukan oleh pasien yang menderita penyakit diabetus mellitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu perlancaran peredaran
darah pada bagian ekstremitas bawah (kaki). Latihan tersebut
dilakukan pada kaki secara bergantian atau bersamaan dengan tujuan
untuk memperkuat dan melenturkan otot-otot pada tungkai sampai jari-
jari kaki (Katuk, 2017) .
Senam kaki diabetik sangat penting dilakukan untuk mengurangi
risiko ulkus diabetikum. Ulkus diabetikus merupakan luka terbuka
pada permukaan kulit karena adanya komplikasi makroangiopati
sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati,keadaan lebih
lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan
dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob
maupun anaerob (Prasetyorini, 2015).
2. Tujuan
Menurut Imam Soebagio (2011) tujuan senam kaki diabetes antara lain
:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak
3. Manfaat
Menurut Anneahira (2011) manfaat senam kaki diabetes antara lain :
a. Memperlancar peredaran darah di kaki
b. Memperbaiki sirkulasi darah
c. Memperkuat otot kaki
d. Mempermudah gerakan sendi kaki
e. Dapat meningkatkan kekuatan otot paha dan betis
4. Langkah-langkah
a. Persiapkan alat: kertas koran 2 lembar, kursi (bila tindakan
dilakukan dalam posisi duduk).
b. Persiapan klien: kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakannya senam kaki, jelaskan tujuan dilaksanakan senam
kaki.
c. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan nyaman bagi pasien
dan jaga privasi klien.
d. Prosedur pelaksanaan :
1) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien
duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.
Jika dilakukan dalam posisi berbaring maka posisikan pasien
dengan meluruskan kaki.

2) Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki


diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali kebawah
seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, jari-
jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan
kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
3) Meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari
kaki diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas.
Gerakan ini dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan
kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali. Pada posisi
tidur, menggerakkan jari dan tumit kaki secara bergantian
antara kaki kiri dan kaki kanan sebanyak 10 kali.
4) Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari
kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, kaki
lurus ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan
pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat
dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, kaki
harus diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan
memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

6) Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu


gerakan jari-jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali
secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan ini
sebanyak 10 kali.

7) Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian


angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah
wajah lalu turunkan kembali kelantai.
8) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada
langkah ke-8, namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri
secara bersamaan. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali.

9) Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar


kaki pada pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis
di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
bergantian. Kaki diluruskan dan diangkat
10) Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian robek koran
menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut.

11) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan


kedua kaki.
12) Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut
dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian
kertas yang utuh tadi.

13) Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua


kaki kanan dan kiri menjadi bentuk bola. Kaki merobek
kertas koran kecil-kecil dengan menggunakan jari-jari kaki
lalu bungkus menjadi bentuk bola.

