Oleh:
SITI KURNIATI
B2018128
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah (hyperglikemia) dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan
secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala
yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsia,
poliuria, polifagia, penurunan berat badan, dan kesemutan (Hakim
Buraerah, 2010). Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu
dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf
dan pembuluh darah. Komplikasi diabetes mellitus yang sering terjadi
antara lain, penyebab utama gagal ginjal, retinopatin diabeticum,
neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan kejadian
ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki.
Meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke, dan resiko
kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat
dibandingkan bukan penderita diabetes mellitus (KEMENKES RI,
2014).
Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik akibat dari
kurangnya insulin baik oleh karena adanya disfungsi sel beta pankreas
atau ambilan glukosa perifer atau keduanya pada DM tipe 2 atau
kekurangnya insulin absolut pada DM tipe 1 dengan tanda tanda
hiperglikemia dan glukosuria, diserta gejala klinis akut (penurunan
berat badan) dan ataupun gejala kronik atau kadang-kadang tanpa
gejala (Askandar, et al. 2015).
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin
sedikitmenurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin
tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe
II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus (Slamet,
2008). Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik
yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi
insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin
(resistensi insulin) (Depkes, 2016).
2. Etiologi
Penyebab yang mendasari terjadinya kasus DM secara genetik ada 2
yaitu :
a. Resistensi urin
Insulin tidak dapat bekerja secara optimal disel otot, lemak,
dan hati sehingga memaksa pankreas untuk memproduksi insulin.
Ketika produksi insulin tidak adekuat mengkompensasi
peningkatan resistensi insulin, maka kadar glukosa darah akan
meningkat, sehingga terjadi hiperglikemia kronik.
b. Disfungsi sel beta pankreas
Disfungsi sel beta pankreas terjadi akibat kombinasi faktor
genetik dan faktor lingkungan. Jumlah dan kualitas sel beta
pankreas dipengaruhi oleh proses regenerasi dan kelangsungan sel
beta itu sendiri, mekanisme selular senagai pengatur sel beta,
kemampuan adaptasi sel beta ataupun kegagalan
mengkompensasi beban metabolik dan proses apoptosis sel (Eva
Decroli, 2019).
3. Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1997 dalam
Port (2007), mengklasifikasikan DM menjadi empat jenis, yaitu :
a. DM Tipe 1
DM tipe 1 ditandai oleh destruksi sel beta pankreas, terbagi
dalam 2 sub tipe yaitu tipe 1A yaitu diabetes yang diakibatkan
oleh proses immunologi (immune-mediated diabetes) dan tipe 1B
yaitu diabetes idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya.
Diabetes 1A ditandai oleh destruksi autoimun sel beta. Diabetes
tipe 1 merupakan gangguan katabolisme yang ditandai oleh
kekurangan insulin absolut , peningkatan glukosa darah, dan
pemecahan lemak dan protein tubuh.
b. DM Tipe 2
DM tipe 2 dikenal juga sebagai Non-Insulin-Dependent
Diabetes (NIDDM). DM tipe 2 umumnya diawali dengan
terjadinya resistensi insulin yang awalnya belum menyebabkan
DM secara klinis. Sel beta pankreas dapat melakukan kompensasi
insulin disekresi secara berlebihan sehingga terjadi kondisi
hiperinsulinemia. Sehingga dapat menyebabkan kelelahan sel beta
pankreas (exhaustion) yang disebut dekompensasi,
mengakibatkan produksi insulin yang menurun. Kondisi resistensi
insulin diperberat oleh produksi insulin yang menurun akibatnya
kadar glukosa darah semakin meningkat (Soegondo, et al. 2009).
c. DM pada Kehamilan (Gestational Diabetes)
Diabetes kehamilan terjadi pada intoleransi glukosa yang
diketahui selama kehamilan pertama. Wanita dengan diabetes
kehamilan akan mengalami peningkatan resiko terhadap diabetes
setelah 5-10 tahun melahirkan (Porth, 2007).
d. DM Tipe Lain (Others Specific Types)
Merupakan gangguan endokrin yang menimbul hiperglikemia
akibat peningkatan produksi glukosa dalam hati (Porth, 2007).
