Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STASE ANAK
(BRONCHOPNEUMONIA)
DI RS BHAYANGKARA

Disusun Oleh :
Rio Agusto
(SRP163100079)

PROGRAM STUDI NERS S1 REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PSIKOSOSIAL (PENANGANAN ANSIETAS PADA PASIEN HIPERTENSI)

Pokok Bahasan : Bronchopneumonia


Sub Pembahasan : Penanganan pada pasie Bronchopneumonia
Sasaran : ibu kandung dari An.S
Tempat : RS Bhayangkara
Hari/Tanggal : Jumat, 09 Desember 2016
Waktu : 1 x 30 menit ( jam 08:00 -08:30 WIB)

I. Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir proses penyuluhan, keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami tentang
memahami tentang cara penanganan pada pasien dengan Bronchopneumonia

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien dan keluarga:
1. Menjelaskan pengertian Bronchopneumonia
2. Menjelaskan penyebab dari Bronchopneumonia
3. Menyebutkan tanda dan gejala dari Bronchopneumonia.
4. Menyebutkan komplikasi dari Bronchopneumonia
5. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari Bronchopneumonia
6. Menyebutkan tindakan pencegahan dari Bronchopneumonia

III. Sasaran
Keluarga dari An.S yang sedang menjalani perawatan di RS Bhayangkara pontianak, tepatnya di
ruang CP 1
IV. Materi (terlampir)
1. Pengertian Bronchopneumonia
2. Penyebab Bronchopneumonia.
3. Tanda dan gejala Bronchopneumonia
4. Komplikasi Bronchopneumonia
5. Penatalaksanaan medis Bronchopneumonia
6. Tindakan pencegahan Bronchopneumonia

V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab / Diskusi

VI. Media
1. Leaflet
2. Flip chart

VII.Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA METODE

Pembukaan:
1. Membuka kegiatan
dengan mengucapkan
salam.
1. Menjawab salam
1 3 menit 2. Pembukaan.
2. Mendengarkan Ceramah
3. Menjelaskan tujuandari
3. Memperhatikan
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
2 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan Ceramah dengan
dari Bronchopneumonia 2. Mendengarkan menggunakan
2. Menjelaskan penyebab banner
dari Bronchopneumonia
3. Menyebutkan tanda dan
gejala dari
Bronchopneumonia.
4. Menyebutkan
komplikasi dari
Bronchopneumonia.
5. Menjelaskan
penatalaksanaan medis
dari Bronchopneumonia.
6. Menyebutkan tindakan
pencegahan dari
Bronchopneumonia.
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan Tanya jawab dan
tentang materi yang telah diskusi
3 10 menit
diberikan, dan reinforcement
kepada para peserta yang
dapat menjawab pertanyaan
Terminasi :
1. Menyampaikan 1. Mendengarkan Ceramah dan
4 2 menit kesimpulan 2. Menjawab salam membagikan
2. Mengucapkan salam leaflet
penutup

VIII. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Pemateri harus datang lebih awal 10 menit sebelum kegiatan untuk memepersiapkan.
b. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
2. Kriteria proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar.

3. Kriteria hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian dari Bronchopneumonia
b. Peserta mampu menjelaskan penyebab dari Bronchopneumonia
c. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala Bronchopneumonia
d. Peserta mampu menyebutkan komplikasi dari Bronchopneumonia
e. Peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dari Bronchopneumonia
f. Peserta mampu menyebutkan tindakan pencegahan dari Bronchopneumonia

IX. Pengorganisasian
Pembicara : Rio Agusto

X. Setting Tempat

JENDELA KAMAR

TEMPAT TIDUR PASIEN TEMPAT TIDUR PASIEN


AUDIENTS

KETERANGAN :

1. Pembicara :
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

I. Pengertian
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis peneumonia yang mempunyai pola penyebaran
berbercak, teratur dalam salah atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzzane dalam Nurarif & Kusuma ,
2016)

Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)


Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130 139 85 89
Hipertensi :
Stage 1 ( ringan ) 140 159 90 99
Stage 2 160 179 100 109
( sedang )
Stage 3 ( berat ) 180 209 100 <

II. Penyebab
Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun factor dari hipertensi primer
antara lain :
1. Usia antara umur 30-40 tahun
2. Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
3. Keturunan 75%
4. Obesitas atau kegemukan
5. Konsumsi garam yang berlebihan, lemak berlebih, dan tinggi kalori.
Etiologi pada hipertensi sekunder :
1. Endokrin
2. Ginjal

III. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke seljugularis. Dari
sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan
mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya
perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
darah,sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone
aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan
tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada
organ organ sepertijantung.