14) Senam kaki diabetes dilakukan dengan frekuensi 3-5x dalam


satu minggu dan tidak dilakukan lebih dari 2 hari berturut-
turut.
C. Media Produk Luaran
1. Definisi Media Video
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Dalam bahasa arab, medoe yang artinya perantara antara pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011).
Hamidjojo dan Latuheru, mengemukakan bahwa media sebagai bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju.
Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau
visum yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Video
menyediakan satu cara penyaluran informasi yang amat menarik dan
langsung (live). Video merupakan media yang paling bermakna
dibandingkan media lain seperti grafik, audio dan sebagainya.
Penggunaan video dalam multimedia interaktif akan memberikan
pengalaman baru (Munir, 2012).
2. Karakteristik Media Video
Rusman (2012) mengungkapkan beberapa kelebihan yang dimiliki
media video, yaitu:
a. Video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata
oleh banyak orang.
b. Video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses kegiatan.
c. Video dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih
realistis dan dapat diulang atau dihentikan sesuai kebutuhan.
d. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi
sikap pengamat video
3. Alasan Pemilihan Media Video
Penulis memilih media edukasi berupa media video disebabkan
karena banyaknya masyarakat khususnya penderita DM yang kurang
pengetahuan tentang tanda dan gejala DM, komplikasi DM, dan
penatalaksanaan DM yang menjadi masalah kesehatan. Masyarakat
khususnya penderita DM menganggap bahwa penyakit DM yang di
derita hanya dapat disembuhkan melalui pengobatan secara
farmakologis yaitu melalui obat-obatan saja. Dan penderita DM tidak
mengetahui bahwa penyakit DM dapat di obati dengan cara terapi
nonfarmakologi untuk mengatasi atau mengendalikan kadar gula
darah, salah satunya yaitu dengan melakukan senam kaki diabetes.
Sasaran dalam edukasi ini adalah para masyarakat khusunya pada
penderita DM, sehingga penulis memilih media video ini karena tidak
semua masyarakat dapat membaca dan menulis, oleh karena itu
penulis memilih media video karena didalamnya terdapat contoh
gerakan-gerakan senam kaki diabetes sehingga dapat dipahami dan
dapat diterapkan atau dicontoh oleh masyarakat khususnya penderita
DM dalam mengendalikan kadar gula darah.
4. Ketepatan Solusi yang Ditawarkan
Permasalahan yang terjadi sehingga penderita Diabetes Mellitus
membutuhkan penanganan bagaimana penderita Diabetes Mellitus
dapat melakukan gerakan latihan senam kaki diabetes dalam upaya
mengendalikan kadar gula darah. Solusi yang ditawarkan yaitu:
a. Pendidikan kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang
pengertian DM, penyebab, klasifikasi DM, faktor resiko, tanda dan
gejala DM, komplikasi DM, penatalaksanaan DM, definisi senam
kaki diabetes, manfaat dan tujuan, serta langkah- langkah senam
kaki diabetes
b. Metode yang digunakan berupa media edukasi yang berbentuk
media video oleh penulis, di dalam video tersebut terdapat materi
tentang pengertian penyakit DM, tanda dan gejala, komplikasi, dan
penatalaksanaan DM. Serta gerakan senam kai diabetes yang
nantinya diharapkan dapat dipahami dan diperagakan oleh
penderita DM.
c. Pembuatan video edukasi ini, dibuat oleh penulis dimana gerakan-
gerakan senam kaki diabetes dalam video ini, mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Tri Handayani, 2018. Yang
berjudul “Pelatihan Senam Kaki Bagi Dokter Di Kabupaten
Cianjur Dalam Pencegahan Komplikasi Diabetic Foot”
5. Keaslian
Menurut Nurul (2018) dalam penelitiannya tentang Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan. Penggunaan media video tidak hanya
sekedar sebagai alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau
pesan yang ingin disampaikan. Memperjelas gambaran dan responden
tidak hanya mendengar materi yang disampaikan tetapi juga melihat
secara langsung langkah langkah dari video tersebut. Media video
yang penuis buat belum pernah dibuat dan dipublikasikan orang lain.
Berdasarkan penelusuran kepustakaan, penulis menemukan
beberapa karya yang sudah pernah dibuat orang lain berkaitan dengan
senam kaki diabetes mellitus diantaranya adalah :
a. Ratnasari, N.Y. 2019. Jenis karya yang dibuat yaitu jurnal
penelitian dengan media ceramah dan leaflet dengan judul “Upaya
Pemberian Penyuluhan Kesehatan Tentang Diabetes Mellitus Dan
Senam Kaki Diabetik Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan
Masyarakat Desa Kedungringin Wonogiri”. Kesimpulan penelitian
ini yaitu merekomendasikan senantiasa melakukan senam kaki
diabetes untuk menurunkan kadar gula darah di Desa
Kedungringin.
b. Meliyana, Ernauli, et al., 2019. Jenis karya yang dibuat yaitu leaflet
tentang edukasi senam kaki diabetik dengan judul “Pengaruh
Edukasi Diet Diabetes Dan Senam Kaki Terhadap Kadar Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Padurenan
RW 02/RW 10 Bekasi 2019”. Kesimpulan penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya perubahan yang signifikan sebelum
dan sesudah melakukan senam kaki diabetes bagi penderita DM di
Desa Bekasi.
c. Christyanni, Yuyun, et al., 2019. Jenis karya yang dibuat yaitu
artikel penelitian edukasi dengan media audiovisual dan metode
demonstrasi dengan judul “Edukasi Senam Kaki Terhadap
Kemampuan Melakukan Senam Kaki Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Kereng Bangkirai Palangka Raya”.
Kesimpulan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
menunjukkan bahwa adanya perubahan setelah melakukan senam
kaki diabetes untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita
DM di Puskesmas Kereng Bangkirai Palangka Raya.
BAB III