Diabetes tipe ini yaitu diabetes yang dihubungkan dengan
keadaan dan sindrom tertentu, misalnya diabetes pada penyakit
pankreas dan penyakit endokrin seperti akromegali atau syndrome
chusing, yang disebabkan oleh zat kimia atau obat, infeksi dan
endokrinopati (Soegondo, et al. 2009).
4. Patofisiologi
Awal mula terjadinya DM yaitu ditandai dengan gangguan pada
pankreas. Gangguan pada pankreas akan mengakibatkan penurunan
fungsi insulin (difisiensi insulin). Dimana difisiensi insulin adalah
keadaan dimana sel-sel insulin tidak mampu merespon insulin secara
normal. Berkurangnya insulin menyebabkan glukosa tidak dapat
digunakan oleh sel, sehingga terjadi peningkatan glukosa dalam darah
dan mengakibatkan hiperglikemia (Anik, 2013).
DM tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel insulin tidak mampu merespon insulin secara
normal. Keadaan ini disebut sebagai “resistensi insulin”. Obesitas,
kurangnya aktivitas fisik dan penuaan adalah penyebab terjadinya
resistensi insulin. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat
memproduksi glukosa hepatik yang berlebihan tetapi tidak merusak
sel-sel B langerhans secara autoimun. Defisiensi insulin pada
penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif. Pada awal
perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan gangguan
pada sekresi insulin artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi
resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada
perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas.
Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif sehingga
akan menyebabkan defisiensi insulin dan menyebabkan terjadinya
resiko gangrene atau luka pada kaki, akhirnya penderita memerlukan
isulin eksogen (Teixeria, 2011).
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Diabetes Mellitus tergantung pada tingkat
hiperglikemia. Menurut Smeltzer (2008), tanda dan gejala Diabetes
Mellitus dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Gejala Akut
Gejala akut Diabetes Melitus yaitu meliputi poliphagia
(banyak makan), polidipsia (banyak minum), poliuria (sering
kencing di malam hari) dan nafsu makan bertambah namun berat
badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu),
mudah lelah. Poliuri dan polidipsi terjadi akibat kehilangan cairan
berlebihan yang berhubungan dengan diuresis osmotic, sedangkan
poliphagi disebabkan oleh kondisi metobolik yang diinduksi
adanya defesiensi insulin serta pemecahan lemak dan protein.
b. Gejala Kronik.
Gejala kronik Diabetes Melitus antara lain, kesemutan, kulit
terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit,
kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi
mudah goyah dan mudah lepas serta adanya lesi luka yang
penyembuhannya lambat dan infeksi berulang.
6. Faktor Resiko
Faktor resiko Diabetes Mellitus dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Faktor resiko yang dapat diubah
1) Obesitas
Obesitas atau kegemukan yaitu kelebihan berat badan
>20% dari berat badan ideal atau BMI (Body Mass Index)
>27kg/m2. Obesitas menyebabkan respons sel beta pankreas
terhadap peningkatan glukosa darah berkurang, selain itu
reseptor insulin pada sel diseluruh tubuh termasuk diotot
berkurang jumlah dan keaktifannya kurang sensitif
(Soegondo, et al. 2009).
2) Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang kurang menyebabkan resistensi
insulin pada DM tipe 2. DM tipe 2 sebenarnya dapat
dikendalikan atau dicegah terjadinya melalui gaya hidup
sehat, seperti makan makanan sehat dan aktivitas fisik teratur
(Soegondo, et al. 2009).