IV. Tanda dan Gejala


Adapun tanda-tanda Hipertensi, adalah :
1. Kelelahan, letih
2. Nafas pendek
3. Sakit kepala, pusing
4. Mual, muntah
5. Gemetar
6. Nadi cepat setelah aktivitas
7. Gangguan penglihatan
8. Sering marah
9. Mimisan
10. Kaku pada leher atau bahu

V. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
2. Pemeriksaan retina.
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal
terpisah dan penentuan kadar urine.
7. Foto dada dan CT scan.

VI. Komplikasi
Efek pada organ :
1. Otak
a. Pemekaran pembuluh darah
b. Perdarahan

c. Kematian sel otak : stroke


2. Ginjal
a. Malam banyak kencing
b. Kerusakan sel ginjal
c. Gagal ginjal
3. Jantung
a. Membesar
b. Sesak nafas (dyspnoe)
c. Cepat lelah
d. Gagal jantung

VII. Penatalaksanaan Medis


Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung
hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit diabetes
dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit diatas.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
1. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
a. Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan komsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi.Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50100 mmol atau setara dengan 3-6
gram garam per hari.
b. Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya belum
jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,yang
dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.
c. Diet kaya buah dan sayur.
d. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
e. Tidak mengkomsumsi Alkohol.

2. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa
meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan
untuk menurunkan tekanan darah.

3. Penurunan Berat Badan


Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk
menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan
menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun
berat badan yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan
tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi
aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.

4. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai
kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta
blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan
vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

5. Pendidikan Kesehatan (PenKes)


Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan
mencegah komplikasi lebih lanjut.

VIII. Tindakan Pencegahan


1. Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat habis.
2. Kurangi beban pikiran yang berat.
3. Menurunkan berat badan.
4. Olah raga secara teratur.
5. Memperbanyak makan buah dan sayur.
6. Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing, jerohan.
7. Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
8. Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.

MATERI PENYULUHAN
ANSIETAS

I. Pengertian
Ansietas adalah perasaan was-was, kwatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu
yang dirasakan sebagai ancaman.

II. Tanda dan Gejala

1. Respon fisik yang mungkin ditemukan :

a. Sering napas pendek

b. Nadi dan tekanan darah naik

c. Mulut kering

d. Anoreksia

e. Diare atau konstipasi

f. Gelisah

g. Berkeringat

h. Tremor

i. Sakit kepala

j. Sulit tidur

2. Respon kognitif

a. Lapang persepsi menyempit

b. Tidak mampu menerima rangsang luar

c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

3. Respon perilaku dan emosi

a. Gerakan tersentak-sentak

b. Bicara berlebihan dan cepat

c. Perasaan tidak aman


III. Intervensi Generalis

Individu

a. Tujuan

1) Pasien mampu mengenal ansietas

2) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi

3) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi


ansietas

b. Tindakan keperawatan

1) Bina hubungan saling percaya

Dalam membinahubungan saling percaya perludipertimbangkan agar pasien merasa


aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :

a) Mengucapkan salam terapeutik

b) Berjabat tangan

c) Menjelaskan tujuan interaksi

d) Membuat kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

2) Bantu pasien mengenal ansietas:

a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya

b) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas

c) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas

d) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

3) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan control dan rasa percaya diri:
a) Pengalihan situasi

b) Latihan relaksasi

(1) Tarik napas dalam

(2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot

c) Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari )

4) Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul

Keluarga

a. Tujuan

1) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya

2) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas

3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas

4) Keluarga mampu mempraktekan cara merawatpasien dengan ansietas

5) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas

b. Tindakan keperawatan

1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas, serta tandadan gejala

3) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas

4) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan teknik
relaksasi :

a) Mengalihkan situasi

b) Latihan relaksasi: napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot

c) Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)


5) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan bagaimana dan
merujuk pasien

Terapi aktifitas kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC.2013


Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan : Buku Pertama.PT.Refika Aditama : Jakarta.
Smeltzer, S. & Bare, G., (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 vol 2..EGC :
Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, ed 3, jilid 2. Jakarta: Aesculapius

Gunawan, Lany. 2008.Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi.Yogyakarta : Kanisius.

Satuan Asuhan Keperawatan Jiwa

Anda mungkin juga menyukai