DESKRIPSI DESAIN YANG DIHASILKAN

A. Nama Project Luaran


Luaran yang penulis ambil adalah media video. Tema yang
dihasilkan dari judul “Senam Kaki Diabetes Untuk Mengendalikan Kadar
Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus”. Penulis memilih luaran video
karena video merupakan media audio visual berupa gambar dan suara,
didalam video tersebut diberikan langkah langkah untuk melakukan senam
kaki diabetes sehingga lebih mudah untuk dipahami dan dipraktekkan oleh
pengamat video. Pada masa pandemi seperti sekarang ini, segala aktivitas
harus dilakukan dirumah, sehingga media video ini sangat membantu
penderita Diabetes Mellitus maupun bukan penderita untuk melakukan
senam kaki diabetes secara mandiri dirumah.
B. Tujuan Project Luaran
Tujuan pada program KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta informasi pada
masyarakat tentang senam kaki diabetes untuk mengendalikan kadar gula
pada penderita Diabetes Mellitus.
C. Keaslian Karya Project
Video ini terjamin keasliannya, karena video ini didesain oleh
penulis pribadi dengan kamampuan yang dimiliki penulis. Video yang
dibuat oleh penulis belum ada persamaan dengan media video lainnya.
D. Deskripsi Desain Project Luaran
1. Praproduksi
Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan menentukan
keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan
perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai.
Tahap ini meliputi:
a. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
Penulis membuat video ini dengan memunculkan ide tentang
pendidikan senam kaki diabetes pada penderita Diabetes Mellitus.
Video berdurasi 10 menit ini, berisi pembahasan singkat sekitar 4
menit mengenai Diabetes Mellitus yang terdiri dari definisi, tanda
gejala dan komplikasi, serta penatalaksanaan untuk mengendalikan
kadar gula darah salah satunya yaitu dengan melakukan senam kaki
diabetes dan sekitar 6 menit berisi tentang edukasi senam kaki
diabetes.
b. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)
Tabel 1.1
Garis Besar Isi Media Video

NO Kompetensi Indikator Materi Penerapan Topik/Judul


Dasar Pokok Konsep
1. Masyarakat Penderita Senam Kaki Dilakukan selama Metode
khususnya Diabetes Diabetes. dirumah dengan senam kaki
penderita Mellitus frekuensi 3-5x diabetes
Diabetes dapat dalam seminggu untuk
Mellitus mengendali selama 30-60 mengendalik
mampu kan kadar menit. an kadar
memahami dan gula darah gula darah
menerapkan dengan pada
senam kaki menerapka penderita
diabetes. n senam Diabetes
kaki Mellitus.
diabetes.

c. Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)