3) Dislipidemi
Kadar kolesterol yang tinggi atau dislipidemi yaitu kadar
HDL kolesterol ≤35 mg/dL (0,09 mmol/L) dan kadar
trigliserida ≥259 mg/dl (2,8 mmol/L). Pada kondisi ini,
perbandingan antara HDL (High Density Lipoprotein) dengan
LDL (Low Density Lipoprotein) cenderung menurun dimana
kadar trigliserida secara umum meningkat sehingga
memperbesar resiko atherogenesis. Salah satu mekanisme
yang menjadi predisposisi diabetes tipe 2 adalah terjadinya
pelepasan asam-asam lemak bebas secara cepat. Proses ini
menyebabkan sirkulasi tingkat tinggi dari asam lemak bebas
di hati sehingga kemampuan hati untuk mengikat dan
mengekstrak insulin dari darah berkurang. Hal ini dapat
mengakibatkan hiperinsulinemia dan peningkatan
glukoneogenesis dimana glukosa darah meningkat (Sudoyo,
2006).
4) Hipertensi
Sesorang yang berisiko menderita DM juga mempunyai
tekanan darah tinggi yaitu ≥140/90 mmHg. Hipertensi yang
tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kerusakan pada
ginjal dan kelainan kardiovaskuler. Sebaliknya jika tekanan
darah tinggi dapat di kontrol maka akan memproteksi
terhadap komplikasi mikro dan makrovaskuler serta
pengelolaan hiperglikemia yang terkontrol (Sudoyo, 2006).
b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Genetik
Riwayat keluarga dengan DM tipe 2, mempunyai peluang
menderita DM sebesar 15% dan risiko ketidakmampuan
memetabolisme karbohidrat secara normal sebesar 30%.
Faktor genetik dapat mempengaruhi sel beta dan mengubah
kemampuannya untuk menyebarkan rangsang sekretoris
insulin. Secara genetik risiko DM tipe 2 meningkat pada
saudara kembar monozigotik, ibu neonatus yang beratnya
lebih 4 kg, ras atau etnis tertentu (LeMone & Burke, 2008).
2) Usia
Faktor usia pada penderita DM tipe 2 adalah usia diatas
30 tahun, hal ini karena adanya perubahan anatomis,
fisiologis dan biokimia. Seseorang yang mencapai umur 30
tahun, maka kadar glukosa darah naik 1-2 mg% setiap tahun
saat puasa dan akan naik 6-13 mg% pada 2 jam setelah
makan. Berdasarkan hal tersebut bahwa umur merupakan
faktor utama terjadinya kenaikan prevalensi DM serta
gangguan toleransi glukosa (Sudoyo, et al. 2009).
3) Keluarga dengan DM
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga
mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes
merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot
dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus
(Rini, 2008).
4) DM Gestasional
Wanita yang mempunyai riwayat abortus berulang,
melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000 gram.
DM tipe ini terjadi ketika ibu hamil gagal mempertahankan
euglikemia atau kadar glukosa darah normal). Faktor resiko
DM gestasional adalah riwayat keluarga, obesitas dan
glikosuria (Smeltzer, et al. 2008).
c. Faktor resiko lain
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah
penderita polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom
metabolik memiliki riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT)
atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya,
memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK,
atau Peripheral Aterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol, faktor
stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan kafein
(Smeltzer, et al. 2008).
7. Komplikasi
Menurut Sudoyo, 2006 komplikasi Diabetes Mellitus dikelompokkan
menjadi 2 yaitu :
a. Komplikasi akut
Komplikasi akut terdiri dari hipoglikemia dan hiperglikemia.
Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah di bawah nilai normal
yaitu < 50 mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu rendah dapat
menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi
sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
Sedangkan, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik,
Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto
asidosis.
b. Komplikasi kronik
Komplikasi kronik antara lain komplikasi makrovaskuler dan
komplikasi mikrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yaitu
meliputi trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak),
penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongesif, dan
stroke. Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler
seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, ulkus
atau gangrene dan amputasi.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DM meliputi terapi nonfarmakologis dan terapi
farmakologis, yaitu :
a. Terapi Nonfarmakologis
1) Edukasi
Persepsi yang baik dengan cara memberikan pendidikan
atau edukasi yang baik agar tidak terjadinya komplikasi.
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu
dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM
secara holistik (PERKENI, 2015). Perawat memainkan peran
penting dalam mengidentifikasi pasien yang menderita
diabetes, mengkaji keterampilan perawatan diri pasien DM,
memberikan pendidikan kesehatan dasar kepada pasien DM,
mendukung penyuluhan yang diberikan oleh spesialis dan
merujuk pasien untuk menjalani perawatan tindak lanjut
setelah pulang (Bruner & Sudarth, 2016).
2) Terapi Nutrisi
Tujuan terapi nutrisi adalah untuk mempromosikan dan
mendukung pola makan sehat dalam mencapai dan
mempertahankan berat badan, glikemik, tekanan darah, dan
tujuan lipid sambil mengatasi masalah individu, termasuk
akses ke makanan sehat, preferensi pribadi dan budaya, dan
faktor lainnya (ADA, 2018). Tujuan nutrisi adalah untuk
mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah dan
tekanan darah dalam kisaran serta profil lipid dan lipoprotein
yang menurunkan risiko penyakit vaskuler mencegah
munculnya komplikasi kronik, dan memenuhi kebutuhan
nutrisi individu (Bruner & Sudarth, 2016).
3) Latihan jasmani
Manfaat olahraga yaitu dapat meningkatkan kebugaran
fisik, memperbaiki keadaan emosional, pengendalian berat
badan, dan meningkatkan kapasitas kerja. Pada penyandang
DM, olahraga meningkatkan ambilan glikosa oleh sel otot,
yang kemungkinan mengurangi kebutuhan akan insulin.
Olahraga juga mengurangi kolestrol dan trigliserida, yang
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (LeMone, 2016).
4) Senam kaki diabetes
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi
penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki (Soebagio, 2011). Gerakan-gerakan senam kaki
ini dapat memperlancar peredaran darah di kaki,
memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan
mempermudah gerakan sendi kaki. Senam kaki diabetes
dilakukan dengan frekuensi 3-5x dalam seminggu dan tidak
dilakukan lebih dari 2 hari berturut-turut. Dengan demikian
diharapkan kaki penderita DM dapat terawat baik dan dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita DM (Anneahira,
2011).
b. Terapi farmakologis
1) Obat – Obat Diabetes Melitus
Menurut (Perkeni, 2015) Terapi farmakologis terdiri dari
obat oral dan suntikan. Obat Antihiperglikemia oral dibagi
menjadi 5 golongan, yaitu pemacu sekresi insulin (Insulin
Seretagogue), yang termasuk Sulfonilurea dan Gilinid,
peningkatan Sensivitas terhadap insulin, yang termasuk obat
Metfotrmin dan Tiazolidindion (TZD), penghambat Absorpsi
Glukosa di saluran pencernaan, Penghambat DPP – IV
(Dipeptidly Peptidose – IV dan Penghambat SGLT – 2
(Sodium Glucose Contransporter. Dan Obat
Antihiperglikemia Suntik, seperti: Insulin, jenis – jenis insulin
menurut (Black, 2014) yaitu Kerja cepat (Rapid – acting
insulin), Insulin kerja pendek (Short – acting insulin), Insulin
kerja menengah (Intermediate –acting insulin), dan Insulin
kerja panjang (Long – acting insulin).
2) Monitoring Farmakologis
Monitoring DM menurut (Perkeni, 2015), yaitu:
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah, pemeriksaan HbA1c,
pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) untuk
memantau dan mencapai kontrol metabolik dan mengurangi
bahaya hipoglikemia (Le Mone, 2016), Glycated Albumin
(GA) digunakan untuk menilai indeks kontrol glikemik yang
tidak dipengaruhi oleh gangguan metabolisme hemoglobin
dan masa hidup eritrosit seperti HbA1c merupakan indeks
kontrol 24 glikemik jangka panjang (2-3 bulan). Sedangkan
proses metabolik albumin terjadi lebih cepat daripada
hemoglobin dengan perkira 15 – 20 hari sehingga GA
merupakan indeks kontrol glikemik jangka pendek. Beberapa
gangguan seperti sindrom nefrotik, pengobatan steroid, severe
obesitas dan gangguan fungsi tiroid dapat mempengaruhi
albumin yang berpotensi mempengaruhi nilai pengukuran GA
(Perkeni, 2015).