Tabel 1.2
Jabaran Materi Media Video

NO Kompetensi Indikator Topik/Judul Uraian Materi Penerapan


Konsep
1. Masyarakat Penderita Senam Kaki Langkah-langkah senam Dilakukan
khususnya Diabetes Diabetes. kaki diabetes adalah : selama dirumah
penderita Mellitus dapat 1. 1. Jika dilakukan dalam dengan
Diabetes mengendalika posisi duduk maka frekuensi 3-5x
Mellitus n kadar gula posisikan pasien duduk dalam seminggu
mampu darah dengan tegak diatas bangku selama 30-60
mengikuti dan menerapkan dengan kaki menyentuh menit.
melakukan senam kaki lantai. Jika dilakukan
kembali senam diabetes. dalam posisi berbaring
kaki diabetes. maka posisikan pasien
dengan meluruskan kaki.
2. 2. Meletakkan tumit
dilantai, jari-jari kedua
belah kaki diluruskan ke
atas lalu dibengkokkan
kembali kebawah seperti
cakar ayam sebanyak 10
kali. Pada posisi tidur, jari-
jari kedua belah kaki
diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke
bawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali.
3. 3. Meletakkan tumit salah
satu kaki dilantai, angkat
telapak kaki ke atas.
Kemudian sebaliknya pada
kaki yang lainnya, jari-jari
kaki diletakkan di lantai
dan tumit kaki diangkatkan
ke atas. Gerakan ini
dilakukan secara
bersamaan pada kaki
kanan dan kiri bergantian
dan diulangi sebanyak 10
kali. Pada posisi tidur,
menggerakkan jari dan
tumit kaki secara
bergantian antara kaki kiri
dan kaki kanan sebanyak
10 kali.
4. 4. Tumit kaki diletakkan di
lantai. Kemudian bagian
ujung jari kaki diangkat ke
atas dan buat gerakan
memutar pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali.
Pada posisi tidur, kaki
lurus ke atas dan buat
gerakan memutar dengan
pergerakan pada
pergelangan kaki sebanyak
10 kali.
5. 5. Jari-jari kaki diletakkan
dilantai. Kemudian tumit
diangkat dan buat gerakan
memutar dengan
pergerakkan pada
pergelangan kaki sebanyak
10 kali. Pada posisi tidur,
kaki harus diangkat sedikit
agar dapat melakukan
gerakan memutar pada
pergelangan kaki sebanyak
10 kali.
6. 6. Kemudian angkat salah
satu lutut kaki, dan
luruskan. Lalu gerakan
jari-jari kaki kedepan
kemudian turunkan
kembali secara bergantian
kekiri dan ke kanan.
Ulangi gerakan ini
sebanyak 10 kali.
7. 7. Selanjutnya luruskan
salah satu kaki diatas lantai
kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan
ujung jari-jari kaki kearah
wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
8. 8. Angkat kedua kaki lalu
luruskan. Ulangi sama
seperti pada langkah ke-8,
namun gunakan kedua kaki
kanan dan kiri secara
bersamaan. Ulangi gerakan
tersebut sebanyak 10 kali.
9. 9. Selanjutnya luruskan
salah satu kaki dan angkat,
lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan
gerakan seperti menulis di
udara dengan kaki dari
angka 0 hingga 10 lakukan
secara bergantian. Kaki
diluruskan dan diangkat.
10. 10. Letakkan selembar
koran dilantai. Kemudian
robek koran menjadi 2
bagian, lalu pisahkan
kedua bagian koran
tersebut.
11. 11. Sebagian koran di
sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua
kaki.
12. 12. Kemudian pindahkan
kumpulan sobekan-
sobekan tersebut dengan
kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada
bagian kertas yang utuh
tadi.
13. 13. Lalu bungkus semua
sobekan-sobekan tadi
dengan kedua kaki kanan
dan kiri menjadi bentuk
bola. Kaki merobek kertas
koran kecil-kecil dengan
menggunakan jari-jari kaki
lalu bungkus menjadi
bentuk bola.
14.
d. Penyusunan Naskah
Tabel 1. 3
Penyusunan Naskah

NO Visual Audio

SEGMEN 1

1. TUNE PEMBUKA MUSIK

2. OPENING/PEMBUKAAN LIVE
a. Salam
b. Perkenalan
3. SAJIAN MATERI SENAM KAKI LIVE
DIABETES
a. Definisi Diabetes Mellitus
b. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
c. Pengertian senam kaki diabetes
d. Tujuan senam kaki diabetes
e. Manfaat senam kaki diabetes
4. PELAKSANAAN SENAM KAKI LIVE
DIABETES
a. Langkah-langkah senam kaki
diabetes
5. KESIMPULAN KE EFEKTIFAN LIVE
SENAM KAKI DIABETES
a. Cek kadar gula darah di pelayanan
Kesehatan
6. PENUTUP/CLOSING LIVE
a. Salam
Permintaan maaf dan ucapan
terimakasih

e. Pengkajian Naskah
Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran
yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya,
sehingga naskah tersebut laik produksi.