B. Senam Kaki Diabetes
1. Pengertian
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan
terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis. Senam kaki adalah kegiatan
atau latihan yang dilakukan penderita diabetes untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah pada kaki
(Ruben, et al. 2016).
Senam kaki diabetus mellitus merupakan kegiatan atau latihan
yang dilakukan oleh pasien yang menderita penyakit diabetus mellitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu perlancaran peredaran
darah pada bagian ekstremitas bawah (kaki). Latihan tersebut
dilakukan pada kaki secara bergantian atau bersamaan dengan tujuan
untuk memperkuat dan melenturkan otot-otot pada tungkai sampai jari-
jari kaki (Katuk, 2017) .
Senam kaki diabetik sangat penting dilakukan untuk mengurangi
risiko ulkus diabetikum. Ulkus diabetikus merupakan luka terbuka
pada permukaan kulit karena adanya komplikasi makroangiopati
sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati,keadaan lebih
lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan
dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob
maupun anaerob (Prasetyorini, 2015).
2. Tujuan
Menurut Imam Soebagio (2011) tujuan senam kaki diabetes antara lain
:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak
3. Manfaat
Menurut Anneahira (2011) manfaat senam kaki diabetes antara lain :
a. Memperlancar peredaran darah di kaki
b. Memperbaiki sirkulasi darah
c. Memperkuat otot kaki
d. Mempermudah gerakan sendi kaki
e. Dapat meningkatkan kekuatan otot paha dan betis
4. Langkah-langkah
a. Persiapkan alat: kertas koran 2 lembar, kursi (bila tindakan
dilakukan dalam posisi duduk).
b. Persiapan klien: kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakannya senam kaki, jelaskan tujuan dilaksanakan senam
kaki.
c. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan nyaman bagi pasien
dan jaga privasi klien.
d. Prosedur pelaksanaan :
1) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien
duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.
Jika dilakukan dalam posisi berbaring maka posisikan pasien
dengan meluruskan kaki.
NO Visual Audio
SEGMEN 1
2. OPENING/PEMBUKAAN LIVE
a. Salam
b. Perkenalan
3. SAJIAN MATERI SENAM KAKI LIVE
DIABETES
a. Definisi Diabetes Mellitus
b. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
c. Pengertian senam kaki diabetes
d. Tujuan senam kaki diabetes
e. Manfaat senam kaki diabetes
4. PELAKSANAAN SENAM KAKI LIVE
DIABETES
a. Langkah-langkah senam kaki
diabetes
5. KESIMPULAN KE EFEKTIFAN LIVE
SENAM KAKI DIABETES
a. Cek kadar gula darah di pelayanan
Kesehatan
6. PENUTUP/CLOSING LIVE
a. Salam
Permintaan maaf dan ucapan
terimakasih
e. Pengkajian Naskah
Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran
yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya,
sehingga naskah tersebut laik produksi.
2. Produksi
Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan
penulis naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai
kegiatan, meliputi:
a. Rembuk Naskah
Setelah penulis menyusun dan mempelajari naskah,
selanjutnya penulis akan melakukan rembuk naskah. Rembuk
naskah ini diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman
terhadap naskah, sehingga apabila dipublikasikan diharakan tidak
terjadi kesalahan yang fatal. Dengan demikian peneliti akan
mengubah naskah menjadi sebuah media senam kaki diabetes yang
bermanfaat bagi masyarakat khususnya penderita penyakit
Diabetes Mellitus.
b. Penentuan Tim Produksi
1) Produser : Siti Kurniati
2) Sutradara : Siti Kurniati
3) Cameramen : Sela Dewi Kartika Sari
4) Editor : Siti Kurniati
c. Casting Pencarian Pemain)
Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus
dipilih sesuai dengan tuntutan naskah. Maka penulis akan memilih
pemain yaitu Siti Kurniati.
d. Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)
Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan
sesuai dengan tuntutan naskah. Maka penulis akan memilih lokasi
yaitu Rumah Kost penulis yaitu Jl. Halilintar No. 49, Kentingan,
Jebres, Surakarta.
e. Cru Metting (Rapat Tim Produksi)
Di dalam pertemuan ini akan ditentukan yaitu :
1) Jadwal syuting : Kamis, 10 Desember 2020
2) Lokasi : Rumah Kost penulis, Jl. Halilintar No. 49,
Kentingan, Jebres, Surakarta.
3) Pemain : Siti Kurniati (penulis)
4) Kamera : menggunakan kamera handphone
5) Kostum :menggunakan seragam olahraga Universitas
‘Aisyiyah Surakarta
6) Alat pendukung : Tripot, kursi dan kertas koran
f. Pengambilan Gambar
Setelah semua persiapan sudah selesai dilakukan, langkah
selanjutnya yaitu pengambilan gambar atau produksi. Kegiatan
produksi merupakan kegiatan untuk merubah ide dalam bentuk
naskah senam kaki diabetes ke bnetuk gambar dan suara. Kegiatan
ini akan merekam aktivitas sesuai naskah dengan menggunakan
fasilitas yang sudah disiapkan.
3. Pasca Produksi
Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara
dari lapangan yang siap untuk diedit sesuai naskah. Gambar dan suara
tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup panjang,
yaitu meliputi:
a. Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)
Editing merupakan penyatuan beberapa rangkaian video, gambar
dan suara sehingga mampu menyampaikan pesan sesuai dengan
naskah dan pantas ditonton. Disini penulis akan menggunakan
media editing melalui aplikasi, yaitu :
1) Kinemaster
2) InShoot
b. Mixing (Pengisian Musik)
Kegiatan memadukan beberapa pengisi suara dan beberapa
video/gambar dalam satu frame. Penulis akan memasukkan
beberapa music untuk membangun suasana gembira pada video
tersebut.
c. Preview
Setelah editing selesai dilakukan, maka video senam kaki diabetes
ini dinyatakan siap dipreview. Kegiatan preview ini untuk melihat
apakah media yang dibuat sesuaidengan perencanaan atau naskah
senam kaki diabetes.
d. Ujicoba
Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian di
uji cobakan ke lapangan. Uji coba ini akan dilakukan kepada
keluarga dan teman-teman penulis untuk mengetahui pemilihan
aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa,
apakah mudah dipahami atau tidak sebagai audience. Hasil uji coba
merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau langsung dapat
dipakai untuk media pembelajaran senam kaki diabetes atau
disiarkan.
e. Revisi
Setelah uji coba dilakukan, jika ada masukan dari beberapa
audience maka akan direvisi oleh penulis sesuai dengan naskah.
f. Distribusi/Penyiaran
Disini penulis akan melakukan upload video senam kaki diabetes
pada penderita Diabetes Mellitus. Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu
sebuah media video yang siap dimanfaatkan oleh masyarakat
umum khususnya penderita Diabetes Mellitus.
4. Karya tulis ilmah dengan media video ini tidak plagiat dari hasil
karya orang lain yang sudah dipublikasikan dan murni hasil
karya sendiri.
5. Isi video
a. Materi
Materi diambil dari rangkuman dari tinjauan pustaka yang terdiri
dari definisi Diabetes Mellitus, penatalaksanaan Diabetes Mellitus,
pengertian senam kaki diabetes, manfaat senam kaki diabetes,
tujuan senam kaki diabetes, dan langkah-langkah senam kaki
diabetes.
b. Gambar video
Gambar video diambil adalah hasil tangkap kamera handphone
sendiri yang dilakukan oleh pemain dan tim.
c. Editing video
Editing video menggunakan 2 aplikasi, yaitu :
1) Aplikasi Kinemaster untuk menambah musik dan
menambahkan teks pada video.