2. Produksi
Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan
penulis naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai
kegiatan, meliputi:
a. Rembuk Naskah
Setelah penulis menyusun dan mempelajari naskah,
selanjutnya penulis akan melakukan rembuk naskah. Rembuk
naskah ini diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman
terhadap naskah, sehingga apabila dipublikasikan diharakan tidak
terjadi kesalahan yang fatal. Dengan demikian peneliti akan
mengubah naskah menjadi sebuah media senam kaki diabetes yang
bermanfaat bagi masyarakat khususnya penderita penyakit
Diabetes Mellitus.
b. Penentuan Tim Produksi
1) Produser : Siti Kurniati
2) Sutradara : Siti Kurniati
3) Cameramen : Sela Dewi Kartika Sari
4) Editor : Siti Kurniati
c. Casting Pencarian Pemain)
Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus
dipilih sesuai dengan tuntutan naskah. Maka penulis akan memilih
pemain yaitu Siti Kurniati.
d. Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)
Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan
sesuai dengan tuntutan naskah. Maka penulis akan memilih lokasi
yaitu Rumah Kost penulis yaitu Jl. Halilintar No. 49, Kentingan,
Jebres, Surakarta.
e. Cru Metting (Rapat Tim Produksi)
Di dalam pertemuan ini akan ditentukan yaitu :
1) Jadwal syuting : Kamis, 10 Desember 2020
2) Lokasi : Rumah Kost penulis, Jl. Halilintar No. 49,
Kentingan, Jebres, Surakarta.
3) Pemain : Siti Kurniati (penulis)
4) Kamera : menggunakan kamera handphone
5) Kostum :menggunakan seragam olahraga Universitas
‘Aisyiyah Surakarta
6) Alat pendukung : Tripot, kursi dan kertas koran
f. Pengambilan Gambar
Setelah semua persiapan sudah selesai dilakukan, langkah
selanjutnya yaitu pengambilan gambar atau produksi. Kegiatan
produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide dalam bentuk
naskah senam kaki diabetes ke bnetuk gambar dan suara. Kegiatan
ini akan merekam aktivitas sesuai naskah dengan menggunakan
fasilitas yang sudah disiapkan.
3. Pasca Produksi
Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara
dari lapangan yang siap untuk diedit sesuai naskah. Gambar dan suara
tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang,
yaitu meliputi:
a. Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)
Editing merupakan penyatuan beberapa rangkaian video, gambar
dan suara sehingga mampu menyampaikan pesan sesuai dengan
naskah dan pantas ditonton. Disini penulis akan menggunakan
media editing melalui aplikasi, yaitu :
1) Kinemaster
2) InShoot
b. Mixing (Pengisian Musik)
Kegiatan memadukan beberapa pengisi suara dan beberapa
video/gambar dalam satu frame. Penulis akan memasukkan
beberapa music untuk membangun suasana gembira pada video
tersebut.
c. Preview
Setelah editing selesai dilakukan, maka video senam kaki diabetes
ini dinyatakan siap dipreview. Kegiatan preview ini untuk melihat
apakah media yang dibuat sesuaidengan perencanaan atau naskah
senam kaki diabetes.
d. Ujicoba
Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian di
uji cobakan ke lapangan. Uji coba ini akan dilakukan kepada
keluarga dan teman-teman penulis untuk mengetahui pemilihan
aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa,
apakah mudah dipahami atau tidak sebagai audience. Hasil uji coba
merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat
dipakai untuk media pembelajaran senam kaki diabetes atau
disiarkan.
e. Revisi
Setelah uji coba dilakukan, jika ada masukan dari beberapa
audience maka akan direvisi oleh penulis sesuai dengan naskah.
f. Distribusi/Penyiaran
Disini penulis akan melakukan upload video senam kaki diabetes
pada penderita Diabetes Mellitus. Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu
sebuah media video yang siap dimanfaatkan oleh masyarakat
umum khususnya penderita Diabetes Mellitus.
4. Karya tulis ilmah dengan media video ini tidak plagiat dari hasil
karya orang lain yang sudah dipublikasikan dan murni hasil
karya sendiri.
5. Isi video
a. Materi
Materi diambil dari rangkuman dari tinjauan pustaka yang terdiri
dari definisi Diabetes Mellitus, penatalaksanaan Diabetes Mellitus,
pengertian senam kaki diabetes, manfaat senam kaki diabetes,
tujuan senam kaki diabetes, dan langkah-langkah senam kaki
diabetes.
b. Gambar video
Gambar video diambil adalah hasil tangkap kamera handphone
sendiri yang dilakukan oleh pemain dan tim.
c. Editing video
Editing video menggunakan 2 aplikasi, yaitu :
1) Aplikasi Kinemaster untuk menambah musik dan
menambahkan teks pada video.
2) Aplikasi Inshoot untuk menggabungkan beberapa video dan
gambar.
d. Warna
Warna yang digunakan untuk tulisan adalah hitam dan putih
supaya terlihat dengan jelas.
e. Font
Font yang digunakan adalah Noto Serif Bold Italic size 12.
f. Desain
Desain yang digunakan adalah sebai berikut :
1) Judul : judul berada di tengah dengan editing
menggunakan aplikasi Kinemaster
2) Pembuka : salam perkenalan dengan audio live dan
ditambah dengan tulisan
3) Sajian materi :berisi definisi Diabetes Mellitus,
penatalaksanaan Diabetes Mellitus, pengertian senam kaki
diabetes, manfaat senam kaki diabetes, tujuan senam kaki
diabetes, dan langkah-langkah senam kaki diabetes dengan
audio live dan ditambah dengan tulisan dan gambar.
4) Alat dan bahan : dengan audio live ditambah dengan tulisan
dan gambar.
5) Tutorial terapi dengan audio live
6) Penutup : penutup video menggunakan audio live
dengan tulisan dalam video
BAB IV

LUARAN YANG DICAPAI

Jenis luaran yang dicapai adalah media Komunikasi Informasi dan


Edukasi (KIE) berupa video. Judul dari video ini adalah “Senam Kaki Diabetes
Untuk Mengendalikan Kadar Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus”. Video ini
dibuat menggunakan aplikasi Kinemaster. Video berdurasi kurang lebih 10 menit
berisikan materi definisi Diabetes Mellitus, penatalaksanaan Diabetes Mellitus,
pengertian senam kaki diabetes, tujuan senam kaki diabetes, manfaat senam kaki
diabetes, dan berisikan tahapan senam kaki diabetes yang terdiri dari 10 tahap
antara lain, menggerakkan jari-jari kaki seperti cakar ayam, mengangkat telapak
kaki dengan tumit masih menempel diatas lantai lalu turunkan dan angkat tumit,
mengangkat ujung kaki lalu putar pada pergelangan kaki, mengangkat tumit dan
putar pada pergelangan kaki ke arah samping, mengangkat salah satu lutut dan
menggerakkan jari kaki kedepan, mengangkat kaki dan mengarahkan jari kaki ke
muka, mengangkat kedua kaki kemudian putar pergelangan kaki dari arah depan
ke belakang, mengangkat dan meluruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian
melakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10,
meletakkan koran diatas lantai kemudian bentuk koran menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki, buka kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti
semula lalu sobek menjadi 2 bagian, lalu sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dan pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki
lalu letakkan sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh, bungkus semua
sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

Tujuan dari senam kaki diabetes sendiri yaitu memperbaiki sirkulasi darah,
memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha dan mengatasi keterbatasan gerak
sendi. Video ini ditargetkan dapat dipatenkan sebagai penghargaan atas hasil
karya yang telah dihasilkan oleh penulis sehingga produk luaran video yang
dihasilkan akan dimasukkan ke dalam Hak Kekuasaan Intelektual (HAKI), selain
itu link senam kaki diabetes juga akan di upload ke google drive dan youtube agar
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan maksimal serta diharapkan dapat
menjadi acuan dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dalam
bidang kesehatan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil KIE (Kouminikasi, Informasi, dan Edukasi)
melalui media video dengan judul “Senam Kaki Diabetes Untuk
Mengendalikan Kadar Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus Melalui
Media Video” dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Masalah yang sering terjadi dalam sistem metabolisme salah satunya
adalah penyakit Diabetes Mellitus. Penyakit Diabetes Mellitus
tersebut disebabkan akibat tingginya kadar gula dalam darah
melebihi batas normal yaitu lebih dari 200 mg/dl. DM dapat
menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit
sampai jantung sehingga menimbulkan komplikasi.
2) Penyakit Diabetes Mellitus dapat diatasi dengan berbagai macam
cara, salah satu nya yaitu dengan cara terapi senam kaki diabetes.
Karena senam kaki diabetes dapat mencegah terjadinya luka dan
membantu memperbaiki sirkulasi darah serta dapat memperkuat otot
kecil pada kaki. Sehingga jika senam kaki diabetes dapat dilakukan
secara teratur maka dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
3) Penggunaan media video dalam “Senam Kaki Diabetes Untuk
Mengendalikan Kadar Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus” ini
bertujuan sebagai bahan media edukasi senam kaki diabetes bagi
masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Media video ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan pada penderita Diabetes Mellitus dan
mempermudah edukasi kepada masyarakat. Media video ini didesain
dengan semenarik mungkin agar masyarakat dapat tertarik dan lebih
mudah dalam memahami langkah-langkah senam kaki diabetes
untuk menurunkan kadar gula darah sehingga dapat diterapkan juga
oleh masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus tipe 2.

B. Saran
1) Bagi Masyarakat
Berdasarkan luaran yang sudah dibuat yaitu berupa media video
disarankan kepada masyaraat khususnya penderita Diabetes Mellitus
tipe II untuk menonton video tentang edukasi senam kaki diabetes
agar mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai senam kaki
diabetes untuk mengendalikan kadar gula terhadap penderita
Diabetes Mellitus.
2) Bagi Petugas Kesehatan
Berdasarkan luaran yang dibuat yaitu berupa media video disarankan
bagi tenaga kesehatan untuk menonton video edukasi pendidikan
senam kaki diabetes sehingga dapat membantu memberikan
penyuluhan kesehatan tentang senam kaki diabetes untuk
mengendalikan kadar gula terhadap penderita Diabetes Mellitus serta
dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi penyuluhan kesehatan
melalui video.
3) Bagi Institusi
Berdasarkan luaran yang dibuat yaitu berupa media video
diharapkan dengan adanya video edukasi tersebut, dapat menambah
kepustakaan, wawasan, dan menambah literasi untuk mahasiswa
kesehatan di institusi kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Agustianingsih, Nurul. 2013. Pengaruh Senam Kaki Diabetes terhadap Sirkulasi


Darah Kaki pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Desa Leyangan
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.
Semarang. Tersedia pada:
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3437.pdf [diakses: 6
Januari 2016].
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Anneahira. (2011). Senam Kaki Diabetes. Diakses dari
http://www.anneahira.com/senam-kaki-diabetes.htm. Diperoleh tanggal 10
November 2020.
Askandar, ddk., 2015, Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam edisi II, Surabaya: FK
UNAIR, pp 100.
Bennett, P. Epidemiology of Type 2 Diabetes Millitus. InLeRoith et.al, Diabetes
Millitus Fundamental and Clinical Text. Philadelphia:Lippincott
William&Wilkin s.2008;43(1): 544-7.
Black J.M., & Hawks J.H. (2009). Medical-Surgical Nursing : Clinical Management for
Positive out comes. 8Th Edition Singapore : Elseveir Saunders.
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2.
Jakarta : EGC.
Buraerah, Hakim. Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas
Tanrutedong, Sidenreg Rappan,. Jurnal Ilmiah Nasional;2010 [cited 2010
feb 17]. Available from: http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?
tabID=61&src=a&id=186192.
Decroli, Eva. 2019. Biabetes Mellitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2015). Profil Keehatan Jawa Tengah Tahun
2015. Semarang: Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
Flora. Rostika, Hikayati & Purwanto. Sigit. (2012). Pelatihan Senam Kaki Pada
Penderita Diabetes Mellitus Dalam Upaya Pencegahan Komplikasi
Diabetes Pada Kaki (Diabetes Foot). Jurnal Pengabdian Sriwijaya
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSRI. 1(1), 7-15.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/j psriwijaya/article/view/1543/606.
Harding, Anne Helen et al. 2003. Dietary Fat adn Risk of Clinic Type Diabetes.
A,erican Journal of Epidemiology.;15(1);150-9.
Hastuti, Rini Tri. 2008. Faktor-faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada Penderita
Diabetes Melitus Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
[dissertation]. Universitas Diponegoro (Semarang).
Infodatin Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia: Situasi dan Analisis Diabetes Mellitus.
www.depkes.go.id di akses tanggal 10 November 2020.

Katuk, M. E. (2017). Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Nilai Ankle


Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus. GMIM Manado’,
5(September).

Kemenkes RI (2014). Waspada Diabetes. www.kemkes.go.id di akses tanggal 10


November 2020.

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. www.kemkes.go.id di akses


tanggal 10 November 2020.
LeMone, P. & Burke, (2008). Medical Surgical Nursing: Critical thinking in the
client care. (4th ed). Pearson Prentice Hall: Ney Jersey.
Longmore. Murray, dkk. (2014). Buku Saku Oxfort Kedokteran Klinis Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Maryunani, Anik. 2013. Diabetes Pada Kehamilan edisi II. Jakarta: CV Trans
Info Media.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus : Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenal
gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Ed.1. Jakarta: Pustaka
Populer Obor.
Munir. 2012. Multimedia : Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung :
Alfabeta.
Parichehr, K., Mohamad, T.N., Soheilikhah, Marsyam, R. (2012). Evaluation of
patients education on foot self-care status in diabetic patients. Iranian Red
Crescent Medical Jurnal, 14(12) :829-832.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti cles/PMC3587876/.
Perkeni. (2016). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia. http://www.pbpapdi.org di akses tanggal 10 November
2020.
Rizaniansyah R. Gusti & Farianingsih Septi. (2015). Senam Kaki Diabetes
Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 (Diabetic
Feet Gymnastic to Decrease Blood Sugar Levels Diabetes Mellitus type 2
Patients). Jurnal Of Ners Community.
http://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article/view/51.
Ruben. Graceistin, Rottie. Julia Villy & Karundeng. Y. Michael. (2016).
Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Enemawira. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php /jkp/article/view/11897.
Slamet S. 2008. Diet pada diabetes Dalam Noer dkk. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FK-ill.
Soebagio, Imam. (2011). Senam Kaki Sembuhkan Diabetes Mellitus. Diakses dari
http://pakdebagio.blogspot.com/2011/04/senam-kaki-sembuhkan-
diabetesmelitus.html. Diperoleh tanggal 10 November 2020.

Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2009). Penatalaksanaan diabetes


mellitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo, A.W., Setiyohadi,B., Alwi, I., & Setiati, S (2006). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam . (edisi 3). Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit
Dalam FKUI.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, JL., Cheever, K.H (2008). Brunner &
Suddarth”s: Textbook of medical-surgical nursing. 11th ed. Philadelpia:
Lippicont Williams&Wilkins.
Teixeria L. 2011. Regular physical exercise training assists in preventing type 2
diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory
properties. Biomed Central Cardiovascular Diabetology; 10(2);1-15.
WHO. (2007). Definition, diagnosis and classification of diabetes mellitus: Report
of a WHO consultation. Part 1: Diagnosis and classification of diabetes
mellitus., http://www.com.au.pdf/who_report.
WHO. 2014. World Health Statistic 2014. Geneva: World Health Organization.
Tersedia di:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/112738/1/9789240692671_eng.

Anda mungkin juga menyukai