2) Aplikasi Inshoot untuk menggabungkan beberapa video dan
gambar.
d. Warna
Warna yang digunakan untuk tulisan adalah hitam dan putih
supaya terlihat dengan jelas.
e. Font
Font yang digunakan adalah Noto Serif Bold Italic size 12.
f. Desain
Desain yang digunakan adalah sebai berikut :
1) Judul : judul berada di tengah dengan editing
menggunakan aplikasi Kinemaster
2) Pembuka : salam perkenalan dengan audio live dan
ditambah dengan tulisan
3) Sajian materi :berisi definisi Diabetes Mellitus,
penatalaksanaan Diabetes Mellitus, pengertian senam kaki
diabetes, manfaat senam kaki diabetes, tujuan senam kaki
diabetes, dan langkah-langkah senam kaki diabetes dengan
audio live dan ditambah dengan tulisan dan gambar.
4) Alat dan bahan : dengan audio live ditambah dengan tulisan
dan gambar.
5) Tutorial terapi dengan audio live
6) Penutup : penutup video menggunakan audio live
dengan tulisan dalam video
BAB IV
Tujuan dari senam kaki diabetes sendiri yaitu memperbaiki sirkulasi darah,
memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha dan mengatasi keterbatasan gerak
sendi. Video ini ditargetkan dapat dipatenkan sebagai penghargaan atas hasil
karya yang telah dihasilkan oleh penulis sehingga produk luaran video yang
dihasilkan akan dimasukkan ke dalam Hak Kekuasaan Intelektual (HAKI), selain
itu link senam kaki diabetes juga akan di upload ke google drive dan youtube agar
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan maksimal serta diharapkan dapat
menjadi acuan dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dalam
bidang kesehatan.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil KIE (Kouminikasi, Informasi, dan Edukasi)
melalui media video dengan judul “Senam Kaki Diabetes Untuk
Mengendalikan Kadar Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus Melalui
Media Video” dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Masalah yang sering terjadi dalam sistem metabolisme salah satunya
adalah penyakit Diabetes Mellitus. Penyakit Diabetes Mellitus
tersebut disebabkan akibat tingginya kadar gula dalam darah
melebihi batas normal yaitu lebih dari 200 mg/dl. DM dapat
menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit
sampai jantung sehingga menimbulkan komplikasi.
2) Penyakit Diabetes Mellitus dapat diatasi dengan berbagai macam
cara, salah satu nya yaitu dengan cara terapi senam kaki diabetes.
Karena senam kaki diabetes dapat mencegah terjadinya luka dan
membantu memperbaiki sirkulasi darah serta dapat memperkuat otot
kecil pada kaki. Sehingga jika senam kaki diabetes dapat dilakukan
secara teratur maka dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
3) Penggunaan media video dalam “Senam Kaki Diabetes Untuk
Mengendalikan Kadar Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus” ini
bertujuan sebagai bahan media edukasi senam kaki diabetes bagi
masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Media video ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan pada penderita Diabetes Mellitus dan
mempermudah edukasi kepada masyarakat. Media video ini didesain
dengan semenarik mungkin agar masyarakat dapat tertarik dan lebih
mudah dalam memahami langkah-langkah senam kaki diabetes
untuk menurunkan kadar gula darah sehingga dapat diterapkan juga
oleh masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
B. Saran
1) Bagi Masyarakat
Berdasarkan luaran yang sudah dibuat yaitu berupa media video
disarankan kepada masyaraat khususnya penderita Diabetes Mellitus
tipe II untuk menonton video tentang edukasi senam kaki diabetes
agar mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai senam kaki
diabetes untuk mengendalikan kadar gula terhadap penderita
Diabetes Mellitus.
2) Bagi Petugas Kesehatan
Berdasarkan luaran yang dibuat yaitu berupa media video disarankan
bagi tenaga kesehatan untuk menonton video edukasi pendidikan
senam kaki diabetes sehingga dapat membantu memberikan
penyuluhan kesehatan tentang senam kaki diabetes untuk
mengendalikan kadar gula terhadap penderita Diabetes Mellitus serta
dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi penyuluhan kesehatan
melalui video.
3) Bagi Institusi
Berdasarkan luaran yang dibuat yaitu berupa media video
diharapkan dengan adanya video edukasi tersebut, dapat menambah
kepustakaan, wawasan, dan menambah literasi untuk mahasiswa
kesehatan di institusi kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA